TUJUAN PERCOBAAN
II.
TEORI PENDAHULUAN
Alat ukur induksi merupakan alat ukur ynag momen geraknya ditimbulkan oleh suatu
fluks magnit dan arus bolak-blik. Alat lazim untuk mengukur energi (KWh meter)
walaupun ada juga untuk arus maupun tegangan.
Arus energi mempunyai dua fluks magnet yang dihasilkan dari suatu arus mengalir
pada kumparan. Kedua magnet fluks tersebut memotong piringan.
Piringna dipotong oleh 2 fluks magnet 1 dan 2 pada titik P1 dan P2. Fluks ke-1 1
menyebabkan arus pusar 1 (I1). Arus pusar ini melalui titik P2. Interaksi yang terjadi
antara I1 dan 1 menyebabkan momen gerak I (Mg1). Demikian juga 2 menyebabkan
momen arus pusar 2 (I2) yang melalui P1 dan interaksi arus pusar 2 (I2) dan fluks 2
(2) menyebabkan momen gerak 2 (Mg2).
E1 = w .
Bila impedansi lintasan arus pusar sebesar Z maka harga efektif arus pusar :
l1 = el / z = w / z . 1 ................................................................
(1)
Arus pusar ini berbeda sudut fasanya terhadap tegangan induksi sebesar . Demikian
juga di 2 dimana tegangan E2 tertinggal 90 terhadap 2 dan I2 tertinggal terhadap
E2 sudut fasanya antara I1 dan 2 adalah 90 - + .
Mg1 = K. 1. 2 Cos (90 - + )
(2)
(3)
Sin Cos
(4)
2.
Tipe Feraris
...
(5)
Harga IR dan IL sebanding dengan arus I dan juga sebanding dengan tegangan V.
Untuk Amperemeter :
Sin Cos
Mg = K. I2.
(6)
Momen lawan Me = S.
=
I2
Sin Cos
(7)
Untuk Voltmeter :
KV2
Mg =
=
2.
V2
Sin Cos
Sin Cos
..
(8)
...
(9)
(a)
Gambar 4. shaped P
Mg = K t s
Sin Cos
..........
(10)
I2
Sin Cos
Sin Cos
..
(11)
..
(12)
Untuk Voltmeter
Mg = KV2
Sin Cos
Sin Cos
V2
..
(13)
..
(14)
adalah letak
(15)
totalperputaran
energi
Dengan :
(16)
V I Cos
= K V I Cos
(17)
Daya beban :
P = V I Cos
..
(!8)
Dimana :
V
: tegangan beban
: arus beban
: frekuensi
III.
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
Tegangan supply hanya boleh dipasang bila sudah disetujui oleh asisten.
3.
4.
Catat tegangan, arus, dan daya yang terukur oleh alat ukur tersebut!
5.
Hitunglah waktu yang ditempuh untuk setiap perputaran piringan pada KWh
meter dengan jumlah putaran yang telah ditentukan oleh asisten!
6.
7.
V.
DATA PENGAMATAN
VI.
I
(A)
-
I
(A)
-
Cos
0,8
0,8
0,8
0,8
Cos
0,8
0,8
0,8
0,8
t
(Sekon)
31, 50
83, 88
61, 23
76, 80
t
(Sekon)
17, 05
11,79
10, 30
06, 43
PENGOLAHAN DATA
Mencari Nilai I
a. Untuk rangkaian seri, kita mencari nilai hambatan pada lampu terlebih dahulu. Karena
1 lampu memerlukan daya maksimum sebesar 100watt dan tegangan yang dibaca oleh
voltmeter untuk 1 lampu adalah 220, maka resistansi pada 1 lampu sebesar R=V 2/P =
2202/100 = 484.
I seri yang di peroleh = V/Rseri
Seri
- Dengan Kwh Meter.
* Untuk beban 1 lampu
3600 3600
114.29 / s
t
31.5
3600 3600
42.92 / s
t
83.88
3600 3600
58.79 / s
t
61.23
3600 3600
47.37 / s
t
76
Paralel
- Dengan Kwh Meter
* Untuk beban 2 lampu
3600 3600
162.16 / s
t
22.20
3600 3600
241.12 / s
t
14.93
3600 3600
327.27 / s
t
11.00
429.08 / s
t
8,39
A. Seri
1.427 / Ws
P
80.08
1.059 / Ws
P 39.952
2.198 / Ws
P
26.752
2.361 / Ws
P 20.064
B. Paralel
N 162.16
1.012 / Ws
P 160.16
* Untuk Beban 3 lampu
N 241,12
1.004 / Ws
P 240.24
* Untuk Beban 4 lampu
N 327.27
1.022 / Ws
P 320.32
* Untuk Beban 5 lampu
N 429.08
1.072 / Ws
P
400.4
Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus
pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus.
Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh
beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (KWh, kilowatt
jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda
gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan KWh yang
terkalibrasi dalam desimal. Redaman piringan diberikan oleh dua magnit permanen
kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar,
magnit-magnit permanen mengindusir arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini
bereaksi dengan medan magnit dari magnit-magnit permanen kecil dan meredam
gerakan piringan. Kalibrasi alat ukur watt jam dilakukan pada kondisi beban penuh
yang diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh,
kalibrasi terdiri dari pengaturan posisi magnit-magnit permanent kecil agar alat ukur
membaca dengan tepat. Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen tegangan
dari medan menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan beban.
Kompensasi kesalahan diperoleh dengan menyisipkan sebuah kumparan pelindung
atau pelat diatas sebagian kumparan tegangan dengan membuat alat ukur bekerja pada
10% beban yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur pada kedua posisi ini biasanya
menghasilkan pembacaan yang memuaskan untuk semua bebanbeban lainnya. Sebuah
alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada gambar berikut.
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam fasa
banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang sama
seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai
rangkaian maghnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan
secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total
tiga fasa yang dipakai.
Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaannya dalam
satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang
sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan denganbeberapa kondisi beban seperti : beban
dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai
dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik
DC dirumuskan sebagai :
P= V . I
dimana :
= daya (Watt)
= tegangan (Volt)
= arus (Amper)
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase,
dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos f
dimana :
V
I
cos f
cos f
= faktor daya
atau
P = v3 V.I. cos f
dimana:
V
cos f
= faktor daya
yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan
secara seri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan
membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan noninduktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus
menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan
tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil
dari wattmeter.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2.Error akibat induktansi kumparan tegangan.
3.Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.
4.Error karena medan liar.
5.Error karena arusEddy.
Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter danvoltmeter
induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi
hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer
dapat
searah.Kelebihan
dipakai
dan
baik
dengan
keterbatasan
suplai
wattmeter
listrik
bolak
induksi
yaitu
balik
atau
wattmeter
IX.
ANALISA DATA
Pada percobaan jika rangkaiannya diparalelkan lampu akan menyala lebih terang
daripada rangkaian yang dihubung seri. Hal ini dikarenakan tegangan pada setiap
komponen jika diparalelkan besarnya sama. Berbeda dengan rangkaian seri. Jika
rangkaian dipasang seri maka tegangan pada setiap komponennya berbeda- beda atau
terbagi. Hal tersebut yang mengakibatkan lampu pada rangkaian seri lebih redup
X.
KESIMPULAN
Prinsip kerja alat ukur induksi adalah memanfaatkan momen gerak untuk memutar
piringan yang ditimbulkan oleh suatu fluks magnit dan arus bolak-balik.
Alat ukur induksi dibagi 2 yaitu tipe feraris dan shaded pole. Secara fisik tipe feraris
memiliki 2 pasang kumparan dan tipe shaded pole memakai piringan dab satu
Ada beberapa cara pengukuran daya dengan menggunakan alat ukur induksi yaitu:
1. Untuk pengukuran daya dapat menggunakan wattmeter atau metoda 3 Voltmeter
dan 3 Amperemeter.
2. Untuk Pengukuran daya tiga fasa dapat menggunakan metoda Aron Hubung
bintang dan metoda Aron Hubung Delta.
XI.
DAFTAR PUSTAKA