Anda di halaman 1dari 16

MODUL III

PENGUKURAN DAYA LISTRIK

Nama: Muhammad Azmi Atsani (F1B021075)


Asisten: Yaris Saefi (F1B019143)
Tanggal Percobaan: 29 September 2022

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR – TEKNIK ELEKTRO – UNRAM
Abstrak
Praktikum pengukuran daya listrik, praktikum ini dilakukan untuk mengenal berbagai metode
pengukuran daya listrik dan mengetahui beberapa perbedaannya. Praktikum ini menggunakan empat
alat ukur yaitu voltmeter, amperemeter, wattmeter, dan lux meter. Dalam praktikum ini dilakukan 5
metode percobaan dan diperoleh kesimpulan bahwa pada metode voltmeter-amperemeter dan
amperemeter-voltmeter, jika daya beban semakin meningkat maka arus yang terukur akan semakin
meningkat sedangkan tegangan akan konstan karena terhubung langsung dengan sumber. Pada
metode 3 voltmeter, jika daya beban semakin meningkat maka voltmeter 1 akan menghasilkan
tegangan menurun karena terhubung paralel dengan beban, pada voltmeter 2 tegangan akan
meningkat karena mengukur nilai tegangan yang akan masuk pada beban dan pada voltmeter 3
tegangan akan konstan karena terhubung langsung dengan sumber. Pada metode 3 Amperemeter,
jika daya beban semakin meningkat maka arus pada amperemeter 1 akan meningkat karena
terhubung seri dengan beban, pada amperemeter 2 arus akan konstan karena mengukur arus dari
resistor, dan pada amperemeter 3 arus akan meningkat karena merupakan arus total dari
amperemeter 1 dan amperemeter 2. Pada metode wattmeter, nilai beban yang digunakan langsung
muncul pada skala wattmeter, intensitas cahaya beban yang terukur berbanding lurus dengan besar
daya, dan berbanding terbalik dengan jarak pengukuran..
Kata Kunci: Pengukuran, Daya listrik, Metode Pengukuran

3.1 PENDAHULUAN listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diperoleh dari pembangkit listrik atau
mengenal berbagai metode pengukuran daya penyimpan energi seperti baterai Perkalian
listrik dan untuk mengetahui beberapa arus dan tegangan efektif dalam rangkaian
perbedaan antara metode pengukuran yang AC dinyatakan dalam voltampere (VA) atau
digunakan. kilovoltampere (KVA). Satu KVA sama
dengan 1.000 VA. Daya yang berguna atau
3.2 DASAR TEORI daya nyata diukur dalam watt dan diperoleh
3.2.1 Daya Listrik jika voltampere dari rangkaian dikalikan
Daya listrik didefinisikan sebagai laju dengan faktor yang disebut dengan faktor
tahanan energy listrik dalam sirkuit listrik. SI daya. ( Melipurbowo , 2016 : 19).
daya listrik adalah watt yang menyatakan Berikut persamaan dari daya listrik :
banyaknya tegaangan listrik yang mengalir P=VxI
dalam rangkaian persatuan waktu (joel detik). Keterangan:
Arus listrik yang mengalir dala rangkaian P = Daya Listrik (Watt)
dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. V= Tegangan listrik (Volt)
Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam I= arus listrik (Ampere)
berbagai bentuk yang berguna, seperti panas
(seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti 3.2.2 Jenis - Jenis Daya
pada bola lampu), energi kinetik (motor a. Daya Aktif

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Daya aktif (active power) adalah daya Berikut persamaan dari daya semu :
yang terpakai untuk melakukan energi S=V.I
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Keterangan:
Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan S = Daya Semu (VA)
lain-lain. V = Tegangan (Volt)
Perhitungan daya aktif 1 phasa I = Arus (Ampere)
menggunakan persamaan berikut :
P = V. I . Cos φ (1 phasa) 3.2.3 Segitiga Daya
Sedangkan Perhitungan daya aktif 3 Segitiga daya merupakan segitiga yang
phasa menggunakan persamaan berikut : menggambarkan hubungan matematika
P = √ 3 . VL. IL . Cos φ (3 phasa) antara tipe- tipe daya yang berbeda
Keterangan : (Apparent Power, Active Power dan Reactive
P = Daya aktif (watt) Power) berdasarkan prinsip trigonometri.
V = Tegangan ( volt) (Meier, 2006)
I = Arus (ampere)
Cos φ = Faktor daya
VL = Tegangan jaringan (volt)
IL = arus jaringan (ampere)

b. Daya reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang
diperlukan untuk pembentukan medan
magnet. Dari pembentukan medan magnet Gambar 3.1 Segitiga Daya
maka akan terbentuk fluksmedan magnet.
Berikut persamaan dari macam-macam daya:
Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif
adalah transformator, motor, lampu pijar dan Daya aktif
lain – lain.Satuan daya reaktif adalah Var. P = V. I . Cos φ (1 phasa)
Persamaan untuk mendapatkan nilai P = √ 3 . VL. IL . Cos φ (3 phasa)
daya reaktif dalam sistem satu fasa adalah : Daya reaktif
Q = V . I . Sin φ (1phasa) Q = V . I . Sin φ (1phasa)
Sedangkan persamaan untuk
Q = √ 3 . VL . IL . Sin φ (3phasa)
mendapatkan nilai daya reaktif dalam sistem
Daya semu
tiga fasa adalah:
S=V.I
Q = √ 3 . VL . IL . Sin φ (3phasa)
Keterangan:
Keterangan: P = Daya Aktif (Watt)
Q = Daya Reaktif (VAR) Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt) S = Daya Semu (VA)
I = Arus (Ampere) V = Tegangan (Volt)
Cos φ = Faktor daya I = Arus (Ampere)
VL = Tegangan jaringan (Volt) Cos φ = Faktor daya
IL = Arus jaringan (ampere) VL = Tegangan jaringan (Volt)
IL = Arus jaringan (ampere)
c. Daya semu
Daya semu (Apparent Power) adalah 3.2.4 Faktor Daya
daya yang dihasilkan oleh perkalian antara Perbedaan fasa antara arus dan
tegangan root mean square (rms) dan arus tegangan disebut sudut fasa dan cosinus sudut
rms dalam suatu jaringan atau daya yang
fasa disebut faktor daya (cosφ ). Faktor daya
merupakan hasil penjumlahan trigonometri
merupakan suatu besaran yang dapat
daya aktif dan daya reaktif.Satuan daya nyata
dinyatakan sebagai perbandingan antara daya
adalah VA. (Fahmi.2014:107-108)

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


aktif dengan daya semu, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
P
Faktor Daya =
V .1
V . I cos φ
= c. Metode 3 volt meter
V .I
Watt
= (φ ¿
V .I
Dinamakan sudut fasa, sudut ini
menentukan kondisi tegangan mendahului
atau tertinggal terhadap arus. Untuk efesiensi
atau operasi diusahakan faktor daya ( Cosφ ¿
mendekati satu. (Ahmad, 2018 : 41)

3.2.5 Pengukuran Daya Gambar 3.4 Rangkaian Voltmeter


a. Metode Voltmeter- Amperemeter
Prinsip Voltmeter adalah Gaya
magnetik akan timbul dari interaksi antar
medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus
listrik. Semakin besar arus listrik yang
mengelir maka semakin besar penyimpangan
jarum yang terjadi. Alat ini dipasang secara
Gambar 3.2 Rangkaian Voltmeter- paralel karena tegangan pada rangkaian
Amperemeter paralel adalah sama besar.
Daya pada rangkaian arus adalah arus
searah ( DC, Direct Current) dapat diukur Berikut turunan rumusnya :
menggunakan alat ukur tegangan (volt) dan V 23 = V 21 + V 22 +2V 1 V 2 Cos θ
alat ukur arus ( Ampere ) yang di hubungkan
V 3 - V 2 - V 1 = 2V 1 V 2 Cos θ
2 2 2
voltmeter secara paralell dan ampere meter
secara seri.( A’ yan makhzuni , 2016 : 4). V 23 - V 22 - V 21 = 2V 1 IR Cos θ
2 2 2
V 3 - V 2 - V 1 = 2PR
b. Metode Amperemeter- Voltmeter
V 23−V 22−V 12
=P
2R
1 2 2 2
P= (V −V 2−V 1 ¿
2R 3

d. Metode 3 Amperemeter

Gambar 3.3 Rangkaian Voltmeter-


Amperemeter
Daya pada rangkaian arus adalah arus
searah ( DC, Direct Current) dapat diukur
menggunakan alat ukur tegangan (volt) dan
alat ukur arus ( Ampere ) yang di hubungkan
amperemeter secara seri dan voltmeter secara
paralell. Gambar 3.5 Rangkaian Amperemeter

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Amperemeter bekerja berdasarkan semakin jauh terhadap cahaya maka semakin
prinsip gaya magnetik (gaya Lorentz). Ketika kecil nilai yang akan ditunjukkan dan besar
arus mengalir melalui kumparan yang intensitas cahaya akan semakin berkurang,
dilingkupi oleh medan magnet, akan timbul begitu juga sebaliknya. Jika semakin dekat
gaya Lorentz yang menggerakkan jarum sumber cahaya maka intensitas cahaya yang
penunjuk. Apabila arus yang melewati di tunjukkan oleh luv meter akan semakin
kumparan besar, maka gaya timbul juga akan tinggi.
lebih besar. Sehingga penyimpangan jarum ( Nur Hudha Wijaya , 2021 :1)
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika arus tidak ada maka jarum
penunjuk akan kembali ke posisi semula.

Berikut turunan rumusnya: 3.2.7 Hubungan Tegangan Dan Arus


I 3 = I 1 + I 2 +2 I 1 I 2 Cos θ
2 2 2
Terhadap Daya
Daya listrik berbanding lurus dengan
I 23 - I 22 - I 21 = 2 I 1 I 2 Cos θ
nilai tegangan (v) dan arus (A) yang akhirnya
2 2 2 V jika nilai tegangan dan arus semakin besar
I 3 - I 2 - I 1 = 2I 1 Cos θ
R maka daya juga semakin besar begitu pula
2 2 2 P sebaliknya. Apa bila arus dan tegangan
I3 - I2 - I1 = 2
R semakin kecil maka daya juga semakin kecil.
R 2 2 2 Berdasarkan hubungan tersebut sehingga
( I - I - I ¿=P rumus dari daya listrik adalah:
2 3 2 1
P = V.I
R 2 2 2
P = (I 3 - I 2 - I 1 ¿ Dimana:
2 P = Daya (Watt)
V = Tegangan ( V)
e. Metode Watt meter I = Arus (A)

3.3 METODOLOGI
3.3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
Voltmeter ( 1009 ) : 3 buah
Wattmeter : 1 buah
( DW6163 )
Amperemeter (1009) : 3 buah
Gambar 3.6 Rangkaian watt meter Luxmeter (PM6612) : 1 buah
Panel Percobaan : 1 buah
Alat ukur ini untuk mengetahui Konektor : Secukupnya
besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt Slid Resistor (2791) : 1 buah
meter terdapat spole 1 belitan arus dan spoel Beban Lampu : Secukupnya
atau belitan tegangan, sehingga secara
penyambungan watt meter pada umumnya 3.3.2 Langkah Percobaan
merupakan kombinasi cara penyambungan a. Metode Voltmeter – Amperemeter
volt meter dan ampere meter. Gambar rangkaian

3.2.6 Lux Meter


Lux meter merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
pada satu ruang tertentu. Untuk mengetahui
besarnya intensitas cahaya, diperlukan sensor
yang peka terhadap cahaya. Jika sensor jarak

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Gambar Rangkaian
Gambar 3.7 RangkaianVoltmeter-
Amperemeter

Gambar 3.8 Rangkaian Amperemeter-


Voltmeter

Langkah percobaan (Flowchart) Langkah percobaan (Flowchart)

b. Metode Amperemeter – Voltmeter c. Metode 3 Voltmeter

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Gambar Rangkaian

Gambar 3.9 Rangkaian 3 Voltmeter

Langkah percobaan (Flowchart)

d. Metode 3 Amperemeter
Gambar Rangkaian

Gambar 3.10 Rangkaian 3 Amperemeter

Langkah Percobaan (Flowchart)

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Langkah Percobaan (Flowchart)

3.4 Hasil dan Analisa


a. Metode Voltmeter-Amperemeter
Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran Metode
Voltmeter – Amperemeter
No Beban Tegangan Arus
1 85 233 0.358
2 125 233 0.541
3 185 233 0.795
e. Metode 3 Wattmeter Perhitungan data pertama
Gambar Rangkaian Diketahui :
V = 233 volt
I = 0.358 A
Ditanyakan :
a.Phitung= ……….?
b.% Error = ……..?
Jawab:
a.Phitung = V. I
= 233 . 0,358
Gambar 3.11 Rangkaian 3 Wattmeter = 83,414 watt

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


P hitung−P beban
b.% Error = | | x
Phitung
Berdasarkan grafik 3.12 diatas dapat
100%
dianalisa bahwa ketika nilai daya beban
83,414−85 semakin besar, nilai tegangan akan tetap
=| | x 100%
83,414 konstan karena voltmeter disusun secara
= 1,9 % paralel dengan sumber, sehingga yang terukur
Untuk hasil perhitungan data selanjutnya merupakan tegangan sumber.
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Data Hasil perhitungan metode Grafik Hubungan Arus Terhadap
Beban
Voltmeter – Amperemeter
1 0.759
0.541

Arus (A)
0.5 0.358

0
85 125 185
Beban

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dianalisa Arus


bahwa semakin besar beban yang digunakan,
maka nilai arus yang didapatkan juga akan Gambar 3.13 Grafik hubungan antara arus
semakin besar. Sementara nilai tegangannya terhadap beban
konstan karena terhubung langsung dengan
sumber.Ketika nilai beban semakin besar Berdasarkan Gambar 3.13 di atas dapat
maka nilai daya hitung yang dihasilkan juga dianalisa bahwa semakin besar nilai daya
semakin besar. Nilai daya berbanding lurus maka nilai arus yang dihasilkan juga akan
dengan nilai arus dan tegangan sesuai dengan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
persamaan persamaan :
P= V.I P
I=
Persen error yang dihasilkan semakin V
kecil karena selisih dari daya beban dan daya
hitung. Selain itu hal ini juga bisa disebabkan Grafik Hubungan Beban Terhadap
Phitung
karena kurangnya ketelitian sehingga terjadi
kesalahan dalam membaca alat ukur, atau 185.235
Phitung (Watt)

200
kepresisian alat yang kurang, sesuai dengan 126.053
150 83.414
persamaan: 100
50
Phitung−Pbeban 0
% Error = | |x 85 125 185
Phitung
100% Beban

Grafik Hubungan Tegangan


Terhadap Beban Phitung

300 233 233 233


Tegangan (V)

Gambar 3.14 Grafik hubungan antara beban


200
terhadap Phitung
100
0
85 125 185 Berdasarkan grafik 3.14 diatas dapat
Beban dianalisa bahwa apabila nilai beban semakin
besar, maka nilai Phitung juga akan semakin
Tegangan besar. Hal ini dikarenakan semakin besar
nilai arus dan tegangan, nilai daya hitungnya
Gambar 3.12 Grafik hubungan antara akan semakin besar juga, sesuai dengan
tegangan terhadap beban persamaan

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


P= V.I sumber. Ketika nilai beban semakin besar
maka nilai daya hitung yang dihasilkan juga
semakin besar. Nilai daya berbanding lurus
dengan nilai arus dan tegangan sesuai dengan
persamaan
b. Metode Amperemeter-Voltmeter P= V.I
Tabel 3.3 Data Hasil Pengukuran Metode Persen error yang dihasilkan semakin
Amperemeter-Voltmeter kecil karena selisih dari daya beban dan daya
No Beban Tegangan Arus hitung, selain itu hal ini juga bisa disebabkan
1 85 233 0.355 karena kurangnya ketelitian sehingga terjadi
kesalahan dalam membaca alat ukur, atau
2 125 233 0.538
kepresisian alat yang kurang. sesuai dengan
3 185 233 0.789 persamaan
Phitung−Pbeban
Perhitungan data pertama % Error = | | x 100%
Diketahui : Phitung
V = 233 volt Grafik Hubungan Tegangan
I = 0.355 A Terhadap Beban
Ditanyakan :
a.Phitung= ……….? 300 233 233 233

Tegangan (V)
b.% Error = ……..? 200
Jawab: 100
a.Phitung =V. I 0
85 125 185
= 233 . 0,355
Beban
= 82,715 watt

P hitung−P beban Tegangan


b.% Error = | |x
Phitung Gambar 3.15 Grafik hubungan antara
100% tegangan terhadap beban
82,715−85
= | | x 100% Berdasarkan grafik 3.15 diatas dapat
82,715
dianalisa bahwa ketika nilai daya beban
= 2,7 %
semakin besar, nilai tegangan akan tetap
Untuk hasil perhitungan data
konstan karena voltmeter disusun secara
selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah
paralel dengan sumber, hal ini mengakibatkan
ini:
niali tegangan akan tetap konstan walaupun
Tabel 3.4 Data Hasil perhitungan metode nilai daya naik atau turun.
Voltmeter – Amperemeter Grafik Hubungan Arus Terhadap
Beban

1 0.789
0.538
Arus (A)

0.5 0.355

0
85 125 185
Beban
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dianalisa
bahwa semakin besar beban yang digunakan, Arus
maka nilai arus yang didapatkan juga akan Gambar 3.16 Grafik hubungan antara arus
semakin besar. Sementara nilai tegangannya terhadap beban
konstan karena terhubung langsung dengan

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Berdasarkan Gambar 3.16 di atas dapat Jawab:
dianalisa bahwa semakin besar nilai daya 1
maka nilai arus yang dihasilkan juga akan a. Phitung= (V32 -V22 - V12)
2R
semakin besar. Hal ini sesuai dengan 1
persamaan : = (2292 – 1202 – 1082)
2 x 500
P
I= 1
V = (52.441-14.400-11.664)
1000
Grafik Hubungan Beban Terhadap 1
Phitung = (26.377)
183.837 1000
Phitung (Watt)

200 125.354 =26,3watt


82.715
100
0 P−P hitung
85 125 185 b. % Error = | | x 100%
P
Beban
85−26,3
= | x 100%
Phitung 85
Gambar 3.17 Grafik hubungan antara beban = 69%
terhadap Phitung Untuk hasil perhitungan data selanjutnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Berdasarkan grafik 3.17 diatas dapat Tabel 3.6 data hasil dan perhitungan
dianalisa bahwa apabila nilai beban semakin percobaan Metode 3 Voltmeter
besar, maka nilai Phitung juga akan semakin
besar. Hal ini dikarenakan semakin besar
nilai arus dan tegangan, nilai daya hitungnya
akan semakin besar juga, sesuai dengan
persamaan

P= V.I
Berdasarkan tabel 3.6 diatas, dapat
c. Metode 3 Voltmeter. dianalisa bahwa, semakin besar nilai daya
Tabel 3.5 data hasil percobaan Metode 3 beban, maka nilai daya hitung yang
Voltmeter dihasilkan juga akan semakin besar. Nilai
No Beban V1 V2 V3
tegangan pada V1 semakin menurun
(Watt) (Volt) (Volt) (Volt)
1 85 108 120 229 dikarenakan V1 mengukur nilai tegangan
yang berada dalam beban, yang dimana arus
2 125 77 115 229 dalam beban akan terbagi karena beban
dirangkai secara paralel. Kemudian nilai V2
3 185 49 178 229
semakin besar dikarenakan V2 mengukur
R = 500 Ω nilai tegangan yang akan masuk pada beban
Perhitungan sampel data pertama sehingga arus pada beban belum terbagi.
1 Kemudian nilai V3 akan konstan dikarenakan
Phitung= (V32 -V22 - V12) V3 dihubungkan langsung dengan beban
2R
secara parallel, persamaan yang digunakan
Diketahui :
yaitu :
V3 = 229 volt
V2 = 120 volt P
V=
V1 = 108 volt I
R = 500 ohm Nilai Pitung terlihat semakin menurun
Ditanyakan : berbanding terbalik dengan daya yang
a.Phitung = ……………..? semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan
b.Error = ….………….? dengan persamaan :

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


1 Gambar 3.19 Grafik Hubungan Tegangan (V2)
Phitung = (V 2 −V 22−V 21 ).
2R 3 terhadap Beban
Nilai persen error terlihat semakin
Berdasarkan grafik 3.19 diatas dapat
meningkat , hal ini dapat disebabkan karena
dianlisa bahwa nilai V2 semakin besar ketika
selisih dari daya hitung dan daya ukur serta
nilai beban semakin besar. Hal ini
kesalahan dalam membaca alat ukur, maupun
dikarenakan V2 mengukur nilai tegangan
kepresisian alat yang kurang sehingga
yang akan masuk ke beban sebelum
dibuktikan menggunakan rumus error
terjadinya pembagian arus pada beban. Hal
sebagai berikut: ini sesuai dengan persamaan
P−Phitung
% Error = | | x 100%
P P
V=
I
Grafik Hubungan Beban Terhadap Grafik Hubungan Beban Terhadap
V1 V3
Tegangan (V1)

150 108
77 300 229 229 229

Tegangan (V3)
100 49
50 200
0 100
85 125 185
0
Beban 85 125 185
Beban
V1
Gambar 3.18 Grafik Hubungan Tegangan (V1) V3
terhadap Beban
Gambar 3.20 Grafik Hubungan Tegangan (V3)
Berdasarkan grafik 3.18 di atas dapat terhadap Beban
dianalisa bahwa nilai V1 semakin menurun
Berdasarkan grafik 3.20 diatas dapat
saat nilai beban semakin meningkat.Sehingga
dianalisa bahwa nilai tegangan V3 konstan.Hal
dapat dikatakan bahwa nilai V1 berbanding
ini disebabkan karena V3 menghitung
terbalik dengan nilai beban.Hal ini
tegangan yang datang dari sumber karena V3
disebabkan oleh adanya pembagian arus pada
terhubug langsug secara paralel dengan
beban karena beban disusun secara paralel.
sumber.
V1 mengukur nilai tegangan yang berada
dalam beban saat terjadi pembagian arus Grafik Hubungan Beban terhadap
sehingga nilai tegangan semakin kecil. hal ini daya hitung
sesuai dengan persamaan
30 24.3 22.4
P 18.3
20
Phitung

V=
I 10
0
Grafik Hubungan Beban Terhadap 85 125 185
V2 Beban
178
Tegangan (V2)

200 155
120
Phitung
100
Gambar 3.21 Grafik Daya Hitung terhadap
0
85 125 185 Beban
Beban
Berdasarkan grafik 3.21 diatas dapat
dianalisa bahwa ketika nilai daya beban
V2
makin besar maka nilai daya hitung yang

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


dihasilkan akan semakin kecilr, artinya nilai Tiga Amperemeter
daya hitung berbanding terbalik dengan nilai
daya beban. Hal ini dapat dibuktikan dengan
persamaan :

1
Ph = ( V32 - V22 - V12). Berdasarkan tabel 3.8 diatas dapat
2R
dianalisa bahwa semakin besar nilai daya
d. Metode 3 Amperemeter beban, maka nilai daya hitung yang
Tabel 3.7 data hasil percobaan Metode 3 dihasilkan akan semakin besar, nilai I1
Amperemeter semakin besar karena I1merupakan arus yang
No Beban I1 I2 I3 berasal dari beban, nilai I2 terlihat konstan
(Watt) karena I2 terhubung secara langsung dengan
1 85 0,354 0,457 0,82
resistor sehingga I2 mengukur nilai arus pada
2 125 0,535 0,456 1
3 185 0,788 0,456 1,25 resistor, dan nilai I3 semakin besar karena
R = 500 Ω merupakan arus total dari I1 dan I2.
Perhitungan sampel data pertama . Nilai daya hitung berbanding lurus
R 2 2 2 dengan nilai daya beban, sesuai dengan
Phitung = (I3 - I2 - I1 ) persamaan :
2
Untuk data pertama
R 2 2 2
Ph = ( I3 - I2 - I1 ) .
Diketahui : 2
I1 = 0,354 A . Kemudian nilai persen error terlihat
I2= 0,457 A fluktuatif, hal ini disebabkan oleh selisih daya
I3= 0,82 A hitung dan daya ukur, kemudian kesalahan
R =500 dalam membaca alat ukur, atau tingkat
kepresisian alat yang kurang.Persentase error
Ditanyakan : dapat di cari dengan rumus :
a. Phitung = ………….? Pbeban−P hitung
% Error = | | x
b. % error = …………? Pbeban
100%
Jawab:
Grafik Hubungan beban terhadap I1
R
a. Phitung = (I32 - I22 - I12 )
2
1 0.788
500 0.535
Arus (I1)

= (0,822 –0,4572 –0,3542 ) 0.5 0.354


2
500 0
85 125 185
= (0,6724–0,2088–0,1253)
2
Beban
=250 (0,3383)
=84,57 watt
I1

Pbeban−P hitung Gambar 3.22 Grafik Hubungan beban terhadap


b. % Error = | | x I1
Pbeban
100% Berdasarkan grafik 3.22 diatas dapat
85−84,57 dianalisa bahwa nilai beban berbanding lurus
= | | x 100%
85 dengan nilai arus, dimana semakin besar nilai
= 0,5% beban maka nilai arus juga akan semakin
Untuk hasil perhitungan data selanjutnya besar sesuai dengan persamaan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.8 data hasil dan percobaan Metode

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


P
I1= Grafik Hubungan Daya hitung
V terhadap beban
183.4
200
Grafik Hubungan beban terhadap I2 126.45

Phitung
85.57
100

0.6 0.45 0.45 0.45 0


85 125 185
Arus (I2)

0.4
0.2 Beban
0
85 125 185 Phitung
Beban Gambar 3.25 Grafik Hubungan daya hitung
terhadap beban
I2
Berdasarkan grafik 3.25 diatas dapat
Gambar 3.23 Grafik Hubungan beban
dianalisis bahwa semakin besar nilai daya
terhadap I2
bebannya, maka nilai daya hitungnya akan
semakin besar. Dapat dikatakan bahwa nilai
Berdasarkan grafik 3.23 diatas dapat
daya beban berbanding lurus dengan nilai
dianalisa bahwa nilai I2 terlihat konstan.Hal
daya hitung, hal ini sesuai dengan persamaan
ini dikarenakan I2 terhubung langsung ke
resistor sehingga I2 mengkur arus yang R 2 2 2
Ph = ( I3 - I2 - I1 )
mengalir dari resistor. Hal ini dapat 2
dinyatakan dalam rumus
V 4.5 Metode Wattmeter
I2= Tabel 3.9 Data Hasil Percobaan Metode
R
Wattmeter
Grafik Hubungan beban terhadap
I3
1.5 1.25
0.82 1
Arus (I3)

1
0.5
0 Menghitung dengan menggunakan data
85 125 185
pertama :
Beban
Diketahui :
I3 Phitung= 105 watt
P = 85 watt
Gambar 3.24 Grafik Hubungan beban
Dit :
terhadap I3
% Error = …………….?
Berdasarkan grafik 3.24 diatas dapat
Jawab:
dianlisa bahwa nilai beban berbanding lurus
Pbeban−Phitung
dengan nilai arus, dimana semakin besar nilai % Error = ¿ ∨¿ x
beban maka nilai I3 juga akan semakin besar. Pbeban
Hal ini sesuai dengan persamaan 100%
P 85−84
I3= =¿ ∨¿ x 100%
V 85
Nilai I3 juga lebih besar dari nilai I1 = 1,2 %
dan I2 karena nilai I3 merupakan nilai I total. Untuk hasil perhitungan data selanjutnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.10 Data Hasil Percobaan Metode
Wattmeter

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


wattmeter nya semakin besar pula, sebaliknya
pun begitu. Di mana nilai daya hitung
wattmeter berbanding lurus dengan nilai
bebannya.

Grafik Hubungan Beban Terhadap


Intensitas Cahaya
Berdasarkan tabel 3.10 diatas dapat
dianalisa bahwa, nilai daya yang diukur pada
wattmeter tidak konstan, bisa lebih besar dan 423
600

Intensitas Cahaya
dan bisa lebih kecil disebabkan oleh beban 500 277
lampu yang mungkin sudah tidak presisi 400 171.3
atapun ketidak presisian dari alat yang di 300 140.5
200 96.1
gunakan. Selisih antara beban yang 100 67.3
digunakan dengan daya ukur yang didapat 0
85 125 185
tidak terlalu jauh, hal ini disebabkan oleh
kurang presisinya alat yang digunakan
Beban
sehingga menimbulkan persen error pada
data pertama sebesar 2.3% , sesuai dengan 2m 1m
persamaan:
Pbeban−Phitung
% Error = ¿ ∨¿ x
Pbeban Gambar 3.27 Grafik Hubungan Beban terhadap
100% Intensitas Cahaya
Pada tabel di atas juga dapat dilihat Dari grafik 3.27 di atas dapat dilihat
bahwa intensitas cahaya berbanding lurus bahwa pengaruh besar beban dan jarak
dengan daya yang digunakan, semakin besar terhadap intensitas cahaya, di mana antara
daya yang digunakan maka nilai intensitas jarak dan intensitas cahaya berbanding
cahaya yang didapat semakin besar. Nilai terbalik, jika semakin jauh jaraknya maka
Intensitas cahaya yang didapat pada jarak 1 intensitas cahaya akan semakin kecil. Antara
m lebih besar dibanding nilai pengukuran beban dengan intensitas cahaya berbanding
pada jarak 2 m. Hal ini dikarenakan nilai lurus dimana ketika semakin kecil daya
pengukuran berbanding terbalik dengan jarak intensitas cahaya semakin kecil.
pengukuran. Semakin jauh jarak Luxmeter
dari sumber cahaya,maka semakin kecil nilai
yang terukur pada Luxmeter.
5. Kesimpulan
Grafik Hubungan Beban Terhadap
Phitung 1. Pada metode voltmeter-amperemeter,
data perhitungan tegangan pada
183
200 rangkaian bernilai sama namun
127
83 berbeda pada pengukuran arus. Jika
Phitung

100 beban semakin besar makan arus juga


0 akan semakin besar sedangkan
85 125 185 tegangan tidak terpengaruh karena
Beban nilanya berasal langsung dari sumber.
P =VxI

Phitung 2. Pada metode amperemeter-voltmeter,


data perhitungan arus dan tegangan
Gambar 3.26 Grafik Hubungan Beban
pada rangkaian bernilai sama.
terhadap Phitung Sehingga apabila nilai beban yang
Berdasarkan grafik 3.26 di atas dapat diberikan semakin besar maka nilai
diketahui bahwa apabila nilai daya beban arus akan tetap sama, sedangkan
semakin besar, maka nilai dari daya hitung

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


tegangan tidak terpengaruh karena Fahmi, Hakim. 2014. “Analisis Kebutuhan
nilanya berasal langsung dari sumber. kapasitor bank beserta implementasi
P =VxI nya Untuk Memperbaiki Faktor
3. Pada metode 3 voltmeter diketahui Daya Listrik DiPoliteknik Kota
bahwa semakin besar nilai beban Malang”.
maka nilai pada voltmeter pertama
(V1) akan semakin kecil, pada Melipurbowo B G. 2016. Pengukuran Daya
voltmeter kedua (V2) akan semakin Listrik Real Time Dengan
besar, dan pada voltmeter ketiga (V3) Menggunakan Sensor Arus ACS.712.
nilai tegangannya konstan karena Politeknik Negeri Semarang.
berasal langsung dari tegangan
sumber. Makhzun A, Y, dkk. 2016. Pengukuran Daya.
1 Jurusan Teknik Elektro. Fakultas
Phitung = (V32-V22-V11).
2R Teknik. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
4. Pada metode 3 amperemeter diketahui
bahwa nilai arus pada amperemter Meier, Alexander Von. 2006. Electric Power
pertama (I1) dan amperemeter ketiga
System.
(I3) akan semakin besar seiring beban
naik sedangkan nilai arus pada
Wijaya, Nur Huda. 2021. Lux Meter Sebagai
amperemeter kedua (I2) konstan
karena nilai arus tersebut adalah nilai Alat Ukur Intensitas Cahaya Lampu
arus pada hambatan 500 ohm Operasi Berbasi Arduino Udo R3.
R 2 2 2 Jurnal ecotipe. Vol 8. No 1.
. Phitung ¿ (I −I −I )
2 3 2 1

5. Pada metode pengukuran daya dengan


wattmeter diketahui bahwa nilai ukur
daya beban yang didapatkan hampir
sama dengan nilai beban. Besar daya
dan intensitas cahaya memiliki
hubungan yaitu semakin besar daya
maka semakin besar intensitas cahaya
yang terukur pada Lux meter.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Praktikum Besaran Listrik.
Laboraturium Listrik Dasar Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Mataram.

Dani, Ahmad. 2018. “Perbaikan Faktor Daya


Menggunakan Kapasitor sebagai
Kompensator Daya Reaktif(Studi
Kasus STT Sinar Husni)”. Jurnal
Teknik Elektro: Deli Serdang.
Sekolah Tinggi Teknologi Sinar
Husni.

Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075


Modul 3 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022/F1B021075

Anda mungkin juga menyukai