Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab II menjelaskan tentang penelitian terdahulu dan teori yang digunakan
untuk penelitian.
2.1 Penelitian Terdahulu
Maria Ulfah, (2017) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Coverage
Area 4G LTE” yang mana dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan
wilayah jangkauan (coverage area) untuk layanan jaringn 4G LTE di Balikpapan
Timur dari tahun 2015 sampai tahun 2020. Penentuan coverage area jaringan 4G
LTE ini sangat diperlukan agar pengguna (user) dapat terlayani dan bagi sisi
operator telekomunikasi dapat terus meningkatkan kualitas jaringannya. lalu untuk
pemodelannya menggunakan software Atoll dalam melakukan pemodelan
pemodelan optimasinya [1].
Tiara Yunita Ekawati, Dwi Septiaji, (2017) melakukan penelitian dengan
judul “Pemodelan Dan Analisa Kapasitas Skema Offload Traffic Data Pada
Jaringan LTE Dan 802.11AH” yang mana dalam penelitian melakukan analisis
performansi jaringan menggunakan metode drive test dengan software TEMS.
Parameter yang diukur adalah RSRP, RSRQ, dan SINR, lalu untuk pemodelan
jaringan menggunakan software Atoll [2].
Penelitian yang dilakukan dengan judul “Pemodelan dan Analisa
Performansi Traffic dan Coverage Jaringan LTE Dengan Metode Automatic Cell
Planning (Studi Kasus: Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)” bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa performansi traffic dan coverage jaringan operator
Telkomsel pada Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan melakukan pemodelan
ulang traffic dan coverage dengan parameter Key Performance Indicators (KPI)
Call Rate, Data Rate, RSRP, RSRQ, SINR, RS Coverage, Throughput, Handover.
Sehingga dapat diketahui performansi traffic dan coverage jaringan tersebut yang
selanjutnya dilakukan pemodelan ulang menggunakan metode Automatic Cell
Planning dari software Atoll.
2.2 Kajian Teori
Peneliti membahas teori-teori yang berkaitan dengan dasar penelitian yang
dilakukan. Maka dari itu teori yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

5
2.2.1 LTE (Long Term Evolution)
LTE adalah sebuah nama yang diberikan pada sebuah projek dari 3GPP
(Third Generation Partnership Project). LTE merupakan pengembangan dari
teknologi UMTS (Universal Mobile Telecomunication System) dan HSDPA (High
Speed Downlink Packet Access) yang mana LTE disebut sebagai generasi ke-4.
Dalam memberikan kecepatan, jaringan LTE memiliki kemampuan transfer data
dapat mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Selain
memiliki kecepatan transfer data, LTE juga dapat memberikan coverage dan
kapasitas dari layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional,
mendukung penggunaan multiple antenna, fleksibel dalam penggunaan bandwidth
operasinya dan juga dapat terintegrasi dengan teknologi yang sudah ada. Bandwidth
operasi pada LTE fleksibel yaitu up to 20 MHz, dan maksimal bekerja pada kisaran
bandwidth bervariasi antara 1.4 – 20 MHz. LTE mempunyai radio akses dan core
network yang dapat mengurangi network latency dan meningkatkan performansi
serta menyediakan interoperability dengan teknologi 3GPP yang sudah ada [3].
LTE diciptakan untuk memperbaiki teknologi sebelumnya. Kemampuan
dan keunggulan dari LTE terhadap teknologi sebelumnya selain dari kecepatan
transfer data tetapi juga karena LTE dapat memberikan coverage dan kapasitas dari
layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional, mendukung
penggunaan multiple antenna, fleksibel dalam penggunaan bandwidth operation
dan juga dapat terhubung atau terintegrasi dengan teknologi yang sudah ada.
Tabel 2. 1 Parameter LTE [3]
Parameter Keterangan
Peak Down Speed 64 QAM 100 (SISO), 172 (2x2 MIMO), 326 (4x4
(Mbps) MIMO)
Peak Uplink Speed (Mbps) 50 (QPSK), 57 (16QQAM), 86 (64QAM)
Data Type All packet switced data (voice and data). No
circuit switched
Channel Bandwidth (MHz) 1., 3, 5, 10, 15, 20
Duplex Schemes FDD and TDD
Mobility 0 15 km/h (Optimized)
15 120 km/h (High Performance)
Latency Idle to Active less than 100 ms
Small Packets ~10 ms
Speed Efficiency DL: 3 - 4 times Rel. 6 HSDPA
UL: 2 3 times Rel. 6 HSUPA
Access Schemes OFDMA (DL)

6
SC-FDMA (UL)
Modulation Types Supported QPSK, 16QAM, 64QAM (UL and DL)
Coverage 5 30 km cells

2.2.2 IEEE 802.11ah


IEEE 802.11ah diperkenalkan oleh IEEE 802 Task Group yang merupakan
standar untuk W baik dari sisi PHY maupun MAC yang dapat bekerja dengan
frekuensi kerja dibawah 1 GHz [3].
Tabel 2. 2 Parameter IEEE 802.11ah [3]
Parameter Details
Frequency Band Sub-1 Ghz
If BW = 1 MHz : 0.15 4 Mbps If BW
= 2 MHz : 0.65 7.8 Mbps
Typical Range 100 1000 m
Tx Tower < 10 mW - < 1mW
Bandwidth per channel 1, 2, 4, 8 or 16 MHz
Modulation BPSK, QPSK, 16-QAM, 64-QAM,
256- QAM
Transmission Technique OFDM
Topology Single-hop
Battery Operation From months to years
Power Saving Mechanism Native
Packet Length 100 bytes

Typical Scenarios One-hop networks with many nodes

2.2.3 BTS (Base Transceiver Station)

Gambar 2.1 Konfirugarasi Jaringan Seluler [3]


BTS adalah perangkat untuk mengalokasikan daya yang digunakan user dan
berfungsi sebagai interface untuk menghubungkan antara jaringan komunikasi
seluler dengan user. BTS terdiri dari perangkat radio untuk mengirim dan menerima
sinyal komunikasi seluler. [3]

7
2.2.4 Traffic Seluler
Traffic Seluler adalah sejumlah data atau informasi yang berpindah dari
tempat asal ke tujuan, dan menggunakan sebuah fasilitas telekomunikasi selama
periode waktu tertentu. Yang dikategorikan informasi adalah berita-berita
telekomunikasi, seperti suara, gambar file, dan video.

Gambar 2. 1 Prinsip kerja dasar traffic [4]

Sebuah system melayani incoming traffic lalu dibangkitkan oleh pengguna


system. Traffic dapat berupa panggilan yang harus disambungkan pada jaringan
telepon, paket yang harus dirutekan pada jaringan data, request untuk web server
dan sebagainya. Traffic yang keluar dari system adalah outgoing traffic [4].

Gambar 2. 2 Sistem Arsitektur E-Utran [4]


Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E-UTRAN adalah
sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke
jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan Node B dan
RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E-UTRAN hanya terdapat satu
komponen yakni Evolved Node B (eNode B) yang telah emnggabungkan fungsi
keduanya. eNode B secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan
bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung (BTS roof top).

8
2.2.5 Software Atoll

Gambar 2. 3 Forsk Atoll LTE Planning [5]


Atoll adalah platform pengoptimalan dan desain jaringan nirkabel multi-
teknologi 64-bit yang mendukung operator nirkabel di seluruh siklus hidup
jaringan, dari desain awal hingga densifikasi dan pengoptimalan. Atoll 3.2
mencakup RAN tunggal terintegrasi - kemampuan desain jaringan RAT ganda
untuk aliran teknologi 3GPP (GSM / UMTS / LTE) dan 3GPP2 (CDMA / LTE).
Ini memberi operator dan vendor kerangka kerja 64-bit asli yang kuat untuk
merancang dan mengoptimalkan jaringan multi-teknologi terintegrasi saat ini dan
masa depan [5].
Atoll (v 3.2) mendukung kemajuan teknologi terkini seperti HetNets dan
Wi-Fi offloading. Fitur integrasi dan otomatisasi Atoll membantu operator dengan
lancar mengotomatiskan proses pemodelan dan pengoptimalan melalui skrip
fleksibel dan mekanisme berbasis SOA. Atoll mendukung berbagai skenario
implementasi, mulai dari konfigurasi mandiri hingga konfigurasi berbasis server di
seluruh perusahaan. Dengan lebih dari 5000 lisensi aktif yang dipasang dengan
300+ pelanggan di 100 negara, Atoll telah menjadi standar industri untuk
pemodelan dan pengoptimalan jaringan radio [5].
Parameter obyek yang dioptimalkan pada software Atoll antara lain:
1. Traffic
2. Cakupan Jaringan
3. Kapasitas Sel
4. Jenis antenna
5. Tinggi antenna
6. Azimuth dan kemiringan antenna
7. Daya pancar sel

9
2.2.6 Parameter Simulasi Traffic
Secara umum parameter traffic cell planning terbagi menjadi 3 map, antara
lain:
a. Profil user pada peta traffic
1) User profile environments
2) User profile densities
b. Peta traffic per sektor
1) Throughput in uplink and downlink
2) Total number of users (all activities statues)
3) Number of users on activity status
c. Traffic maps setiap kepadatan user (Nomor users/km2)
1) All Activity statuses
2) Active in uplink and downlink
3) Active in uplink
4) Active in downlink
5) Inactive

Konsep Optimasi Traffic dan Coverage metode Automatic Cell


Planning
Konsep selular pada jaringan telepon mobile membagi daerah menjadi sel-
sel dengan masing-masing sel diberikan daya transmit yang relatif kecil. Konsep
selular menggunakan variabel level daya yang rendah, memperbolehkan ukuran sel
disesuaikan dengan kepadatan pelanggan dan permintaan pada suatu area. Gambar
2.4 bentuk-bentuk sel ditambahkan untuk mengakomodir pertumbuhan tersebut.
Gambar 2.4 menunjukkan bentuk-bentuk sel secara konvensional.

Gambar 2. 4 Bentuk-bentuk sel [6]


Automatic Cell Planning pada traffic dan cakupan jaringan adalah salah satu
metode pemodelan seluler LTE otomatis yang terdapat pada software atoll, dimana

10
kita memasukkan nilai-nilai variable pemodelan seluler dan selanjutnya akan
bekerja secara otomatis. Output yang dihasilkan antara lain nilai cakupan level daya
yang luas serta traffic lalu lintas jaringan yang optimal. [6]
2.2.8 G-NetTrack Pro

Gambar 2. 5 G-NetTrack Pro [7]


G-NetTrack Pro adalah monitor jaringan nirkabel dan alat uji drive untuk
perangkat OS Android. Ini memungkinkan pemantauan dan pencatatan parameter
jaringan seluler tanpa menggunakan peralatan khusus. Ini alat dan mainan. Ini dapat
digunakan oleh para profesional untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik
tentang jaringan atau oleh penggemar radio untuk mempelajari lebih lanjut tentang
jaringan nirkabel. Ini dapat digunakan bahkan jika Anda hanya ingin membuat
representasi yang mudah dari rute perjalanan Anda. [7]
Fitur utama G-NetTrack Pro adalah:
a. Penyajian 2G / 3G / 4G dan pengukuran informasi sel neighbour
b. Rekam pengukuran dalam file log (format teks dan kml)
c. Impor / ekspor selfile dan situs serta visualisasi garis penyajian dan sel
neighbor di peta
d. Informasi frekuensi pengukuran ARFCN
e. Pengukuran OUTDOOR dan INDOOR
f. Mode AUTO INDOOR untuk terowongan dan tempat dengan penerimaan
GPS yang buruk
g. Dukungan Dual SIM
h. Sel scan kml ekspor
i. Denah lantai dimuat
j. Rute yang telah ditentukan dimuat
k. Peta 3D - berbagai jenis peta, bangunan 3D, peta cache otomatis

11
l. Urutan pengujian data (unggah, unduh, ping)
m. Urutan tes suara
n. Urutan Data / Suara Campuran
o. Kontrol Bluetooth dari beberapa telepon
p. Kontrol SelWiFI
q. Pemindaian sel
r. Unggah dan unduh multithread
s. Bagan dengan tingkat penyajian dan sel neighbor
t. Jumlah lapisan sel dan warna sel khusus yang tidak terbatas
u. Penggunaan barometer untuk penentuan ketinggian
v. Pengumuman suara untuk berbagai acara
w. Orientasi layar berubah
Adapun beberapa TAB pada aplikasi G-NetTrack Pro ini antara lain:
a. TAB CELL
Tab CELL menunjukkan informasi jaringan dan geografis. Ini juga
menunjukkan log riwayat sel penyajian. Informasi yang ditampilkan adalah:
- Operator - nama penyedia nirkabel Anda
- MCC - Kode Negara Seluler - ini adalah kode 3 digit khusus untuk setiap
negara
- MNC - Kode Jaringan Seluler - terdiri dari 2 atau 3 digit kode dan
dikhususkan untuk setiap operator di negara tersebut
- LAC - kode area lokasi - jaringan dipisahkan oleh area lokasi, di mana
pelanggan dihalaman di semua sel secara bersamaan. LAC adalah kode
area saat ini
- NODE - Radio Network Controller - ketika di 3G itu menunjukkan ID
dari RNC yang mengontrol sel yang melayani saat ini. Pada 4G itu
menunjukkan ID enodeB.
- CID - ID CELLI dari sel penyajian saat ini
- PCI / PSC / BSIC - PCI pada 4G, PSC pada 3G dan BSIC pada 2G untuk
sel yang melayani saat ini.
- F - nomor saluran frekuensi ARFCN
- B - pita frekuensi (Uxx untuk 3G, Lxx untuk LTE)

12
- TA - waktu maju - untuk 2G dan 4G
- Ketik - mode teknologi jaringan (seperti GPRS, EDGE di 2G atau
UMTS, HSPA dll ... di 3G)
- LEVEL - kekuatan sinyal saat ini dalam dBm. Untuk teknologi yang
berbeda, judulnya berbeda - RXLEV untuk 2G, RSCP untuk 3G dan
RSRP untuk 4G.
- QUAL - kualitas sinyal jaringan. Untuk teknologi yang berbeda,
judulnya berbeda - RXQUAL untuk 2G, ECNO untuk 3G dan RSRQ
untuk 4G. Nilai ini tidak dilaporkan oleh kebanyakan ponsel. Hanya
beberapa telepon yang melaporkan ECNO dan mungkin tidak ada
telepon yang melaporkan RXQUAL.
- SNR - rasio sinyal terhadap noise. Ini diukur hanya pada LTE.
- CQI - indikator kualitas saluran. Ini diukur hanya pada 4G.
- Bujur - bujur lokasi saat ini dalam format desimal
- Lintang - Lintang lokasi saat ini dalam format desimal
- Kecepatan - kecepatan saat ini dalam kmpj.
- Akurasi - keakuratan lokasi yang ditentukan. Penentuan lokasi dapat
didasarkan pada GPS atau Jaringan (menggunakan layanan lokasi
Google - menggunakan jaringan layanan dan neighbor atau WiFi)
- Tinggi : perbedaan antara nilai Ketinggian dan Tanah
- Ketinggian : ketinggian yang diukur GPS
- Tinggi : ketinggian permukaan tanah - ini dapat diatur dalam pengaturan.
- UL : kecepatan transfer data uplink saat ini dalam kbps
- DL : kecepatan transfer data downlink saat ini dalam kbps
- Data : jaringan data yang digunakan - Jaringan Seluler atau WiFi
- Status Telepon : IDLE, PANGGILAN, DATA - status telepon saat ini -
jika dalam keadaan diam atau dalam transfer data aktif atau dalam
panggilan suara aktif
- Waktu Penyajian : waktu sel penyajian saat ini dalam hitungan detik. Jika
cellfile digunakan, baris ini juga menampilkan nama sel dan lapisan sel.
- Tabel riwayat sel penyajian : tabel ini menunjukkan log riwayat sel
penyajian perubahan dengan waktu perubahan dan tingkat di mana

13
perubahan ini terjadi. Tabel tersebut juga menunjukkan waktu penyajian
sel yang berguna untuk mengenali pemilihan ulang sel yang sering dan
kurangnya sel dominan. Juga di sini dimungkinkan untuk melihat
hilangnya jangkauan jaringan - baris dengan nilai level sama dengan -
201.
b. TAB NEI
Tab NEI menampilkan informasi tentang pengukuran sel neighbor.
Ini terdiri dari dua tabel:
- Tabel sel penyajian - menampilkan informasi tentang tingkat dan id sel
penyajian saat ini. saat di kolom 3G CELLID akan muncul RNC-
CELLID dan PSC (Primary Scrambling Code) jika telepon
melaporkannya.
- Tabel sel neighbor - menampilkan informasi tentang sel neighbor saat ini
dan levelnya. Saat di 2G, neighbor ditampilkan sebagai LAC dan
CELLID. Saat di 3G mereka ditampilkan sebagai PSC
- Di tabel neighbor untuk tabrakan PCI 4G ditampilkan dengan tanda seru
"!" -! (mod3), !! (mod6), !!! (mod30) dan penyajian - perbedaan level
neighbor - aktifkan di SETTINGS - LAINNYA - Tampilkan tabrakan
PCI dan Tampilkan perbedaan level untuk tabrakan PCI.
c. TAB MAP
Tab MAP menunjukkan tampilan geografis dari pengukuran hte dan
basis jaringan seluler. Di baris pertama terdapat informasi tentang teknologi
terkini, lapisan sel, MCC-MNC-LAC-RNC-CELLID dari sel penyajian saat
ini, pengukuran tingkat dan kualitas. Pada baris kedua terdapat informasi
tentang jarak ke sel penyajian dan arah ke sel tersebut. Informasi ini hanya
tersedia jika file sel dengan informasi jaringan sel dimuat. Pada baris ini
juga terdapat informasi tentang GPS - apakah sudah fix (warna hijau) atau
tidak (warna merah). [8]
Peta menunjukkan tampilan area sekitar dan peta tematik dari pengukuran
yang dipilih (LEVEL, QUAL, CELL, DL bitrate, UL bitrate, SPEED).
Ada empat tombol yang tersedia:
a. Tombol pertama untuk mengubah ukuran peta tematik

14
b. Tombol "Ekspor" - mengekspor peta tematik terkini dari pengukuran
yang dipilih dalam format kml. Ini berguna untuk perekaman
pengukuran dengan cepat jika fungsi logging belum diaktifkan.
c. Tombol "Screenshot" - menyimpan snapshot dari tampilan saat ini -
berguna untuk menyimpan representasi gambar pengukuran dengan
cepat.
d. Tombol "Hapus" - membersihkan tampilan - jika ada banyak titik, ini
bisa memperlambat tampilan peta dan kemudian bagus untuk
menghapus tampilan.
d. TAB INFO
Tab INFO menyediakan informasi berikut:
 Status Log - menunjukkan apakah perekaman log telah dimulai atau
belum
 IMSI - Kartu SIM Identitas Pelanggan Seluler Inernasional - ini
berguna untuk memberikan informasi agar pelacakan yang berbeda
dilakukan oleh Operator Jaringan.
 IMEI - ini adalah ID perangkat keras ponsel
 Operator Saat Ini - nama operator yang melayani saat ini
 Negara Saat Ini - negara penyedia seluler yang digunakan
 Operator Rumah - nama operator Anda
 Negara Asal - negara Operator Rumah
 Apakah Roaming - apakah ponsel sedang roaming atau tidak
 MSISDN - nomor telepon Anda
 Kartu SD - jika penyimpanan kartu sd tersedia
 Folder aplikasi - folder root yang digunakan untuk file yang diekspor -
folder tempat folder SelTracl_Logs berada
 Cellfile - nama cellfile yang dimuat
 Versi G-NetTrack - versi aplikasi saat ini
 Kode G-NetTrack - representasi nomor dari versi aplikasi saat ini
 Android SDK - nomor versi OS Android
 Perangkat - nama perangkat dan Merek - merek perangkat
 Produsen Perangkat - produsen perangkat

15
 Build Number - pembuatan perangkat lunak perangkat
 Nomor Jenis Jaringan - nomor jenis jaringan - menentukan mode
jaringan saat ini (GSM, HSDPA, CDMA dll ...). Jika ponsel Anda
menunjukkan 0 (tidak diketahui) dalam mode siaga atau terhubung,
periksa [Buang Jenis Jaringan 0] di Pengaturan untuk melaporkan level
dengan benar
 Status Urutan - status urutan suara / data
 Panggilan Suara - jumlah panggilan suara yang dilakukan di Urutan
Suara
 Panggilan Berhasil - jumlah panggilan berhasil dimulai dan diakhiri
yang dibuat di Urutan Suara
 Panggilan Diblokir - jumlah panggilan diblokir dalam urutan suara
 Panggilan Terputus - jumlah panggilan terputus yang terjadi di Urutan
Suara
e. TAB DRIVE
Tab DRIVE mewakili informasi sel melayani utama dalam format yang
nyaman dengan huruf font besar.
2.2.9 RSRP (Reference Signal Received Power)
RSRP didefinisikan sebagai daya linier rata-rata pada resource elements
yang membawa informasi reference signal dalam rentang frekuensi bandwidth yang
digunakan. Reference signal dibawa oleh simbol tertentu pada satu subcarrier dalam
resource block, sehingga pengukuran hanya dilakukan pada resource element yang
membawa informasi cell-specific reference signal. RSRP merupakan informasi
level kuat sinyal pada suatu sel. RSRP memiliki rentang nilai dari -140 hingga -44
dBm. Rumus RSRP dapat ditulis sebagai berikut [9]:
𝑅𝑆𝑅(𝑑𝐵𝑚) = 𝑅𝑆𝑆𝐼(𝑑𝐵𝑚) − 10 ∗ log(12𝑁𝑝𝑟𝑏) (2.1)
Tabel 2. 3 Standar Nilai RSRP Operator Telkomsel [9]
Kategori Batas Nilai RSRP (dBm)
Bagus (-70) – (-90)
Normal (-91) – (-110)
Kurang (-111) – (-130)

16
Jenis pengukuran sinyal LTE juga berfungsi sebagai indikator power rata-
rata termasuk referensi sinyal subcarrier. Selain itu, RSRP termasuk sinyal daya
LTE yang diterima oleh pengguna frekuensi tertentu. Semakin jauh jarak antara site
dengan pemakai maka nilai RSRP akan semakin kecil. namun sebaliknya apabila
jaraknya semakin dekat dengan site dengan pemakai maka nilai RSRP semakin
besar nilainya [10].
Faktor dari site yang menyebab terjadinya daya sinyal yang rendah:
 Lokasi site
 Kesalahan pada perangkat keras
 Cell tidak berfungsi
 Tinggi dan arah antenna
 Daya pemancar
Kondisi missing neighbor Dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
RSRP (dBm) = RSSI (dBm) -10 * log (12 * N) (2.2)
Keterangan:
RSSI = Indikator kekuatan sinyal (dBm).
N = Jumlah RB (Resource Blok).
RSSI dan tergantung pada bandwidth yang diukur
2.2.10 RSRQ (Reference Signal Received Quality)
RSRQ merupakan pengukuran kualitas daya sinyal terima dari suatu sel.
RSRQ didefinisikan sebagai rasio antara jumlah resource block, RSRP terhadap
RSSI (Received Signal Strength Indicator). RSSI merupakan daya linier rata-rata
secara keselurahan dari daya yang diterima oleh user termasuk daya dari serving
cell, noise, dan interferensi dari sel lainnya. Rumus RSRQ dapat ditulis sebagai
berikut [11]:
𝑅𝑆𝑅(𝑑𝐵) = 𝑁𝑝𝑟𝑏 𝑅𝑆𝑅𝑃(𝑑𝐵𝑚) 𝑅𝑆𝑆𝐼(𝑑𝐵𝑚) (2.3)
dimana Nprb merupakan jumlah resource block.
Tabel 2. 4 Standar Nilai RSRQ Operator Telkomsel [11]
Range (dBm) Kategori RSRQ
-15 – 0 Bagus
-20 - (-16) Normal
-30 – (-21) Kurang

17
2.2.11 SINR (Signal to Interference plus Noise Ratio)
SINR merupakan perbandingan dari daya sinyal terima terhadap daya
interferensi dan daya noise yang diterima oleh user. SINR merupakan parameter
yang menunjukkan kualitas sinyal, tetapi SINR tidak dijadikan standar spesifikasi
oleh 3GPP. Parameter ini digunakan oleh operator atau vendor telekomunikasi
dalam menentukan hubungan antara kondisi akses radio frekuensi dengan
throughput user. Parameter ini menjadi acuan bagi UE dalam menentukan CQI
(Channel Quality Indicator) yang akan ditransmisikan ke eNodeB. Selanjutnya,
eNodeB akan menentukan penggunaan skema modulasi dan coding tertentu
berdasarkan informasi CQI. Rumus SINR dapat dituliskan sebagi berikut [11]:
𝑆𝐼𝑁𝑅 = 𝑆/ 𝐼+𝑁 (2.4)
Tabel 2. 5 Standar Nilai SINR Operator Telkomsel [11]
Kategori Batas Nilai SINR (dB)
Bagus 16 - >30
Normal 1 – 15
Buruk <10-0

2.2.12 Throughput
Throughput pada drivetest LTE adalah nilai Kecepatan data (Kbit/s) dari
UE ke EnodeB. Dapat menghitung 2 tipe Throughput yaitu Download dan Upload.
Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat biasanya kegiatan drivetest
dilakukan dengan menggunakan metode browsing dan download [11].
2.2.13 Tilting Antenna
Tilting antenna adalah suatu pengaturan untuk menentukan kemiringan
antena untuk menentukan area yang mendapat cakupan sinyal. Mengubah dan
menentukan cakupan atau coverage yang bisa dilayani ileh BTS juga menggunakan
Teknik tilting antena. Teknik tilting antena ada dua jenis yakni mechanical tilting
dan electrical tilting. Mechanical tilting dilakukan dengan cara mengubah tilt angle
yang terletak pada bracket atau pengait antena. Derajat kemiringan antena dapat
diukur menggunakan tilt meter. Pengubahan arah bisa ke atas dan ke bawah,
semakin besar derajat mechanical maka antena semakin menunduk ke bawah dan

18
akan menyebabkan coverage main lobe berkurang sedangkan pada sisi side lobe
akan melebar. Electircal tilting adalah mengubah coverage antena dengan cara
mengubah fasa antena, yang menjadikan perubahan bandwidth. Mengubah fasa
antena bisa dengan mengubah pengaturan tilt pada antena, yaitu 1,2,3 dan
seterusnya. Pengaturan electrical tilting terdapat pada bagian bawah antena. [12]

Gambar 2. 6 Cara Kerja Transmisi Antena [12]

2.2.14 Perubahan tinggi antenna


Mengubah ketinggian antenna dengan perhitungan serta menyesuaikan
obstacle atau benda yang dapat menghalangi pancaran dayanya. Karena untuk
menghasilkan komunikasi yang baik diperlukan suatu tempat hampa antara antena
transmitter dan receiver atau tidak ada yang menghalangi dalam batas-batas tertentu
(Line of Sight). [13]
2.2.15 Google Earth
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya
disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi
dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara
dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi
gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth Plus ($20), yang memiliki fitur
tambahan; dan Google Earth Pro ($400 per tahun), yang digunakan untuk
penggunaan komersial. Awalnya dikenal sebagai Earth Viewer, Google Earth
dikembangin oleh Keyhole, Inc., sebuah perusahaan yang diambil alih oleh Google

19
tahun 2004. Produk ini, kemudian diganti namanya jadi Google Earth tahun 2005,
dan sekarang tersedia untuk komputer pribadi yang menjalankan Microsoft
Windows 2000, XP, atau Vista, Mac OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux (diluncurkan
tanggal 12 Juni 2006) dan FreeBSD. Dengan tambahan untuk peluncuran sebuah
klien berbasis update Keyhole, Google juga menambah pemetaan dari basis datanya
ke perangkat lunak pemetaan berbasis web. Peluncuran Google Earth menyebabkan
sebuah peningkatan lebih pada cakupan media mengenai globe virtual antara tahun
2005 dan 2006, menarik perhatian publik mengenai teknologi dan aplikasi
geospasial. [14]
Globa virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan
bayangan orang dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat
yang dituju, tetapi kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam
resolusi 15 meter. Las Vegas, Nevada dan Cambridge, Massachusetts memiliki
resolusi tertinggi, pada ketinggian 15 cm (6 inci). Google Earth memolehkan
pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau
menggunakan mouse untuk mencari lokasi.
Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang
dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar
kita dapat melihat Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi, daripada
2D di situs/program peta lainnya. Sejak November 2006, pemandangan 3D pada
pegunungan, termasuk Gunung Everest, telah digunakan dengan penggunaan data
DEM untuk memenuhi gerbang di cakupan SRTM.
Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini menambah datanya sendiri
dan menjadikan mereka tersedia melalui sumber yang berbeda, seperti BBS atau
blog. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan Bumi. dan
juga merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth mendukung
pengelolaan data Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup Language
(KML).
Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan
struktur (seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan
SketchUp, sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi lama (sebelum Versi
4), bangunan 3d terbatas pada beberapa kota, dan memiliki pemunculan yang buruk

20
tanpa tekstur apapun. Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil
3D-nya; termasuk (tetapi tidak terbatas kepada) di negara Amerika Serikat, Britania
Raya, Irlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan
Alexandria. Bulan Agustus 2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya
ditampilkan dalam bentuk 3D, termasuk tekstur seperti facade. Pemunculan tiga
dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui
Gudang 3D Google dan situs web lainnya.
2.2.16 Antena Sektoral
Antenna sektoral umumnya mempunyai penguatan lebih tinggi dari antenna
omni sekitar 10-19 dBi. Sangat baik untuk memberikan servis di daerah dalam jarak
6-8 km. Tingginya penguatan pada antenna sektoral biasanya di kompensasi dengan
lebar pola radiasi yang sempit 45-180 derajat. Jelas daerah yang dapat di servis
menjadi lebih sempit, dan ini sangat menguntungkan. Secara umum radiasi antenna
lebih banyak ke muka antenna, tidak banyak radiasi di belakang antenna sektoral.
Radiasi potongan vertikal tidak berbeda jauh dengan antenna omni. Antena sektoral
seperti halnya Antena Omnidirectional mempunyai polarisasi vertikal & dirancang
untuk digunakan pada base stasion (BTS) tempat Akses Point berada. Berbeda
dengan antena omnidirectional yang dapat memberikan servis dalam jangkauan 360
derajat. Antena sektoral hanya memberikan servis pada wilayah/sektor yang
terbatas. Biasanya 45-180 derajat saja. Pengaturan pancaran antena BTS menjadi
sektoral (bukan omnidirectional) dilakukan dengan beberapa alasan teknis,
diantaranya adalah meningkatkan kapasitas jaringan. Sudut sektor yang umum
biasanya di operasionalkan biasanya 120 derajat, sementara sudut sektor 90 derajat
juga di terapkan di beberapa BTS. Keuntungan yang diperoleh dengan membatasi
wilayah servis tersebut, antena sektoral mempunyai gain yang lebih besar daripada
antenna omnidirectional. Biasanya antena sektoral mempunyai gain antara 10-19
dBi [15].

21

Anda mungkin juga menyukai