Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN III

SISTEM KOMUNIKASI RADIO FM

A. TUJUAN
1. Memahami parameter (SWR, Power, dan Bandwidth) sistem komunikasi Radio FM
2. Mengetahui pengaruh parameter (SWR, Power, dan Bandwidth)
3. Mengetahui bentuk spektrum sebelum dan sesudah ditambahkan sinyal informasi

B. DASAR TEORI
B.1. Sistem Komunikasi Radio

Sistem adalah kumpulan komponen atau elemen yang saling berhubungan yang
bekerja untuk satu tujuan. Komunikasi adalah proses pengiriman suatu informasi dari
pengirim ke penerima baik secara langsung atau menggunakan suatu media. Radio
FM merupakan perangkat penerima sinyal informasi dengan frekuensi yang berubah-
ubah. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat telekomunikasi untuk
mengirimkan suara tanpa noise (gangguan.
Dapat disimpulkan bahwa sistem komunikasi radio adalah suatu sistem
komunikasi yang menggunakan udara sebagai media komunikasinya untuk menyalurkan
sinyal radio (gelombang elektromagnetik) dari pengirim ke penerima menggunakan
sistem komunikasi radio jenis FM. Pada sistem komunikasi radio dibutuhkan pemancar
dan penerima. Adapun frekuensi radionya dari 80 – 108 MHz.

B.2 Perangkat Sistem Komunikasi Radio FM

Gambar B.2 Diagram blok sistem komunikasi radio FM

1. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah seseorang, benda, atau tempat dimana informasi itu muncul,
diperoleh atau datang dan objek yang menerima akan bertambah pengetahuan atau
wawasannya, bagian ini terdapat alat-alat seperti laptop, mic, casset, recorder, tape
recorder, dan lain sebagainya.

2. Pemancar

Pemancar (Transmitter) adalah suatu sumber getaran radio yang dipancarkan


oleh osilator. Osilator adalah alat yang dapat menghasilkan frekuensi tinggi.,
frekuensi (f) adalah banyaknya gelombang dalam waktu satu detik.

Pemancar dibedakan menjadi 2 yaitu :

- Modulator : berfungsi melakukan proses modulasi yaitu menumpangkan sinyal


informasi pada frekuensi gelombang pembawa, agar bisa dikirim ke penerima secara
efektif melalui media udara.

- Amplifier : komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga
secara umum. Amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal yang sudah termodulasi.

3. Antena

Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau
sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan
mengubahnya menjadi sinya listrik. Panjang gelombang yang dipancarkan antena ke
udara bebas dapat berdasarkan frekuensi kerjanya, secara sistematis dapat ditulis
sebagai berikut:

f= atau =

Dimana :
c = cepat rambat cahaya
f = frekuensi gelombang (Hz)
λ = panjang gelombang (m)

Antena dapat dibagi menjadi dua yaitu :

- Antena pengirim (Tx) : Antena Tx berfungsi untuk merubah energi elektromagnetik


terbimbing menjadi gelombang elektromagnetik ruang bebas (gelombang mikro)
- Antena Penerima (Rx) : Antena Rx berfungsi merubah gelombang elektromagnetik
ruang bebas menjadi gelombang elektromagnetik terbimbing.

4. Penerima Informasi

Penerima (Receiver) berfungsi mengoperasikan sinyal yang diterima sehingga


menghasilkan perkiraan sinyal pesan asli untuk pengguna informasi. Kemungkinan
terjadinya penyimpangan tidak dapat dihindari, dari keluaran penerima dibandingkan
dengan masukan pemancar, penyimpangan dikaitkan dengan ketidaksempurnaan saluran,
kebisingan, dan interferensi.

B.3 Pengelompokan Frekuensi Radio

Frekuensi radio mengacu kepada spektrum elektromagnetik di mana gelombang


elektro magnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena.
Frekuensi seperti ini termasuk bagian dari spektrum seperti dalam tabel di bawah ini:

Frekuensi Istilah Komunikasi

3 – 30 Hz Extremely low Komunikasi dengan


frequency (ELF) bawah laut, komunikasi
kapal selam

30 – 300 Hz Super low Komunikasi dengan


frequency (SLF) bawah laut, komunikasi
kapal selam

300 – Ultra low Komunikasi di dalam


3000 Hz frequency (ULF) pertambangan

3 – 30 kHz Very low Komunikasi antar kapal,


frequency (VLF) radio navigasi, radio
maritim

30 – 300 kHz Low frequency Navigasi atau radio


(LF) mobil

300 kHz – Medium Siaran radio AM, radio


3 MHz frequency (MF) aeronautical
3 – 30 MHz High frequency Radio maritime, radio
(HF) gelombang pendek dan
radio amatir

30 – Very high Siaran radio FM, siaran


300 MHz frequency (VHF) TV dan aeronautical
mobile

300 MHz – Ultra high Siaran TV, komunikasi


3 GHz frequency (UHF) bergerak dan
Handphone

3 – 30 GHz Super high Radar, wireles LAN


frequency (SHF) dan komunikasi satelit

30 – Extremely high Radio astronomi,


300 GHz frequency (EHF) komunikasi satelit,
untuk melakukan
experimen

300 GHz - Tremendously Penelitian ruang


3000 GHz high frequency angkasa
(THF)

Gambar B.3 Tabel Frekuensi Radio

B.4 Parameter Antena

1. Pola Radiasi Antena


Pola radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang
berkaitan dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antena ataupun
tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh antena pada sudut yang berbeda. Jenis-
jenis pola radiasi yaitu :
- Antena Isotropik adalah antena non-directional yang memancarkan radiasi ke
segalah arah bersama-sama.
- Antena Direction adalah pengukuran arah dari mana sinyal yang diterima dikirim.
Pola directional yaitu pola radiasi yang memancarkan sinyal informasi satu arah
secara tegak lurus namun memiliki sudut.
- Antena omnidirectional yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke
segala arah dengan daya sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari
antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal mendatar,
dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah, sehingga antena dapat
di letakan di tengah-tengah base station.

2. Polarisasi
Polarisasi dibedakan menjadi dua yaitu polarisasi veritikal dan horizontal.
Antena dapat dikatakan mempunyai polarisasi vertikal jika antena diletakkan pada
posisi vertikal dan dikatakan polarisasi hosrizontal jika antena diletakkan pada posisi
horizontal.

3. Gain atau Directivity


Gain adalah sebuah parameter antena yang mengukur kemampuan antena dalam
mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain
digunakan untuk mengukur efisiensi sebuah antenna. Keterarahan (Directivity)
didefinisikan sebagai perbandingan antara dentisitas daya antena pada jarak sebuah
titik tertentu relative terhadap sebuah radiator isotropis.

4. Bandwidth
Bandwidth adalah lebar pita frekuensi yang digunakan oleh suatu sistem.
Lebar pita antena dapat ditentukan oleh beberapa karakteristik yang memenuhi
ketentuan yang dispesifikasikan. Persamaan Bandwidth :
BW=USB-LSB

5. SWR
SWR adalah singkatan dari Standing Wave Ratio atau disebut dengan nama
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). VSWR adalah rasio perbandingan antara
gelombang datang dan gelombang pantul dimana kedua gelombang tersebut
membentuk gelombang berdiri. Gelombang berdiri (Standing Wave) merupakan
gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu gelombang pantul menginterferensi
gelombang datang sehingga fasa gelombang datang terganggu oleh gelombang
pantul yang mengakibatkan gelombang datang mengalami kerusakan. Semakin
tinggi nilai VSWR maka performansi dari antena tersebut semakin tidak baik atau
gelombang yang terinterferensi semakin besar.
Dalam rumus dapat dijabarkan sebagai berikut:

Keterangan :
SWR = Standing Wave Ratio
Vmax = Tegangan absolut maksimal
Vmin = Tegangan absolut minimal
= Koefisien refleksi tegangan
= Tegangan maju/ forward ke antena
= Tegangan pantul/ reflected ke antenna
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat pemancar radio FM
2. Spectrum analyzer
3. SWR dan Power Meter (CN-801)
4. Antena Telex 2 x (5/8) λ
5. Antena Gamma Match 2 x (1/4) λ
6. Kabel Koaksial RG8
7. Handphone

D. LANGKAH PERCOBAAN
D.1 PENGUKURAN SWR DAN POWER
D.1.1 PENGUKURAN SWR

antena (Rx)

SWR
Meter

Gambar D.1. Diagram Blok Pengukuran SWR

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti pada gambar D.1.


2. Menghubungkan perangkat SWR Meter ke Antena Rx
3. Menghidupkan SWR Meter
4. Mengatur frekuensi pada SWR Meter
5. Mencatat dan amati hasil pengukuran SWR pada tabel
D.1.2 PENGUKURAN POWER

Gambar D.2. Diagram Blok Pengukuran Power


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti pada gambar D.2.
2. Menghubungkan perangkat SWR dan Power Meter ke Pemancar Radio FM
3. Menghidupkan Pemancar Radio FM
4. Mengatur frekwensi Radio FM dari 88-108 MHz
5. Mencatat dan amati hasil pengukuran SWR dan Power Meter pada tabel

D.2 PENGUKURAN BANDWIDTH

Gambar D.3. Diagram Blok Pengukuran Bandwidth

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti pada gambar D.3.


2. Menyiapkan alat ukur spektrum analyzer (untuk mengukur bandwidth)
3. Menghubungkan antena penerima (Rx) ke spektrum analyzer
4. Menghidupkan spektrum analyzer
5. Menententukan frekwensi kerja pemancar Radio FM pada 107,5 MHz
6. Menandai frekwensi Upper Side Band (USB) dan Lower Side Band (LSB) pada
spektrum analyzer
7. Catat data yang di dapatkan pada tabel

D.3 MENGETAHUI PERUBAHAN BENTUK SPEKTRUM


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti pada gambar D.3.
2. Menyiiapkan alat ukur spektrum analyzer (untuk mengukur bandwidth)
3. Menghubungkan antena penerima (Rx) ke spektrum analyzer
4. Menghidupkan spektrum analyzer
5. Menentukan frekwensi kerja pemancar radio FM pada 107,5 MHz
6. Mengamati perubahan bentuk spektrum sebelum dan setelah di tambahkan
sinyal informasi
E. DATA HASIL
E.1. PENGUKURAN SWR DAN POWER
E.1.1. PENGUKURAN SWR
No. Frekuensi (MHz) SWR Ukur
1 107.0 1.50
2 107.3 1.24
3 107.5 1.02
4 107.7 1.20
5 108.0 1.35
Tabel E.1. Tabel Hasil Pengukuran SWR
E.1.2. PENGUKURAN POWER
No. Frekuensi (MHz) Daya Forward (P+) Daya Refleksi (P-)
1 107.1 1.9 0.25
2 107.3 2.6 0.22
3 107.5 3.1 0.15
4 107.7 2.00 0.20
5 107.9 1.50 0.32
Tabel E.2. Tabel Hasil Pengukuran Power
E.2. PENGUKURAN BANDWIDTH

Frekuensi Bandwidth Modulasi

(MHz) USB (MHz) LSB (MHz)

107.5 107.5979 107.4079


Tabel E.3. Tabel Hasil Pengukuran Bandwidth

E.3. MENGETAHUI PERUBAHAN BENTUK SPEKTRUM


Spektrum Sebelum Diinputkan Spektrum Setelah Diinputkan
Audio Audio

Suara penyiar
Tabel E.4. Tabel Hasil Perubahan Spektrum
F. ANALISA
F.1. ANALISA PENGUKURAN SWR DAN POWER
F.1.1. ANALISA PENGUKURAN SWR
1. Diagram Blok SWR

antena (Rx)

VHF
antena
analyzer

Gambar F.1 Diagram Blok Pengukuran SWR


a. VHF Antena Analyzer : VHF Antena Analyzer atau SWR meter adalah
alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai SWR pada antena. VHF (
Very high frequency ) adalah frekuensi radio yang berkisar dari 30 MHz ke
300 MHz. Frekuensi langsung dibawah VHF ditandai frekuensi tinggi (HF)
dan frekuensi yang lebih tinggi di tandai dikenal sebagai (UHF). Kegunaan
dari VHF ini adalah untuk mengukur nilai Standing Wave Ratio. Alat yang
digunakan pada saat praktikum adalah VHF antena analyzer frekuensi 26-
170 MHz model E-179.
b. Antena (Rx) : Antena Rx biasa disebut antena received yang berguna
menangkap data yang dikirim oleh transmitter (Tx) dan menangkap
gelombang elektromagnetik dari udara kemudian diubah menjadi sinyal
listrik yang selanjutnya disalurkan melalui kabel. Alat yang digunakan
adalah antena Gamma Match 2 x (1/4) λ

2. Tabel analisa hasil percobaan SWR


No. Frekuensi (MHz) SWR Ukur
1 107.0 1.50
2 107.3 1.24
3 107.5 1.02
4 107.7 1.20
5 108.0 1.35
Tabel F.1. Tabel Hasil Pengukuran SWR
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai frekuensi kerja yang
digunakan sebesar 107.5 MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila nilai
frekuensi mendekati frekuensi kerja nilai SWR ukur yang diperoleh akan semakin
kecil sedangkan apabila nilai frekuensi menjauhi frekuensi kerja maka nilai SWR
ukur yang diperoleh akan semakin besar. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa
nilai SWR yang terbaik adalah bernilai mendekati 1 dan terdapat pada frekuensi
kerja 107.5 MHz yang menghasilkan informasi bagus.

3. Grafik hasil percobaan

Gambar F.2 Nilai Frekuensi Terhadap SWR ukur


F.1.2. ANALISA PENGUKURAN POWER
1. Diagram Blok Power

Gambar F.3 Diagram Blok Pengukuran Power


a. Input : Merupakan masukan yang berupa sinyal informasi. Pada
kegiatan praktikum menggunakan media Handphone dengan masukan
sinyal audio dan dapat juga dengan masukan lain yang dapat mengubah
sinyal infomasi menjadi sinyal listrik.
b. Modulator : Rangkaian yang berfungsi melakukan proses modulasi sinyal
informasi agar dapat terkirim ke penerima melalui media tertentu
(kabel/udara) biasanya berbentuk gelombang sinus.
c. Amplifier : Rangkaian yang berfungsi untuk meningkatkan/ memperkuat
sinyal output sebelum dikirimkan ke penerima
d. SWR meter dan Power Meter : Merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur nilai Standing Wave Ratio dan daya meter. Alat yang digunakan
pada saat praktikum adalah SWR model E-179 dan Power Meter (CN-801).
e. Antena (Tx) : Merupakan jenis antena pengirim dan berkebalikan dari
antena Rx, berfungsi sebagai media untuk mengirimkan sinyal melalui
media udara dengan menggunakan kabel coaxial. Jenis antena yang
digunakan adalah Antena Telex 2 x (5/8) λ

2. Perhitungan SWR
Menentukan Nilai Koefisien Refleksi ) Data Pertama

Menentukan Nilai SWR Data Pertama

SWR =

SWR =

SWR = = 1.30
3. Tabel analisa hasil percobaan Power
Dari hasil perhitungan SWR hitung, maka didapatkan hasil
Frekuensi Daya Forward Daya Refleksi
No. +
SWR Hitung
(MHz) (P ) (P-)
1 107.1 1.9 0.25 1.30
2 107.3 2.6 0.22 1.184
3 107.5 3.1 0.15 1.101
4 107.7 2.00 0.20 1.2
5 107.9 1.50 0.32 1.542
Tabel F.2. Tabel Hasil Pengukuran Power
Berdasarkan tabel analisa hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa nilai
frekuensi kerjanya sebesar 107.5 MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila
nilai frekuensi semakin menjauh dari frekuensi kerjanya maka nilai daya kirim/
power forward nya akan semakin kecil sedangkan daya pantul/ power reflected akan
semakin besar atau berbanding terbalik. Nilai SWR Hitung berbanding lurus dengan
nilai Daya Refleksi nya apabila Daya Refleksi nya semakin besar maka SWR Hitung
yang dihasilkan akan semakin besar pula. Nilai SWR yang terbaik adalah yang
mendekati 1 berada pada frekuensi kerja 107.5 MHz yang memiliki informasi paling
baik.
a. Grafik Frekuensi Terhadap Daya

b. Grafik Frekuensi Terhadap SWR Hitung


Grafik Frekuensi Terhadap SWR Hitung
SWR Hitung

1.8
1.542
1.6
1.3
1.4 1.184 1.2
1.101
1.2
1
SWR

0.8
0.6
0.4
0.2
0
107.1 107.3 107.5 107.7 107.9
Frekuensi (MHz)

4. Grafik hasil percobaan

Grafik Hasil Percobaan Power


7

4 SWR Hitung

3 Daya Refleksi(P-)
Daya Forward (P+0
2

0
107.1 107.3 107.5 107.7 107.9
F.2. ANALISA BANDWIDTH MODULASI
1. Diagram Blok Spektrum Analyzer

Gambar F.6 Diagram Blok Spektrum Analyzer


a. Input : Merupakan masukan yang berupa sinyal informasi. Pada
kegiatan praktikum menggunakan media Handphone dengan masukan
sinyal audio dan dapat juga dengan masukan lain yang dapat mengubah
sinyal infomasi menjadi sinyal listrik.
b. Modulator : Rangkaian yang berfungsi melakukan proses modulasi sinyal
informasi agar dapat terkirim ke penerima melalui media tertentu
(kabel/udara) biasanya berbentuk gelombang sinus.
c. Amplifier : Rangkaian yang berfungsi untuk meningkatkan/ memperkuat
sinyal output sebelum dikirimkan ke penerima
d. Antena (Tx) : Merupakan jenis antena pengirim dan berkebalikan dari
antena Rx, berfungsi sebagai media untuk mengirimkan sinyal melalui
media udara dengan menggunakan kabel coaxial. Jenis antena yang
digunakan adalah Antena Telex 2 x (5/8) λ
c. Antena (Rx) : Antena Rx biasa disebut antena received yang berguna
menangkap data yang dikirim oleh transmitter (Tx) dan menangkap
gelombang elektromagnetik dari udara kemudian diubah menjadi sinyal
listrik yang selanjutnya disalurkan melalui kabel. Alat yang digunakan
adalah antena Gamma Match 2 x (1/4) λ
e. Spektrum Analyzer : Alat yang digunakan untuk memeriksa komposisi
spectral dari beberapa gelombang seperti gelombang listrik, akustik, atau
optik. Spektrum ini menampilkan sinyal amplitudo bervariasi dengan
frekuensi sinyal dan berfungsi untuk mengamati spektrum dari sebuah
sinyal baik tunggal maupun sinyal termodulasi.
2. Perhitungan Bandwidth
USB = 107.5979 MHz , LSB = 107.4079 MHz
Bandwidth
= (107.5979-107.4079) MHz
= 0.19 Mhz
= 190 KHz
Berdasarkan hasil perhitungan bandwidth di atas dapat diketahui bahwa
frekuensi kerja yang digunakan sebesar 190 KHz. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa bandwidth yang dihasilkan yaitu 190 KHz dan masih termasuk dalam
ketentuan pada modulasi bandwidth yaitu berkisar antara 100 - 400 KHz. Hasil
perhitungan bandwith diatas dapat disimpulkan bahwa nilai bandwith yang
digunakan masih dalam kategori diizinkan.
3. Tabel analisa hasil percobaan Bandwidth

Frekuensi Modulasi Bandwidth


(MHz) Perhitungan Bandwidth
USB (MHz) LSB (MHz)
(KHz)
107.5979 107.4079 180

107.5

Tabel F.3. Tabel Hasil Pengukuran Bandwidth


Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa marker 1 menunjukan
frekuensi kerja yang digunakan yaitu sebesar 107.5 MHz. Marker 2 menunjukan
nilai USB yang digunakan yaitu sebesar 107.5979 MHz dan marker 3 menunjukan
nilai LSB yang digunakan yaitu sebesar 107.4079 MHz. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai bandwith berasal dari nilai USB dan LSB yang berasal
dari marker 2 dan 3 sebesar 190 KHz. Kemudian hubungan bandwith terhadap
USB dan LSB yaitu untuk menentukan besar nilai bandwithnya yang perlu
dilakukan perbandingan nilai USB dan LSB. Nilai bandwith/pita frekuensi akan
semakin besar dan lebar jika nilai USB diperbesar dan LSB diperkecil sedangkan
bandwith/pita frekuensi akan semakin kecil/rapat apabila nilai USB diperkecil dan
LSB diperbesar.

F.3. ANALISA PERUBAHAN BENTUK SPEKTRUM


Spektrum Sebelum Diinputkan Spektrum Setelah Diinputkan
Audio Audio

Suara video
Tabel F.4. Tabel Hasil Perubahan Spektrum
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa bentuk spektrum sebelum
diinputkan sinyal suara masih stabil kemudian setelah diinputkan sinyal suara/ audio
bentuk spektrum menjadi tidak beraturan/tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh besar
kecilnya audio yang diberikan sehingga bentuk spektrum mengalami perubahan.
G. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran nilai SWR nilai frekuensi kerja yang digunakan sebesar 107.5
MHz. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi mendekati frekuensi
kerja nilai SWR ukur yang diperoleh akan semakin kecil sedangkan apabila nilai
frekuensi menjauhi frekuensi kerja maka nilai SWR ukur yang diperoleh akan
semakin besar. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai SWR yang terbaik
adalah bernilai mendekati 1 dan terdapat pada frekuensi kerja 107.5 MHz yang
menghasilkan informasi bagus.
2. Pada pengukuran nilai power nilai frekuensi kerjanya sebesar 107.5 MHz. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa apabila nilai frekuensi semakin menjauh dari frekuensi
kerjanya maka nilai daya kirim/ power forward nya akan semakin kecil sedangkan
daya pantul/ power reflected akan semakin besar atau berbanding terbalik. Nilai SWR
Hitung berbanding lurus dengan nilai Daya Refleksi nya apabila Daya Refleksi nya
semakin besar maka SWR Hitung yang dihasilkan akan semakin besar pula. Nilai
SWR yang terbaik adalah yang mendekati 1 berada pada frekuensi kerja 107.5 MHz
yang memiliki informasi paling baik.
3. Pada pengukuran bandwith frekuensi kerja yang digunakan sebesar 190 KHz.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bandwidth yang dihasilkan yaitu 190 KHz dan
masih termasuk dalam ketentuan pada modulasi bandwidth yaitu berkisar antara 100 -
400 KHz. Hasil perhitungan bandwith diatas dapat disimpulkan bahwa nilai bandwith
yang digunakan masih dalam kategori diizinkan.
4. Pada pengamatan bentuk spektrum sebelum diinputkan sinyal suara masih stabil
kemudian setelah diinputkan sinyal suara/ audio bentuk spektrum menjadi tidak
beraturan/tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh besar kecilnya audio yang diberikan
sehingga bentuk spektrum mengalami perubahan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Modul Praktikum Dasar Telekomunikasi. Laboratorium Telekomunikasi.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Universitas Mataram.

Iqbal, Muhammad Syamsu. 2008. Modulasi. Diktat Kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi.
Matarm. Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai