Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERCOBAAN III
PENGUKURAN DAYA LISTRIK

NAMA :Rosliana Hakim


NIM : F1B019128
KELOMPOK :20

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIKUNIVERSITAS
UNIVERSITAS MATARAM
2020

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


MODUL III
PENGUKURAN DAYA LISTRIK
Rosliana Hakim(F1B019128)
Asisten :Indra Tri Oktaviansyah (F1B017038)
Tanggal Percobaan: 1 Oktober 2020

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pengukuran daya listrik dengan sumber teganganAC. Pengukuran ini menggunakan
tiga alat ukur yaitu voltmeter, amperemeter, wattmeter, dan lux meter. Untuk
pengurkuran daya digunakan berbagai macam metode, yaitu metode voltmeter-
amperemeter, amperemeter-voltmeter, 3 voltmeter, 3 amperemeter, dan wattmeter.
Hasil dari berbagai metode yang ada akan dibandingkan dan dianalisa apa saja
perbedaan tersebut,dari kelima sub percobaan yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa metode Voltmeter-Amperemeter, setiap kenaikan nilai
beban,arus yang terukur meningkat. Pada metode 3 Voltmeter, nilai tegangan beban
yang digunakan terukur oleh Voltmeter 1. Pada metode 3 Amperemeter, nilai arus
beban yang digunakan oleh beban terukur oleh Amperemeter 1. Pada metode
Wattmeter, nilai beban yang digunakan langsung muncul pada skala Wattmeter,
intensitas cahaya beban yang terukur berbanding lurus dengan besar daya, dan
berbanding tebalik dengan jarak pengukuran.Uuntuk pembuktiannya digunakan
hasil data pengukuran menggunakan alat ukur dan perhitungan berdasarkan dasar
teori.

Kata kunci: metode, pengukuran, daya listrik

1. PENDAHULUAN Daya Listrik dibagi menjadi 3 bagian yaitu


Untukmengenalberbagaimetodepengukurandayalistrikd sebagaiberikut :
anmengetahuibeberapaperbedaannya.
Daya Nyata (P)
2. DASAR TEORI Daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh
2.1 Pengertian Daya Listrik beban resistif. Daya nyata menunjukan aliran energi
Daya Listrik merupakan energi yang diperlukan untuk listrik dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk
melakukan suatu usaha tiap satuan waktu. Maka bisa dikonversikan menjadi energi lain. Daya listrik pada
didefinisikan daya listrik adalah kecepatan aliran energi arus DC dirumuskan sebagai perkalian arus litrik
listrik pada satutitik jaringan listrik tiap satu satuan dengan tegangan.
waktu.Dengan satuan W(Watt) atau J/s (Joule/detik)
dalam SI, daya listrik menjadi besaran terukur adanya = ×
produksienergi listrik oleh pembangkit,maupun adanya
penyerapan energi listrikoleh beban listrik. Berikut ini Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi
adalah rumus yang digunakan untuk menghitung daya sedikit berbeda karena melibatkan faktor daya (Cos φ)
listrik Maka dapat ditulis sebagai berikut :

= Line to netral / 1 fasa: P = V .I . Cos φ


Line to line/ 3 fasa: P = √3 .V.I. Cos φ
Keterangan:
P= Daya(W) Keterangan :
W= Usaha (J) P = Daya Nyata (Watt)
t = Waktu (s) V = Tegangan (Volt)]
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)
MODUL 3Praktikum PBL 2020
Cos φ = Faktor Daya #=$ % & '%

Daya Semu (S) dimana berlaku hubungan:


Daya semu atau daya total (S) adalah hasil perkalian P = V x I x Cos Ø (Watt)
antara tegangan efektif (root-mean-square)
square) dengan arus S = V x I(VA)
efektif (root-mean-square) Q = V x I xSinØ (VAR)

S = Vrms x Irms 2.3. Pengukuran Daya DC


Daya pada rangkaian arus searah (DC, Direct Current)
Pada kondisi beban resistif tidak ada pergeseran grafik dapat diukur menggunakan alat ukur tegangan (Volt)
sinusoidal arus maupun tegangan, keseluruhan daya dan alat ukur arus (Ampere) yang dihubungkan. Dalam
total akan tersalurkan ke beban listrik sebagai daya pengukuran daya listrik arus searah (DC) dirumuskan
nyata, maka nilai dayaa semu (S) adalah sama dengan sebagai berikut :
daya nyata (P) Pada perhitungan daya semu pada 1
phase dan 3 phase dapat ditulis sebagai berikut :
Line to line/ 3 fasa : S = √3 x V x I

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar
ar (Ampere)

Daya Reaktif (Q) Gambar 2.2 Pengukuran pada Rangkaian DC

Satuan daya reaktif adalah volt-ampere


ampere reactive dan Dengan mempergunakan
an rangkaian pada gambar diatas,
disingkat dengan var. Daya reaktof,sebenarnya akan didapatkan:
bukanlah daya yang sesungguhnya melainkan daya ( = . ) & . )*
imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik Dimana,
sinusoidal arus dan tegangan listrik AC akibat adanya * =
beban reaktif. Nilai dari daya reaktif (Q) adalah sebesar Sehingga daya yang akan di ukur adalah:
sin φ dari daya total atau bisa ditulis dengan persamaan
: = %∙
.)
sehingga menjadi
Line to netral/ 1 fasa : Q = S x Sin φ
Line to line/ 3 fasa : Q = √3 x S x Sin φ = (∙ * , * )*
%

Dengan cara yang sama dari gambar rangkaian


Ket : pengukuran daya rangkaian DC diatas maka besarnya
Q = Daya reaktif (VAR) daya adalah sebagai berikut :
Sin φ = Faktor Daya %
(
S = Daya Total ( V x I ) = ∙ = (∙ * ,
)(
2.2 Segitiga Daya 2.4 Pengukuran Daya AC
Pengukuran Daya Rangkaian AC(arus bolak-
bolak
balik) dapat dilakukan menggunakan kombinasi
Voltmeter dan Amperemeter yang dikombinasikan.
Dalam arus bolak-balik
balik daya yang ada setiap saat
berubah sesuai denganwaktu. Daya dalam arus bolak-
bolak
balik merupakan daya rata-ratanya.
ratanya. Jika sedang dalam
kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu
dirumuskan :
Gambar 2.1 Segitiga Daya = ∙
Keterangan :
Daya nyata, daya reaktif, dan daya semu dapat P = Daya
dihubungkan ke dalam sebuah segitiga siku siku-siku V= Tegangan
dengan sisi miring sebagai daya semu, salah satu sisi I = Arus
siku sebagai daya nyata, dan sisi siku lainya sebagai
daya reaktif.Sehingga dapat disimpulkan bahwa :

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


Apabila sinyalnya sinusoidal dimana arus dengan Metode 3 Voltmeter
tegangan dalam fasanya maka dapat dituliskan sebagai
berikut :
V = Vmcos(wt&012
I = Imcos(wt & 0(2

Maka besar daya :


Gambar 2.4 Metode 3 Voltmeter
P = V x I = Vmcos(wt&012 x Imcos(wt & 0(2 Pada metode tiga alat pengukur volt, masing-masing
3 alat pengukur volt menunjukkan V1, V2, dan V3,
P = %ImVm[cos(2wt& 01 & 0(2 & cos (01 – 0(2 dimana V1 terhubung dengan beban, V3 terhubung
dengan arus AC, dan V2 terhubung dengan hambatan
Terdapat beberapa cara dalam pengukuran daya yaitu sehingga nilai dari V3 merupakan resultan dari V1 dan
sebagai berikut: V3 maka dapat ditulis:

%
Metode Voltmeter-Amperemeter
9 = %
3 & %
% &% 3 % :;< =
%
= 3 :;< = = 3 :;< =
)
3
= ( %, %
, %
32
%) 9 %

Metode 3 Amperemeter

Gambar 2.3 Metode Pemasangan Voltmeter dan


Amperemeter

Saat menggunakan alat-alatalat ukur ampere


maupun alat-alat ukur volt untuk mengukur arus beban Gambar 2.5 Metode 3 Amperemeter
maupun tegangan, terdapat dua cara pengukuran.
Dalam Gambar 2.3 ada dua jenis gambar yaitu gambar Pada metode tiga alat pengukur ampere, maka
2.3.a dan gambar 2.3.b. Dalam gambar 2.3.a alat bila masing-masing
masing alat pengukur ampere menunjukkan
pengukur ampere mengukur arus beban bebanI yang I1, I2, I3yang dipasang seri dengan sumber arus, beban
sebenarnya, akan tetapi alat ukur volt tersebut dan hambatan,maka:
memperlihatkan jumlah dari tegangan antara tegangan
%
beban dan kerugian tegangan pada alat pengukur. Bila 9 = %
3 & %
% &% 3 % :;< =
tegangan beban disebut IR dan kerugian tegangan pada
= 3 :;< = = % ) 3 :;< =
alat pengukur amper adalah IRa, maka tegangan yang
diukur adalah: )
= ( %
9 , %
% , %
32
%
IR +I.Ra= I.(R+Ra)
Metode Wattmeter
Maka daya yang akan diukur adalah:
%
W=I2.R=Vv.Ia- * Alat ukur ini digunakan untuk menghitung
besarnya daya nyata (daya aya aktif). Pada wattmeter
Akan tetapi sebaliknya pada Gambar 2.3.b,
terdapat spoel/belitan arus dan spoel/belitan tegangan,
pengukur volt menujukkan tegangan beban V yang sehingga cara penyambungan wattmeter pada umumnya
sebenarnya akan tetapi pengukur ampere
merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter
memperlihatkan jumlah dari beban I dan arus Iv yang
dan amperemeter. Wattmeter terdiri dari 3 macam yaitu
melalui alat pengukur volt sehingga dengan demikian
ada wattmeterelektrodinamik atau elektrodinamometer,
menjadi:
wattmeter induksi, dan wattmeter digital.
3 3
Ia = & = 6 & 8 Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam
) )* ) )(
pengukuran daya. Dia dapat digunakan untuk
Maka daya yang akan diukur adalah: menunjukkan daya searah (DC) maupun bolak-balik
bolak
% (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan
d arus
(
W=V.I=Vv.Ia −
)( dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja.
Elektrodinamometer yang digunakan sebagai Voltmeter
MODUL 3Praktikum PBL 2020
20
atau Ampermeter terdiri dari kumparan-kumparan yang meter analog dan lux meter digital. Berikut
diam dan yang berputar dihubungkan secara seri, karena gambar lux meter.
itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila digunakan
sebagai alat ukur daya satu fasa, kumparan-kumparan
dihubungkan dalam cara yang berbeda seperti pada 3. METODOLOGI
gambar di bawah.
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Voltmeter (3
2. Wattmeter (1)
3. Amperermeter (3)
4. Panel Percobaan (1)
5. Konektor (Secukupnya)
6. Resistor (1)
7. Lux meter (1)
8. Power Supply 1 Phase (1)
9. Beban Lampu
10. proteus
Gambar 2.6 Metode Wattmeter
3.2 Langkah Percobaan
Seperti diperlihatkan pada gambar di atas, alat
ukur dari tipe elektrodinamis mempunyai satu pasang 3.2.1 Metode Voltmeter-Amperemeter
kumparan yaitu, kumparan yang tetap dan satu
kumparan yang berputar, sedangkan alat penunjuknya Gambar Rangkaian
akan berputar melalui suatu sudut yang berbanding
lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui
kumparan tersebut.

2.5 Proteus
Proteus adalah sebuah software untuk
mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi
pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik
diupgrade ke PCB shingga sebelum PCBnya di cetak
kita akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak sudah Gambar 3.2.1.1 Rangkaian Percobaan I
benar atau tidak. Proteus mengkombinasikan program
ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan
program ARES untuk membuat layout PCB dari
skematik yang kita buat. Software ini bagus digunakan
untuk desain rangkaian mikrokontroller. Proteus juga
bagus untuk belajar elektronika seperti dasar2
elektronika sampai pada aplikasi mikrokontroller.
Software ini jika di install menyediakan banyak contoh
aplikasi desain yang disertakan sehingga kita bisa
belajar dari contoh2 yang sudah ada.

2.6 Lux Meter


Lux meter adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat
pencahayaan. Lux meter sering digunakan pada
bidang arsitektur, industri, dan lain-lain.
Besarnya intensitas cahaya perlu untuk
diketahui. Untuk mengetahui intensitas cahaya
maka diperlukan sebuah sensor yang peka dan
linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak
antara sumber cahaya ke sensor maka akan
semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter.
Lux meter ini terdiri dari dua jenis yaitu lux

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


Langkah Percobaan

Langkah Percobaan

3.2.3 Metode 3 Voltmeter

Gambar Rangkaian

3.2.2 Metode Amperemeter-Voltmeter

Gambar Rangkaian

Gambar 3.2.3.1 Rangkaian Percobaan 3


Gambar 3.2.2.1 Rangkaian Percobaan 2 Langkah Percobaan
MODUL 3Praktikum PBL 2020
3.2.4 Metode 3 Amperemeter 3.2.5 Metode Wattmeter

Gambar Rangkaian Gambar Rangkaian

Gambar 3.2.5.1 Rangkaian Percobaan 5


Gambar 3.2.4.1 Rangkaian Percobaan 4 Langkah Percobaan
Langkah Percobaan

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


∑ > (W) V (V) I (A)
83 228,5 0,35
65 228,5 0,25
58 228,5 0,2

4.1.2Perhitungan Daya dan Persentase Error

 Diketahui:
C = 228,5 C
G = 0,35 I
 Ditanyakan:
JKLMNOP
%Error
 Penyelesaian:
JKLMNOP = C × G
= 228,5 × 0,35
= 79,975 U

∑ Z[\]^_`ab
%VWWXW = Y ∑Z
Y × 100%
83 , 79,975
=c c × 100%
83
= 3,64%

4.1.3Hasil Perhitungan

>? (18 W) >@ (25 W) >A (40 W)


No.
1 ON ON ON
2 OFF ON ON
3 ON OFF ON

JKLMNOP %VWWXW
∑ > (W) V (V) I (A)
(W) (%)
83 228,5 0,35 79,975 3,64
65 228,5 0,25 57,125 12,12
58 228,5 0,2 45,7 21,21

4.1.4Analisa

4. HASIL DAN ANALISIS Di metode volt-ampere meter dan ampere-volt meter,


voltmeter dimana dihubungkan paralel dan
4.1 METODE VOLTMETER-AMPEREMETER amperemeter dihubungkan secara seri pada rangkaian.
Dan daya yang dihasilkan olehrangkaian ini akan sama
4.1.1Data Hasil karena voltmeter akan mengukur tegangan dan
amperemeter akan mengukur arus hanya pada 1 beban.
No. >? (18 W) >@ (25 W) >A (40 W) Berdasarkan tabel hasil dan perhitungan dapat di
1 ON ON ON analisa bahwa semakin kecil beban yang diberikan
maka tegangan akan konstan karena tegangan yang
2 OFF ON ON
diukur merupakan tegangan sumber, sedangkanarus
3 ON OFF ON berbanding lurus terhadap beban sesuai dengan

MODUL 3Praktikum PBL 2020


persamaan P = V.I. dan dan dari persamaaan persen Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa
∑ Z[\]^_`ab
eroro %VWWXW = Y ∑Z
Y × 100% semakin kecil nilai daya pada beban maka nilai arus
yang mengalir juga akan semakin kecil, dimana sesuai
Persentase error yang didapatkan bernilai cukup dengan persamaan rumus daya ( P = V.I).
besar. Hal ini karena dipengaruhi oleh human
error.kesalahan dalam membaca alat ukur dan alat ukur Grafik 4.1.3Hubungan antara Daya Beban dan Daya
yang kurang baik. Hitung
Persentase error yang di dapatkan pada rangkaian Hubungan antara daya beban dengan daya hitung
tidak terlalu besar yairu bernilai 3,64%, 12,12% namun
100 80
pada rangkaian ke tiga cukup besar persentase errornya
80
bernilai21,21%.Hal ini bisa dibuktikan dengan 57.125

P hitung
60 45.7
persamaan rumus
40
JghgiO , JKLMNOP
%Error = ⎢ ⎢n 100
Jjkjlm 20
0
83 65 58
4.1.5 Grafik
P beban
Grafik 4.1.4.1Hubungan antara Daya Beban(watt) dan
Tegangan (volt)
Berdasarkan grafik di atas p loss yang terjadi itu
Hubungan antara Daya (watt) dengan Tegangan (V) berdasarkan humlah daya beban semakin besar
250 228.5 228.5 228.5 bebannya maka jumlah p loss nya akan semakin kecil
.dan dari persamaan persen erornya %VWWXW =
Tegangan (V)

200
150
∑ Z[\]^_`ab
100 Y ∑Z
Y × 100% di dapatkan semakin daya beban
50 naik maka persen erornya juga semakin kecil .
0
83 65 58
Daya Beban (W)
4.2 MetodeAmperemeter-Voltmeter
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa 4.2.1 hasil dan perhitungan
grafiknya konstan karean alat ukur voltmeter diukur a. hasil percobaan metode ampermeter volmeter
paralel dengan sumber listrik.Jadi semakin besar beban tabel 4.3 metode ampermeter dan volmeter
maka tegangannya konstan. no L1 L2 L3 Total V(volt) I (A)
(18w) (25w) (40w) beban

Grafik 4.1.4.2Hubungan antara Daya Beban dan Arus 1 On On on 83 228,5 0,35


2 Off on on 65 228,5 0,25
Hubungan antara Daya (W) dengan Arus (I) 3 on off on 58 228,5 0,2

0.4 0.35 Menghitung daya menggunakan rumus menghitung


0.35 daya menggunakan rumus :
0.3 0.25 P=V.I
0.25 0.2 Diketahui:
Arus (A)

0.2 V=228,9
0.15 I=0,35
0.1 P=83
0.05 Ditanyakan
a. P hitung
0
b. %error
83 65 58 Penyelesaian
a. Menghitung nilai daya (P)
Daya Beban (W)
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020
P1 hitung = V.I 300 233.9 233.9 233.9
=228,5 x 0,35

Tegangan(V)
=118,82 200
b.Menghitung nilai persentase error P 100
\KLMNOP[\? ghgiO
% Erro P =| | x 100%
\KLMNOP 0
@@p.q[pA
=| | x100% 83 65 58
@@p.q
Beban (Watt)
= 63.68%

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa


Tabel 4.4 Hasil perhitungan Metode Amperemeter- grafiknya konstan karena alat ukur voltmeter diukur
Voltmeter paralel dengan sumber listrik.Nilai yang didapatkan
tidak berubah karena supply dari PLN selalu stabil.
No Total V I Ph % Error
Beban (Volt) (Ampere)
(Watt)
Grafik perbandingan Beban dengan Arus
1. 83 228,5 0,35 80 63.68 0.4 0.35
0.25
0.3 0.2

Arus(A)
2. 65 228,5 0,25 57.1 71.5
0.2
3. 58 228,5 0,2 45.7 74.6
0.1
0
Pada percobaan metode Amperemeter-voltmeter
digunakan 1 alat ukur voltmeter dan amperemeter. Pada 83 65 58
voltmeter dirangkai paralel untuk mengukur tegangan Beban (Watt)
sumber danamperemeter dirangkai seri untuk mengukur
arus pada beban.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa daya hitung
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa
(Phitung) dengan metode pengukuran Amperemeter-
semakin kecil nilai daya pada beban maka nilai arus
Voltmeter berbanding lurus dengan arus (I). Semakin
yang mengalir juga akan semakin kecil, dimana sesuai
Besar nilai arus yang mengalir maka nilai daya yang
dengan persamaan rumus dayayaitu P = V.I
didapatkan akan semakin Besar juga. Jadinilai
beban/daya adalah berbanding lurus dengan nilai arus,
Grafik perbandingan Beban dengan Daya Hitung
hal ini sesuai dengan persamaan daya yaitu :
P = V.I 100 80
Daya Hitung (Watt)

Nilai tegangan sumber pada rangkaian konstan karena 57.1


45.7
diukur dari sumber dan nilainya tidak berubah. 50

Pada tabel di atas juga dapat dilihat ketika semakin 0


kecil beban yang digunakan maka daya hitung akan
semakin kecil. Terdapat selisih yang cukup jauh antara 83 65 58
daya hitung dengan beban digunakan yang Beban (Watt)
mengakibatkan nilai persen error pada data. Hal ini
sesuai dengan persamaanerrornya yaitu:
\KLMNOP[\? ghgiO
% Error P =| | x 100%
\KLMNOP Berdasarkan grafik di atas p loss yang terjadi itu
berdasarkan humlah daya beban semakin besar
Grafik perbandingan Beban dengan Tegangan
bebannya maka jumlah p loss nya akan semakin kecil
.dan dari persamaan persen erornya %VWWXW =
∑ Z[\]^_`ab
Y ∑Z
Y × 100% di dapatkan semakin daya beban

naik maka persen erornya juga semakin kecil .

MODUL 3Praktikum PBL 2020


4.3 METODE 3 VOLTMETER 4.3.4 Analisa

4.3.1Data Hasil Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa


ketika daya beban yang diberikan semakin kecil, maka
No. >? (18 W) >@ (25 W) >A (40 W) tegangan pada V1 akan semakin naik dan tegangan
1 ON ON ON pada V2 akan semakin menurun sementara tegangan
2 OFF ON ON
pada V3 bernilai tetap, hal ini dikarenakan tegangan V3
berasal dari tegangan sumber listrik dan diukur paralel
3 ON OFF ON
dengan sumber listrik Tegangan V1 semakin kecil
dengan bertambahnya beban. Hal ini dikarenakan beban
∑ > (W) C? (V) C@ (V) CA (V) r (Ω2 dipasang secara paralel dengan arusnya terbagi dan
83 142 85,86 229 tegangannya menurun. Adapun error disebabkan
65 156 71,12 229 307,5 karena adanya selisih antara Pbeban dan Phitung dan
juga kesalahan Human error dan tingkat akurasi alat
58 164 64,48 229
masih kurang, hal ini disebabkan oleh kurang presisinya
alat yang digunakan sehingga menimbulkan persen
4.3.2 Perhitungan Daya dan Persentase Error error pada data pertama sebesar 51,2% , sesuai dengan
persamaan:
\[\K
 Diketahui: % Error= | | x 100%
\
C? = 142 C
C@ = 85,86 C >? (18
>@ (25 W) >A (40 W) ∑ > (W)
CA = 229 C
No.
W)
r = 307,9 Ω
1 ON ON ON 83
 Ditanyakan:
JKLMNOP 2 OFF ON ON 65
%Error
3 ON OFF ON 58
 Penyelesaian:
?
JKLMNOP = ( 2(CA@ , C@@ , C?@ 2
@t
1
=( 2(229@ , 85,86@ , 142@ 2 Grafik 4.3.4.1 Hubungan antara Daya Beban dan C?
2 × 307,5
= 40, 5 U Hubungan antara Daya (W) dengan Teganagan1(V)
∑ Z[\]^_`ab
%VWWXW = Y Y × 100%
∑Z
170 164
165
83 , 40,5
=c c × 100% 160 156
83
= 51,2%
155
V1 (V)

150 142
145
140
135
130
83 65 58
4.3.3 Hasil Perhitunga Daya Beban (W)
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa seiring
∑> JKLMNOP %Erro
N dengan penurunan beban, nilai tegangan pada V1
(W C? (V) C? (V) C? (V) (W) r (%)
O ) berkurang atau semakin kecil, Dimana sesuai dengan
?
85,8 40,5 51,2% persamaan Phitung = (V32-V22-V12).
1 83 142 229 @t
6
71,1 37,47 42,35
2 65 156 229
2 %
64,4 34,78 40,03 Grafik 4.3.4.2Hubungan antara Daya Beban dan C@
3 58 164 229
8 %

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


Hubungan antara Daya (W) dengan Teganagan 2 40.5
(V) 42
40
37.47
38

Daya (W)
100 85.86 34.78
36
71.12 64.48 34
80
32
60
V2 (V)

30
40 83 65 58
20 Daya Beban (W)

0 Berdasarkan grafik di atas p loss yang terjadi


83 65 58 itu berdasarkan humlah daya beban semakin besar
Daya Beban (W) bebannya maka jumlah p loss nya akan semakin kecil

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa seiring .dan dari persamaan persen erornya %VWWXW =
dengan penurunan beban, nilai tegangan pada V2 ∑ Z[\]^_`ab
Y ∑Z
Y × 100% di dapatkan semakin daya beban
menurun atau semakin kecil.Hal ini sesuai dengan
w w w
uv [ux [uw
persamaan P = . naik maka persen erornya juga semakin kecil .
@y

Grafik 4.3.4.3 Hubungan antara Daya Beban dan CA


Hubungan antara Daya (W) dengan Teganagan 3 Hubungan antara Pbeban dengan Phitung
(V)
45 40.5
Dayya Hitung(Watt)

37.47
229 229 229 40 34.78
250
35
200 30
150 140 120 100
V3 (V)

100 Beban(Watt)

50

0 Pada grafik tersebut dapat dianalisa bahwa nilai


daya htiung (Ph) berbanding lurus dengan beban yang
83 65 58 digunakan, semakin kecil beban yang digunakan maka
Daya Beban (W) daya hitung akan semakin kecil. Namun selisih
perbandingan nilai keduanya cukup besar sehingga
Sebagaiamana pada grafik yang di atas, bisa persen errornya pun cukup besar.
dicermati bahwa jumlah tegangan pada V3 bernilai
tetap yaitu 229 volt. . Halini dikarenakan tegangannya
yang dihitung adalah tegangan yang berasal dari
tegangan sumber langsung dari PLN.

Grafik 4.3.4.4 Hubungan antara Daya Beban dan Daya


Hitung
Hubungan antara Daya beban (W) dengan Daya
(W)

MODUL 3Praktikum PBL 2020


4.4 METODE 3 AMPEREMETER JKLMNOP
G? (A) G(A) GA (A) r (Ω2 %VWWXW(%)
(W)
4.4.1Data Hasil
0,1 0,7 1,2 480 82,7
>? (18 W) >@ (25 W) >A (40 W) 84,7
424,1
No. 0,06 0,7 1,1 307,5
1 ON ON ON
0,04 0,7 1 372,1 84,4
2 OFF ON ON
3 ON OFF ON 4.4.4Analisa

∑ > (W) G? (A) G(A) GA (A) r (Ω2 Dari Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa arus I3
83 0,1 0,7 1,2 merupakan arus yang paling besar dibandingkan I1 dan
I2 karena I1 dan I2 merupakan percabangan arus sehigga
65 0,06 0,7 1,1 307,5
arusnya akan terbagi-bagi dari I3.I2 bernilai tetap karena
58 0,04 0,7 1 tahanannya dan tegangannya bernilai tetap.
Nilai I1dan I3 semakin kecil karena bebannya
4.4.2Perhitungan Daya dan Persentase Error semakin kecil sehingga daya listrik dan kuat arus yang
dibutuhkan beban semakin kecil.Sesuai dengan
t
Diketahui : persamaan Phitung = (GA@ , G?@ , G@@ 2. Jika nilai beban
@
I1 = 0,1 A turun maka Phitung yang dihasilkan juga akan semakin
turun juga,. Persentase error yang didapatkan bernilai
I2 = 0,7A kecil karena adanya daya yang hilang akibat tahanan
I3 = 1,2 A dalam dari alat ukur dan kabel.
•[•€•‚ƒ„…
% Error = | | x 100%
Ditanyakan : •
pA[}p~
Phitung= ? =| | x 100%
pA
%Error = - 4,783 %
Jawab:
r @
P hitung = (G , G@@ , G?@ 2
2 A  Grafik 4.4.4.1 Grafik hubungan antara beban
500 (watt) dengan arus pertama (ampere)
P hitung = (0,1@ , 0,7@ , 1,2@ 2
2
= 480 Watt
Hubungan antara Daya (W) dengan Arus (I1)
JghgiO , JKLMNOP
%Error = ⎢ ⎢n 100
JKLMNOP
pA[}p~
0.15
=⎢ ⎢n 100 0.1
arus (ampere)

}p~ 0.1 0.06


= 82,7% 0.05 0.04
0
4.4.3Hasil Perhitungan 83 65 58

>? (18 >@ (25 >A (40 daya beban (watt)


No. ∑ > (W)
W) W) W)

1 ON ON ON 83 beban (watt) dengan arus 1(ampere)

2 OFF ON ON 65

3 ON OFF ON 58 Berdasarkan grafik diatas kita dapat diketahui


bahwa semakin kecil beban yang diberikan maka arus
yang mengalir akan semakin kecil juga. Karena semakin
kecik beban yang diberikan, maka arus yang diperlukan
juga akan semakin kecil pula.

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


600 480
Grafik 4.4.4.2 hubungan antara daya beban (watt)

daya hitung (watt)


500 424.1
dengan arus2(ampere) 372.1
400
Hubungan antara Daya bebean (W) dengan Arus
300
(I2)
200
100
0.8 0.7 0.7 0.7 0
arus (ampere)

0.6 83 65 58
0.4 daya beban (watt)
0.2
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa
0 seiring dengan pengurangan daya beban maka daya
83 65 58 hitung yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan persamaan daya perhitungan yaitu
daya beban(watt) r
JKLMNOP = (GA@ , G?@ , G@@ 2
2
Dilihat dari grafik diatas dapat diketahui
bahwa nilai dari amperemeter terlihat konstan (tetap). Berdasarkan grafik di atas p loss yang terjadi
Pertambahanbeban yang diberikan tidak mempengaruhi itu berdasarkan humlah daya beban semakin besar
arus kedua yang mengalir dikarenakan Ampermeter
kedua mengukur aliran arus pada resistor yang selalu bebannya maka jumlah p loss nya akan semakin kecil
tetap .dan dari persamaan persen erornya %VWWXW =
∑ Z[\]^_`ab
Y ∑Z
Y × 100% di dapatkan semakin daya beban
Grafik 4.4.4.3 hubungan antara daya beban (watt)
dengan arus3(ampere) naik maka persen erornya juga semakin kecil .
Hubungan antara Daya beban (W) dengan Arus
(I3)
4.5 METODE WATTMETER
1.3 1.2
arus (ampere)

1.2 4.5.1Data Hasil


1.1
1.1 Intensitas penerangan
1 1 Beban Daya
No (Lux)
(Watt) (Watt)
0.9 1m 2m
83 65 58 1 83 48 120 60
2 65 40 100 50
daya beban (watt)
3 58 36 80 50

Dari grafik tersebut dapat dianalisa ketika daya


beban ditingkatkan arus yang di ukur pada ampere 4.5.2Perhitungan Daya dan Persentase Error
meter ketiga mengalami penurunan, arus yang diukur
berbanding lurus dengan beban daya yang digunakan. Diketahui:
Pukur = 83 watt
Grafik 4.4.4.4 hubungan antara daya beban (watt) Phitung = 48 watt
dengan daya hitung(watt)
Ditanyakan: %Error?
Hubungan antara Daya beban (W) dengan Daya
hitung (W)
\]^_`ab [\`†`‡
%Error = ⎢ ⎢n 100 %
\`†`‡

}p[pA
%Error = ⎢ ⎢n 100 %
pA

MODUL 3Praktikum PBL 2020


%Error = 42% Grafik 4.5.4.1 hubunganhubungan antara beban(watt)
dengan intensitas cahaya (lux meter)
Hubungan antara Daya (W) dengan Intensitas
4.5.3Hasil Perhitungan
cahaya (Lux)
Beb Intensitas penerangan
an Daya (Lux) % Error 150

Intesitas Cahaya
No 120 Intensitasp
(Wat (Watt) (%) 100 100
1m 2m 80 enerangan
t) 50 60 50 50

(Lux)
(Lux) 1 m
1 83 48 120 60 42 0
Intensitasp
2 65 40 100 50 30 83 65 58 enerangan
3 58 36 80 50 38
Beban (Watt) (Lux) 2 m

4.5.4Analisa Dari grafik perbandingan diatas dapat diamati


bahwa besar beban dan jarak berpengaruh terhadap
Dari hasil pengukuran dapat dilihat bahwa nilai intensitas cahaya, dimana antara jarak dan intensitas
beban yang diberikan hampir sama dengan hasil cahayaberbanding terbalik jika semakin jauh jaraknya
pengukuran pada wattmeter sehingga persentase error maka intensitas cahaya akan semakin kecil. Antara
yang didapat adalah 42%, 30%, dan 38%. Selain beban dengan intesitas cahaya berbanding lurus dimana
mengukur besar daya, diukur juga intensitas cahaya ketika semakin besar daya beban dan jarak yang dekat
pada jarak 1 meter dan 2 meter dengan alat ukur Lux intesitas cahaya semakin besar.
meter. Dari hasil pengukuran dapat dilihat bahwa
intesitas cahaya pada jarak 1 meter lebih besar
dibanding 2 meter, intesitas cahaya akan lebih besar 5. KESIMPULAN
karena diberi beban yang dayanya besar, kemudian dari
faktor jarak alat ukur yang lebih dekat dengan beban a Dari hasil pengukuran arus dan tegangan pada
sehingga intesitas cahaya pada jarak 1 mter lebih tinggi voltmeter-amperemeter, data peritungan arus dan
daripada jarak 2 meter.Adapun error disebabkan juga tegangan pada kedua rangakain bernilai sama.
kesalahan Human error dan tingkat akurasi alat masih jika beban semakin besar beban yang diberikan
kurang. Sesuai dengan persamaan. maka arusnya semakin meningkat dan
tegangannya konstan atau tidak terpengaruh
JKLMNOP , JNˆN‰ karena nilainya berasal langsung dari sumber.
%Error = ⎢ ⎢n 100
JNˆN‰ b Dari hasil pengukuran tegangan dengan metode
3 voltmeter diketahui bahwa semakin besar nilai
beban maka nilai pada voltmeter pertama (V1)
Grafik 4.5.4.1hubungan daya pada wattmeter dan akan semakin kecil, pada voltmeter kedua (V2)
intensitas cahaya terhadap daya beban akan semakin besar, dan pada voltmeter ketiga
Hubungan antara Pbeban dengan Phitung (V3) nilai tegangannya konstan karena berasal
langsung dari tegangan sumber.
c Dari hasil pengukuran arus dengan metode 3
60 amperemeter diketahui bahwa nilai arus pada
Daya hitung (Watt)

48 amperemter pertama (I1) dan amperemeter ketiga


40 40 36 (I3) akan semakin besar seiring beban naik
20 sedangkan nilai arus pada amperemeter kedua
(I2) konstan pada hambatan 307,5 ohm.
0
d Dari hasil pengukuran daya dengan wattmeter
83 65 58 diketahui bahwa nilai ukur daya pada
wattmeteryang didapatkan hampir sama dengan
Daya Beban (Watt) nilai beban. Besar daya dan intensitas cahaya
memiliki hubungan yaitu semakin besar daya
Berdasarkan gambar grafik diatas dapat dianalisa maka semakin besar intensitas cahaya yang
bahwa apabila ketika nilai daya beban yang digunakan terukur pada Lux meter. Jarak intesitas cahaya
semakin kecil maka nilai yang di dapatkan pada daya antara 1m sampai 2m dimana jarak juga
hitungnya juga akan semakin kecil. berpengaruh terhadap nilai intensitas cahaya hal
ini apabila titik pengukuran semakin dekat

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020


dengan beban makan semakin besar nilai Hyat William. 2010. RangkaianListrikI. Erlangga:
intensitas cahaya yang di dapatkan pada lux Jakarta.
meter dan juga sebalik nya. Placko, Dominique. 2007.
e Wattmeter adalah instrument pengukur daya FundamentalsofInstrumentationandMeasurem
listrik yang pembacaannya dalam satuan watt ent. USA:ISTE, Ltd.
dimana merupakan kombinasi voltmeter dan
ampermeter.

DAFTAR PUSTAKA

Adan, Asep. 2010. Daya aktif reaktif dan nyata.


Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.
Anhar. 2012. PengukuranDaya. Teknik Elektro UNRI.

MODUL 3Praktikum PBL 2020


LABORATORIUM LISTRIK DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Telp/Fax. (0370)636126

LEMBAR ABSENSI
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERCOBAAN : 3 (PENGUKURAN DAYA LISTRIK)


SHIFT :3
KELOMPOK : 20

No. NIM Nama TTD

1 F1B019124 Risma Prasasti Adithama

2 F1B019126 Rizky Aulia Safitri

3 F1B019128 Rosliana Hakim

4 F1B019132 Sopyan Roni

5 F1B019134 Syahrul Azegap

6 F1B019136 Taufik Hidayat

Mataram, kamis 1 Oktober 2020


Percobaan Pengukuran energi listrik

Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten

( Muhammad Rolan Alfian ) (Indra Tri Oktaviansyah)


NIM F1B017070 NIM F1B017038
LABORATORIUM LISTRIK DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Telp/Fax. (0370)636126

LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
NAMA ` Rosliana Hakim
NIM :F1B019128
PERCOBAAN : 3(Pengukuran Daya Listrik)
KELOMPOK:20
Hari /Tanggal Koreksi Paraf
Rabu, 7 +perbaiki kerangka laporan
Oktober 2020 + proteus pada metodologi
+persamaan error di semua grafik perbandingan
Ganti analisa tabel sub IV
Ganti analisa sub V
+ kesimpulan

Minggu, 11 Lengkapi nama nim asisten dan praktikan


Oktober 2020 + dasteo tentang lux meter
+ sub 2 amper-volt
Ganti analisa sub 3
+ persamaan error

Jum’at, 23 +persamaan error di analisa tabel sub 3


Oktober 2020 +analisa grafik V1 (sub 3)
+persamaan grafik Phitung dan Pbeban (sub 3)
Ganti analisa grafik daya beban I3 (sub 4)
+ analisa grafik Pbeban Phitung (sub 5)

Senin, 26 + persamaan error pada sub 1


Oktober 2020 Ganti grafik sesuai data hasil
Analisa p loss dan + persamaan error
Ganti grafik sub 3
Jum’at, 30 Perbaiki tabel hasil perhitungan sub 3
Oktober 2020 Perbaiki analisa p1 dan p4

Mataram, 1 Oktober 2020


Asisten

(Indra Tri Oktaviansyah)


NIM F1B017038
MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2020

Anda mungkin juga menyukai