Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH SISTEM SELULER

“GSM, GPRS DAN EDGE”

Disusun oleh:
Kelompok B1
1. Aji Shidiq Mabud 1803422012
2. Alfin Syuqra 1803422037
3. Apriliana Indah Lestari 1803422017
4. Faris Azhari Abdulfattah 1803422016

BM 1B Lanjutan

PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA LANJUTAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2018
MAKALAH GSM, GPRS, EDGE

http://riyandayani.blogspot.com/2015/06/makalah-jaringan-gprs-dan-edge.html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi dalam hal pengukuran besaran listrik saat ini berkembang pesat. Salah
satunya adalah penyampaian informasi besaran listrik jarak jauh. Perkembangan alat ukur yang
semakain canggih sangatmembantu dunia industri dalam hal pemantauan kinerja peralatan industri
yang dibutuhkan secara real time untukmenjaga dan meningkatkan produktifitas. Saat ini
kebutuhan sistem pemantau tidak hanya dibutuhkan di lokasi industri tersebut berada, namun juga
dibutuhkan pemantauan yang dapat dilakukan dari tempat lain yang berada jauh dari industri
tersebut.
Jika kita pengguna internet dan sepertinya tiada hari tanpa berinternet ria untuk mengecek
e-mail, browsing web site, chating, mencari literature laporan/skripsi, download program dan lain
sebagainya. Mungkin yang kita lakukan selama ini adalah pergi ke warnet. Namun hobi tersebut
untuk sementara tidak dapat dilakukan karena kita mengadakan perjalanan keluar kota.
Pada saat itu yang dibutuhkan adalah teknologi GPRS yang memungkinkan kita untuk
dapat ber-internet dimana pun berada selama sinyal GPRS tersebut ada. Teknologo telah cukup
lama ditawarkan oleh operator GSM (Handphone). GPRS mendistribusikan paket data akses
internet sampai 114 Kbps. Transfer data menuju jaringan internet (Web Server) melalu jaringan
GPRS selular.
GPRS merupkan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
“tunneling”, ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps
dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal
radio yang ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dank anal yang sama dapat pula
digunakan secara berbagi (Sharing) di antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat efisien

General Packet Radio Service (GPRS) adalah suau teknologi pengiriman dan penerimaan
data menggunakan sistem packet switching sistem, pecket switching ini menggantikan sistem
circuit switching yang telah digunakan sebelumnya. Packet switching adalah sebuah sistem di
mana data yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket) lalu
ditransmisikan dan diubah kembali menjadi data semula. Sistem ini dapat mentransmisikan ribuan
bahkan jutaan paket perdetik. Transmisi melalui PLMN (Public Land Mobile Network) dengan
menggunakan Internet Protocol (IP)

1.2 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari penulisan makalh ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan GPRS.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari teknologi GPRS
3. Untuk mengetahui keunggulan dari teknologi GPRS
4. Memungkinkan kita untuk dapat ber-internet dimana pun berada selama sinyal GPRS tersebut ada.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan tim penyusun dari penyusunan makalah ini adalah disaat
pengembangannya sistem GPRS ini dapat dijadikan alternative pilihan dalam penerapan ber-
internet, monitoring yang hemat , efisien, efektif dan tidak melupakan factor keamanan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GPRS
GPRS (singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS) adalah suatu
teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan
dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD. Sering disebut pula dengan teknologi
2,5G.
GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps
dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM.
GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi
bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah ,sehingga
membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para operator jaringan komunikasi
bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi
bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan
internet. Kondisi ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel
(telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Layanan bergerak yang kini sukses di
pasar adalah, laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke berita-berita penting
harian. Dari perkembangan tersebut, dapat dirasakan dampaknya pada kemunculan berbeagai
provider HP yang bersaing menawarkan tarif GPRS yang semakin terjangkau.
Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps,
sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, ''notebook'' dan
''handheld computer''. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-
faktor sebagai berikut:
 Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS
 Software yang dipergunakan
 Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan
Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi tertentu akses GPRS terasa
lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kbps.

2.2 SEJARAH GPRS

Kemunculan GPRS didahului dengan penemuan telepon genggam generasi 1G dan 2G


yang kemudian mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang
hingga kemunculan generasi 3G, 3,5G, dan 4G. Perkembangan teknologi komunikasi ini
disebabkan oleh keinginan untuk selalu memperbaiki kinerja, kemampuan dan efisiensi dari
teknologi generasi sebelumnya.
 Generasi 1G: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic
Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
 Generasi 2G: digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
2G merupakan jaringan telekomunikasi seluler yang diluncurkan secara komersial pada GSM di
Finlandia oleh Radiolinja pada tahum 1991.
 Time Division Multiple Access (TDMA): membagi frekuensi radio berdasarkan satuan waktu.
Teknologi ini memungkinkan untuk melayani beberapa panggilan secara sekaligus melakukan
pengulangan-pengulangan dalam irisan waktu tertentu yang terdapat dalam satu channel radio.
 Personal Digital Cellular: Cara kerja mirip dengan TDMA, PDC lebih banyak digunakan di
negara Jepang.
 iDEN: teknologi berbasis CDMA dengan arsitektur GSM memungkinkan untuk membuka
aplikasi Private Mobile Radio dan Push to Talk.
 Digital European Cordless Telephone: teknologi ini berbasis TDMA digunakan untuk
keperluan bisnis dalam skala menengah ke atas.
 Personal Handphone Secvice: teknologi ini tidak jauh berbeda dengan DECT, kecepatan
transmisinya jauh lebih cepat dan digunakan dalam lingkungan yang lebih luas.
 IS-CDMA: Teknologi ini meningkatkan kapasitas sesi penelponan dengan menggunakan
metode pengkodean yang unik untuk setiap kanal frekuensi yang digunakan.
 GSM: teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih delapan di
dalam satu channel frekuensi sebesar 200kHz per satuan waktu. Kelebihan dari GSM ini adalah
interface yang tinggi bagi para provider dan penggunanya.
2.3 PERKEMBANGAN GPRS

a. Generasi 2,75G
Generasi 2,75G dikenal dengan generasi EDGE. EDGE diperkenalkan oleh AT&T di Amerika
Serikat pada tahun 2003. Secara teknis sebetulnya EDGE telah memenuhi standar 3G yang
ditetapkan oleh ITU. Teknologi ini dapat mengirimkan data lebih cepat dari 2.5G.
b. Generasi 3G
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA.Teknologi 3G sering disebut dengan mobile
broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja.
c. Generasi 3,5G
Generasi 3,5G merupakan pengembangan dari 3G yang memungkinkan pengiriman data lebih
cepat. Pada 3G, kecepatan transmisi maksimal 384kbps, sementara pada 3,5G kecepatan transmisi
maksimal mencapai 3,6Mbps. Generasi 3G dan 3,5G mendukung layanan video call yang
memungkinkan penelpon dan penerima saling bertatap muka.
d. Generasi 4G
Belakangan ini industri nirrkabel mulai mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya
teknologi 4G ini seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari teknologi 3G
PP dan Ultra Mobile Broadband (UMB) berasal dari 3GPP2, sehingga sulit untuk membedakan
dengan jelas teknologi 3G dan 4 G. Salah satu teknolgoi 4G yaitu WiMaX mobile standard telah
diterima oleh ITU untuk ditambahkan pada IMT-2000, sehingga teknologi baru ini masih
digolongkan ke dalam keluarga 3G. International Telecommunication Union (ITU) sedang
mempelajari kemampuan mobile broadband yang disebut IMT-advanced yang disebut teknologi
generasi keempat (4G). Diharapkan ITU segera melaksanakan penggunaan IMT-2000 (3G) dan
IMT-Advanced (4G), konsekuensinya ITU harus menambah pita baik dibawah 1 GHz maupun
diatas 2GHz.

2.4 IMPLEMENTASI GPRS

GPRS merupakan implementasi teknologi packet-switching pada lingkungan


GSM,sebagai pengembangan lebih lanjut dari teknologi GSM generasi kedua (2G),yang ada
dasarnya adalah sebuah teknologi circuit-switching.GPRS sering juga disebut sebagai teknologi
GSM Fase 2+ sebelum menuju teknologi 3G yang merupakan teknologi packet-switching. Dalam
teknologi packet-switching,koneksi ke jaringan hanya dilakukan pada saat ada data yang dikirim
sekaligus dalam satu ´paket´ sehingga lebih efisien dibanding koneksi permanen pada teknologi
circuit-switching, serta memungkinkan kecepatan transmisi data sampai dengan 115Kbps,
dibandingkan dengan 9,56 Kbps pada sistem GSM 900.
Implementasi GPRS memungkinkan penerapan Internet Protocol (IP) pada jaringan GSM
disamping interkoneksi dengan jaringan data lain melalui protokol standard seperti TCP/IP atau
X.25. Pemakaian spektrum gelombang yang lebih efisien juga memungkinkan operator GSM
untuk menghadirkan beragam jenis layanan nilai-tambah untuk pemilihan segmen pasar yang lebih
besar,sehingga lebih menguntungkan pengguna jasa seluler.
2.5 MACAM-MACAM SINYAL GPRS

a. Sinyal 2G
Kepanjangan dari sinyal 2G adalah Second Generation Biasanya dimiliki oleh Handphone China
atau handphone yang tidak mementingkan kecepatan internet.
Macam-macam sinyal 2G adalah GPRS dan EDGE
 EDGE = Enchanced Data For Global Evolution. EDGE adalh sinyal yang lebih baik dari pada GPRS
tetapi tetap saja lamban. Kecepatan Maksimum dari EDGE adalah 236 Kbps
 GPRS=General Packet Radio Service. GPRS adalah suatu teknologi yang memungkinkan
pengiriman dan penerimaan data lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit
Switch Data atau CSD. Kecepatan Maksimum dari GPRS adalah 115 Kbps
b. Sinyal 3G
Kependekan dari Third Generation Biasanya dimiliki oleh Smartphone jaman sekarang yang
memiliki fitur Internet. dan Juga beberapa Modem.
Macam - macam sinyal 3G ; HSDPA dan UMTS
 HSDPA: High Speed Download Packet Access . Adalah kecepatan Maksimum yang dimiliki
indonesia saat ini. Kecepatan maksimum 3.1 Mbps. Bisa Digunakan untuk Broadband.
 UMTS: Universal Mobile Telecommunications System. UMTS adalah salah satu teknologi telepon
genggam 3G (generasi ke-3). Sekarang ini bentuk yang paling banyak digunakan adalah W-
CDMA yang distandarisasi oleh 3GPP. 384Kbps.
c. Sinyal 4G
Kependekan dari Fourth Generation Tidak dimiliki oleh Handphone atau Smartphone Biasa.
Sinyal ini adalah Sinyal Tercepat yang Telah ada pada tahun ini.

2.6 KEUNGGULAN TEKNOLOGI GPRS

Pengembangan teknologi GPRS di atas GSM dapat dilakukan secara efektif tanpa menghilangkan
infrastruktur lama, yaitu dengan penambahan beberapa hardware dan upgrade software baru pada
terminal/station dan server GSM. Kecepatan transfer data GPRS dapat mencapai hingga 160 kbps.
Teknologi GPRS memiliki 3 fitur keunggulan, yaitu:

a. Allways Online. GPRS menghilangkan mekanisme dial kepada pengguna pada saat ingin
mengakses data, sehingga dikatakan GPRS selalu online karena transfer data dikirim berupa paket
dan tidak bergantung pada waktu koneksi.

b. An Upgrade to existing networks (GSM dan TDMA). Adopsi sistem GPRS tidak perlu
menghilangkan sistem lama karena GPRS dijalankan di atas infrastruktur yang telah ada.
c. An Integral part of EDGE and WCDMA. GPRS merupakan inti dari mekanisme pengiriman
paket data untuk teknologi 3G selanjutnya.

2.7 MANFAAT TEKNOLOGI GPRS

1. Client-Server Services yang memungkinkan pengaksesan data yang tersimpan dalam suatu
basisdata. Contoh penerapan aplikasi ini adalah pengaksesan WEB melalui browser.

2. Messaging Services yang ditujukan untuk komunikasi antar individu pengguna dengan
memanfaatkan storage server untuk penanganan pesan sebagai tempat penyimpanan pesan
sementara / intermediate sebelum diterima oleh pengguna. Conoth hasil layanannya yaitu aplikasi
Multimedia Message Service(MMS) yang digunakan untuk pengiriman data pesan multimedia
melalui jaringan GSM dengan menggunakan telepon seluler.

3. Real-time conversational Services yang memberikan layanan komunikasi dua arah kepada
pengguna secara real-time. Beberapa contoh penerapannya adalah pada aplikasi internet dan
multimedia semisal Voice over IP (VOIP) dan video conferencing.

2.8 ARSITEKTUR DAN ANTARMUKA SISTEM GPRS

Arsitektur sistem GPRS adalah pengembangan dari arsitektur sistem GSM dengan tambahan
berupa komponen-komponen baru yang digunakan untuk komunikasi data radio paket. Serta
sejumlah antarmuka yang mendukung aliran paket data antar tiap komponen dalam jaringan GPRS.
Berikut adalah gambar arsitektur jaringan GPRS :
Perangkat infrastruktur tambahan pada sistem jaringan GPRS memiliki fungsi sebagai berikut:

• Serving GPRS Support Node (SGSN )

SGSN berfungsi seperti MSC dalam sistem GSM yaitu memantau lokasi MS / mobility
management, paging, kompresi data, perhitungan trafik, charging, security dan mengatur proses
pengaksesan data. SGSN akan mendeteksi dan meregister setiap MS dan bertanggung jawab
terhadap proses lalu lintas paket data menuju MS yang berada dalam area pelayanannya. SGSN
akan memancarkan/menerima paket data dari/menuju MS. SGSN menyimpan data lokasi dari MS
untuk keperluan mobility management.

• Gateaway GPRS Support Node (GGSN )

GGSN adalah antarmuka dari jaringan GPRS ke jaringan paket data eksternal (PDN). GGSN
berfungsi menyediakan fasilitas internetworking dengan external packet switch network dan
dihubungkan dengan SGSN via internet protocol (IP). GGSN akan beperan sebagai sebuah
antarmuka logik bagi PDN, dimana GGSN akan memancarkan dan menerima paket data dari
SGSN atau PDN.
2.8.1 Komponen-Komponen utama GPRS

Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :

1. GGSN (Gateway GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan GPRS ke jaringan
internet. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai interface ke PDN (Public Data Network),
information routing, network screening, user screening, address mapping.
2. SGSN (Serving GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan
GPRS. Komponen ini berfungsi untuk mengantarkan paket data ke MS, update pelanggan
ke HLR, registrasi pelanggan baru.
3. PCU : komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS.

2.8.2 Cara Kerja GPRS


SGSN bertugas :

1. Mengirim paket ke Mobile Station (MS) dalam satu area


2. Mengirim sejumlah pertanyaan ke HLR untuk memperoleh profile data pelanggan GPRS
(management mobility)
3. Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu area servis yang menjadi tanggung jawabnya
(location management)
4. SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan koneksi Frame Relay melalui PCU (Packet
Control Unit) di dalam BSC

GGSN bertugas :

1. Sebagai interface ke jaringan IP external seperti : public internet atau mobile service
provider
2. Meng-update informasi routing dari PDU (Protokol Data Units) ke SGSN.

GPRS menggunakan sistem komunikasi packet switch sebagai cara untuk mentransmisikan
datanya. Packet switch adalah sebuah sistem di mana data yang akan ditransmisikan dibagi
menjadi bagian-bagian kecil (paket) lalu ditransmisikan dan diubah kembali menjadi data semula.
Sistem ini dapat mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket per detik. Transmisi dilakukan
melalui PLMN (Public Land Mobile Network) dengan menggunakan IP backbone. Karena
memungkinkan untuk pemakaian kanal transmisi secara bersamaan oleh pengguna lain maka biaya
akses GPRS, secara teori, lebih murah daripada biaya akses CSD.

GPRS didesain untuk menyediakan layanan transfer packet data pada jaringan GSM dengan
kecepatan yang lebih baik dari GSM. Kecepatan yang lebih baik ini didapat dengan menggunakan
Coding Scheme (CS) yang berbeda dari GSM.

2.8.3 Karakteristik dari Komunikasi Data


Ada dua cara untuk mentransmisikan data yaitu:

• Komunikasi Circuit Switch ( SC ) Voice


• Komunikasi Paket Switch( PS ) Data/GPRS
2.8.3.a Paket Switching
1. Data yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket)lalu ditransmisikan
dan diubah kembali menjadi data semula.
2. Dapat mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket perdetik
3. Memungkinkan untuk pemakaian kanal transmisi secara bersamaan oleh pengguna lain
4. Transmisi melalui PLMN (Public Land Mobile Network )dengan menggunakan IP backbone

2.8.4 GPRS Register (GR)

• GR menyimpan informasi routing dan memetakan international mobile subscriber identity


(IMSI) ke alamat-alamat protokol jaringan PDN (PDP). GR biasanya diletakkan di HLR jaringan
GSM karena memiliki fungsi yang sama yaitu memuat seluruh informasi data pelanggan GPRS
untuk keperluan routing ataupun pengiriman data.
• Packet Control Unit (PCU), PCU berfungsi mengatur penggunaan kanal radio untuk layanan
paket data GPRS. Perangkat PCU adalah antarmuka pada base station subsystem (BSS) yang
diletakkan pada komponen base station controller (BSC).

Selain itu arsitektur jaringan GPRS juga memiliki beberapa buah antarmuka baru yang telah
distandarisasi oleh ETSI yaitu :

• Gb, merupakan antarmuka antara SGSN dan PCU yang yang ada di dalam BSS. Antarmuka ini
digunakan untuk mentransportasikan data pelanggan dan signalling massege dari/menuju SGSN.

• Gn, merupakan antarmuka yang digunakan untuk menyediakan virtual connections antara SGSN
dan GGSN pada jaringan backbone GPRS yang diimplementasikan dengan menggunakan
teknologi IP LAN/WAN.

• Gi, merupakan antarmuka yang menghubungkan GGSN dengan jaringan paket data eksternal
(PDN) berbasis internet protocol (IP).

• Gr, merupakan antarmuka yang menghubungkan SGSN dengan HLR yang memungkinkan
SGSN mengakses informasi data pelanggan.
• Gs, merupakan antarmuka optional yang memungkinkan koordinasi antara jaringan GSM dengan
jaringan GPRS.

• Gc, merupakan antarmuka optional yang menghubungkan GGSN dengan HLR sehingga GGSN
dapat mengakses informasi lokasi dan data pelanggan di HLR

• Gf, merupakan antarmuka yang menghubungkan SGSN dengan EIR dan berfungsi untuk
memeriksa regisrasi perangkat pelanggan.
2.8.5 Kanal Lapis Fisik (Layer) & Antarmuka Udara Sistem GPRS

Sistem GSM/GPRS memiliki bandwidth 25 MHZ pada frekuensi kerja 890-915 MHz untuk uplink
dan 935-960 MHz untuk downlink. Dengan menggunakan sistem multiplexing FDM/TDM
terdapat 124 frekuensi carrier dengan bandwidth sebesar 200 KHz. Beberapa kanal tersebut disebut
dengan cell alocation yang dialokasikan untuk sebuah BTS dalam satu sel. Berikut ini adalah
gambar GSM/GPRS frekuensi carrier, metode duplexing dan struktur frame TDMA.
Setiap time slot (TS) merupakan satu kanal trafik (TCH). Panjang satu frame TDMA adalah 4,613
ms dengan panjang satu time slot 576,9 μs. Data rate maksimum yang dapat dicapai setiap TCH
adalah 9,6 Kbps. Apabila diinginkan data rate yang lebih tinggi dapat digunakan beberapa TCH
secara simultan untuk satu terminal MS. Trafik data pada sistem GPRS adalah asymmetric dimana
jumlah time slot yang digunakan serta data rate uplink dan downlink berbeda. Struktur multiframe
untuk PDCH pada sistem GPRS terdiri dari 52 frame TDMA, dibagi kedalam 12 frame paket data
(B0 – B11) dimana tiap 4 frame membentuk satu blok yang ditransmisikan secara berurutan, 2
frame untuk PTCCH dan 2 frame kosong (idle). Distribusi blok multiframe GPRS adalah
sebagai berikut :
2.8.6 Skema Coding Sistem GPRS
Untuk mengakomodasi layanan komunikasi paket data GPRS dan melindungi paket data yang
ditransmisikan dari kerusakan/error, dilakukan modifikasi pada protokol lapis fisik yaitu tambahan
teknik channel coding (CS). Teknik Channel coding yang digunakan dalam sistem GPRS
menyerupai teknik coding yang digunakan sistem GSM konvensional berupa pengkodean siklis
(CRC) seperti block coding, dan convolutional coding.
Seperti terlihat pada tabel diatas, teknologi GPRS memiliki empat buah skema coding yaitu : CS-
1, CS-2, CS-3, dan CS-4. Skema coding ini digunakan untuk kanal-kanal trafik logik, dimana
masing-masing channel coding mempunyai bit rate yang berbeda. Nilai throughput tiap skema
coding diperoleh dengan membagi besarnya data yang dikirim dengan panjang satu frame kanal
logika (4 burst data) sebesar 20 ms, untuk setiap pengiriman data. Teknik channel coding ini telah
distandarisasi oleh ETSI pada GSM 05.03.
Pembagian Kanal GPRS

Pada sistem GPRS kanal fisik yang didedikasikan untuk user GPRS dinamakan Packet Data
Channel (PDCH) yang berupa kanal serial. Minimal terdapat satu PDCH yang bertindak sebagai
master untuk mengakomodasi fungsi signalling, informasi broadcast, sinkronisasi, alokasi kanal,
paging dan transfer data. PDCH yang lain berlaku sebagai slave yang hanya membawa paket data
dan dedicated signalling.
Tabel. Skema coding untuk kanal-kanal trafik logic GPRS
2.8.7 Pembagian Kanal GPRS
Pada sistem GPRS kanal fisik yang didedikasikan untuk user GPRS dinamakan Packet Data
Channel (PDCH) yang berupa kanal serial. Minimal terdapat satu PDCH yang bertindak sebagai
master untuk mengakomodasi fungsi signalling, informasi broadcast, sinkronisasi, alokasi kanal,
paging dan transfer data. PDCH yang lain berlaku sebagai slave yang hanya membawa paket data
dan dedicated signalling.
Seperti terlihat pada table diatas kanal logik pada GPRS dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
kanal trafik dan kanal signalling (kontrol ) yang meliputi :
Packet Data Traffic Channel (PDTCH)
Kanal ini dialokasikan untuk transfer data satu atau beberapa MS. PDTCH dalam sistem GPRS
ada yang bersifat tetap (fixed allocation channel) dan sementara (on demand allocation channel).
Untuk transfer paket sebuah MS dapat menggunakan lebih dari satu PDTCH secara serial yang
biasa disebut multislot
Packet Broadcast Control Channel (PBCCH)

PBCCH adalah kanal signalling un-directional point to multipoint dari BSS ke MS yang digunakan
untuk memancarkan (broadcast) informasi tentang kondisi kanal dan jaringan GPRS untuk semua
terminal GPRS dalam satu sel. Selain informasi tentang GPRS, PBCCH juga memancarkan
informasi tentang kondisi layanan circuit switch, sehingga BCCH dalam sistem GSM tidak lagi
diperlukan.
Packet Common Control Channel (PCCCH)

PCCCH adalah kanal signalling bidirectional point to multipoint yang mentransmisikan signal
informasi untuk manajemen akses jaringan seperti alokasi kanal dan paging. MS menggunakan
kanal ini ketika mereka ingin mengakses jaringan untuk menginisialisasi transfer paket uplink atau
merespon paging massage untuk menginisialisasi transfer paket downlink.

Kanal ini terbagi menjadi empat bagian yaitu :

1. Packet Random Access Channel (PRACH) yang digunakan MS untuk meminta satu atau lebih
kanal PDTCH
2. Packet Access Grant Channel (PAGCH) yang digunakan untuk mengalokasikan satu atau
lebih kanal PDTCH pada sebuah MS
3. Packet Paging Channel (PPCH) yang digunakan BSS dalam menentukan lokasi MS (paging)
untuk transmisi paket downlink
4. Packet Notification Channel (PNCH) yang berfungsi memberikan informasi MS tentang data
PTM yang datang (multicast atau group call).
Dedicated Control Channel
Merupakan kanal signalling bidirectional pont to point yang terdiri dari :

• Packet Associated Control Channel (PACCH) yang membawa sinyal informasi MS berisi
acknowledgment, informasi kontrol daya, dan timing advance. Satu PACCH diasosiasikan dengan
satu atau beberapa buah PDTCH yang diperuntukkan bagi satu MS
• Packet Timing Advance Control Channel (PTCCH) yang digunakan untuk sinkronisasi frame .
Koordinasi antara kanal logik pada circuit switch dan packet switch sangatlah penting. Jika kanal
PCCCH tidak tersedia pada sebuah sel, MS dapat menggunakan common control channel (CCCH)
pada konvensional GSM untuk menginisialisasi transfer paket. Selain itu jika kanal PBCCH juga
tidak tersedia, MS akan menggunakan broadcast control channel (BCCH) untuk memperoleh
informasi kondisi jaringan radio.
PDCH bisa dialokasikan sebagai dedicated PDCH, misalnya operator mengalokasikan sejumlah
kanal untuk penggunaan layanan GPRS. PDCH juga bisa di set sebagai on demand PDCH, yaitu
menyediakan kanal GPRS secara dinamis yang bersifat sementara (temporary), yang mana
resource ini dialokasikan dan dibebaskan berdasarkan pertimbangan beban trafik. Dedicated
PDCH tidak bisa digunakan untuk trafik circuit switch. Sedangkan on demand PDCH bisa
dibebaskan pada saat terjadi kongesti karena kedatangan pelanggan untuk layanan circuit swith.
Penggunaan on demand.
PDCH tidak mempengaruhi probabilitas blocking komunikasi suara dalam satu sel. On demand
PDCH kembali kosong ketika tidak ada pelanggan GPRS yang menggunakannya, sedangkan
dedicated PDCH akan kembali menjadi kanal fisik dasar ketika tidak ada pelanggan mobile GPRS
yang menggunakannya.
2.8.8 Sistem Protokol GPRS
Sistem protokol yang diterapkan pada sistem GPRS merupakan protokol khusus yang terpisah dari
sistem GSM. Protokol ini berfungsi untuk mengontrol
transfer informasi seperti error correction, error recovery, flow control, multiplexing dan
demultiplexing, segmentasi paket dan mengatur transmisi data paket yang dibebankan pada kanal-
kanal radio sistem GSM. Pada jaringan GPRS sistem protokol dibangun pada setiap komponennya
(MS, BSS ,SGSN) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Antarmuka MS dan BSS mempunyai
sistem protokol standar IEEE 802 yang dimodifikasi.
Kanal GSM RF adalah lapis yang paling bawah yang merupakan protokol lapis fisik. Lapis-lapis
protokol diatasnya secara rekursif menerima layanan dari layer yang ada dibawahnya. Dan
memberikan layanan kepada lapis protokol diatasnya. Pengiriman paket data melalui akses jamak
TDMA dilakukan secara bertahap pada setiap lapis protokol. Pada lapis protokol, data yang
diterima dari lapis diatasnya dipecah menjadi burst normal. Pada lapislapis protokol diatas lapis
fisik setiap paket ditambahkan beberapa bit untuk keperluan kontrol. Berikut ini adalah gambar
protokol dan fungsi masing-masing bagian
protokol dalam sistem jaringan GPRS :
2.8.9 Protokol Medium Access Control
Protokol MAC adalah lapis protokol diatas protokol lapis fisik. Protokol MAC mengatur
penggunaan protokol lapis fisik dalam hal pengaturan akses kanal dari MS ke BTS dan mengatur
proses retransmisi apabila akses dinyatakan gagal. Pada sistem GPRS lapis MAC mempunyai
peranan penting dalam mengatur mekanisme akses pada kanal antarmuka udara. Algoritma MAC
yang digunakan adalah Variabel Rate Reservation Access (VRRA).
Protokol Logikal Link Control (LLC)

Protokol LLC adalah protokol lapis setingkat diatas lapis RLC/MAC. LLC berfungsi untuk
membangun kanal logika sementara sebagai sarana dalam pengiriman paket data antara MS dan
SGGN.

Sub Network Dependent Convergence Port (SNDCP)

Lapis SNDCP digunakan untuk transfer paket data antara MS dan SGSN yang memetakan
protokol-protokol yang berbeda pada lapis diatasnya ke dalam link tunggal di lapis LLC. Fungsi
ini berkaitan dengan fungsi multiplexing paket data, proses kompresi header,
kompresi/dekompresi data dan informasi kontrol serta segmentasi paket dari lapis network.
BSS GPRS Protocol (BSSGP)

BSSGP adalah lapis fisik yang bertanggung jawab untuk menyampaikan data routing dan
informasi Qos antara PCU dan SGSN melalui antarmuka Gb.
Network Service (NS)

Lapis protokol ini juga melalui antarmuka Gb dan bertanggung jawab untuk transmisi data,
pembagian paket dan mengatur link layer antara PCU dan SGSN yang menggunakan NUC atau
frame relay sebagai media dasar physical bearer.
GPRS Tunneling Protocol (GTP)

GTP adalah protokol yang berfungsi mentransmisikan paket-paket data (PDN) yang telah
mengalami proses encapsulate di GSN antara SGSN dan GGSN via jaringan IP GPRS backbone.
2.8.10 GPRS Traffic Mode
2.9 APA ITU EDGE ?
EDGE(Enhanced Data Rate for Global Evolution) merupakan perkembangan jaringan GSM yang
didesain untuk membagi sumber daya kanal radio secara 'dinamis' antara layanan 'packet services'
dengan layanan 'circuit switch GSM'. EDGE biasa disebut sebagai Ehnanced GPRS (EGPRS).
Enhanced artinya ditingkatkan sehingga EDGE merupakan pengembangan dari sistem GPRS.
Standar EDGE menawarkan akses berbasis 'packet switch' dimana sumber daya kanal fisik yang
ada akan dibagi secara efisien antara pemakai yang sedang aktif. Kanal frekuensi yang ada
diberikan kepada pelanggan hanya ketika diperlukan oleh user. Dengan menggunakan teknologi
ini sejumlah user akan membagi kanal radio dengan mengadaptasi kecepatan data masing-masing,
sehingga kecepatan data yang tinggi akan diperoleh ketika banyak sumber daya yang sedang tidak
digunakan.
EDGE memberikan akses data rate mencapai 473.6 kbps , 3 kali jika dibandingkan dengan GPRS
dalam hal pengiriman data secara paket. Selain itu EDGE sangat mudah untuk diimplementasikan
sehingga operator tidak perlu membangun jaringan baru yang membutuhkan biaya yang sangat
besar. Hal ini dikarenakan EDGE memperkenalkan teknik modulasi 8-PSK.
2.10 SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI EDGE
EDGE mengalami perkembangan dari beberapa generasi terdahulu. Perkembangan teknologi ini
didahului oleh AMPS sebagai teknologi komunikasi seluler generasi pertama pada tahun 1978,
hingga sekarang (tahun 2006), perkembangan nya sudah sampai pada teknologi generasi ke-4,
walaupun masih dalam tahap penelitian dan uji coba. GSM sendiri sebagai salah satu teknologi
komunikasi mobile generasi kedua, merupakan teknologi yang saat ini paling banyak digunakan
di berbagai negara. Dalam perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara
dan data berkecepatan rendah (9.6 - 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi GPRS yang
mampu menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang lebih baik, 115 kbps.
Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system komunikasi mobile yang
mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini
kemudian diperkenalkanlah EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang mampu
menyalurkan data dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.
Pada pengembangan selanjutnya, diperkenalkanlah teknologi generasi ketiga, salah satunya
UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service), yang mampu menyalurkan data dengan
kecepatan hingga 2 Mbps. Dengan kecepatan hingga 2 Mbps, jaringan UMTS dapat melayani
aplikasi-aplikasi multimedia (video streaming, akses internet ataupun video conference) melalui
perangkat seluler dengan cukup baik. Perkembangan di dunia telekomunikasi seluler ini diyakini
akan terus berkembang, hingga nantinya diperkenalkan teknologi-teknologi baru yang lebih baik
dari yang ada saat ini. Akhir-akhir ini, para ilmuwan berusaha mengembangkan teknologi
telekomunikasi seluler dengan jangkauan yang sangat lebar, tingkat mobilitas tinggi, layanan yang
terintegrasi, dan berbasikan IP (mobile IP). Teknologi ini diperkenalkan dengan nama “Beyond
3G” atau 4G.
2.11 IMPLEMENTASI EDGE
Seperti namanya, EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution), adalah teknologi yang
dikembangkan dengan teknologi dasar GSM dan GPRS. Sebuah sistem EDGE dikembangkan
dengan tetap menggunakan perangkat yang terdapat pada jaringan GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak
bisa sendiri. Sebuah sistem GPRS terdiri dari SGSN (Serving GPRS Support Node) dan GGSN
(Gateway GPRS Support Node), yang merupakan jaringan corenya, yang ditambahkan pada
sebuah jaringan GSM sebelumnya. Sedangkan pada sisi radionya, jaringan GPRS membutuhkan
penambahan PCU pada perangkat radio jaringan GSM sebelumnya. Gambar di bawah ini
menunjukan diagram jaringan GPRS secara umum.
Pengimplementasian EDGE pada jaringan existing GPRS hanya memerlukan penambahan pada
sisi radio aksesnya saja. Sedangkan pada sisi jaringan intinya, EDGE menggunakan perangkat dan
protokol yang sama dengan yang digunakan pada jaringan GPRS sebelumnya. Perbedaan jaringan
GPRS dan EDGE hanya terdapat pada sisi radio akssnya saja, sedangkan pada sisi jaringan intinya,
EDGE dan GPRS menggunakan piranti dan protokol yang sama. Sebuah jaringan GPRS dapat
diupgrade menjadi sebuah jaringan dengan sistem EDGE hanya dengan menambahkan sebuah
EDGE Transceivier Unit (TRU) pada sisi radio aksesnya.
2.12 ARSITEKTUR EDGE
EDGE memiliki arsitektur dan antarmuka yang sama dengan GPRS. Arsitektur jaringan EDGE
terlihat pada gambar yang mengalami perubahan adalah pada BTS yakni penambahan sistem
modulasi perangkat pemancar dan penerima untuk modulasi 8-PSK pada BTS lama sehingga BTS
yang baru dapat melayani sistem EDGE / GPRS dan juga GSM/GPRS.
Pada BSC untuk PCU (Packet Control Unit) terdapat penambahan software agar dapat
berkomunikasi dengan SGSN (Serving GPRS Support Node) dan BTS. Serta peng-update-an
software pada SGSN.
2.13 BAGAIMANA EDGE MENCAPAI KECEPATAN ?
EDGE adalah sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan data pada radio link GSM. Dengan
menggunakan teknik modulasi dan coding scheme yang berbeda dengan system GPRS
sebelumnya, serta dengan melakukan pengaturan pada protocol radio link-nya, EDGE
menawarkan kapasitas dan thoughput yang secara significant jauh lebih besar dari yang dimiliki
oleh system GPRS. Jadi secara umum ada tiga aspek teknik baru pada EDGE jika kita bandingkan
dengan GPRS, yaitu :

• Teknik Modulasi
• Teknik Coding
• Radio Access Network (RAN)
2.13.1 Modulasi pada EDGE
Untuk mendapatkan kecepatan transfer yang lebih tinggi dari GPRS yang menggunakan
modulasi GMSK (Gausian Minimum Shift Keying), EDGE menggunakan teknik modulasi yang
berbeda dengan GPRS yaitu 8PSK (8-Phase Shif Keying). Gambar dibawah ini menunjukan
visualisasi dari modulasi GMSK pada GPRS dan 8PSSK pada EDGE yang digambarkan pasa
sebuah diagram I/Q, dimana I adalah sumbu real dan Q adalah sumbu imajiner.
Dengan menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan dengan menggunakan 3 bit,
sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1 bit. Karena GMSK dan 8PSK
mempunyai simbol rate yang sama, yaitu sebesar 270 ksimbol/s, maka secara keseluruhan
modulation rate pada 8PSK akan menjadi 3 kali lebih besar daripada GMSK, yaitu sebesar 810
kb/s.
Jika kita perhatikan dari gambar visualisasi modulasi GMSK dan 8PSK di atas, jarak antar simbol
pada 8PSK adalah lebih pendek daripada jarak antar simbol pada GMSK, karena dalam 8PSK ad
8 simbol sedengkan pada GMSK hanya ada 2 simbol. Makin pendek jarak antar simbol
mengakibatkan besar level sinyal antar satu simbol dengan simbol lainnya lebih susah untuk
dibedakan. Sehingga kemungkinan terjadinya error lebih besar. Tapi pada kondisi sinyal radio
yang cukup baik, perbedaan jarak antar simbol ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kwalitas data
yang dikirim. Pada saat kondisi sinyal radio yang buruk, maka diperlukan penambahan extra bit
yang akan digunakan sebagai sebagai error correction, sehingga data yang salah diterima dapat
diperbaiki. Sehingga kwalitas data pada EDGE tidak kalah dengan kwalitas data pada GPRS yang
menggunakan MPSK. Lagi pula, dalam EDGE juga digunakan modulasi MPSK yang digunakan
pada CS1 sampai dengan CS4 - nya, dan juga dalam EDGE ada proses “packet adjustment” yang
dapat merubah jenis CS yang digunakan bila terjadi kesalahan pada data yang dikirim. Mekanisme
“packet adjustment” ini akan dijelaskan selanjutnya pada su bab Coding Scheme.
2.13.2 Teknik Coding
Pada EDGE dikenal 9 macam teknik coding, yaitu MCS (Modulation Coding Scheme ) 1 sampai
dengan MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya digunakan 4 buah teknik coding, yaitu CS (coding
Scheme) 1 sampai dengan SC4. Empat teknik coding pertama pada EDGE, MCS1 sampai dengan
MCS4, menggunakan modulasi GMSK, sama seperti yang digunakan pada GPRS. Sedangkan 5
teknik coding lainnya, MCS5 sampai dengan MCS9, menggunakan modulasi 8PSK. Gambar di
bawah ini menunjukan jenis teknik modulasi yang digunakan pada GPRS dan EDGE beserta
kecepatan maksimum yang dapat dicapai.
Baik pada GPRS ataupun EDGE, tingkatan Coding Scheme yang lebih tinggi menawarkan
kecepatan data yang lebih tinggi pulaTtapi di samping itu, makin tingggi tingkatan coding scheme-
nya, maka ketehanannya terhadapa error makin rendah. Artinya Makin tinggi kecepatan packet
data, maka makin mudah paket data itu mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena,
makin tinggi tingkatan coding schemenya, maka tingkatan mekanisme “error correction” yang
digunakan makin rendah.
Walaupun MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK
seperti CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang berbeda.
Hal ini karena adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE, packet datanya mengandung
header yang memungkinkan dilakukannya re-segmentasi packet data. Artinya, apabila suatu
packet data dikirimkan dengan menggunakan level coding scheme yang tinggi (kecepatan lebih
tinggi, error correction kurang) dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima. Maka
setelah dilakukan permintaan pengiriman ulang (re-transmition) packet data yang salah terima itu,
pada pengiriman selanjutnya, coding scheme yang digunakan dapat diganti dan disesuaikan
dengan kondisi radio interface. Artinya, pada pengiriman selanjutnya, packet data akan dikirimkan
dengan menggunakan coding scheme yang lebih rendah, yang memiliki mekanisme error
correction yang lebih baik. Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini data dapat diterima
dengan baik di sisi penerima. Sedangkan pada GPRS, re-segmentasi packet data ini tidak dapat
dilakukan. Sehingga apabila suatu packet data telah dikirim dengan menggunakan suatu coding
scheme tertentu. Maka walaupun data titerima salah di sisi penerima, pada saat pengiriman
berikutnya,data tetap akan dikirim dengan menggunakan coding scheme yang sama. Sehingga
kemungkinan packet data itu salah diterima di sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu
pengiriman pertama. Dengan demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan
kwalitas data yang ditransfer.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kemunculan GPRS didahuli dengan penemuan telepon genggan generasi 1G dan 2G yang
kemudian mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga
muncul generasi 3G, 3.5G dan 4G2. GPRS adalah suatu teknologi pengiriman dan penerimaan
data menggunakan sitem packet switchingKomponen utama GPRS terdiri dari Gateway GPRS
Support Node, Serving GPRS Support Node dan Packet Control Unit

http://prianays.blogspot.com/2014/03/makalah-gsm.html

MAKALAH GSM

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi seluler di abad ke 21 ini sangat pesat. Perkembangan teknologi memungkinkan
manusia menciptakan teknologi yang sebelumnya hanya ada dalam angan-angan saja. Jika 134 tahun
lalu manusia sudah bangga ketika telepon pertama diciptakan, kini manusia tidak cepat berpuas diri,
penciptaan penemuan baru memelopori penciptaan penemuan baru lainnya.
Awalnya manusia hanya bisa menelepon dengan media kabel berkat penemuan Alexander Graham Bell,
namun teknologi yang semakin lama semakin berkembang mendorong para ilmuwan untuk menemukan
teknologi seluler nirkabel, diawali dengan ditemukannya AMPS ( Advance Mobile Phone System ) yang
bekerja pada frekuensi 800Mhz dan mengadopsi cara kerja FDMA menjadikan AMPS sebagai awal mula
terciptanya jaringan telekomunikasi seluler nirkabel.
Tidak lama setelah munculnya AMPS, muncul GSM ( Global System for Mobile communications ) yang
menggeser AMPS pada tahun 1995. Di Indonesia PT. Telkomsel dan Satelindo adalah dua operator
pelopor teknologi GSM pertama di Indonesia. GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara
FDMA ( Frequency Division Multiple Access ) dan TDMA ( Time Division Multiple Access ) yang pada
mulanya bekerja pada frekuensi 900 Mhz dan merupakan standar yang dipelopori oleh ETSI ( The
European Standard Institute ) dimana frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band
frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri
dari 200 KHz setiap carrier. Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana
setiap user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan
waktu.
Teknologi GSM merupakan teknologi yang paling banyak digunakan di dunia dan di Indonesia dalam
satu dekade terakhir sebelum munculnya generasi ke-3 dari teknologi seluler. Salah satu keunggulan dari
GSM adalah kemampuan roaming yang luas sehingga dapat dipakai di berbagai negara, akibatnya GSM
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Kelengkapan fitur-fitur dan keamanannya menjadi GSM
sangat populer dan digunakan oleh banyak pihak dalam dunia komunikasi seluler. Fakta dan penyebab
GSM pernah menjadi salah satu teknologi seluler yang paling populer menjadikan penulis tertarik untuk
membahas masalah tersebut lebih lanjut dalam makalah ini.Kelebihan-kelebihan lain dan fitur-fitur GSM
akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Maslah

1. Bangaimana cara kerja teknolongi GSM


2. Jaringan GSM
3. Arsitektur GSM
4. Lanyanan langganan GSM
5. Pengiriman sinyal GSM
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara kerja dari telkomunikasi GSM.


2. Untuk mengetahui kelebihan-kelebihan teknolongi GSM yang pernah
menjadikan sebangai teknolongi seluler paling populer.
3. untuk mengetahui figur-figur yang ada dan umum digunakan dalam teknologi GSM
14. Manfaat
1. mengetahui apa itu GSM dan bangaimana cara kerjanya.
2. mengetahui penerapan TDMA dalam teknologi GSM.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teknologi GSM.
4. mengetahui figur-figur yang ada dalam teknologi GSM.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Sejarah GSM


banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone, atau dalam istilah bahasa inggris
(Global System for Mobile Communication). Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan
pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal GSM adalah sebuah teknologi
komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan.
GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling
banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Sebelum diciptakannya GSM, Awal mula perkembangan teknologi selular diawali di US dengan
penemuan Sistem Advanced Mobile Phone Service( AMPS ) pada tahun 1983. Standar AMPS kemudian
diadopsi oleh Asia, Amerika Latin, dan negara-negara kepulauan, hal ini menghasilkan pasar yang
berpotensi besar di dunia untuk selular.
Di awal tahun 1980an, kebanyakan sistem telepon bergerak merupakan analog dari pada digital. Salah
satu tantangan menghadapi sistem analog adalah ketidakmampuan untuk menangani perkembangan
kapasitas yang diperlukan dalam arti efisiensi biaya. Sebagai hasilnya, digital teknologi dikembangkan.
Keuntungan dari sistem teknologi digital adalah mudahnya pensinyalan, interferensi yang lebih rendah,
terintegrasinya transmisi dan switching, dan bertambahnya kemampuan untuk mencukupi permintaan
kebutuhan kapasitas.
Secara keseluruhan evolusi dari telekomunikasi selular, sistem yang beraneka ragam telah
dikembangkan tanpa menguntungkan dari spesifikasi yang standar. Ini secara langsung menghadirkan
banyak masalah kompatibilitas, khususnya perkembangan teknologi radio digital. Standar GSM
memfokuskan ke arah tersebut.Dari tahun 1982 sampai 1985 telah diselenggarakan diskusi untuk
memutuskan antara membangun
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk
seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara
komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang
kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992,
standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan
puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah
mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area
yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada
alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin
besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan
daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di
kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia
awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone
System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem
komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di
Eropa Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM
di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem
telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

2.2 Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)

GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak
dibanding sistem analog, di antaranya:
• Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal
tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan
informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
• Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming
• Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks,
gambar, dan video.
• Keamanan sistem yang lebih baik
• Kualitas suara lebih jernih dan peka.
• Mobile (dapat dibawa kemana-mana)
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem
telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia

2.3 Spesifikasi Teknis GSM

Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini,
frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890–915 MHz , sedangkan frekuensi downlinksnya
menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 =
25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124
kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124
semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah
pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba
menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi
1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlinks.
GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, yang
menyediakan bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang
tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan
tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM kemudian juga digunakan untuk
komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.

2.4 Arsitektur Jaringan GSM

GSM memberikan suatu rekomendasi bukan suaatu persyaratan GSM mensfesifikasikan fungsi-fingsi
dan antarmuka yang diperlukan secara detail bukan mengarah ke perangkat keras yang digunakan.
Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
1. Mobile Station (MS)
2. Base Station sub-sysem (BSS)
3. Network Sub-system (NSS)
4. Operation and Support System (OSS)
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public
Land Mobile Network).

2.4.1 Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan
untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:

Entitas Mobile Station terdiri dari Mobile Equipement (ME) yakni perangkat keras & perangkat lunak
untuk transmisi radio yang dikenal dengan istilah telepon seluler (ponsel) dan Subcriber Identification
Module (SIM).
Mobile equipment (ME) secara unik diidentifikasikan dalam format International Mobile Equipment Identity
(IMEI). SIM card berisi International Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang digunakan untuk indentifikasi
pelanggan ke sistem, kunci rahasia (untuk autentifikasi) serta menyimpan informasi lainya seperti phone
book atau pesan sms. SIM card dapat diproteksi dari penggunaan yang tidak terotorisasi dengan
password atau personal identity number (PIN).
1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.

2.4.2 Base Station System atau BSS, terdiri atas:

• BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi
sebagai pengirim dan penerima sinyal.
• BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan
sebagai penghubung BTS dan MSC.
Fungsi dari (BSC) sendiri untuk mengontrol dan mengatur beberapa BTS. BSC bertanggung jawab untuk
memelihara koneksi (hubungan radio) saat panggilan dan kepadatan lalulintas panggilan pada areanya
dan meneruskannya ke Network Subsystem. BSC juga menangani setup radio-channel, frequency
hopping, serta proses handover. BTS merupakan alat tranceivers radio (transmitter receiver radio) pada
suatu area didefiniskan sebagai sebuah cell dan menangani protokol radio-link dengan Mobile Station
lewat Um interface yang juga dikenal dengan air interface (radio link).

2.4.3 Network Sub System atau NSS, terdiri atas:


Network Subsystem sendiri terdiri dari Mobile Switvhing Centres (MSC) dan beberapa database yang
terhubung dengannya seperi Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR),
Authentication Center (AuC) serta Equipment Identity Register (EIR). Mobile Switching Centers (MSC)
berfungsi untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau dari jaringan lain (eksternal),
call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming (roaming subscriber), menyimpan informasi billing
serta data base lain yang berisi informasi subscriber ID (IMSI), nomor ponsel pelanggan, beberapa
layanan atau larangan yang berkaitan dengan pelanggan, autentifikasi serta informasi lokasi pelanggan.
HLR, VLR dan MSC mernyediakan call-routing dan fungsi roaming dari GSM. HLR berisi semua
informasi administrasi dari setiap pelanggan yang tersambung pada jaringan GSM. VLR berisi informasi
administrasi teripilih dari HLR, yang penting untuk control panggilan (call control) dan provisi dari layanan
pelanggan, dan control posisi setiap ponsel pada area geografis.
Equipment Identity Register (EIR) merupakan database yang berisi suatu daftar valid mobile equipment
pada jaringan. Setiap mobile station diidentifikasikan dengan International Mobile Equipment Identity
(IMEI). Pada kasus khusus sebuah IMEI ditandai/didaftarkan invalid bila ponsel dilaporkan
dicuri/dirampas dari pemiliknya.
Authentication Center (AuC) merupakan database proteksi yang menyimpan salinan dari kunci rahasia
(secret key) yang terdapat pada setiap SIM card pelanggan. Proteksi ini digunakan untuk autentifikasi
dan enkripsi pada channel radio.
Entitas Operations and Maintenance Center (OMC) tidak terlihat pada gambar 1 namun perannya cukup
vital yakni memonitor operasionalnya jaringan dalam sistem serta melakukan fungsi konfigurasi remote.

2.4.4. Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM
yang berfungsi :

sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance


management, dan inventory management.
Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
1. Indosat : 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
3. Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)

2.5 Fungsi Komponen Jaringan GSM

Berikut ini akan dijelaskan mengenai arsitektur GSM yang merupakan gabungan dari perangkat-
perangkat yang saling berkaitan dalam mendukung jaringan GSM.
Base Transceiver Station (BTS), BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan
pelayanan radio kepada Mobile Station (MS). Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk
komunikasi.
Base Station Controller (BSC), membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik yang datang dan
pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memenejemen sumber radio dalam pemberian frekuensi
untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar sel.
Mobile Switching Center (MSC), didesain sebagai switch ISDN (Integrated Service Digital Network) yang
dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. MSC juga dapat menghubungkan jaringan seluler
dengan jaringan fixed.
Home Location Register (HLR), merupakan database yang berisi data pelanggan yang tetap. Data
tersebut antara lain, layanan pelanggan, service tambahan serta informasi mengenai lokasi pelanggan
yang paling akhir (update).
Authentication Center (AuC), berisi database informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format
kode. AuC digunakan untuk mengontrol penggunaan jaringan yang sah dan mencegah semua pelanggan
yang melakukan kecurangan.
Visitor Location Register (VLR), merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai
pelanggan, terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area jaringan.
Operation and Maintance Center (OMC), sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan
jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi.
• Mobile Station (MS), merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh
layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smartcard yang dikenal dengan SIM
(Subscriber Identity Module) yang berisi nomor identitas pelanggan.

2.6 Jaringan GPRS

Khusus pada jaringan GPRS (2.5 G) terdapat 2 entitas pada jeringan packet swicthingnya yakni Serving
GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS Suport Node (GGSN) pada gambar 2 dan gambar 3.
SGSN berfungsi mengatur semua trafik data pada jaringan GPRS serta fungsi lainya yang berkaitan
dengan autentifikasi pelangan, penyimpan informasi tarif (charging information) serta enkripsi koneksi
data dengan ponsel. GGSN adalah gateway antara jaringan GPRS dengan jaringan eksternal (internet).

Gambar 3. Arsitektur infrastruktur jaringan 2.5 G


Pada Gambar 3 pada jaringan GPRS (2.5 G) entitas BSS dapat diklasifikasi merupakan Radio Access
Network (RAN) dan entitas Network Subsytem juga dapat juga diklasifikasi merupakan Core Network
(terdiri dari oleh Circuit-Switched Domain dan Packet-Switched Domain). Pada perkembangan GSM (2G)
ini akan ditandainya dengan teknologi GSM yang enhanced mulai dari GPRS (2.5G, gambar 3), EDGE
(2.75G, gambar 4) dan 3G (gambar 5). Perkembangan teknologi wireless dapat dilihat pada matrik
berdasarkan karakteritik mobilitas/range dan kecepatan akses (data ratenya) pada gambar 6 .
Gambar 4. Arsitektur infrastruktur jaringan EDGE (2.75G)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. GSM ( Global System fir Mobile Communication ) merupakan jaringan telekomunikasi yang bekerja
pada frekuensi 900/1900 Mhz.
2. Jaringan GSM memiliki tiga sistem utama: sistem switching( SS), sistem base station(BSS), dan sistem
operasi dan support(OSS).Jaringan GSM mengidentifikasi masing-masing cell melalui nomor cell global
identify (CGI) yang ditandai ke masing-masing cell.
3. Arsitektur GSM secara garis besar terdiri dari 3 subsistem yang terkoneksi dan berinteraksi antar
sistem dan dengan user melalui network interface, subsistem tersebut adalah, base station subsystem
(BSS), network and switching system (NSS), dan operation support subsystem (OSS).
4. Pensinyalan berfungsi untuk menyediakan dan mengakhiri suatu koneksi antara ujung pengguna dan
perangkat.

3.2 Kritik Dan Saran

kritik dan saran kami sangat harapkan agar bisa memotipasi sang penulis agar bisa membenahi dan
berkarya lebih baik lagi dari sebelum.

DAFTAR PUSTAKA

1. [Scourias 1999] Scourias, John, “ Overview of the Global System for Mobile Communications”,
http://ccnga.uwaterloo.ca/~jscouria/GSM/gsmreport.html
2. [MiHa 2002], The Journal of The Communication Network Volume I Part I, “A
Wireless,ArchitectureforMultimediaWorld ”,http://www.gsmworld.com/news/media_2002/short.pdf , April-
june 2002.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communications
William C.Y.Lee, Mobile Cellular Telecommunication, McGrow-Hill, Yew York, 1995

http://olanarsyad.blogspot.com/2014/01/makalah-gprs.html

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Jika kita pengguna Internet, dan sepertinya tiada hari tanpa ber-Internet ria untuk mengecek
e-mail, browsing web site, chating,mencari literatur laporan/skripsi, download program, dan
lainsebagainya. Mungkin yang kita lakukan selama ini adalah pergi ke warnet. Namun, hobi
tersebut untuk sementara tidak dapat dilakukan karena kita mengadakan perjalanan keluar kota
atau yang sering disebut mobile. Pada saat itu yang dibutuhkan adalah teknologi GPRS
(GeneralPacket Radio Service) yang memungkinkan kita untuk dapat ber-Internet di mana pun
berada selama sinyal GPRS tersebut ada. Teknologi GPRS telah cukup lama ditawarkan oleh
operator GSM (handphone). GPRS mendistribusikan paket data akses internet sampai 114Kbps.
Transfer data menuju jaringan internet (WEB Server) melalui jaringan GPRS Selular. Layanan
yang ada pada internet dapat diakses melalui GPRS, karena protocol GPRS sama seperti internet.
Dalam jaringan GSM, membutuhkan modul GGSN (Gateway GPRS Service Node) dan SGSN
(Serving GPRS Service Node). GGSN bertindak sebagai gateway antara jaringan GPRS dan
jaringan data public seperti IP. Jaringan GPRS dengan internet .

Di dunia industri komunikasi bergerak ('mobile'), data bergerak dan multimedia kini
menjadi fokus pengembangan, dan GPRS ('General Packet Radio Service') menjadi kunci yang
memungkinkan untuk meraih sukses di pasar. Alasannya adalah, melalui GPRS, ledakan
pertumbuhan layanan internet melalui jaringan kabel (telepon), sekarang dimungkinkan
penyalurannya melalui komunikasi bergerak. Nortel Networks, Ericsson, Siemens, Nokia dan
banyak industri telekomunikasi lainnya dalam publikasinya menyatakan telah mampu
mengawinkan Web dengan telepon bergerak menggunakan teknologi GPRS yang kini mulai
gencar ditawarkan kepada para operator GSM dan TDMA yang berminat memasarkan layanan
internet nirkabel. GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang
menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara
kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian
tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal
yang sama dapat pula digunakan secara berbagi ('sharing') di antara beberapa pengguna sehingga
menjadi sangat efisien.

Dari segi biaya, pentarifan diharapkan hanya mengacu pada volume penggunaan.
Penggunanya ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya byte yang dikirim atau diterima,
tanpa memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih
cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.
GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi
bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah ,sehingga
membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para operator jaringan komunikasi
bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi
bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan
internet.
BAB II
PEMBAHASAN

Teknik transmisi data yang ada pada GSM sekarang ini bersifat membatasi pertumbuhan
komunikasi data bergerak, hal ini dikarenakan kanal radionya yang bersifat tunggal dan
berkecepatan rendah, senantiasa harus diperuntukkan khusus bagi setiap pengguna data selama
durasi komunikasi (istilah teknisnya bersifat dedicated), misalnya untuk SMS (Short Message
Service) 9,6 kbps. Pendekatan yang demikian ini (yang komunikasinya bersifat tersakelar
rangkaian) pada akhirnya menyebabkan reduksi atau pengurangan kapasitas sistem secara
keseluruhan dan memboroskan lebarpita. Kondisi ini mendorong naiknya biaya operasi bagi
operator jaringan yang pada gilirannya akan dibebankan kepada pemakainya. Sementara itu, GPRS
yang menggunakan teknologi tersakelar paket (packet switching) memungkinkan semua pengguna
dalam sebuah sel dapat berbagi sumber-sumber yang sama; dengan kata lain para pelanggan
menggunakan spektrum radio hanya ketika benar-benar mentransmisikan data. Efisiensi
penggunaan spektrum pada akhirnya berarti kinerja yang lebih baik dan biaya yang lebih rendah.
GPRS dapat menawarkan laju data sampai 115 kbps atau lebih, dengan menggabungkan kanal-
kanal dan menggunakan teknologi penyandian yang baru.
Sebenarnya, GPRS memang tidak menawarkan laju data tinggi yang memadai untuk multimedia
nyata, namun secara pasti merupakan kunci untuk menghilangkan beberapa batas pokok bagi
pengayaan layanan-layanan data bergerak. Faktor-faktor yang lainnya seperti layanan-layanan dan
aplikasi-aplikasi inovatif, terminal yang sudah akrab bagi pengguna dan WAP untuk perbaikan
hubungan dengan berbagai piranti nirkabel, juga akan membantu evolusinya.
Secara rinci ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bahwa GPRS merupakan teknologi
kunci untuk data bergerak, yakni;

 mampu memanfaatkan kemampuan cakupan global yang dimiliki GSM


 memperkaya utiliti investasi untuk perangkat GSM yang sudah ada
 merupakan teknologi jembatan yang bagus menuju generasi ke 3
 menghilangkan atau mengurangi beberapa pembatas bagi akses data bergerak
 berbasis paket dan dengan demikian memenuhi lalu lintas data (yang lazimnya bersifat
rentetan; burst) yang mampu memberi layanan pada banyak pengguna
 memiliki laju data sampai 115 kbps yang berarti dua kali lipat daripada koneksi 'dial up' 56
kbps yang berlaku
 menampakkan diri sebagai komunikasi yang 'selalu' terhubung sehingga memiliki waktu
sesi hubungan yang pendek dan akses langsung ke internet
 menawarkan QoS (Quality of Service= kualitas layanan), mendukung adanya tundaan yang
telah dispesifikasikan pada tingkat hak, mana yang akan didahulukan yang kriterianya
berbeda-beda, serta berbagai kelas reliabilitas
 menawarkan kosep 'satu pipa paket bagi keduanya' yakni suara dan data, dengan
demikian lebih baik dalam mendukung integrasi layanan
 menawarkan hubungan komunikasi dalam bentuk point to point atau multipoint
 memiliki keamanan yang sudah menjadi ciri bagi data yang terpaketisasi.

Karena GPRS berbasis paket, biaya atau tarif penggunaannya ditentukan oleh banyaknya data
yang yang ditransfer bukan berdasar waktu hubungannya. Ini berarti cocok untuk layanan rentetan
internet. GPRS memberikan transmisi data pada laju kecepatan yang lebih dari cukup untuk
sebagian besar aplikasi pasar massal, misalnya:
 aplikasi kantor bergerak
 layanan atau penjualan di lapangan atau masyarakat
 layanan-layanan kelompok yang berbasis panggilan (contoh:
 informasi stok pasar)
 akses nirkabel ke basis-basis data
 akses intranet/internet bergerak
 e-commers (perbankan, titik-titik lokasi penjualan)
 pesan-pesan
 Pengaturan atau manajemen armada atau konvoi
 Informasi kepadatan lalu lintas, penuntun perjalanan/ sistem reservasi
 sistem keamanan
 Telemetri
 Highway charging system

1. Jaringan GPRS

GPRS menggunakan modulasi radio yang sama dengan standar GSM, pita frekuensi yang
sama, struktur burst yang sama, hukum-hukum lompatan frekuensi yang sama, dan struktur
bingkai (frame) TDMA yang sama. Kanal-kanal data paket yang baru sangat mirip dengan kanal-
kanal lalulintas percakapan tersakelar rangkaian. Dengan demikian BSS (Base Station Subsystem)
yang sudah ada akan menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari ujung jaringan. Namun
dibutuhkan sebuah entitas jaringan fungsional baru, yakni PCU (Packet Control Unit) yang
berfungsi sebagai pengatur segmentasi paket, akses kanal radio, kesalahan-kesalahan transmisi dan
kendali daya. Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan introduksi sebuah subsistem
jaringan overlay baru (NSS=Network SubSystem). Ia memilki dua elemen jaringan baru; yakni
SGSN (Serving GPRS Support Node) dan GGSN (Gateway GPRS Support Node). SGSN
memiliki tingkat hirarki yang sama dengan MSC dan VLR, menjaga alur (track) lokasi dari
setasiun-setasiun bergerak individual dan melakukan fungsi-fungsi keamanan dan kendali akses.
Ia dihubungkan ke BSS melalui Frame Relay. GGSN secara kasar analog dengan suatu Gateway
MSC yang menangani antarkerja dengan jaringan-jarinan IP eksternal. GGSN membungkus ulang
dengan format baru (mengenkapsulasi) paket-paket yang diterima jaringan-jaringan IO eksternal
dan merutekannya menuju SGSN menggunakan GPRS tunnelling protocol. Walaupun para
pelanggan secara kontinyu dihubungkan ke jaringan, melalui GPRS, spektrumnya tetap tinggal
bebas bagi pelanggan lain untuk menggunakannya jika tidak ada data yang ditransfer. Tidak hanya
dalam hal tersebut, GPRS memungkinkan pemultiplekan spektrum secara statistik. Ini berarti tidak
ada waktu penciptaan panggilan dan operatornya dapat dapat juga menawarkan berbagai layanan
sehingga membuatnya menjadi suatu landasan yang ideal bagi layanan data yang memiliki nilai
tambah. Satu pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para operator adalah luas jaringannya
(terutama pada antarmuka udaranya = air interface) jika GPRS diperkenalkan. Pengaruh adanya
jaringan GPRS pada sistem yang sudah ada minimal jika lalulintas datanya sedikit. Jika sebaliknya,
yakni ada banyak lalulintas data, maka operator akan membutuhkan cadangan PDCH (Packet Data
Channel). Jumlah maksimum slot waktu yang dicadangan untuk PDCH ditentukan sebelumnya,
mengingat slot waktu GPRS dilepaskan segera jika komunikasi suara membutuhkan hubungan.
Kerugiannya memang laju data turun jika lalu lintas untuk percakapan naik,
mengakibatkan tundaan paket yang lebih panjang .
Jika jaminan kualitas layanan (QoS) benar-benar diimplementasikan dalam GPRS, ada sedikit
keleluasaan untuk untuk memperkecil slot waktu GPRS namun kapasitas bagi lalu lintas suara
dapat jatuh. Apabila jumlah kanal yang tersedia dalam sebuah sel sangat rendah, maka pengaruh
yang sebanding pada kapasitas suara dapat turun dramatis. Oleh sebab itu dalam sel-sel yang kecil
harus diperkirakan tidak terlalu banyak lalu lintas GPRS-nya. Pada umumnya dapat dipakai
pedoman, kira-kira 80% kapasitas disediakan untuk lalulintas non GPRS.
Aspek yang lain dari hal ini adalah kapasitas yang tersedia bagi penggunanya. Sebagai contoh,
misalnya ada sebuah sel yang mengalokasikan tiga PDCH, yang dapat 'menangani' kecepatan tak
terkompresi sekitar 30kbps. Banyaknya pemakai yang dapat dilayani sangat tergantung pada tipe
lalulintas yang terjadi. Sebuah sel tunggal dapat menangani 10.000 sampai 100.000 pengguna
untuk aplikasi-aplikasi kecepatan rendah (sebagai contoh telemetri, layanan-layanan informasi),
tetapi hanya 100 sampai 1.000 pengguna untuk aplikasi e-mail atau WWW, yang membutuhkan
kenaikan dalam data .Pengertian kata "penanganan" dalam konteks ini berarti memberikan
kecepatan transmisi yang layak dengan tidak ada tundaan paket yang signifikan. Pada aplikasi
seperti transfer file, sel tersebut dapat menampung sekitar sepuluh pemakai, yang kira-kira sama
dengan kemampuan HSCSD (High-Speed Circuit-Switched Data): Ini disebabkan tidak adanya
keuntungan dari penggunaan pemultiplekan statistik yang signifikan. Untuk tujuan perencanaan,
suatu model lalulintas yang terdiri dari campuran semua tipe data dapat digunakan. Penggunaan
model semacam ini dapat menuju ke suatu konklusi, yakni sel tersebut dapat menampung sekitar
1.000 pengguna. Gambaran di atas menunjukan bahwa GPRS sangat efektif untuk pelayanan
pengguna data dengan pengaruh yang minimal bagi layanan suara.
2. Perangkat Genggam GPRS

Untuk mendukung karakter jaringan GPRS, tentu ada persyaratan tambahan pada
perangkat keras genggamnya. Sebuah perangkat genggam GSM sekarang ini pada dasarnya
memiliki ROM 1MB dan RAM 128KB. Untuk mendukung GPRS, WAP dan beberapa fungsi
organizer, fabrikan mempertimbangkan kapasitas minimum 4MB ROM dan 512KB RAM, belum
lagi layar peraga (display) beresolusi tinggi dan lebar ditambah dengan keypad, joystick mini.
Tentu hal ini berdampak pada kenaikan harga perangkat genggam. Namun produk semacam ini
nantinya ditujukan bagi pengguna atau pelanggan bisnis, yang selalu melihat piranti tunggal
sebagai suatu hal praktis yang memenuhi komunikasi mereka dan kebutuhan organiser.
Sekarang ini, versi awal perangkat gengam GPRS baru dalam taraf digunakan untuk pesawat
genggam biasa, pengembangan infrastruktur dan pengujian. Diharapkan perangkat genggam
produksi pertama diluncurkan untuk percobaan-percobaan yang kegunaannya mudah dikenal
pengguna, yang jumlah perangkatnya mencapai beberapa puluh ribu. Selama akhir paruh kedua
tahun 2000 ini, para operator jaringan dan pembuat terminal akan melakukan percobaan yang luas,
mengumpulkan pengalaman untuk memperoleh umpan balik, tidak hanya dalam hal reliabilitas
teknologinya namun juga kemungkinkan berbagai layanan yang telah direncanakan .
Dalam hal standardisasi teknologi, ETSI (Institusi Standar Telekomunikasi Eropa) yang
merupakan badan yang berwenang menyebarluaskan, sampai saat ini belum menyampaikan
rentetan spesifikasinya. Kondisi ini akan membuat terminal-terminal GPRS berlandas pada
berbagai variasi spesifikasi, yang satu-sama lain sedikit berbeda , sampai nantinya para operator
jaringan dan pabrik pembuat peralatan setuju dengan ketetapan ETSI dalam hal versi umum yang
disebar luaskan. Tentu saja nilai basis teknologi ini akan menjadi rendah jika tidak di diverifikasi
dan dibuktikan keterandalannya. Pertimbangan ini membuat 'Lucent' dan tim pengembang GPRS
'Optimay' berusaha menangkap peluang dengan membentuk kerjasama dalam pemasokan
peralatan GPRS untuk menguji teknologi perangkat genggam yang diharapkan mampu
memberikan layanan GPRS sampai 75% dalam dunia jaringan GPRS/GSM. Alasannya
memang jelas bahwa GPRS merupakan garis terdepan dari yang akan mengubah keadaan
komunikasi bergerak. Inovasi perangkat genggam akan meningkat selagi para fabrikan masih
mencoba berjuang untuk menemukan kombinasi fitur, aplikasi dan desain yang akan
membangkitkan produk utama pasar. Teknologi akan berkembang dan harga perangkat akan turun
jika pasarannya berkembang. Namun perkembangan yang paling menarik titik beratnya adalah
pada layanan-layanan baru dan aplikasi-aplikasinya yang akan berkembang selagi telepon
bergerak berkembang untuk menjadi landasan dasar (platform) aplikasi bergerak.

3. Sistim GPRS
• Secara umum General Packet Radio Service atau GPRS adalah suatu teknologi yang
memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan
penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD.
• Jaringan GPRS merupakan jaringan terpisah dari jaringan GSM dan saat ini hanya digunakan
untuk aplikasi data.
• Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :
– GGSN; gerbang penghubung jaringan GSM ke jaringan internet
– SGSN; gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS
– PCU; komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS
• Secara teori kecepatan pengiriman data GPRS dapat mencapai 115 kb/s. Namun dalam
implementasinya sangat tergantung dari berbagai hal seperti :
– Konfigurasi dan Alokasi time slot di level Radio/BTS
– Teknologi software yang digunakan
– Dukungan ponsel
• Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu; di lokasi tertentu; akses GPRS terasa lambat;
dan bahkan bisa lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kb/s
• Sistem GPRS memberikan solusi dasar untuk Internet Protocol , komunikasi antara Mobile Station
dengan Internet Service Hosts (IH) atau Corporate LAN.
• Sambungan ke External packet data network lainnya dengan menggunakan IP

4. Komponen GPRS
Komponen-komponen utama pada jaringan GPRS adalah :
• GGSN ( Gateway GPRS Support Node )  gerbang penghubung jaringan GSM ke jaringan
internet
• SGSN ( Serving GPRS Support Node )  gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan
GPRS
• PCU  komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS

5. Fungsi Komponen GPRS


• SGSN ( Serving GPRS Support Node)
1. mengantarkan packet data ke MS
2. Update pelanggan ke HLR
3. Registrasi pelanggan baru
• GGSN ( Gateway GPRS Support Node )
1. Interface ke PDN
2. Information Routing
- Transfer data dari PDU ke SGSN
3. Network Screening
4. User Screening
5. Address Mapping
BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Perkembangan lebih lanjut dalam evolusi internet Nirkabel setelah GPRS adalah EDGE
( Enhanced Data rates for GSM and TDMA Evolution), yang memungkinkan para operator
menawarkan layanan data pada kecepatan sampai 384 kbps, kemudian UMTS dengan kecepatan
sampai 2Mbps.Forum UMTS memperkirakan komunikasi multimedia berbasis data akan
menyumbang sekitar 60% pada lalu lintas komunikasi dalam jaringan komunikasi bergerak
generasi ketiga.Dengan meningkatkan kemampuan jaringan GSM sekarang dengan teknologi
GPRS, para operator jaringan dapat memperkenalkan layanan-layanan data bergerak, sementara
pada waktu yang sama mampu melindungi aset infrastrukturnya yang sudah ada tanpa membatasi
evolusiUMTS.

DAFTAR PUSTAKA

 Beutmuller, Andrew A. ('Siemens', Munich). "Bringing New Meaning to Mobile with GPRS".
Telecommunications Development Asia Pasific. Dec.1999.
 Chan, Andrew ('SmarTone Mobile Comm'.Ltd.Hong Kong)."Deploying Enhanced
'Ericsson' . "3G Starts Rolling with GPRS". Communications International. Nov 1999.
 'Nokia's End-to-end GPRS solution'."Connect to a Fast-Moving Market with GPRS Data
Services". Telecommunications. Sept.1999.
 Nokia's Telecomm.Magazine. "HSCSD Heralds Six-Fold Speed Increase for GSM".Discovery.
Volume 49. June 1999
 Nortel Networks'."GPRS Delivering Wireless Internet now". Communications International. June
1999.
 Meads, Brian, (Marketing Director 'Optimay')."Design Considerations for GSM/GPRS terminals".
Telecommunications Development Asia Pasific. March 2000.

 Service with GPRS". Telecommunications Development Asia Pasific . Dec.1999.

Anda mungkin juga menyukai