Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN KINERJA KUAT SINYAL 4G PADA KAWASAN

PENGHALANG TINGGI DI DAERAH URBAN (STUDY KASUS : HOTEL


GOLDEN TULIP MATARAM)
MEASURING 4G SIGNAL POWER IN HIGH OBSTACLES URBAN REGION (CASE STUDY :
GOLDEN TULIP HOTEL)
Ully Cahyati, Made Sutha Yadnya, Sudi M. Al Sasongko

ABSTRAK
Kualitas layanan komunikasi data menggunakan sistem nirkabel dipengaruhi oleh jarak
dan objek yang ada disekitar pemancar dan penerima. Faktor lain yang ikut mempengaruhi
adalah adanya objek yang menghalangi transmisi sinyal dari pemancar dan penerima.
Perbedaan karakteristik dan jenis bahan yang menjadi objek penghalang menyebabkan
perbedaan kualitas layanan yang diterima akibat propagasi dari lintasan terkirim
Pada Penelitian ini dilakukan pengukuran Received Signal Refference Power
(RSRP), Free Space Loss, downlink dan Power Link Budget. Hasil pengukuran ini kemudian
dianalisa untuk mengetahui kualiatas sinyal 4G pada provider XL dan Telkomsel di kawasan
urban dan untuk mengetahui trafik jaringan pada saat jam sibuk di Hotel Golden Tulip Mataram
(Hotel Lombok Astoria).
Berdasarkan perhitungan RSRP menggunakan model Free Space Loss didapatkan
nilai -98,56 dBm. Sedangkan perhitungan RSRP menggunakan model Okumura-Hatta
didapatkan nilai sebesar -103,972 dBm. Pada pengukuran jam sibuk hotel menggunakan
provider Telkomsel didapatkan nilai RSRP lebih baik dibandingkan provider XL Axiata. Untuk
pengukuran pada jam sibuk provider Telkomsel didapat nilai RSRP -95,45 dBm dan pada
provider XL Axiata didapatkan nilai RSRP -97,71 dBm. Untuk pengukuran jam tidak sibuk
didapatkan nilai RSRP pada provider Telkomsel -86,29 dBm dan pada provider XL Axiata
dengan nilai RSRP -92,31.

Kata kunci : RSRP, Urban, Okumura Hatta, Free space Loss, Telkomsel, XL Axiata
ABSTRACT

The quality of service using wireless data communication are influenced by the
distance and objects that exist near the transmitter and receiver. Another influencing factor is
the existence of objects that blocks the transmitting and receiving signals. Diffrences in the
characteristics and types of materials that become obstacles cause diffrences ini the qualityof
service rceived due to the propagation of the sent trajectory
In this study, the measurement of RSRP, RSCP, Free Space Loss, downlink and
Power Link Budget has been done. The results of these measurements are then analyzed to
determine the quality of 4G signals on XL and Telkomsel providers in urban areas and to find
out network traffic during peak hours at Golden Tulip Hotel Mataram (Hotel Lombok Astoria).
RSRP calculation using Free Space Loss method got value of -98,56 dBm. While the
RSRP calculation using the Okumura-Hatta model obtained value of -103,972 dBm.
Measurements during rush hours using Telkomsel provider results in better RSRP value than
XL Axiata provider. For measurement during rush hours, Telkomsel provider obtained RSRP
value -95.45 dBm while XL Axiata obtained RSRP value of -97,71 dBm. During non-busy hours,
RSRP measurements from Telkomsel has a value of -86,29 dBm while XL Axiata obtained
RSRP -92,31 dBm.

Keywords: RSRP, Urban, Okumura Hatta, Free space Loss, Telkomsel, XL Axiata

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


Jalan Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok-Indonesia
E-mail :ullycahya24@gmail.com
tahapan pada prosedur handover LTE secara
keseluruhan: tahap persiapan handover,
PENDAHULUAN tahap pelaksanaan handover dan tahap
Dewasa ini banyak provider jasa handover selesai. Pada tahap persiapan
telekomunikasi yang memperluas wilayah hand-in menjadi sangat penting karena user
layanannya hingga ke NTB khususnya kota equipment harus menseleksi kandidat FAP
Mataram. Hal ini dikarenakan Kota Mataram yang tepat dari banyak target FAP untuk
merupakan Ibu Kota Provinsi NTB dan melakukan hand-in. Tugas akhir ini
merupakan wilayah perkotaan dengan membahas prosedur handover MBSLTE ke
penduduk yang cukup padat. Aktifitas FAP-LTE.
penduduk di wilayah perkotaan membutuhkan
akses jaringan telekomunikasi yang cepat Pengukuran RSRQ (Reference Signal
seperti teknologi 4G-LTE. Received Quality) menyediakan informasi
Provider XL-Axiata dan Telkomsel merupakan tambahan ketika RSRP tidak cukup untuk
provider yang memiliki pengguna yang paling membuat handal hand-in atau keputusan
banyak di kota Mataram. Kedua provider seleksi sel. RSRQ adalah rasio antara RSRP
tersebut merupakan provider yang memiliki dan Received Signal Strength Indicator
coverage area layanan 4G-LTE paling luas di (RSSI), dan tergantung pada bandwidth
wilayah kota Mataram. pengukuran dimana nilai bandwidth yang
Hotel Golden Tulip merupakan wilayah yang berarti jumlah dari Physical Resource Blok
sudah tercakup coverage area layanan 4G- (PRB). RSSI adalah jumlah total yang
LTE provider XL-Axiata dan Telkomsel. Hotel diterima wideband daya termasuk semua
Golden Tulip termasuk dalam kategori daerah gangguan dan kebisingan thermal.
urban, dimana daerah urban merupakan Sebagaimana RSRQ menggabungkan
daerah dengan banyak obstacles kekuatan sinyal serta tingkat gangguan, nilai
(penghalang) yang berupa bangunan atau ini memberikan pengukuran bantuan
gedung bertingkat. Selain itu daerah disekitar tambahan untuk keputusan mobilitas.
Hotel Golden Tulip merupakan daerah yang
padat penduduk sehingga pengguna layanan Tabel 1 Jumlah PRB pada setiap Bandwidth
jasa telekomunikasi khususnya layanan 4G Bandwidth (MHz) Jumlah PRB
sangat banyak di daerah tersebut. Adanya 1,4 6
obstacles dapat mempengaruhi kualitas 3 15
penerimaan sinyal dari layanan 4G-LTE. 5 25
Selain itu jumlah pengguna layanan 4G 10 50
sangat berpengaruh pada trafik jaringan 4G. 15 75
Oleh sebab itu penulis ingin melakukan 20 100
pengukuran kuat sinyal dan kepadatan trafik
jaringan dari layanan 4G-LTE pada kawasan Perhitungan Parameter RSCP dan Ec/No
obstacles (Hotel Golden Tulip) di kota Received Signal Code Power (RSCP).
Mataram. Dalam perhitungan link budget, setelah
menghitung Effective Isotropic Radiated
Jaringan 4G-LTE (Fourth Generation – Power (EIRP) dapat diketahui nilai dari kuat
Long Term Evolution). Long Term sinyal (signal strength) atau RSCP yang
Evolution (LTE) merupakan pengembangan diterima oleh UE.
standart teknologi 3GPP, dengan
menggunakan skema multiple access Konsep Cell. Berdasarkan cakupan areanya,
OFDMA pada downlink dan SC-FDMA pada BTS dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
uplink, dengan orthogonalitas antara user 1. Macrocell, menyediakan coverage lebih
sehingga mengurangi interferensi dan dari 2 Km. Antena untuk makrocell
meningkatkan kapasitas. LTE dipasang pada tiang yang sangat tinggi
merepresentasikan standar teknologi atau rooftop ketinggian yang memberikan
wireless masa depan kelanjutan dari teknologi pandangan yang jelas di atas bangunan
UMTS yang berevolusi dari arsitektur berbasis sekitarnya. Biasanya macrocell memiliki
Circuit Switch (CS) dan Packet Switch (PS) keluaran daya puluhan watt.
menjadi arsitektur berbasis All-IP. 2. Microcell, menyediakan coverage
diantara 200-1000 meter. Microcell
Perhitungan Parameter RSRP dan RSRQ. biasanya digunakan di daerah dengan
Seperti yang telah kita ketahui, ada tiga kepadatan penduduk yang tinggi seperti
wilayah pasar dan perumahan padat EIRP merupakan besaran yang menyatakan
(urban). kekuatan daya pancar suatu antena di bumi,
3. Picocell, menyediakan coverage dari 10- dapat dihitung dengan rumus :
200 meter. Picocell biasanya berada EIRP = Ptx + Gtx – Ltx (2)
pada dalam gedung besar dimana Dimana :
kurang mendapat sinyal dan banyak PTX = daya pancar (dBm)
pengguna. GTX = penguatan antena pemancar (dB)
4. Femtocell, menyediakan coverage untuk LTX = rugi-rugi pada pemancar (dB)
satu ruangan atau satu gedung.
Keunggulannya adalah scalable dan Perhitungan RSL (Receive Signal
layanan yang ditawarkan sangat baik. Level)
(Rohmah.2013) RSL (Receive Signal Level) adalah level
sinyal yang diterima di penerima dan nilainya
Spesifikasi Daerah Pengukuran harus lebih besar dari sensitivitas perangkat
1. Urban penerima (RSL ≥ Rth). Sensitivitas perangkat
Wilayah perkotaan ditandai dengan penerima merupakan kepekaan suatu
kepadatan penduduk tinggi dan fitur perangkat pada sisi penerima yang dijadikan
manusia lebih besar dibandingkan ukuran threshold. Nilai RSL dapat dihitung
dengan daerah sekitarnya. dengan persamaan berikut :
2. Suburban RSL = EIRP – Lpropagasi + GRX – LRX (3)
Wilayah sebagian besar mengacu pada Dimana :
daerah perumahan. Beberapa pinggiran EIRP = Effective Isotropic Radiated
kota memiliki derajat otonomi politik, dan Power (dBm)
sebagian besar memiliki kepadatan Lpropagasi = rugi-rugi gelombang saat
penduduk rendah dari lingkungan kota. berpropagasi (dB)
(Nindito.2011) GRX = penguatan antena penerima (dB)
3. Rural LRX = rugi-rugi saluran penerima (dB)
Daerah ini tidak terdapat
pohon-pohon dan bangunan tinggi
sepanjang lintasan dan tidak ada Contoh Perhitungan Link Budget Radio:
halangan, seperti kawasan persawahan, PRX = PTX + PTX + GTX + GRX – LTX –
ladang atau lapangan terbuka. LFS – LP – LRX (4)
(Agus.2012) Dimana :
PRX = Daya Penerima (dBm)
Power Link Budget. Perhitungan link budget PTX = Daya Keluaran Transmitter (dBm)
merupakan perhitungan level daya yang GTX = Penguatan Antena Transmitter (dBi)
dilakukan untuk memastikan bahwa level GRX = Penguatan Antena Penerima (dBi)
daya penerimaan lebih besar atau sama LTX = Transmit Feeder dan Associated Losses
dengan level daya threshold (RSL ≥ Rth). (Feeder, Connectors, dll.) (dB)
LFS = Free Space Loss atau Path Loss (dB)
Propagasi LOS ( Line Of Sight). Redaman LP = Signal Propagasi yang Hilang (dB)
ruang bebas atau free space loss merupakan LRX = Receiver Feeder dan Associated
penurunan daya gelombang radio selama Losses (Feeder, Connectors, dll.) (dB)
merambat di ruang bebas. Redaman ini
dipengaruhi oleh besar frekuensi dan jarak Model Hata. Model Hatta merupakan bentuk
antara titik pengirim dan penerima. Besarnya persamaan empirik dari kurva redaman
redaman ruang bebas adalah : lintasan yang dibuat oleh Okumura, karena itu
Lp= FSL = 32,45 + 20 log f (MHz) + 20 log d model ini lebih sering disebut sebagai model
(km) (1) Okumura-Hatta. Model ini valid untuk daerah
Dimana : range frekuensi antara 150-1500 MHz. Hatta
f = frekuensi operasi (MHz) membuat persamaan standard untuk
d = jarak antara pengirim dan menghitung redaman lintasan di daerah
penerima (km) urban, sedangkan untuk menghitung redaman
lintasan di tipe daerah lain (suburban, open
Perhitungan EIRP (Effective Isotropic area, dll), Hatta memberikan persamaan
Radiated Power) koreksinya.
Kualitas Sinyal 4G-LTE. Dalam Pengukuran Gambar 2 Diagram Alir Penelitian
terdapat pembagian kategori Kuat Sinyal
Terima atau Received Signal Level (RSL). HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam teknologi 4G istilah Received Signal Data Hasil Pengukuran Pada Hotel Golden
Level (RSL) diganti menjadi Reference Signal Tulip
Receive Power (RSRP). Reference Signal Pada penelitian ini pengukuran dilakukan di
Receive Power (RSRP) dapat dibagi menjadi beberapa lokasi di Hotel Golden Tulip
beberapa kategori, yaitu : Mataram (Hotel Lombok Astoria). Lokasi-
Pembagian kategori Reference Signal lokasi tersebut adalah Basement, Lobby,
Receive Power (RSRP) 4G dalam satuan Kolam Renang, Lantai 4, Lantai 11 dan Lantai
dBm 12 di Hotel Golden Tulip (Hotel Lombok
Keterangan Nilai Astoria). Pada setiap lokasi tersebut
Excellent Di atas -90 pengukuran dilakukan pada 2 provider yaitu
Good -90 sampai -105 Telkomsel dan XL-Axiata.
Fair -106 sampai -120 Telkomsel
Poor Di bawah -120 Basement
(Stephen.2014) Untuk data hasil pengukuran
Provider Telkomsel di Basement Hotel Golden
METODOLOGI PENELITIAN Tulip (Hotel Lombok Astoria) adalah sebagai
1. Studi Literatur berikut.
2. Observasi 1) RSRP
3. Analisa Untuk data Received Signal
Refference Power (RSRP) pada pengukuran
Lokasi Penelitian di Basement Hotel menggunakan provider
Lokasi pengukuran BTS provider XL-Axiata Telkomsel adalah sebagai berikut.
dan Telkomsel di Kota Mataram adalah di Tabel 2 Data RSRP pada pengukuran di
Hotel Golden Tulip Mataram (Hotel Lombok Basement Hotel (Telkomsel)
Astoria), dimana wilayah tersebut termasuk Basement (Telkomsel) Cell ID : 21
dalam kategori wilayah urban. No.
RSRP
No.
RSRP
No.
RSRP
(dBm) (dBm) (dBm)
1 -92,5 11 -97 21 -95
Prosedur Penelitian
2 -92,5 12 -97,5 22 -95,5
3 -93,5 13 -96 23 -94
4 -91 14 -93,5 24 -98,5
5 -92 15 -93,5 25 -96
6 -94 16 -93,5 26 -98
7 -93 17 -93,5 27 -96,5
8 -92 18 -96 28 -96
9 -93,5 19 -96 29 -94
10 -91 20 -94 30 -94,5
Rata-rata -94,45
Standar deviasi 1,98

Dari tabel di atas dapat diketahui


bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi dari
data RSRP pada pengukuran di Basement
Hotel adalah -94,45 (Good) dBm dan 1,98.
2) Downlink
Untuk data Downlink pada pengukuran di
Basement Hotel menggunakan provider
Telkomsel adalah sebagai berikut.
Tabel 3 Data Downlink pada pengukuran di Downlink Downlink Downlink
No. No. No.
Basement (Telkomsel) Cell ID : 21 (Mb/s) (Mb/s) (Mb/s)
Downlink Downlink Downlink 1 4.98 11 10.27 21 7.38
No. No. No. 2 15.59 12 31.55 22 21.87
(Mb/s) (Mb/s) (Mb/s)
1 25,15 11 16,88 21 23,12 3 4.6 13 33.9 23 23.46
2 26,5 12 40,61 22 16,16 4 1.04 14 25.43 24 3.74
3 28,01 13 18,29 23 40,12 5 16.44 15 19.66 25 3.46
4 17,01 14 10,96 24 31,21 6 21.61 16 32.27 26 7.74
5 26,77 15 38,02 25 20,92 7 25.59 17 5.45 27 10.38
6 22,23 16 33,84 26 26,46 8 27.94 18 2.01 28 9.99
7 25,27 17 16,69 27 16,83 9 31.88 19 5.64 29 3.75
8 20,4 18 23,48 28 18,9 10 21.4 20 8.22 30 7.8
9 28,16 19 33,43 29 27,75 Rata-rata 14.83
10 18,57 20 28,26 30 17,39 Standar deviasi 10.58
Rata-rata 24,58
Standar deviasi 7,53 Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi dari
Dari tabel di atas dapat diketahui data pengukuran Downlink pada Basement
bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi dari Hotel menggunakan provider XL-Axiata
data Downlink pada pengukuran di Basement adalah sebesar 14,83 Mb/s dan 10,58.
Hotel adalah sebesar 24,58 Mb/s dan 7,35.
Normalisasi Data Hasil Pengukuran Pada
XL-Axiata Hotel Golden Tulip (Hotel Lombok Astoria).
Basement Selain menghitung parameter statistik dari
Untuk data hasil pengukuran Provider XL- data pengukuran juga dilakukan proses
Axiata di Basement Hotel Golden Tulip (Hotel normalisasi data. Normalisasi data dilakukan
Lombok Astoria) adalah sebagai berikut. dengan tujuan untuk mengetahui apakah data
1) RSRP hasil pengukuran termasuk jenis data yang
Untuk data Received Signal bersitribusi normal. Normalisasi data yang
Refference Power (RSRP) pada pengukuran dilakukan menggunakan metode Kolmogorof-
di Basement Hotel menggunakan provider XL- Smirnov, QQplot dan metode histogram.
Axiata adalah sebagai berikut.
Tabel 5 Data RSRP pada pengukuran di Telkomsel
Basement Hotel (XL-Axiata) Untuk normalisasi data hasil pengukuran di
Basement (XL) Cell ID : 4 Basement, Lobby, Kolam Renang, Lantai 4,
RSRP RSRP RSRP Lantai 11 dan Lantai 12 Hotel Golden Tulip
No. No. No.
(dBm) (dBm) (dBm)
1 -87.5 11 -91.5 21 -91.5
(Hotel Lombok Astoria) dengan menggunakan
2 -88 12 -91 22 -88 provider Telkomsel adalah sebagai berikut.
3 -84.5 13 -87 23 -87.5
4 -87.5 14 -88 24 -86 Basement
5 -88.5 15 -84.5 25 -87.5 1) RSRP
6 -84.5 16 -85 26 -88.5
7 -86.5 17 -82.5 27 -89.5 Untuk normaliasi data pengukuran RSRP di
8 -85.5 18 -87 28 -89 Basement Hotel menggunakan metode
9 -87 19 -88.5 29 -87.5 Kolmogorof-Smirnov dengan function Matlab
10 -91 20 -91.5 30 -90.5 “kstest” didapat hasil hipotesis = 1 atau data
Rata-rata -87.75 yang diuji diterima sebagai data berdistribusi
Standar deviasi 2.32
normal. Untuk hasil pengujian menggunakan
function Matlab QQplot adalah berupa grafik
Dari tabel di atas dapat diketahui
berikut.
bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi dari -90
QQ Plot of Sample Data versus Standard Normal

data pengukuran RSRP pada Basement Hotel -91

menggunakan provider XL-Axiata adalah -92

sebesar -87,75 dBm (Excellent) dan 2,32.


Quantiles of Input Sample

-93

-94

-95
2) Downlink -96

Untuk data Downlink pada pengukuran di -97

Basement Hotel menggunakan provider XL- -98

Axiata adalah sebagai berikut. -99


-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5
Standard Normal Quantiles
1 1.5 2 2.5

Tabel 4 Data Downlink pada pengukuran di Gambar 2 QQplot Data RSRP di Lokasi
Basement Hotel (XL-Axiata) Basement Hotel (Telkomsel)
Basement (XL) Cell ID : 4
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa data 45
QQ Plot of Sample Data versus Standard Normal

pengukuran RSRP di Basement Hotel 40

ditujukkan dengan tanda “+” berwarna biru 35


dan data distribusi normal standar ditujukkan

Quantiles of Input Sample


30
dengan garis berwarna merah. Dapat
disimpulkan bahwa data hasil pengukuran 25

RSRP di Basement Hotel masih termasuk 20

data dengan distribusi normal karena tanda“+” 15

masih mendekati garis merah yang 10

merupakan tanda distribusi normal ideal. 5


-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Untuk hasil pengujian data RSRP dengan Standard Normal Quantiles

metode histogram dapat dilihat pada gambar Gambar 4 QQplot Data Downlink di Lokasi
berikut. Basement Hotel (Telkomsel)

Dari grafik di atas dapat diketahui


bahwa data pengukuran Downlink di
Basement Hotel ditujukkan dengan tanda “+”
berwarna biru dan data distribusi normal
standar ditujukkan dengan garis berwarna
merah. Dapat disimpulkan bahwa data hasil
pengukuran Downlink di Basement Hotel
masih termasuk data dengan distribusi normal
karena tanda“+” masih mendekati garis merah
yang merupakan tanda distribusi normal ideal.
Untuk hasil pengujian data Downlink dengan
metode histogram dapat dilihat pada gambar
Gambar 3 Histogram data pengukuran RSRP berikut.
di Basement Hotel (Telkomsel)

Gambar di atas merupakan tampilan


histogram data pengukuran RSRP di
Basement Hotel. Garis merah merupakan
bentuk histogram data distribusi normal ideal,
sehingga berdasarkan garis tersebut bentuk
histogram data RSRP sedikit berbeda dengan
histogram data distribusi normal ideal.
Perbedaan bentuk dikarenakan jumlah data
yang sedikit yaitu 30 data sehingga data Gambar 5 Histogram data pengukuran
terlihat seperti terpusat pada nilai-nilai Downlink di Basement Hotel (Telkomsel)
tertentu. Gambar di atas merupakan tampilan
histogram data pengukuran Downlink di
2) Downlink Basement Hotel. Garis merah merupakan
Untuk normaliasi data pengukuran Downlink bentuk histogram data distribusi normal ideal,
di Basement Hotel menggunakan metode sehingga berdasarkan garis tersebut bentuk
Kolmogorof-Smirnov dengan function Matlab histogram data Downlink sedikit berbeda
“kstest” didapat hasil hipotesis = 1 atau data dengan histogram data distribusi normal ideal.
yang diuji diterima sebagai data berdistribusi Perbedaan bentuk dikarenakan jumlah data
normal. Untuk hasil pengujian menggunakan yang sedikit yaitu 30 data sehingga data
function Matlab QQplot adalah berupa grafik terlihat seperti terpusat pada nilai-nilai
berikut. tertentu.

XL-Axiata
Untuk normalisasi data hasil pengukuran di
Basement, Lobby, Kolam Renang, Lantai 4,
Lantai 11 dan Lantai 12 Hotel Golden Tulip
dengan menggunakan provider XL-Axiata
adalah sebagai berikut.
Basement sehingga berdasarkan garis tersebut bentuk
1) RSRP histogram data RSRP sedikit berbeda dengan
Untuk normaliasi data pengukuran RSRP di histogram data distribusi normal ideal.
Basement Hotel menggunakan metode Perbedaan bentuk dikarenakan jumlah data
Kolmogorof-Smirnov dengan function Matlab yang sedikit yaitu 30 data sehingga data
“kstest” didapat hasil hipotesis = 1 atau data terlihat seperti terpusat pada nilai-nilai
yang diuji diterima sebagai data berdistribusi tertentu.
normal. Untuk hasil pengujian menggunakan
function Matlab QQplot adalah berupa grafik 2) Downlink
berikut. Untuk normaliasi data pengukuran Downlink
-82
QQ Plot of Sample Data versus Standard Normal di Basement Hotel menggunakan metode
Kolmogorof-Smirnov dengan function Matlab
“kstest” didapat hasil hipotesis = 1 atau data
-83

-84
yang diuji diterima sebagai data berdistribusi
normal. Untuk hasil pengujian menggunakan
Quantiles of Input Sample

-85

-86 function Matlab QQplot adalah berupa grafik


-87 berikut.
QQ Plot of Sample Data versus Standard Normal
-88 50

-89
40
-90
30

Quantiles of Input Sample


-91

20
-92
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Standard Normal Quantiles 10

Gambar 6 Grafik QQplot data pengukuran 0


RSRP di Basement Hotel (XL-Axiata)
-10

Dari grafik di atas dapat diketahui -20


-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5

bahwa data pengukuran RSRP di Basement Standard Normal Quantiles

Hotel ditujukkan dengan tanda “+” berwarna Gambar 8 Grafik QQplot data pengukuran
biru dan data distribusi normal standar downlink di basement hotel (XL-Axiata)
ditujukkan dengan garis berwarna merah.
Dapat disimpulkan bahwa data hasil Dari grafik di atas dapat diketahui
pengukuran RSRP di Basement Hotel masih bahwa data pengukuran Downlink di
termasuk data dengan distribusi normal Basement Hotel ditujukkan dengan tanda “+”
karena tanda“+” masih mendekati garis merah berwarna biru dan data distribusi normal
yang merupakan tanda distribusi normal ideal. standar ditujukkan dengan garis berwarna
Untuk hasil pengujian data dengan merah. Dapat disimpulkan bahwa data hasil
metode histogram dapat dilihat pada gambar pengukuran Downlink di Basement Hotel
berikut. masih termasuk data dengan distribusi normal
karena tanda“+” masih mendekati garis merah
yang merupakan tanda distribusi normal ideal.
Untuk hasil pengujian data Downlink
dengan metode histogram dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 7 Histogram data pengukuran RSRP


di Basement Hotel (XL-Axiata)

Gambar di atas merupakan tampilan


histogram data pengukuran RSRP di
Basement Hotel. Garis merah merupakan Gambar 9 Histogram data pengukuran
bentuk histogram data distribusi normal ideal, downlink di basement hotel (XL-Axiata)
Gambar di atas merupakan tampilan Lokasi Jarak LFSL (dB)
histogram data pengukuran Downlink di (meter)
Basement Hotel. Garis merah merupakan Basement 724 95,1
bentuk histogram data distribusi normal ideal, Lobby 720 95.04
sehingga berdasarkan garis tersebut bentuk Kolam Renang 740 95.28
histogram data Downlink sedikit berbeda Lantai 4 725 95.1
Lantai 11 723 95.08
dengan histogram data distribusi normal ideal.
Lantai 12 715 94.98
Perbedaan bentuk dikarenakan jumlah data
yang sedikit yaitu 30 data sehingga data
Untuk perhitungan redaman
terlihat seperti terpusat pada nilai-nilai
propagasi yang sesuai dengan kondisi lokasi
tertentu.
pengukuran maka dipilih model Okumura
Perhitungan Effective Isotropic Radiated Hatta. Untuk menghitung redaman propagasi
Power (EIRP), Loss Propagasi dan Level model Okumura-Hatta maka perlu diketahui
Daya Terima/Received Signal Level (RSL) beberapa parameter teknis sebagai berikut.
Untuk perhitungan Effective Isotropic Tabel 8 Parameter Teknis Yang Dibutuhkan
Radiated Power (EIRP) perlu diketahui Pada Model Okumura-Hatta
Tinggi BTS (hb) 30 m
terlebih dahulu beberapa parameter teknis
Tinggi Penerima (hm) 1m
dari BTS yang diamati. Paremeter-parameter Jarak BTS ke Lokasi 724 m = 0,724 km
teknis tersebut adalah sebagai berikut. Pengukuran (D)
Tabel 6 Parameter Teknis BTS Telkomsel dan Frekuensi kerja (F) 1872,5 MHz
XL-Axiata
Frekuensi Kerja (F) 1872,5 MHz Setelah mengetahui parameter-parameter di
Daya Pancar (Ptx) 40 Watt = 16,02 dB atas maka perlu dihitung faktor koreksi tinggi
Gain Antena (Gtx) 19,3 dB
antena pemancar/ BTS.
Feeder Loss (Ltx) 1 dB
a (hm) = 3,2 (log · fc · 11,75 hm)²- 4,97
Jarak BTS ke Lokasi 0,724 km
Pengukuran (D) = 3,2 (log · 1872,5 · 1)² - 4,97
Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung nilai = 3,2 · 10,71 – 4,97
EIRP sebagai berikut. = 29,3 meter
EIRP = PTx + GTx + LTx
= 16,02 dB + 19,3 dB – 1 dB Kemudian nilai a(hm) di atas dimasukan ke
= 34,32 dB persamaan perhitungan redaman propagasi
model Okumura – Hatta.
Maka dapat diketahui bahwa nilai EIRP dari Lp = 69,55 + 26,16 · log F (Mhz) – 13,82 log
BTS Telkomsel/XL-Axiata adalah 34,32 dB. hb – a(hm) + (44,9 – 6,55 log hb) log D
(km)
Untuk perhitungan redaman propagasi = 69,55 + 85,606 – 20,414 – 29,3 +
dengan model Free Space Loss adalah 35,225 · log 0,72463
sebagai berikut = 69,55 + 85,606 – 20,414 – 29,3 – 4,93
LFSL = 32,45 + 20 log f (MHz) + 20 log = 100,512 dBm
D (km)
= 32,45 + 20 log 1872,5 + 20 log Maka didapatkan nilai redaman propagasi
0,724 dengan model Okumura-Hatta sebesar
= 32,45 + 65,45 – 2,8 100,512 dB. Untuk nilai redaman propagasi
= 95,1 dBm untuk semua lokasi pengukuran dapat dilihat
pada tabel berikut
Maka didapat nilai redaman propagasi untuk Tabel 9 Hasil perhitungan redaman propagasi
kondisi Free Space Loss adalah 95,1 dB. okumura-hatta pada semua lokasi
Hasil perhitungan redaman propagasi di atas pengukuran
Lokasi Jarak Lp (dB)
merupakan redaman propagasi pada jarak
(meter)
724 meter, dimana jarak tersebut merupakan Basement 724 100,512
jarak BTS ke titik pengukuran di Basement Lobby 720 100,416
Hotel. Untuk hasil perhitungan redaman Kolam 740 100,836
propagasi free space loss pada lokasi yang Renang
lain dapat dilihat pada tabel berikut. Lantai 4 725 100,522
Tabel 7 Hasil perhitungan redaman propagasi Lantai 11 723 100,48
untuk semua lokasi pengukuran Lantai 12 715 100,31
Pada pembahasan ini perhitungan Level = -70,512 – 27,78
Daya Terima (RSL) dibedakan menjadi 2 yaitu = -103,972 dBm
model Free Space Loss dan Okumura-Hatta.
Pada kedua model tersebut juga diperhatikan Jadi dapat diketahui bahwa dengan Model
nilai Fading Margin (FM). Dalam pembahasan Propagasi Okumura-Hatta didapat nilai RSRP
ini nilai Fading Margin diasumsikan sebesar sebesar -103,972 dBm. Untuk hasi
40 dB. perhitungan RSRP pada lokasi yang lain
Model Free Space Loss dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk perhitungan level daya terima (RSL) Tabel 11 Hasil perhitungan RSRP
dengan model Free Space Loss adalah berdasarkan model propagasi okumura-hatta
sebagai berikut. di semua lokasi di hote
RSL = EIRP – LFSL + FM Jarak Lp (dB) RSRP
= 34,32 dB – 95,1 dB + 40 dB No Lokasi (km) (dBm)
= -100,78 dB 724 100,512 -
Basement
1 103,972
= -70,78 dBm
720 100,416
Nilai RSL sering juga disebut RSSI. Pada 2 Lobby -103,87
teknologi 3G nilai RSL atau RSSI sama Kolam 740 100,836 -
dengan nilai Receive Signal Code Power 3 Renang 104,296
(RSCP). 725 100,522 -
Pada Provider Telkomsel dan XL-Axiata 4 Lantai 4 103,982
Bandwidth (BW) yang digunakan adalah 10 723 100,48
5 Lantai 11 -103,94
MHz sehingga nilai N=50. Maka 715 100,31 -
perhitungannya adalah sebagai berikut. 6 Lantai 12 103,77
RSRP (dBm) = RSSI (dBm) – 10 log 12·N)
= -70,78 dBm – 10 log (12 · 50)
= -70,78 dBm – 27,78 KESIMPULAN
= -98,56 dBm 1. Pada perhitungan RSRP menggunakan
model Free Space Loss didapatkan
Maka dapat diketahui bahwa nilai RSRP nilai sebesar -98,56 dBm. Sedangkan
dengan model Free Space Loss adalah - pada perhitungan RSRP menggunakan
98,56 dBm. model Okumura-Hatta didapatkan nilai
Tabel 10 Hasil perhitungan RSRP dengan sebesar -103,972 dBm.
model free space loss untuk semua lokasi di 2. Pada pengukuran jam sibuk hotel
hotel menggunakan provider Telkomsel
Lokasi Jarak LFSL RSRP dengan cell ID tetap didapatkan nilai
(meter) (dB) (dBm) rata-rata RSRP untuk semua lokasi
Basement 724 95,1 -98,56 pengukuran adalah sebesar -95,45
Lobby 720 95.04 -98,5
dBm. Untuk pengukuran jam sibuk
Kolam 740 95.28 -98,74
menggunakan provider XL-Axiata
Renang
Lantai 4 725 95.1 -98,56 dengan cell ID tetap didapatkan nilai
Lantai 11 723 95.08 -98,54 rata-rata RSRP untuk semua lokasi
Lantai 12 715 94.98 -98,44 pengukuran adalah sebesar -97,71
dBm
Model Okumura Hatta 3. Pada pengukuran saat jam tidak sibuk
Untuk perhitungan nilai Level Daya Terima (cell ID tetap) hotel menggunakan
(RSL) dengan model Okumura-Hatta adalah provider XL-Axiata nilai rata-rata RSRP
sebagai berikut. untuk semua lokasi adalah -92,31 dBm.
RSL = EIRP (dB) – Lp (dB)+ FM (dB) Sedangkan untuk pengukuran saat jam
= 34,32 – 100,512 +40 sibuk hotel menggunakan provider
= 34,32 – 140,512 Telkomsel dengan cell ID random
= -100,512 dB (berubah-ubah) rata-rata RSRP untuk
= -70,512 dBm semua lokasi pada pengukuran adalah
Kemudian perhitungan nilai Received Signal -86,29 dBm.
Refference Power (RSRP) adalah sebagai 4. Pada perbandingan hasil pengukuran
berikut. RSRP provider Telkomsel dengan hasil
RSRP (dBm) = RSSI (dBm) – 10 log (12·N) perhitungan menggunakan model Free
= -70,512 – 10 log (12·50) Space Loss didapatkan rata-rata faktor
koreksi untuk semua lokasi sebesar
1,183. Sedangkan pada perbandingan an-microwave-bagian-2/, diakses pada
hasil pengukuran RSRP provider XL- 28-02-2017
Axiata dengan hasil perhitungan
menggunakan model Free Space Loss Kusumo, 2015. Analisis Performasi dan
didapatkan rata-rata faktor koreksi Optimalisasi Coverage Layanan LTE
untuk semua lokasi sebesar 3,44. Telkomsel Di Denpasar Bali
5. Pada perbandingan hasil pengukuran
RSRP provider Telkomsel dengan hasil Mammen, Stephen. 2014. Making Sense of
perhitungan menggunakan model Signal Strength/Signal Quality
Okumura-Hatta didapatkan rata-rata Readings for Cellular Modems.
faktor koreksi untuk semua lokasi Tersedia di
sebesar 6,265. Sedangkan pada http://blog.industrialnetworking.com/201
perbandingan hasil pengukuran RSRP 4/04/making-sense-of-
provider XL-Axiata dengan hasil signalstrengthsignal.html, di akses
perhitungan menggunakan model pada 28-02-2017
Okumura-Hatta didapatkan rata-rata
faktor koreksi untuk semua lokasi Nindito, Satrio. 2011. Analisa Pathloss
sebesar 9,034. Exponent Pada Daerah Urban dan
6. Selisih antara pengukuran jam sibuk cell Suburban. Politeknik Elektronika Negeri
ID tetap dengan pengukuran jam sibuk Surabaya
cell ID random pada provider Telkomsel
adalah sebesar 11,42 dB. Dan selisih Pramulia. 2015. Analisis Pengaruh Jarak
antara pengukuran jam sibuk cell ID Antara User Equipment dengan
tetap dengan pengukuran jam sibuk cell eNodeB Terhadap Nilai RSRP Pada
ID random pada provider XL-Axiata Teknologi LTE 900 MHz.
adalah sebesar 3,14 dB.
Purba, Michael. 2012. Pathloss dan link
DAFTAR PUSTAKA budget. Tersedia di
Agus, Naldi. 2012. Tugas Mata Kuliah Sistem http://telekomunikasibymichaelpurba.bl
Komunikasi Bergerak : Model ogspot.co.id/2012/01/pathloss-dan-link-
Propagasi Okumura-Hatta. Program budget.html, diakses pada 02-03-2017
Magister Program Study Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Konsentrasi Puspita, Ratih Hikmah. 2010. Perhitungan
Teknik Elektronika Universitas Negri Link Budget Pada Komunikasi GSM
Padang. didaerah urban Custer Business Distric
(CBD) Residences, dan Perkantoran.
Dewana, Andhika Candra. 2008. Analisi Teknik Elektro. Jurusan Teknik Elektro.
kualitas Panggilan Layanan Suara Institut Teknologi Sepeuluh November.
(voice) system WCDMA saat terjadi di
Drop Call berdasarkan Data Statistik Rinaldo, Oki. 2010. Makalah Proyek Akhir
dan Drive Test. Tekenik Elektro, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Universitas Diponegoro. – ITS : Simulasi Sistem Call Jaringan
Seluler. Politeknik Elektronika Negeri
Haslett, Christopher. 2008. Essentials of Surabaya – ITS
Radio Wave Propagation. Camridge
Universsity Press : UK. Rohmah, Yuyun Siti. 2013. Diktat Kuliah
Teknik Transmisi Seluler :Konsep
Hutauruk, Sindak. 2011. Jurnal SEMANTIK Dasar Seluler. Telkom University
2011 : Simulasi Model Empiris Bandung
Okumura-Hata dan Model COST-231
Untuk Rugi-Rugi Saluram Pada Rubiyanti, Ira. 2011. EIRP dan Perhitungan
Komunikasi Seluler. Teknik Elektro, Link Budget. Tersedia di
Fakultas Teknik, Universitas HKBP http://irarubiyanti.blogspot.co.id/2011/0
Nommensen Medan 2/eirp-dan-perhitungan-link-
budget.html, diakses pada 28-02-2017
Ilham. 2013. Perencanaan Link Microwave
(Link Budget). Tersedia di Sarna, 2013. Karakteristik Propagasi Sinyal
http://www.packetnotes.com/perencana Pada Jaringan 3G-GSM Makassar
Sari, Desiah Umaya. 2011. Outdoor
Propagation Overview. Tersedia di
http://desiah-
hukumokumurahatta.blogspot.com/201
11/12/hukum-okumura-hatta.html,
diakses pada 02-03-2017

Anda mungkin juga menyukai