Anda di halaman 1dari 5

Nama : Deka Nanda Fadhilah

NIM : 18201037

4G LTE (Long Term Evolution)

1. Arsitektur Jaringan 4G

Gambar 1.1 Arsitektur jaringan 4G

a. UE (User Equipment)
Adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan
dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau
teknologi sebelumnya.
b. 2. E-UTRAN (Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network)
Adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses
dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan
Node B dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E-UTRAN hanya
terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNode B) yang telah
menggabungkan fungsi keduanya. eNode B secara fisik adalah suatu base station
yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-
gedung (BTS roof top).
c. EPC (Evolved Packet Core)
Ialah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler,
sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC
menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G)
memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet
Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengiriman IP
secara  end to end pada LTE.
 Mobility Management Entity (MME), yaitu elemen control utama yang
terdapat pada EPC. Biasanya pelayanan MME pada lokasi keamanan
operator. Pengoperasiannya hanya pada control plane dan tidak meliputi
data user plane. Fungsi utama MME pada arsitektur jaringan LTE adalah
sebagai authentication dan security, mobility management, managing
subscription profile dan service connectivity.
 Home Subscription Service (HSS), merupakan tempat penyimpanan data
pelanggan untuk semua data permanen user. HSS juga menyimpan lokasi
user pada level yang dikunjungi node pengontrol jaringan. Seperti MME,
HSS adalah server database yang dipelihara secara terpusat pada premises
home operator.
 Serving Gateway (S-GW), berfungsi sebagai jembatan antara manajemen
dan switching user plane. S-GW merupakan bagian dari infrastruktur
jaringan sebagai pusat operasioanal dan maintenance. Peranan S-GW
sangat sedikit pada fungsi pengontrolan. Hanya bertanggungjawab pada
sumbernya sendiri dan mengalokasikannya berdasarkan permintaan MME,
P-GW, atau PCRF, yang memerlukan set-up, modifikasi atau penjelasan
pada UE.
 Packet Data Network Gateway (PDN-GW), merupakan komponen penting
pada LTE untuk melakukan terminasi dengan Packet Data Network (PDN).
Adapun PDN GW mendukung policy enforcement feature, packet filtering,
charging support pada LTE, trafik data dibawa oleh koneksi virtual yang
disebut dengan service data flows (SDFs).
 Policy and Charging Rules Function (PCRF), merupakan bagian dari
arsitektur jaringan yang mengumpulkan informasi dari dan ke jaringan,
sistem pendukung operasional, dan sumber lainnya seperti portal secara real
time, yang mendukung pembentukan aturan dan kemudian secara otomatis
membuat keputusan kebijakan untuk setiap pelanggan aktif di jaringan.

2. Teknologi Multiplexing dan Multiple Access


a. OFDM (Orthogonal Frequency Division Multplexing)
Merupakan Teknik multiplexing yang membagi laju data kecepatan tinggi menjadi
beberapa laju data kecepatan rendah yang ditransmisikan secara simultan
menggunakan beberapa subcarriers yang saling ortagonal. Dengan subcarriers yang
saling ortaghonal menyebabkan penggunaan spektrum antar subcarrier saling overlap
tanpa menimbulkan interferensi dan menghemat bandwidth.
b. OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access)
Merupakan teknik multiple acces yang pada dasarnya merupakan gabungan antara
Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division Multiple Access
(TDMA). Hal ini berarti bahwa multiple user dialokasikan pada subcarrier yang
berbeda secara dinamis (FDMA) dan pada time slot yang berbeda pula (TDMA).
c. SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access)
Merupakan perkembangan dari OFDMA. SC-FDMA mewarisi kelebihan-kelebihan
dari OFDMA, namun ada 1 kelebihan SCFDMA yang tidak dimiliki )FDMA yaitu
nilai PAPR (Peak to Average Power Ratio) yang kecil. PAPR ialah suatu performansi
yang digunakan untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter.
Sistem SC FDMA merupakan system OFDMA yang ditambah DFT yang berfungsi
untuk mengubah sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi. Serta membuat
frekuensi multiplexing atau multiple acces walaupun menggunakan transmisi single
carier.
Gambar 1.2 Skema OFDMA dan SC-FDMA

Gambar 1.3 Skema OFDM

3. Teknologi dan Alokasi Frekuensi


Terdapat 2 teknologi duplexing yang dipakai dalam 4G, yaitu:
a. FDD (Frequency Division Duplex), sistem komunikasidimanadalam proses
komunikasinya menggunakan 2 kanal frekuensi yang berbeda untuk uplink dan
downlink dengan waktu yang sama/serempak. Sehingga baik download maupun
upload selalu tersedia.
b. TDD (Time Division Duplex), sistem komunikasi dimana data dikirim dan diterima
melalui 1 kanal freuensi yang sama namun dipisahkan dengan jeda waktu yang
singkat. Atau dengan adanya time slot.
Alokasi frekuensi untuk 4G di Indonesia menempati band ke 3, 5, 8 dan 40 pada table
band frekuensi.
 Band 3, menggunakan teknologi FDD dengan alokasi UL (1710-1785 MHz) dan
DL 1805-1880 MHz) (operator Indosat, Telkomsel, XL, 3)
 Band 5, menggunakan teknologi FDD dengan alokasi UL (824-829 MHz) dan DL
869-894 MHz) (Operator Smartfren)
 Band 8, menggunakan teknologi FDD dengan alokasi UL (880-915 MHz) dan DL
925-960 MHz) (operator Indosat, Telkomsel, XL, )
 Band 40, menggunakan teknologi TDD dengan alokasi UL (2300-2400 MHz) dan
DL 2300-2400 MHz) (operator Telkomsel, Smartfren, Bolt))

Gambar 1.4 Skema FDD dan TDD

Anda mungkin juga menyukai