Anda di halaman 1dari 18

I.

TUJUAN PERCOBAAN

Mengetahui prinsip kerja alat ukur.

Mengetahui tipe-tipe alat ukur induksi.

Mengetahui prinsip kerja Wattmeter dan KWh meter.

Membandingkan hasil pengukuran dari tipe alat ukur induksi.

Mengenal pengukuran daya dengan menggunakan alat ukur induksi.

Mengenal metode pengukuran daya dan membandingkan.


.

II.

TEORI PENDAHULUAN
Alat ukur induksi merupakan alat ukur ynag momen geraknya ditimbulkan oleh suatu
fluks magnit dan arus bolak-blik. Alat lazim untuk mengukur energi (KWh meter)
walaupun ada juga untuk arus maupun tegangan.
Arus energi mempunyai dua fluks magnet yang dihasilkan dari suatu arus mengalir
pada kumparan. Kedua magnet fluks tersebut memotong piringan.
Piringna dipotong oleh 2 fluks magnet 1 dan 2 pada titik P1 dan P2. Fluks ke-1 1
menyebabkan arus pusar 1 (I1). Arus pusar ini melalui titik P2. Interaksi yang terjadi
antara I1 dan 1 menyebabkan momen gerak I (Mg1). Demikian juga 2 menyebabkan
momen arus pusar 2 (I2) yang melalui P1 dan interaksi arus pusar 2 (I2) dan fluks 2
(2) menyebabkan momen gerak 2 (Mg2).

Gambar 1. Prinsip AUI

Tegangan efektif yang terjadi :

E1 = w .

Bila impedansi lintasan arus pusar sebesar Z maka harga efektif arus pusar :
l1 = el / z = w / z . 1 ................................................................

(1)

Arus pusar ini berbeda sudut fasanya terhadap tegangan induksi sebesar . Demikian
juga di 2 dimana tegangan E2 tertinggal 90 terhadap 2 dan I2 tertinggal terhadap
E2 sudut fasanya antara I1 dan 2 adalah 90 - + .
Mg1 = K. 1. 2 Cos (90 - + )

(2)

Beda sudut fasa antara I2 dan 2 adalah 90 + + .


Mg2 = K. 1. 2 Cos (90 + + )

(3)

Resultan kedua momen tersebut menyebabkan berputarnya piringan :


Mg = Mg1 Mg2
Mg = K. 1. 2

Sin Cos

(4)

Untuk mendapatkan momen gerak yang besar diusahakan :


1.

Sin = 1 : maka beda fasa sudut antara 1 dan 2 adalah 90.

2.

Cos = 1 : maka ada beda sudut fasa antara I dan E.

Ada 2 macam yipe AUI, yaitu :


1.

Tipe Feraris

Seperti dalam gambar terpasang 2 pasang kumparan. Pasangan kumparan pertama


dihubungkan seri dengan induktor besar . Kedua pasang kumparan tersebut
dihubungkan dengan tegangan yang sama. Arus yang mengalir pada kumparan
pertama (IR) mempunyai beda sudut fasa sebesar terhadap arus kumparan kedua (IL),
harga hampir mendekati 90.
Fluksi yang timbul akan merupakan medan putar, medan putar ini akan menyebabkan
arus pusar pada motor. Dan interaksi medan putar dengan arus pusar akan
mengakibatkan, momen gerak yang memutar rotor-rotor tersebut akan berputar searah
putaran medan putar seperti KWh meter. Tetapi bila rotor tersebut mendapat momen
lawan berupa pegas maka rotor tersebut akan berhenti pada saat terjadi keseimbangan.
Dimana :
V : Tegangan sumber
I

: Arus yang melalui I seri dengan R

IL : Arus yang melalui kumparan 2 seri dihasilkan L


R : Fluksi magnetik yang menghasilkan IR
L : Fluksi magnetik yang menghasilkan IL
ER : Tegangan induksi karena R
EL : Tegangan induksi karena L
IER : Arus pusar karena ER
IEL : Arus pusar karena EL
Momen gerak yang ditimbulkan adalah :
Mg = K.1. 2 Sin Cos
Mg = K. IR. IL Sin Cos

...

(5)

Harga IR dan IL sebanding dengan arus I dan juga sebanding dengan tegangan V.
Untuk Amperemeter :

Sin Cos

Mg = K. I2.

(6)

Momen lawan Me = S.
=

I2

Sin Cos

(7)

Untuk Voltmeter :
KV2

Mg =
=
2.

V2

Sin Cos

Sin Cos

..

(8)

...

(9)

Tipe Shaded Pole


Pada tipe ini memakai piringan dan satu kumparan yang menimbulkan fluks magnet.
Agar sistem ini terdapat 2 fluks yang mempunyai beda fasa tertentu, maka fluks utama
tersebut dibagi dua dengan membagi pada intinya.
Untuk membuat beda fasanya, di salah satu dari bagian inti yang terbagi dua tersebut
ditambah cincin/ring tembaga. Keadaan ini disebut Shaded Pole.

(a)

Gambar 4. shaped P

Momen gerak yang ditimbulkan :

Mg = K t s

Sin Cos

..........

(10)

t dan s sebanding dengan I untuk Amperemeter dan juga sebanding dengan V


untuk Voltmeter.
Untuk Amperemeter
Mg = K. I2.
=

I2

Sin Cos
Sin Cos

..

(11)

..

(12)

Untuk Voltmeter
Mg = KV2

Sin Cos

Sin Cos

V2

..

(13)

..

(14)

Prinsip Wattmeter dan KWh meter induksi adalah sama, perbedaannya

adalah letak

ada tidaknya momen lawan. KWh meter tidak menggunakan pegas


sebagai momen lawan sehingga piringan akan terus berputar. Jumlah putaran tersebut
akan menunjukkan energi yang diukur. Untuk lebih jelas lagi lihat gambar konstruksi
dasar KWh meter 1 fasa induksi.
Sistem penggerak terdiri dari dua kumparan. Kumparan pertama dihubungkan dengan
tegangan yang disebut dengn kumparan tegangan dan kumparan yang kedua
dihubungkan dengan arus disebut kumparan arus.
Kumparan tegangan mempunyai jumlah lilitan yang banyak sehingga arus (I v) yang
dihasilkan akan mempunyai beda sudut hampir 90 terhadap tegangan. Untuk KWh
meter momen pengereman yang besarnya sebanding dengan kecepatan putarnya.
N = K V I Cos

Total Putaran = K. energi

(15)

Kons tan ta( K )

totalperputaran
energi

Dengan :

Gambar 5. Diagram vektor

Dari persamaan (11) Wattmeter 1 = v ; 2 dan = - (lihat diagram vector)


Mg = K v 1

Sin (-). Cos

Karena v sebanding dengan V dan 1 dan sebanding dengan I serta f, z dan .


Maka :
Mg = K V I Cos

(16)

Momen lawan karena pegas Me = S


=

V I Cos

= K V I Cos

(17)

Daya beban :

P = V I Cos

..

(!8)

Dimana :
V

: tegangan beban

: arus beban

: sudut fasa beban

: sudutnya fasa antara Iv dengan V

: frekuensi

: impedansi arus pusar

v : fluksi akibat arus Iv


i : fluksi akibat arus Ii
Ev : tegangan induksi akibat v
Ei : tegangan induksi akibat i
Ipv : arus pusar akibat v
Ipi : arus pusar akibat i

III.

: sudut fasa antara v dan i

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

IV.

KWh meter...................................................................1 Buah


Amperemeter...............................................................1 Buah
Power Supply 0-30 Volt...............................................1 Buah
Voltmeter......................................................................1 Buah
Stopwatch.....................................................................1 Buah
Lampu..........................................................................6 Buah
Kabel jumper................................................................Secukupnya

PROSEDUR PERCOBAAN

1.

Rangkaikan alat ukur tersebut sesuai gambar!

2.

Tegangan supply hanya boleh dipasang bila sudah disetujui oleh asisten.

3.

Hubungkan rangkaian dengan tegangan supply sebesar 220 V!

4.

Catat tegangan, arus, dan daya yang terukur oleh alat ukur tersebut!

5.

Hitunglah waktu yang ditempuh untuk setiap perputaran piringan pada KWh
meter dengan jumlah putaran yang telah ditentukan oleh asisten!

6.

Ulangi langkah 4 dan 5 untuk setiap beban yang berbeda!

7.

V.

Beban dirangkai seri


Beban dirangkai paralel
Catat hasil pengamatan pada tabel 1!

DATA PENGAMATAN

VI.

Untuk beban seri


Beban
V
(Watt)
(Volt)
100
220
200
220
300
220
400
220

I
(A)
-

Untuk beban parallel


Beban
V
(Watt)
(Volt)
200
220
300
220
400
220
500
220

I
(A)
-

Cos
0,8
0,8
0,8
0,8

Cos
0,8
0,8
0,8
0,8

t
(Sekon)
31, 50
83, 88
61, 23
76, 80
t
(Sekon)
17, 05
11,79
10, 30
06, 43

PENGOLAHAN DATA

Mencari Nilai I
a. Untuk rangkaian seri, kita mencari nilai hambatan pada lampu terlebih dahulu. Karena
1 lampu memerlukan daya maksimum sebesar 100watt dan tegangan yang dibaca oleh

voltmeter untuk 1 lampu adalah 220, maka resistansi pada 1 lampu sebesar R=V 2/P =
2202/100 = 484.
I seri yang di peroleh = V/Rseri

*Untuk beban 1 lampu


I= V/R
= 220/484 = 0.455A
*Untuk beban 2 lampu
I = 220/968 =0.227A
*Untuk beban 3 lampu
I = 220/1452 = 0.152A
*Untuk beban 4 lampu
I = 220/1936 = 0.114A
b. Pada rangkaian paralel, tegangan pada setiap hambatan (lampu) adalah sama sehingga
arus yang diperoleh tiap cabang memiliki besar yang sama yaitu I = V/R paralel =
220/484 = 0.455A. karena tiap cabang memiliki arus yang sama, kita dapat
memperoleh arus totalnya tergantung dari jumlah lampu (beban).
*Untuk beban 2 lampu
I = 2*0.455 = 0.91A
*Untuk beban 3 lampu
I = 3*0.455 = 1.365A
*Untuk beban 4 lampu
I = 4*0.455 = 1.82A
*Untuk beban 5 lampu
I = 5*0.455 = 2.275A

Seri
- Dengan Kwh Meter.
* Untuk beban 1 lampu

3600 3600

114.29 / s
t
31.5

* Untuk beban 2 lampu

3600 3600

42.92 / s
t
83.88

* Untuk beban 3 lampu

3600 3600

58.79 / s
t
61.23

* Untuk beban 4 lampu

3600 3600

47.37 / s
t
76

Paralel
- Dengan Kwh Meter
* Untuk beban 2 lampu

3600 3600

162.16 / s
t
22.20

* Untuk beban 3 lampu

3600 3600

241.12 / s
t
14.93

* Untuk beban 4 lampu

3600 3600

327.27 / s
t
11.00

* Untuk beban 5 lampu


3600 3600
N

429.08 / s
t
8,39

A. Seri

*) Untuk beban 1 lampu


P = V.I cos
= 220.0,455 .0,8
= 80,08Watt
*) Untuk beban 2 lampu
P = V.I cos
= 220.0,227 .0,8
= 39,952 Watt
*) Untuk beban 3 lampu
P = V.I cos
= 220.0,152 .0,8
= 26,752 Watt
*) Untuk beban 4 lampu
P = V.I cos
= 220.0,114.0,8
= 20,064 Watt

Untuk Beban 1 lampu


N 114.29

1.427 / Ws
P
80.08

Untuk Beban 2 lampu


N
42.92

1.059 / Ws
P 39.952

Untuk Beban 3 lampu


N
58.79

2.198 / Ws
P
26.752

Untuk Beban 4 lampu


N
47.37

2.361 / Ws
P 20.064

B. Paralel

* Untuk beban 2 lampu


P = V.I cos
= 220.0,91.0,8
= 160,16 Watt
*) Untuk beban 3 lampu
P = V.I cos
= 220. 1,365 .0,8
= 240,24 Watt
*) Untuk beban 4 lampu
P = V.I cos
= 220.1,82 . 0,8
= 320,32 Watt
*) Untuk beban 5 lampu
P = V.I cos
= 220 . 2,275 . 0,8
= 400,4 Watt
* Untuk Beban 2 lampu

N 162.16

1.012 / Ws
P 160.16
* Untuk Beban 3 lampu

N 241,12

1.004 / Ws
P 240.24
* Untuk Beban 4 lampu

N 327.27

1.022 / Ws
P 320.32
* Untuk Beban 5 lampu

N 429.08

1.072 / Ws
P
400.4

VIII. TUGAS AKHIR

Cara kerja KWh meter


Elemen alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada gambar dibawah dalam bentuk
skema. Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan
dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam
dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian magnit. Sebuah piringan aluminium
ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan
arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan
tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan
menyebabkannya berputar.
Konstruksi Watt Jam (KWH) Meter

Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus
pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus.
Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh
beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (KWh, kilowatt
jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda
gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan KWh yang
terkalibrasi dalam desimal. Redaman piringan diberikan oleh dua magnit permanen
kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar,
magnit-magnit permanen mengindusir arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini
bereaksi dengan medan magnit dari magnit-magnit permanen kecil dan meredam
gerakan piringan. Kalibrasi alat ukur watt jam dilakukan pada kondisi beban penuh
yang diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh,
kalibrasi terdiri dari pengaturan posisi magnit-magnit permanent kecil agar alat ukur
membaca dengan tepat. Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen tegangan

dari medan menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan beban.
Kompensasi kesalahan diperoleh dengan menyisipkan sebuah kumparan pelindung
atau pelat diatas sebagian kumparan tegangan dengan membuat alat ukur bekerja pada
10% beban yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur pada kedua posisi ini biasanya
menghasilkan pembacaan yang memuaskan untuk semua bebanbeban lainnya. Sebuah
alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada gambar berikut.

Bagian Mekanik KWH Meter Tipe Induksi Dan Elektromekanik

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban


Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban
Stator
Piringan Aluminium Rotor
Rotor brake magnets
Spindle dengan worm gear
Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan 10000.dials berputar searah jarum
jam
Meter induksi elektromekanik beroperasi dengan menghitung putaran dari cakram
aluminium yang dibuat berputar dengan kecepatan proporsional dengan power yang
digunakan. Alat ini mengkonsumsi power yang kecil sekitar 2 watts. Cakram metalik
bekerja dengan dua kumparan. Kumparan satu disambungkan dengan sebuah benda
yang menghasilkan flux magnetik yang proporsional dengan tegangan dan kumparan
kedua disambungkan dengan benda yang menghasilkan flux magnetik yang
proporsional dengan arus. Keadaan ini menghasilkan eddy currents di cakram dan
efeknya adalah gaya yang digunakan dalam cakram proporsional dengan hasil arus

dan tegangan. Magnet permanen menggunakan gaya berlawanan yang proporsional


dengan kecepatan rotasi cakram, hal ini menyebabkan sebuah pengereman yang
menyebabkan cakram berhenti berputar. Tipe meter yg didiskripsikan di atas
digunakan pada AC fasa tunggal. Perbedaan konfigurasi antara fasa tunggal dan tiga
fasa adalah terletak adanya tambahan kumparan tegangan dan arus.
Contoh Meter Induksi Elektromekanik

Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam fasa
banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang sama
seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai
rangkaian maghnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan
secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total
tiga fasa yang dipakai.

Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaannya dalam
satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang
sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan denganbeberapa kondisi beban seperti : beban
dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai
dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik
DC dirumuskan sebagai :
P= V . I
dimana :

= daya (Watt)

= tegangan (Volt)

= arus (Amper)

Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase,
dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos f
dimana :
V

= tegangan kerja (Volt)

I
cos f

= Arus yang mengalir ke beban (Amper)


= faktor daya

Pada sistem tiga phase :


P = 3 V.I. cos f
dimana :
V

= tegangan phase netral (volt)

= arus yang mengalir kebeban (Amper)

cos f

= faktor daya

atau
P = v3 V.I. cos f
dimana:
V

= tegangan antar phase (Volt)

= arus yang mengalir ke beban (Amper)

cos f

= faktor daya

Macam- macam Wattmeter


Wattmeter analog terdiri dari 2 tipe yaitu wattmeter tipe elektro dinamometer,
wattmeter tipe induksi.
Wattmeter eletrodinamik
Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi elektro dinamometer tipe
ammeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit

yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan
secara seri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan
membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan noninduktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus
menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan
tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil
dari wattmeter.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2.Error akibat induktansi kumparan tegangan.
3.Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.
4.Error karena medan liar.
5.Error karena arusEddy.
Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter danvoltmeter
induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi
hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer

dapat

searah.Kelebihan

dipakai

dan

baik

dengan

keterbatasan

suplai

wattmeter

listrik

bolak

induksi

yaitu

balik

atau

wattmeter

induksimempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai


peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannyaadalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan
oleh pengaruhsuhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P= U x I x C
Dimana :
U

= pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter

= pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)

= faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter

IX.

ANALISA DATA
Pada percobaan jika rangkaiannya diparalelkan lampu akan menyala lebih terang
daripada rangkaian yang dihubung seri. Hal ini dikarenakan tegangan pada setiap
komponen jika diparalelkan besarnya sama. Berbeda dengan rangkaian seri. Jika
rangkaian dipasang seri maka tegangan pada setiap komponennya berbeda- beda atau
terbagi. Hal tersebut yang mengakibatkan lampu pada rangkaian seri lebih redup

daripada rangkaian paralel.


Pada hubung seri jika diberi beban maka daya yang dibutuhkan akan lebih sedikit dan
putaran piringan akan semakin lambat, sehingga energi yang dibutukan lebih sedikit.
Berbeda dengan hubung paralel jika beban ditambah daya yang dibutuhkan akan
semakin besar dan perputaran akan semakin cepat sehingga energi yang dibutuhkan
semakin besar. Kesimpulannya untuk memperkecil pengeluaran energi hubung seri
lebih tepat untuk dipakai.

X.

KESIMPULAN

Prinsip kerja alat ukur induksi adalah memanfaatkan momen gerak untuk memutar

piringan yang ditimbulkan oleh suatu fluks magnit dan arus bolak-balik.
Alat ukur induksi dibagi 2 yaitu tipe feraris dan shaded pole. Secara fisik tipe feraris
memiliki 2 pasang kumparan dan tipe shaded pole memakai piringan dab satu

kumparan yang memiliki fluks magnit.


Prinsip kerja Wattmeter dan KWHMeter induksi sama, perbedaannya adalah letak ada
atau tidaknya momen lawan. KWHMeter tidak menggunakan pegas sebagai momen
lawan sehingga piringan akan terus berputar. Jumlah putaran tersebut akan
menunjukkan energi yang diukur.

Ada beberapa cara pengukuran daya dengan menggunakan alat ukur induksi yaitu:
1. Untuk pengukuran daya dapat menggunakan wattmeter atau metoda 3 Voltmeter
dan 3 Amperemeter.
2. Untuk Pengukuran daya tiga fasa dapat menggunakan metoda Aron Hubung
bintang dan metoda Aron Hubung Delta.

XI.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai