Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KE 2 KOMUNIKASI TERAPAN

Nama : Iman Widayat


NRP :1203181022
Kelas : 3 D3 Teknik Telekomunikasi A

Dosen Pengampu :

Ari Wijayanti

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI


DEPARTEMEN ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKRONIKA NEGERI SURABAYA
2021
1. Lengkapilah kolom-kolom dibawah ini

Teknologi Operating Frequency Multiple Modulati Teknologi Maksimum


Frequency Bandwidth Access on Throughput
1G 824-894 MHz <200kHz Frequency FM AMPS, 14.4 kbps
Division NMT, TACS
Multiple
Access
(FDMA)
2G 900 MHz <200 kHz Time GMSK D-AMPS, 64 kbps
1800 MHz Atau 25 kHz Division (GPRS) GSM/GPRS,
per channel Multiple cdmaOne
Access
(TDMA),
Coded
Division
Multiple
Access
(CDMA)
2,5G 1900MHz 1.8MHz Time GMSK GPRS, 384kbps
Division (GPRS) EDGE, dan
Multiple 8PSK PDN
Access (EDGE)
(TDMA),
Coded
Division
Multiple
Access
(CDMA
3G 1700MHz 5-20 MHz Wideband – QPSK(C CDMA2000/ 8 Mbps
2100 MHz Coded DMA200 EV-DO, HSPA+
Division 0) WCDMA/H
Multiple SPA+, TD-
Access (W- SCDMA
CDMA),
Enhanced
Data Rate
for Global
(EDGE)
3,5G 2500 MHz <100 MHz HSPA QPSK(H HSDPA, 21 Mbps
SDPA) WiBro HSPA+
16QAM
4G 800 MHz 100+ MHz Orthogonal BPSK LTE, LTE 20-
1800 MHz Frequency QPSK Advanced 100Mbps
2600 MHz Division 16QAM
Multiplexing 64 QAM
(OFDM)

2. Gambarkan linimasa perkembangan arsitekture system komunikasi wireless versi 3GPP


dari release 99 hingga LTE.

Gambar 1 : linimasa perkembangan arsitekture system komunikasi wireless


(http://prtrq.blogspot.com/2014/04/Tugas1-4G.html)
3. Mengapa pada LTE system akses jamak dibedakan antara downlink yang menggunakan
OFDM dan uplink menggunakan SCFDMA?

Karena Terminal pada sisi pengguna berukuran kecil selain itu factor lainnya adalah
sumber daya berupa baterai yang dimiliki juga terbatas serta desain dari amplifier dayanya
yang terlalu sederhana.
4. Jelaskan hubungan antara pemilihan metode akses jamak tersebut dengan nilai PAPR?

OFDMA pada downlink dimana OFDMA memiliki akar kuadrat rata-rata (rms)
puncak gelombang terhadap bentuk gelombang yang tinggi yang dikenal sebagai Peak to-
Power Average Ratio (PAPR) yang tinggi. Sementara itu SC-FDMA yang kita gunakan
untuk uplink memiliki PAPR rendah meskipun pesan data yang dilewatkan juga lebih
rendah. Peak to Average Power Ratio (PAPR) adalah suatu performansi yang digunakan
untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter. Semakin rendah nilai
PAPR maka efisiensi daya yang dihasilkan adalah semakin tinggi.

5. Jelaskan bagaimana system MIMO dapat meningkatkan keandalan antarmuka udara (air
interface) jika dibandingkan system antenna yang ada sekarang.
System MIMO dapat meningkatkan keandalan antarmuka yaitu ketika pada
kondisi antarmuka radio (air interface) yang buruk, hal ini ditandai banyaknya pudaran
akibat dari pantulan gelombang (multipath fading), maka sistem multi antena MIMO dapat
memperbaiki pudaran pada sisi uplink maupun downlink.
Sementara pada kondisi antarmuka radio yang baik MIMO memberikan efisiensi
spektrum yang tinggi karena memungkinkan aliran data secara paralel. Sistem antena pada
GSM maupun UMTS hanya berupa Rx diversity pada sisi base station yang hanya
bertujuan untuk memperbaiki pudaran pada sisi uplink.

6. Salah satu kelebihan system komunikasi 4G adalah fleksibilitas spektrum. Menurut


pendapat saudara dimanakah seharusnya LTE diletakkan pada spektrum frekuensi di
Indonesia? Jelaskan alasannya.
Jika semakin rendah spektrum frekuensi maka akan semakin andal dan juga luas
jangkauannya.oleh karena itu spektrum terbaik untuk LTE adalah 700 Mhz dikarenakan
satu buah e-nodeB mampu menjangkau pelanggan sejauh 10 Km dengan sangat
baik.Tetapi spektrum ini masih diduduki oleh televisi analog selain itu spektrum 1800 Mhz
juga masih diduduki oleh Operator GSM secara penuh sehingga LTE diletakan pada
frekuensi 2300 Mhz dan berdampingan dengan WiMAX.

7. Jika anda diminta melakukan planning jaringan LTE menggunakan spektrum 1800 MHz,
yang saat ini digunakan oleh GSM/DCS, duplikasi manakan yang akan anda gunakan FDD
atau TDD? Berikan alas an saudara.

Untuk bisa melakukan planning jaringan LTE kita bisa menggunakan dua duplikasi
yaitu antara FDD ataupun TDD. Untuk spektrum 1800 MHz yang saat ini digunakan oleh
GSM/DCS sudah dialokasikan secara berpasangan uplink dan downlink untuk kepentingan
duplikasi frekuensi FDD.

Oleh karena itu, jika LTE diterapkan di spektrum ini maka sebaiknya menggunakan
duplikasi FDD. Di samping itu salah satu keuntungan utama FDD adalah uplink dan
downlink berjalan secara simultan sehingga dapat mengurangi latency terutama pada
bagian uplink.

8. Jelaskan Teknik multiple antenna yang digunakan pada LTE untuk uplink dan downlink.
Jelaskan mengapa demikian?

Teknik Multiple Antena yang digunakan untuk downlink yaitu SU-MIMO, MU-
MIMO dan TxDiv. Dan untuk uplink yaitu hanya dengan MU-MIMO.
SU-MIMO

Gambar 2. SU-MIMO
Artinya beberapa data streams dikirimke pengguna yang sama maksimal yaitu 2
codeword.. Lalu keuntungannya throughput yang signifikan untuk UEs dalam kondisi
SINR tinggi.
MU-MIMO

Gambar 3. MU-MIMO [6].


Aliran data yang berbeda dikirim ke pengguna yang berbeda menggunakan sumber daya
frekuensi waktu yang sama. Meningkatkan throughput bahkan dalam kondisi SINR
rendah (tepi sel). Bekerja bahkan untuk ponsel antena tunggal.

TxDiv

Gambar 4. TxDiv [6].


Meningkatkan keandalan pada satu aliran data. Skema mundur jika kondisi saluran tidak
mengizinkan MIMO. Berguna untuk meningkatkan keandalan pada saluran Kontrol
umum.
Perangkat pengirim dalam teknologi LTE dikenal sebagai BTS.
Berfungsi mengirimkan sinyal dari BTS ke arah perangkat penerima Costumer
Premise Equipment (CPE). Sinyal yang dikirim ini disebut sebagai Down Link (DL)
signal dan menerima sinyal balikan dari perangkat CPE. Sinyal balikan dari CPE
ini disebut Up Load (UL) signal.

Sedangkan perangkat penerima dalam teknologi mobile LTE dikenal dengan istilah
CPE. Perangkat ini berfungsi mengirimkan sinyal dari CPE ke arah Base Station (UL
signal) dan menerima sinyal balikan dari perangkat Base Station(DL signal).Pada LTE
untuk multiple access nya yaitu menggunakan OFDMA pada downlink dan untuk single
carrier – Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) pada uplink nya. SC-FDMA
secara teknis serupa dengan OFDMA tetapi lebih cocok diaplikasikan pada devais
handheld karena lebih sedikit dalam konsumsi batrei
9. Jelaskan perbedaan antara BTS, nodeB dan eNode berdasarkan standarisasi yang
dikeluarkan oleh 3GPP.

Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah sebuah infrastruktur


telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara peranti komunikasi dan
jaringan operator. Fungsi BTS yaitu mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat
mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk selanjutnya
dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data. Nama lain dari BTS
adalah Base Station (BS), Radio Base Station (RBS), atau node B (eNB).Dalam penamaan
di generasi 2G yaitu menggunakan nama BTS sedangkan di generasi 3G disebut dengan
nodeB. Di dalam data perangkat BTS berisi tentang nama BSC dimana BTS tersebut
berada, frekuensi BTS atau BTS Band, tipe dari BTS, Konfigurasi BTS, Tipe dari TRX,
Jumlah dari TRX, tipe combiner, dan jumlah combiner. Data – data tersebut berfungsi
dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan perangkat keras BTS.

Node-B adalah satu istilah dalam teknologi telepon genggam UMTS untuk
menandakan suatu BTS (base transceiver station, stasiun penerima untuk 3G, 3.5 G
ataupun 4G) yang berbeda dengan BTS untuk GSM. Node-B mempergunakan WCDMA
untuk teknologi transportasi udara seperti di semua seluler sistem UMTS dan GSM. Node-
B mengandung pemancar frekuensi radio dan penerima yang dipergunakan untuk
hubungan secara langsung dengan telepon genggam, yang bergerak dengan bebas di
sekitarnya. Di dalam tipe ini telepon genggam tidak dapat berhubungan secara langsung
namun berhubungannya harus melalui BTS terlebih dahulu

E-UTRAN Node B , juga dikenal sebagai Evolved Node B (disingkat eNodeB atau
ENB ), adalah elemen di E-UTRA dari LTE yang merupakan evolusi dari elemen Node B
di UTRA dari UMTS . Ini adalah perangkat keras yang terhubung ke jaringan telepon
seluler yang berkomunikasi langsung secara nirkabel dengan handset seluler ( UE ), seperti
base transceiver station (BTS) di jaringan GSM.Secara tradisional, Node B memiliki
fungsionalitas minimum, dan dikendalikan oleh Radio Network Controller (RNC). Namun,
dengan eNB, tidak ada elemen pengontrol yang terpisah. Ini menyederhanakan arsitektur
dan memungkinkan waktu respons yang lebih rendah.
Gambar 2 :BTS,NodeB dan e-NodeB

(https://irfanmghani.student.ittelkom-pwt.ac.id/wp-
content/uploads/sites/150/2018/03/ARSITEKTUR-4G-LTE_Irfan-Muhammad-
Ghani_15101052.pdf)

10. Jelaskan bagian-bagian radio akses dan EPC pada LTE/SAE. Jelaskan pula fungsi masing-
masing komponennya.
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution)
yang menggambarkan suatu evolusi arsitektur dibandingkan dengan teknologi
sebelumnya. Secara keseluruhan LTE mengadopsi teknologi EPS (Evolved Packet
System). Didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-
UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet
Core).
Gambar 3 : Bagian-bagian radio akses dan EPC pada LTE/SAE.
(http://teknologi-4g-lte.blogspot.com/2015/05/arsitektur-lte.html)
a. User Equipment (UE)
User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan
berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada
UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN
Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E-UTRAN adalah
sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke
jaringan core. Pada sistem LTE E-UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni
Evolved Node B (eNode B) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNode B
secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS
Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung (BTS roof top).
c. Evolved Packet Core (EPC)
EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi
seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC
menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G)
memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet
Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengiriman IP secara end
to end pada LTE. Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis
baru, seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility
Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription Service),
PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDN-GW (Packet Data Network
Gateway). Berikut penjelasan singkatnya:
▪ Mobility Management Entity (MME)
MME merupakan elemen control utama yang terdapat pada EPC. Biasanya
pelayanan MME pada lokasi keamanan operator. Pengoperasiannya hanya
pada control plane dan tidak meliputi data user plane. Fungsi utama MME pada
arsitektur jaringan LTE adalah sebagai authentication dan security, mobility
management, managing subscription profile dan service connectivity.
▪ Home Subscription Service (HSS)
HSS merupakan tempat penyimpanan data pelanggan untuk semua data
permanen user. HSS juga menyimpan lokasi user pada level yang dikunjungi node
pengontrol jaringan. Seperti MME, HSS adalah server database yang dipelihara
secara terpusat pada premises home operator.
▪ Serving Gateway (S-GW)
S-GW adalah jembatan antara manajemen dan switching user plane. S-GW
merupakan bagian dari infrastruktur jaringan sebagai pusat operasioanal dan
maintenance. Peranan S-GW sangat sedikit pada fungsi pengontrolan. Hanya
bertanggungjawab pada sumbernya sendiri dan mengalokasikannya berdasarkan
permintaan MME, P-GW, atau PCRF, yang memerlukan set-up, modifikasi atau
penjelasan pada UE.

▪ Packet Data Network Gateway (PDN-GW)


PDN-GW adalah komponen penting pada LTE untuk melakukan terminasi
dengan Packet Data Network (PDN). Adapun PDN GW mendukung policy
enforcement feature, packet filtering, charging support pada LTE, trafik data dibawa
oleh koneksi virtual yang disebut dengan service data flows (SDFs).
▪ Policy and Charging Rules Function (PCRF)
PCRF merupakan bagian dari arsitektur jaringan yang mengumpulkan
informasi dari dan ke jaringan, sistem pendukung operasional, dan sumber lainnya
seperti portal secara real time, yang mendukung pembentukan aturan dan kemudian
secara otomatis membuat keputusan kebijakan untuk setiap pelanggan aktif di
jaringan. Jaringan seperti ini mungkin menawarkan beberapa layanan, kualitas layanan
(Quality of services), dan aturan pengisian. PCRF dapat menyediakan jaringan
solusi wireline dan wireless dan juga dapat mngaktifkan pendekatan multidimensi
yang membantu dalam menciptakan hal yang menguntungkan dan platform inovatif
untuk operator.
11. Sebutkan interface pada arsitektur LTE yang direkomendasikan oleh 3GPP untuk
komunikasi dengan platform teknologi yang sama atau dengan teknologi yang lain.
❖ OFDMA
Teknologi OFDM multi-user dimana pengguna dapat ditugaskan pada basis
TDMA dan FDMA dimana pengguna tunggal tidak perlu menempati semua
sub-carrier pada waktu tertentu. Dengan kata lain, subset dari subcarrier
ditugaskan ke pengguna tertentu. Hal ini memungkinkan transmisi data rate
rendah secara simultan dari beberapa pengguna dan juga dapat ditugaskan
secara dinamis ke saluran interferensi non-fading yang terbaik untuk
pengguna tertentu dan menghindari sub-carrier yang buruk untuk ditugaskan.
Sistem fixed and mobile Point-to-Multipoint menggunakan OFDMA dan
sebagian besar sistem yang sedang berkembang menggunakan OFDMA
seperti Mobile WiMAX dan LTE.
❖ SC-FDMA
Teknologi multicarrier berbasis OFDMA untuk uplink. Ia ditujukan untuk
mempermudah sistem trasmitter pada handset dan mereduksi konsumsi daya
dengan fitu PAPR yang lebih rendah. Pada struktur receiver, ia lebih
kompleks daripada OFDMA dengan performa link yang sama, namun hal ini
mungkin tak menjadi problem karena receiver berada pada base station, yang
tidak memiliki permasalahan daya atau kompleksitas. SC-FDMA
terlokalisasi dimaksudkan untuk uplink pada LTE. Sistem SC-FDMA
terdistribusi belum digunakan karena kelemahannya terhadap offset Doppler
dan offset frekuensi, dan juga keterbatasannya terhadap rancangan pilot. Pilot
SC-FDMA secara umum dimultipleks berdasar waktu (time) dan dirancang
untuk PAPR yang rendah. Keterbatasan ini lebih parah pada SC-FDMA
terdistribusi dan dapat berakibat pada fleksibilitas yang lebih rendah daripada
OFDMA.
❖ MIMO
Salah satu contoh teknologi dengan kualitas yang baik dari LTE pada
kecenderungan teknologi yang berkembang saat ini. Saat ini fokus adalah
untuk menciptakan frekuensi yang dapat lebih efisien. Teknologi seperti
MIMO dapat menghasilkan frekuensi yang efisien yaitu dengan
mengirimkan informasi yang sama dari dua atau lebih pemancar terpisah
kepada sejumlah penerima, sehingga mengurangi informasi yang hilang
dibanding bila menggunakan system transmisi tunggal. Pendekatan lain
yang akan dicapai pada system MIMO adalah teknologi beam forming yaitu
mengurangi gangguan interferensi dengan cara mengarahkan radio links
pada penggunaan secara spesifik.

12. Jelaskan prinsip SINGLE RAN dari perkembangan teknologi sebelumnya.


SingleRAN adalah teknologi jaringan akses radio (RAN) yang ditawarkan oleh
Huawei yang memungkinkan operator telekomunikasi seluler mendukung beberapa
standar komunikasi seluler dan layanan telepon nirkabel pada satu jaringan. Teknologi
ini menggabungkan perangkat radio yang ditentukan perangkat lunak , dan dirancang
dengan sekumpulan komponen perangkat keras yang terkonsolidasi, memungkinkan
operator untuk membeli, mengoperasikan dan memelihara satu jaringan telekomunikasi
dan seperangkat peralatan, sambil mendukung beberapa standar komunikasi seluler.
SingleRAN beroperasi dari penguat daya dengan efisiensi tertinggi di industri. Standar
industy untuk power amplifier berada pada 30 persen dan SingleRAN Huawei berjalan
pada 45 persen. Layanan yang lebih andal, lebih sedikit panggilan terputus dan
pengenalan teknologi baru yang lebih cepat dengan aplikasi semuanya diharapkan
Gambar 4. SingleRAN pada Huawei

(https://support.huawei.com/huaweiconnect/carrier/en/thread-446445.html)

13. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang BBU 3900 board.
Baseband Control Unit atau BBU merupakan komponen dari BTS 3900 yang pada
intinya menyebabkan BTS dapat berkomunikasi dengan Base Station Control (BSC ).
Dimana pada Bbu 3900 memiliki fungsi sebagai berikut:
▪ Secara Terpusat mengontrol seluruh base Station , termasuk operasional dan maintain
BTS , Signalling processing , dan clock sistem.
▪ Memproses sinyal baseband uplink dan downlink .
▪ Tempat tersedianya port fisik , dimana digunakan untuk :
Menghubungkan Base Station ke Transport network untuk pertukaran
informasi .
Untuk menjaga / mengontrol kanal , yang mana digunakan untuk
menghubungkan BBU3900 ke pusat operasional dan pengontrolan ( OMC ) .
Tempat tersedianya port Common Public Radio Interface ( CPRI ).

Isi atau board dan module yang berada pada BBU3900 diantaranya adalah :

❖ Universal Environment Interface Unit (UEIU) board : Board ini memancarkan


sinyal monitoring dan sinyal alaram dari perangkat eksternal ke board kontrol pusat.
❖ Universal Main Processing and Transmission Unit ( UMPT ) board : Board ini
berfungsi sebagai Operation and Maintenance ( OM ) termasuk konfigurasi dan
management , pemeliharaan perangkat , mengawasi performance , proses pensinyalan
, dan mengatur peralihan active/standby. Lalu, Menyediakan port fisik untuk
maintenance link ke pusat OM ( OMC ) yang bisa jadi merupakan LMT atau U2000 ,
menyediakan clock acuan dan Mengatur sinyal dari setiap board pada BBU3900.

Gambar 5. Tampilan BBU 3900 board


(https://docplayer.info/46070978-Bab-iii-4g-lte-rollout-site-
251c378_munjul_jaya_purwakarta.html)

14. Jelaskan prinsip TDD dan FDD serta bagaimana aplikasi pada teknologi LTE.
❖ FDD

FDD sendiri merupakan kependekan dari Frequency Division Duplexing. FDD ini
mempunyai cara pengantaran data dengan menggunakan dua buah channel yang berbeda
antara transmit dan receive.Metode ini digunakna oleh mayoritas operator penyelenggara
4G di Indonesia dan banyak negara Asia Tenggara. Di Indonesia, praktis hanya Bolt! saja
yang tidak menggunakan teknologi FDD.Teknologi ini juga memiliki beberapa
keunggulan seperti lebih jarang terkena gangguan interferensi dan resepsi penerimaan yang
baik.Cara kerja FDD sendiri diklasifikasikan sebagai sistem full duplex dan teknologi FDD
sendiri berjalan pada dua frekuensi yang berbeda, yakni pada frekuensi 800MHz dan
1800MHz. Menggunaakn teknologi ini memiliki kelebihan pada keseimbangan antara
upload dan download. Ini berarti bahwa baik upload maupun download selalu tersedia.
Karena FDD menggunakan dua saluran yang berbeda untuk mengunduh dan mengunggah
data.

❖ TDD

Berbeda dengan FDD, TDD adalah kependekan dari Time Division Duplexing,
dimana data diantarkan dan diterima dalam satu channel frekuensi yang sama, hanya
dengan pemisahan jeda waktu yang singkat.Teknologi TDD sendiri sangat cocok untuk
data yang dikirimkan secara asimetris, misalnya untuk browsing internet, video
surveillance atau broadcast. TDD dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk bagian
yang membutuhkan lebih banyak bandwidth, sehingga menyeimbangkan beban
data.Keunggulan cara ini, karena pengiriman dan penerimaan data hanya menggunakan
satu channel, maka kapasitas yang tersedia bisa menjadi lebih besar dibanding FDD.Lebih
lanjut, Duplexing sendiri merupakan istilah di mana sebuah smartphone dapat menerima
dan mengirim data dalam waktu yang bersamaan. Berbeda dengan Simplexing dimana
kegiatan menerima dan mengirim data tidak bisa dilakukan dalam waktu yang sama. seperti
halnya pada Walkie-talkie. LTE FDD-membutuhkan dua kanal frekuensi, satu untuk
downlink dan satu lagi untuk uplink. Frekuensi carrier ini masing-masing dinamakan
frekuensi radio EARFCN (E-UTRA Absolute Frequency Channel Number). Sebaliknya,
LTE TDD-hanya memiliki satu EARFCN.

Struktur frame untuk LTE berbeda antara Time Division Duplex, TDD dan
Frequency Division Duplex, mode FDD karena ada persyaratan yang berbeda untuk
memisahkan data yang ditransmisikan. Ada dua jenis struktur rangka LTE yaitu:

❖ Tipe 1: digunakan untuk sistem mode FDD LTE.


❖ Tipe 2: digunakan untuk sistem TDD LTE.
15. Hitunglah jumlah resource block (RB) dan jumlah sub-carier pada bandwidth LTE

Gambar 6. Resource Block


(http://teknologi-4g-lte.blogspot.com/2015/05/resource-block.html)

LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) pada


downlink dan Single Carrier Frequency Division Multiple Access pada uplink (SCFDMA).
Dalam sistem OFDMA-SCFDMA dikenal dengan istilah resource block atau RB. Resource
Block adalah suatu blok transmisi pada OFDM yang disusun dari domain waktu dan
frekuensi.Dimana satu resource block terdiri dari 12 subcarriers dengan masing-masing
subcarrier sebesar 15 kHz dan terdapat 7 OFDM symbol atau satu slot sebesar 0.5 ms. Sehingga
dalam 1 resource block badwidthnya sebesar 15 kHz x 12 subcarriers = 180 kHz. Bagian
terkecil resource block adalah resource element atau RE. Dalam satu resource block terdapat
12 subcarriers x 7 OFDM symbol = 84 resource element.

Dalam domain waktu dikenal dengan istilah Time Transmision Interval atau TTI, yang
merupakan unit dasar pada domain waktu saat penjadwalan transmisi data pada kanal fisik.
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep TTI tersebut, berikut ilustrasi Frame Structure pada
LTE:

Gambar 7. LTE Structure Frame


(http://teknologi-4g-lte.blogspot.com/2015/05/resource-block.html)
Radio frame merupakan waktu terpanjang pada sistem frame di LTE. 1 Radio frame besarnya
10 ms atau 20 slot. Bagian terkecil dari frame LTE adalah 1 slot dengan waktu 0.5 ms.
1 subframe terdiri 2 slot dengan waktu sebesar 1 ms. Jadi 1 subframe inilah yang dijadikan TTI
pada LTE. Dari penjelasan sebelumnya disinggung bahwa dalam 1 resource block terdiri dari
7 OFDM symbol merupakan 1 slot sebesar 0.5 ms, sehingga dalam 1 TTI yang waktunya 1
ms, dapat ditransmisikan data sebesar 2 resource block.
Banyaknya jumlah resource block tergantung pada bandwidth (BW) yang digunakan. Semakin
besar BW, semakin besar pula resource block yang tersedia. Dengan begitu, semakin besar
sistem memiliki resource block, semakin besar pula maksimal throughput yang dihasilkan.
Pada artikel selanjutnya akan dijelaskan tentang perhitungan maksimal throughput yang
tergantung dari beberapa faktor, salah satunya adalah besarnya resource block tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa ada berbagai variasi bandwidth yang digunakan pada sistem LTE,
seperti 1.4 MHz, 3 MHz, 5 MHz, 10 MHz, dan 20 Mhz. Gambar dibawah ini menjelaskan
tentang Tabel untuk menunjukkan berapa besar resource block (RB) terhadap bandwidth yang
digunakan:

Gambar 8. Tabel B Number vs Channel Bandwidth .


(http://teknologi-4g-lte.blogspot.com/2015/05/resource-block.html)
16. Lengkapi table berikut ini. Jika Operator –operator di Indonesia ingin migrasi ke LTE bisa
menempati band frekuensi berapa sajakah?
Operator Frekuensi Jaringan LTE Teknologi LTE
(Band) (FDD/TDD)
Bakrie Telecom 850 MHz Merger dengan Smartfren dan
melakukan peluncuran 850 MHz
untuk FDD LTE dan TDD LTE di
2,3 GHz. Netral (4G)
HCPT (tri) Dahulu 700 MHz PTHutchison
CP Telecommunications (HCPT)
yang selama ini dikenal sebagai
pengusung merek dagang 3 (Tri),
mengumumkan perubahan nama
perusahaan menjadi PT Hutchison
3 Indonesia pada FDD berada di
1800 Mhz – 2100 Mhz. Netral
(2G/4G)
Indosat 900 MHz Indosat berada pada frekuensi 900
MHz,1800 Mhz dan 2100 Mhz
untuk pergelaran LTE FDD.
Netral (2G/3G/4G)
Telkomsel 900 MHz Telkomsel melakukan pergelaran
LTE FDD di 900 MHz,1800 Mhz
dan 2300 Mhz. Netral (2G/3G/4G)
XL Axiata 900 MHz Mengakuisisi Axis Pemerintah
Indonesia membuka lisensi
frekuensi 900 MHz dan 1800 Mhz
untuk pergelaran LTE FDD.
Netral (2G/3G/4G)
Sampoerna Telecom 450 MHz Pada frekuensi 7,5 MHz untuk
(Ceria) FDD. Netral (CDMA dan 4G)

sumber : (https://nextren.grid.id/read/0124913/jelang-45g-yuk-kenali-ulang-4g-lte-di-
indonesia?page=all)

Tabel 1 : Bandwidth operator seluler

Sumber : https://balitbangsdm.kominfo.go.id/publikasi_465_3_199

Anda mungkin juga menyukai