Dosen Pengampu :
Ari Wijayanti
Karena Terminal pada sisi pengguna berukuran kecil selain itu factor lainnya adalah
sumber daya berupa baterai yang dimiliki juga terbatas serta desain dari amplifier dayanya
yang terlalu sederhana.
4. Jelaskan hubungan antara pemilihan metode akses jamak tersebut dengan nilai PAPR?
OFDMA pada downlink dimana OFDMA memiliki akar kuadrat rata-rata (rms)
puncak gelombang terhadap bentuk gelombang yang tinggi yang dikenal sebagai Peak to-
Power Average Ratio (PAPR) yang tinggi. Sementara itu SC-FDMA yang kita gunakan
untuk uplink memiliki PAPR rendah meskipun pesan data yang dilewatkan juga lebih
rendah. Peak to Average Power Ratio (PAPR) adalah suatu performansi yang digunakan
untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter. Semakin rendah nilai
PAPR maka efisiensi daya yang dihasilkan adalah semakin tinggi.
5. Jelaskan bagaimana system MIMO dapat meningkatkan keandalan antarmuka udara (air
interface) jika dibandingkan system antenna yang ada sekarang.
System MIMO dapat meningkatkan keandalan antarmuka yaitu ketika pada
kondisi antarmuka radio (air interface) yang buruk, hal ini ditandai banyaknya pudaran
akibat dari pantulan gelombang (multipath fading), maka sistem multi antena MIMO dapat
memperbaiki pudaran pada sisi uplink maupun downlink.
Sementara pada kondisi antarmuka radio yang baik MIMO memberikan efisiensi
spektrum yang tinggi karena memungkinkan aliran data secara paralel. Sistem antena pada
GSM maupun UMTS hanya berupa Rx diversity pada sisi base station yang hanya
bertujuan untuk memperbaiki pudaran pada sisi uplink.
7. Jika anda diminta melakukan planning jaringan LTE menggunakan spektrum 1800 MHz,
yang saat ini digunakan oleh GSM/DCS, duplikasi manakan yang akan anda gunakan FDD
atau TDD? Berikan alas an saudara.
Untuk bisa melakukan planning jaringan LTE kita bisa menggunakan dua duplikasi
yaitu antara FDD ataupun TDD. Untuk spektrum 1800 MHz yang saat ini digunakan oleh
GSM/DCS sudah dialokasikan secara berpasangan uplink dan downlink untuk kepentingan
duplikasi frekuensi FDD.
Oleh karena itu, jika LTE diterapkan di spektrum ini maka sebaiknya menggunakan
duplikasi FDD. Di samping itu salah satu keuntungan utama FDD adalah uplink dan
downlink berjalan secara simultan sehingga dapat mengurangi latency terutama pada
bagian uplink.
8. Jelaskan Teknik multiple antenna yang digunakan pada LTE untuk uplink dan downlink.
Jelaskan mengapa demikian?
Teknik Multiple Antena yang digunakan untuk downlink yaitu SU-MIMO, MU-
MIMO dan TxDiv. Dan untuk uplink yaitu hanya dengan MU-MIMO.
SU-MIMO
Gambar 2. SU-MIMO
Artinya beberapa data streams dikirimke pengguna yang sama maksimal yaitu 2
codeword.. Lalu keuntungannya throughput yang signifikan untuk UEs dalam kondisi
SINR tinggi.
MU-MIMO
TxDiv
Sedangkan perangkat penerima dalam teknologi mobile LTE dikenal dengan istilah
CPE. Perangkat ini berfungsi mengirimkan sinyal dari CPE ke arah Base Station (UL
signal) dan menerima sinyal balikan dari perangkat Base Station(DL signal).Pada LTE
untuk multiple access nya yaitu menggunakan OFDMA pada downlink dan untuk single
carrier – Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) pada uplink nya. SC-FDMA
secara teknis serupa dengan OFDMA tetapi lebih cocok diaplikasikan pada devais
handheld karena lebih sedikit dalam konsumsi batrei
9. Jelaskan perbedaan antara BTS, nodeB dan eNode berdasarkan standarisasi yang
dikeluarkan oleh 3GPP.
Node-B adalah satu istilah dalam teknologi telepon genggam UMTS untuk
menandakan suatu BTS (base transceiver station, stasiun penerima untuk 3G, 3.5 G
ataupun 4G) yang berbeda dengan BTS untuk GSM. Node-B mempergunakan WCDMA
untuk teknologi transportasi udara seperti di semua seluler sistem UMTS dan GSM. Node-
B mengandung pemancar frekuensi radio dan penerima yang dipergunakan untuk
hubungan secara langsung dengan telepon genggam, yang bergerak dengan bebas di
sekitarnya. Di dalam tipe ini telepon genggam tidak dapat berhubungan secara langsung
namun berhubungannya harus melalui BTS terlebih dahulu
E-UTRAN Node B , juga dikenal sebagai Evolved Node B (disingkat eNodeB atau
ENB ), adalah elemen di E-UTRA dari LTE yang merupakan evolusi dari elemen Node B
di UTRA dari UMTS . Ini adalah perangkat keras yang terhubung ke jaringan telepon
seluler yang berkomunikasi langsung secara nirkabel dengan handset seluler ( UE ), seperti
base transceiver station (BTS) di jaringan GSM.Secara tradisional, Node B memiliki
fungsionalitas minimum, dan dikendalikan oleh Radio Network Controller (RNC). Namun,
dengan eNB, tidak ada elemen pengontrol yang terpisah. Ini menyederhanakan arsitektur
dan memungkinkan waktu respons yang lebih rendah.
Gambar 2 :BTS,NodeB dan e-NodeB
(https://irfanmghani.student.ittelkom-pwt.ac.id/wp-
content/uploads/sites/150/2018/03/ARSITEKTUR-4G-LTE_Irfan-Muhammad-
Ghani_15101052.pdf)
10. Jelaskan bagian-bagian radio akses dan EPC pada LTE/SAE. Jelaskan pula fungsi masing-
masing komponennya.
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution)
yang menggambarkan suatu evolusi arsitektur dibandingkan dengan teknologi
sebelumnya. Secara keseluruhan LTE mengadopsi teknologi EPS (Evolved Packet
System). Didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-
UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet
Core).
Gambar 3 : Bagian-bagian radio akses dan EPC pada LTE/SAE.
(http://teknologi-4g-lte.blogspot.com/2015/05/arsitektur-lte.html)
a. User Equipment (UE)
User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan
berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada
UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN
Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E-UTRAN adalah
sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke
jaringan core. Pada sistem LTE E-UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni
Evolved Node B (eNode B) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNode B
secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS
Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung (BTS roof top).
c. Evolved Packet Core (EPC)
EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi
seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC
menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G)
memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet
Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengiriman IP secara end
to end pada LTE. Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis
baru, seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility
Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription Service),
PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDN-GW (Packet Data Network
Gateway). Berikut penjelasan singkatnya:
▪ Mobility Management Entity (MME)
MME merupakan elemen control utama yang terdapat pada EPC. Biasanya
pelayanan MME pada lokasi keamanan operator. Pengoperasiannya hanya
pada control plane dan tidak meliputi data user plane. Fungsi utama MME pada
arsitektur jaringan LTE adalah sebagai authentication dan security, mobility
management, managing subscription profile dan service connectivity.
▪ Home Subscription Service (HSS)
HSS merupakan tempat penyimpanan data pelanggan untuk semua data
permanen user. HSS juga menyimpan lokasi user pada level yang dikunjungi node
pengontrol jaringan. Seperti MME, HSS adalah server database yang dipelihara
secara terpusat pada premises home operator.
▪ Serving Gateway (S-GW)
S-GW adalah jembatan antara manajemen dan switching user plane. S-GW
merupakan bagian dari infrastruktur jaringan sebagai pusat operasioanal dan
maintenance. Peranan S-GW sangat sedikit pada fungsi pengontrolan. Hanya
bertanggungjawab pada sumbernya sendiri dan mengalokasikannya berdasarkan
permintaan MME, P-GW, atau PCRF, yang memerlukan set-up, modifikasi atau
penjelasan pada UE.
(https://support.huawei.com/huaweiconnect/carrier/en/thread-446445.html)
13. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang BBU 3900 board.
Baseband Control Unit atau BBU merupakan komponen dari BTS 3900 yang pada
intinya menyebabkan BTS dapat berkomunikasi dengan Base Station Control (BSC ).
Dimana pada Bbu 3900 memiliki fungsi sebagai berikut:
▪ Secara Terpusat mengontrol seluruh base Station , termasuk operasional dan maintain
BTS , Signalling processing , dan clock sistem.
▪ Memproses sinyal baseband uplink dan downlink .
▪ Tempat tersedianya port fisik , dimana digunakan untuk :
Menghubungkan Base Station ke Transport network untuk pertukaran
informasi .
Untuk menjaga / mengontrol kanal , yang mana digunakan untuk
menghubungkan BBU3900 ke pusat operasional dan pengontrolan ( OMC ) .
Tempat tersedianya port Common Public Radio Interface ( CPRI ).
Isi atau board dan module yang berada pada BBU3900 diantaranya adalah :
14. Jelaskan prinsip TDD dan FDD serta bagaimana aplikasi pada teknologi LTE.
❖ FDD
FDD sendiri merupakan kependekan dari Frequency Division Duplexing. FDD ini
mempunyai cara pengantaran data dengan menggunakan dua buah channel yang berbeda
antara transmit dan receive.Metode ini digunakna oleh mayoritas operator penyelenggara
4G di Indonesia dan banyak negara Asia Tenggara. Di Indonesia, praktis hanya Bolt! saja
yang tidak menggunakan teknologi FDD.Teknologi ini juga memiliki beberapa
keunggulan seperti lebih jarang terkena gangguan interferensi dan resepsi penerimaan yang
baik.Cara kerja FDD sendiri diklasifikasikan sebagai sistem full duplex dan teknologi FDD
sendiri berjalan pada dua frekuensi yang berbeda, yakni pada frekuensi 800MHz dan
1800MHz. Menggunaakn teknologi ini memiliki kelebihan pada keseimbangan antara
upload dan download. Ini berarti bahwa baik upload maupun download selalu tersedia.
Karena FDD menggunakan dua saluran yang berbeda untuk mengunduh dan mengunggah
data.
❖ TDD
Berbeda dengan FDD, TDD adalah kependekan dari Time Division Duplexing,
dimana data diantarkan dan diterima dalam satu channel frekuensi yang sama, hanya
dengan pemisahan jeda waktu yang singkat.Teknologi TDD sendiri sangat cocok untuk
data yang dikirimkan secara asimetris, misalnya untuk browsing internet, video
surveillance atau broadcast. TDD dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk bagian
yang membutuhkan lebih banyak bandwidth, sehingga menyeimbangkan beban
data.Keunggulan cara ini, karena pengiriman dan penerimaan data hanya menggunakan
satu channel, maka kapasitas yang tersedia bisa menjadi lebih besar dibanding FDD.Lebih
lanjut, Duplexing sendiri merupakan istilah di mana sebuah smartphone dapat menerima
dan mengirim data dalam waktu yang bersamaan. Berbeda dengan Simplexing dimana
kegiatan menerima dan mengirim data tidak bisa dilakukan dalam waktu yang sama. seperti
halnya pada Walkie-talkie. LTE FDD-membutuhkan dua kanal frekuensi, satu untuk
downlink dan satu lagi untuk uplink. Frekuensi carrier ini masing-masing dinamakan
frekuensi radio EARFCN (E-UTRA Absolute Frequency Channel Number). Sebaliknya,
LTE TDD-hanya memiliki satu EARFCN.
Struktur frame untuk LTE berbeda antara Time Division Duplex, TDD dan
Frequency Division Duplex, mode FDD karena ada persyaratan yang berbeda untuk
memisahkan data yang ditransmisikan. Ada dua jenis struktur rangka LTE yaitu:
Dalam domain waktu dikenal dengan istilah Time Transmision Interval atau TTI, yang
merupakan unit dasar pada domain waktu saat penjadwalan transmisi data pada kanal fisik.
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep TTI tersebut, berikut ilustrasi Frame Structure pada
LTE:
Seperti kita ketahui bahwa ada berbagai variasi bandwidth yang digunakan pada sistem LTE,
seperti 1.4 MHz, 3 MHz, 5 MHz, 10 MHz, dan 20 Mhz. Gambar dibawah ini menjelaskan
tentang Tabel untuk menunjukkan berapa besar resource block (RB) terhadap bandwidth yang
digunakan:
sumber : (https://nextren.grid.id/read/0124913/jelang-45g-yuk-kenali-ulang-4g-lte-di-
indonesia?page=all)
Sumber : https://balitbangsdm.kominfo.go.id/publikasi_465_3_199