Anda di halaman 1dari 8

ALAT UKUR INDUKSI

Makalah Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik

Dosen Pengampuh Ahmad Jaya.,M.T.

Disusun Oleh

M. Alfiansyah Putra (18.01.014.022)


Muhammad Faris Anwar (18.01.014.023)
Oktavia Safitri (18.01.014.025)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2018/2019
 Pengertian Alat Ukur Induksi
Induksi adalah suatu keadaan listrik hasil akibat adanya medan magnet yang bangkit
disekitar kumparan berarus listrik. Bila suatu konduktor ditempatkan dalam medan magnit
dari arus bolak-balik, maka arus-arus putar akan dibangkitkan didalam konduktor tersebut.
Medan-medan magnit dari arus-arus putar ini dan dari arus bolak-balik yang
menyebabkannya, akan memberikan interaksi yang menimbulkan momen gerak pada
konduktor; dan prinsip ini akan mendasari kerja daripada alat-alat ukur induksi.
Alat ukur induksi merupakan alat ukur ynag momen geraknya ditimbulkan oleh suatu
fluks magnit dan arus bolak-blik. Alat lazim untuk mengukur energi (KWh meter)
walaupun ada juga untuk arus maupun tegangan. Arus energi mempunyai dua fluks magnet
yang dihasilkan dari suatu arus mengalir pada kumparan. Kedua magnet fluks tersebut
memotong piringan.

 Macam Tipe Alat Ukur Induksi


Tipe Feraris

Seperti dalam gambar terpasang 2 pasang kumparan. Pasangan kumparan pertama


dihubungkan seri dengan induktor besar . Kedua pasang kumparan tersebut dihubungkan
dengan tegangan yang sama. Arus yang mengalir pada kumparan pertama (IR) mempunyai
beda sudut fasa sebesar  terhadap arus kumparan kedua (IL), harga  hampir mendekati
90.
Fluksi yang timbul akan merupakan medan putar, medan putar ini akan menyebabkan
arus pusar pada motor. Dan interaksi medan putar dengan arus pusar akan mengakibatkan,
momen gerak yang memutar rotor-rotor tersebut akan berputar searah putaran medan putar
seperti KWh meter. Tetapi bila rotor tersebut mendapat momen lawan berupa pegas maka
rotor tersebut akan berhenti pada saat terjadi keseimbangan.
Dimana :
V : Tegangan sumber I : Arus yang melalui I seri dengan R
IL : Arus yang melalui kumparan 2 seri dihasilkan L

R : Fluksi magnetik yang menghasilkan IR

L : Fluksi magnetik yang menghasilkan IL

ER : Tegangan induksi karena R EL : Tegangan induksi karena L


IER : Arus pusar karena ER IEL : Arus pusar karena EL
Momen gerak yang ditimbulkan adalah :

Mg = K.1. 2 Sin  Cos  Mg = K. IR. IL Sin  Cos 


Harga IR dan IL sebanding dengan arus I dan juga sebanding dengan tegangan V.
Untuk Amperemeter :

Mg = K. I2. Sin  Cos 

Momen lawan Me = S. = I2 Sin  Cos 


Untuk Voltmeter :

Mg = KV2 Sin  Cos  = V2 Sin  Cos 


Tipe Shaded Pole
Pada tipe ini memakai piringan dan satu kumparan yang menimbulkan fluks magnet.
Agar sistem ini terdapat 2 fluks yang mempunyai beda fasa tertentu, maka fluks utama
tersebut dibagi dua dengan membagi pada intinya.
Untuk membuat beda fasanya, di salah satu dari bagian inti yang terbagi dua tersebut
ditambah cincin/ring tembaga. Keadaan ini disebut Shaded Pole.

(a)

Momen gerak yang ditimbulkan :

Mg = K t s Sin  Cos 
t dan s sebanding dengan I untuk Amperemeter dan juga sebanding dengan V untuk
Voltmeter.
Untuk Amperemeter

Mg = K. I2. Sin  Cos  = I2 Sin  Cos 


Untuk Voltmeter

Mg = KV2 Sin  Cos  = V2 Sin  Cos 


Prinsip Wattmeter dan KWh meter induksi adalah sama, perbedaannya adalah letak
ada tidaknya momen lawan. KWh meter tidak menggunakan pegas
sebagai momen lawan sehingga piringan akan terus berputar. Jumlah putaran tersebut akan
menunjukkan energi yang diukur. Untuk lebih jelas lagi lihat gambar konstruksi dasar
KWh meter 1 fasa induksi.
Sistem penggerak terdiri dari dua kumparan. Kumparan pertama dihubungkan dengan
tegangan yang disebut dengn kumparan tegangan dan kumparan yang kedua dihubungkan
dengan arus disebut kumparan arus.
Kumparan tegangan mempunyai jumlah lilitan yang banyak sehingga arus (Iv) yang
dihasilkan akan mempunyai beda sudut hampir 90 terhadap tegangan. Untuk KWh meter
momen pengereman yang besarnya sebanding dengan kecepatan putarnya.

N = K V I Cos 
Total Putaran = K. energi
totalperputaran
Kons tan ta(K )=
Dengan : energi

Gambar Diagram vektor

Dari persamaan Wattmeter 1 = v ; 2 dan  =  -  (lihat diagram vector)


Mg = K v 1  Sin (-). Cos 

Karena v sebanding dengan V dan 1 dan sebanding dengan I serta f, z dan . Maka :

Mg = K V I Cos 

Momen lawan karena pegas Me = S  = V I Cos 

 = K V I Cos 

Daya beban : P = V I Cos 


Dimana :
V : tegangan beban I : arus beban

 : sudut fasa beban : sudutnya fasa antara Iv dengan V


F : frekuensi Z: impedansi arus pusar

v : fluksi akibat arus Iv i : fluksi akibat arus Ii

Ev : tegangan induksi akibat v Ei : tegangan induksi akibat i

Ipv : arus pusar akibat v Ipi : arus pusar akibat i

 : sudut fasa antara v dan i

 Faktor Kesalahan
a. Pengaruh Frekuensi
Alat ukur induksi sangat dipengaruhi oleh frekuensi, mengingat alat ukur ini hanya
untuk arus/tegangan bolak-balik saja. Dari persamaan 4 :
f
Mg = K. 1. 2 z Sin  Cos 
Faktor terpengaruh oleh frekuensi sebagai berikut :

*Z = √ R 2+ X 2 X = 2f.L

Dengan naiknya frekuensi, impedansi Z juga akan naik.

R
* Cos  = Z , dengan naiknya f, Z naik dan Cos  turun.

Ditinjau dari factor tersebut terlihat bahwa dengan naiknya frekuensi harga
momen akan mengecil.
b. Faktor Temperatur
Dengan naiknya temperatur, baik karena temperature luar maupun arus pusar akan
membesar impedansi Z seperti pada (a) dimana Z ini sangat berpengaruh pada momen
gerak dari alat ukur ini. Sebenarnya yang mempengaruhi kenaikkan harga Z tersebut
adalah tahanan R-nya. Kompensasi dapat dilakukan dengan tahanan shunt yang
mempunyai koefisien tahanan yang positif dan benar.

 Pengukuran Daya
Dalam pengukuran daya dengan menggunakan alat ukur induksi sumber
arus/tegangan harus bolak-balik.
P = V I Cos 

Ada beberapa cara pengukuran daya dengan menggunakan alat ukur induksinya
diantaranya :
1. Pengukuran Daya Satu Fasa
Dengan menggunakan Wattmeter
Suatu Wattmeter satu fasa dapat langsung mengukur daya yang diserap beban,
karena semua besaran arus dan Cos  sydah tercakup di dalamnya. Rangkaian pengkuran
dengan Wattmeter satu fasa dapat dilihat pada gambar dengan daya yang diukur adalah :
P = E I Cos 

Gambar Rangkaian pengukuran daya bolak-balik satu fasa dengan watt meter.

Kesalahan pada Wattmeter satu fasa antara lain adalah disebabkan oleh sifat induktif
kumparan tegangan. Hal ini menyebabkan arus yang mengalir pada kumparan tegangan
tidak sefasa dengan tegangan yang diukur.
Metoda 3 Voltmeter dan 3 Amperemeter
Pengukuran satu fasa dapat dilakukan memakai 3 Voltmeter (lihat gambar 8) dari
diagram vector didapat :
V1 = V2 + V3 + 2V2 + V3 Cos 
Karena itu daya pada beban dapat dihitung dengan rumus :

V 32−V 22 −V 21
PL = 2R

Gambar Pengukuran daya 1 fasa dengan 3 voltmeter dan diagram vektor metoda 3
amperemeter.

Pengukuran daya satu fasa dapat juga dilakukan dengan menggunakan 3


Amperemeter.

Gambar Pengukuran daya 1 fasa dengan 3 amperemeter dan diagram vektor.

Dari diagram vector didapat : I1 = I2 +I3 + 2 I2 + I3 Cos 


Dan daya yang dapat dihitung dengan rumus :
R 2 2 2
( I −I −I )
PL = 2 3 2 1

2. Pengukuran Daya Tiga Fasa


Metoda ini lazim disebut metoda Aron, dimana tegangan diambil kedua Wattmeter
adalah tegangan-tegangan fasa-fasa dengan menggunakan 2 Wattmeter dapat diukur daya
tiga fasa pengukuran dari beban balik hubungan delta () maupun hubungan bintang (Y).
Pengukuran daya tiga fasa tersebut dengan menjumlahkan dua buah pengukuran yang
ditunjukkan oleh Wattmeter P1 dan P2, maka

Gambar pengukuran metoda aron hubung bintang

Gambar pengukuran metoda aron hubung delta.

Anda mungkin juga menyukai