Disusun Oleh :
Heru Kurniawan
Ridho Amarullah
Wandi
Aditya Saputra
Ige Safirga
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya yang telah mememberikan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga penyusun dapat memberikan hasil yang terbaik
dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui berbagai informasi mengenai
teknologi 3G dan 4G yang penyusun ambil dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari ALLAH SWT yang akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “3G dan 4G” dan sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati karena hal teknologi ini dapat berpengaruh dimasa
depan khususnya dibidang telekomunikasi. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen dan teman – teman yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknologi telepon salah satu hal yang cukup berkembang dengan pesat
akhir – akhir ini. Perkembangan teknologi telepon yang akan dikembangkan dewasa
ini salah satunya adalah teknologi 3G dan 4G. Penyusun dalam hal ini akan
membahas 3G dan 4G dalam sudut pandang 3G dan 4G sebagai masa depan
teknologi telepon, penerapan, manfaat dan kesalapahamannya.
Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu
digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5
G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) dan
EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet
Data Network) pada domain CDMA. 4G merupakan pengembangan dari teknologi
3G.Nama resmi dari teknologi4G ini menurut IEEE (Institute of Electricaland
Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink
Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah
dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000.
HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi
untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan
dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah
turun).
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati
dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia
teknologi telepon.
Untuk memperluass ruang lingkup pembahasan, maka makalah yang dibahas dibatasi
pada masalah :
PEMBAHASAN
Definisi 3G (dibaca: triji) adalah singkatan dari 3rd Generation atau generasi ketiga
artinya teknologi telepon selular generasi ketiga. 3G merupakan nama yang umum
digunakan untuk menyebutkan teknologi lanjutan dari sistem komunikasi mobile,
dimana kita bisa mendapatkan layanan data berkecepatan tinggi untuk aplikasi
multimedia seperti download musik, nonton TV lewat handphone, internet
berkecepatan tinggi, video call, streaming video klip, dan sebagainya. Sedangkan
GPRS (General Packet Radio Services) yang kita kenal selama ini adalah teknologi
2,5G
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data,
dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja,
pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal
untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G,
yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai
setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikenversikan dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan
kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan
dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor
IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang
berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM,
TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi
dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di
frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam
channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.Teknologi 4G di
IndonesiaSecara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah telepon
analog / PSTN yang menggunakan seluler. Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G
merupakan ISDN. Indonesia secara umum pada saat ini baru memasuki tahap 2.5G.
Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony[1]
yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony
over Internet Protocol.Teknologi tersebut banyak di perdebatkan oleh operator,
pemerintah dan DPR belakangan ini.
Tidak lama lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung utama
infrastruktur telekomunikasi. Teknologi internet telephony memungkinkan
pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat (tanpa
Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama
sekali. Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian
kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL.
Kita tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh
pemerintah untuk berkomunikasi via internet-telepon. Infrastruktr internet telephony
memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung
lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum. Teknologi 4G juga akan
menyebabkan kemunduran bagi teknologi Inernet Network (IN) yang saat ini
merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal
tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan diakses
gratis dari internet.
Saat ini kita dapat menyaksikan bagaimana pengguna ponsel dengan bangga
memamerkan penggunaan fitur canggih di ponsel 3G (baca: triji) seperti fitur video
calling yang memungkinkan penggunanya saling melihat muka dengan pihak yang
dihubunginya. Begitu pun dengan vendor penyedia layanan 3G seperti, Telkomsel,
Indosat, Excelcomindo Pratama, Mobile-8 (Fren) dan lain-lainya. Tapi kini,
perkembangan teknologi selular begitu cepat, seperti kita ketahui teknologi
telekomunikasi semula hanya menggunakan sistem analog, dan terus tumbuh sampai
dengan generasi ke-3 yang kita kenal sekarang dengan 3G. Namun begitu teknologi
3G pun akan segera beralih ke 4G.
Tidak hanya itu, kapasitas data yang melalui jaringan 4G akan jauh lebih besar
daripada 3G sehingga pengunduhan data yang mencapai puluhan, bahkan ratusan
MB akan mudah dicapai dalam waktu singkat. Sebagai contoh, dengan ponsel 3G,
kita baru dapat mengunduh klip video dan klip musik yang berdurasi tidak begitu
panjang.
Sedangkan dengan 4G yang akan berbasis jaringan IP sepenuhnya, kita tidak hanya
dapat mengunduh satu film utuh ke dalam satu ponsel 4G ketika sedang bergerak,
juga menyaksikan tayangan gambar televisi yang berkualitas tinggi (high definition
TV content) dan menyaksikan lawan bicara kita yang terlihat jelas dan mulus
geraknya, tidak tersendat-sendat seperti sekarang dengan 3G melalui video calling.
Tidak hanya itu, kita juga dapat melakukan video chat dengan mudah. Juga fitur
video conferencing yang bisa lebih dari 2 situs yang dilakukan secara simultan.
Dengan kata lain, trafik multimedia akan dominan pada penggunaan teknologi 4G di
masa mendatang. Tentu saja browsing internet tanpa kabel akan makin lebih cepat
dan makin menyenangkan tanpa terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena
masalah kongesti pada lalu lintas data di jaringan di masa kini akan teratasi dengan
teknologi 4G. Yang paling menyenangkan karena biaya untuk menikmati fitur-fitur
4G itu diprediksi akan lebih murah daripada sekarang karena biaya untuk
mengaplikasikan teknologi 4G akan lebih murah daripada teknologi 3G ataupun
HDSPA (3,5 G).
Menurut pakar telematika Indonesia, Onno W. Purbo, “Untuk teknologi 4G, setiap
handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan
untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan
dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di
operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz,
bluetooth dan selular.
Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi
SIP-enabled. Gila-nya dengan teknologi SIP yang berada di belakang 4G, nomor
telepon +62 21 123 5678 hanya lah subset, bagian kecil daripada pengenalan /
identifikasi telepon. Sebagian besar identifikasi / penomoran telepon akan dilakukan
menggunakan URL seperti sip:onno@indo.net.id. Dengan bertumpu pada URL,
dunia menjadi lebih menarik karena kita tidak perlu lagi tergantung pada nomor
telepon yang di kuasasi pemerintah cq. POSTEL untuk berkomunikasi internet
telepon. Kalau kita cukup gila, sebetulnya dalam banyak hal kita dapat
menyelenggarakan sendiri infrastruktur internet telephony tanpa perlu tergantung
pada ijin / lisensi pemerintah tanpa melanggar hukum, dengan software yang dibuat
sendiri tanpa mengeluarkan banyak devisa. Tak perlu lah kita mengeluarkan
US$1000 / SST seperti yang di gembar gemborkan saat ini, jika saja kreatifitas anak
bangsa tidak di matikan. Dalam 3G, servis suara yang dihasilkan pada dasarnya sama
dengan servis suara di ISDN. Handset digital selular pada dasarnya sebuah handset
ISDN. Sialnya, ISDN pada kenyataannya tidak berhasil dengan baik untuk
mendeploy servis suara yang baru maupun integrasi data / suara. Kita cukup
beruntung dengan adanya 3G ternyata membuka kesempatan untuk uji coba
teknologi Internet seperti Session Initiation Protocol (SIP) maupun menggunaan IP
v6 (saat ini semua ISP komersial di Indonesia menggunakan IP v4 yang lebih tua).
Ujicoba untuk integrasi SIP & IP v6 ke dalam 3G di lakukan dalam inisiatif
3GPP.Dengan mengandalkan jalur internet dan murahnya koneksi internet, tentu
sangat menggembirakan dalam penggunaan teknologi 4G ini dalam berkomunikasi
dibandingkan dEngan teknologi komunikasi yang ada saat ini. Di masa yang akan
datang, berkomunikasi akan dilakukan dengan menggunakan laptop, PC ataupun
PDA yang mempunyai koneksi Wifi untuk menghubungkan ke internet, atau juga
handset/ponsel tersendiri yang bisa terhubung ke internet.
a. Tinjauan Teknologi
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering disebut
dengan (Mobile broadband) karena keunggulannya sebagai modem untuk internet
yang dapat dibawa ke mana saja.
Dengan kecepatan layanan data yang tinggi tersebut, memungkinkan pengguna dapat
ber”internet” hanya dengan sebuah ponsel, dapat menikmati channel televisi pilihan,
dapat berkonferensi, dan dapat melakukan kegiatan komunikasi lain secara cepat dan
mudah.
Meskipun begitu, belum banyak pengguna yang memanfaatkan teknologi telepon
generasi ketiga (3G) ini. Ada beberapa pertimbangan yang masih menjadi kendala
mengapa teknologi 3G belum banyak peminatnya, salah satunya adalah infrastruktur
dan tarif yang sangat mahal jika ingin menikmati teknologi 3G.
Hingga saat ini, sebagian masyarakat masih memanfaatkan teknologi telepon selular
generasi kedua. Dari data yang diperoleh, sekitar 99 persen pengguna hanya
memanfaatkan layanan suara dan SMS saja. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap
pendapatan para operator seluler, terlihat bahwa voice masih memberikan kontribusi
terbesar terhadap pendapatan mereka, yaitu 70-85 persen. Sementara SMS antara 10-
25 persen, sedangkan data serta content masih berada di bawah angka 5 persen.
Bagi pelanggan selular yang telah memanfaatkan teknologi 3G, akan mendapatkan
beberapa fitur canggih yang diusung dalam teknologi generasi ketiga, yaitu :
• Channel televisi : acara televisi favorit dapat dinikmati hanya melalui layar telepon
selular yang mendukung teknologi 3G. Anda dapat menikmati tayangan-tayangan
televisi favorit dari berbagai saluran, baik live streaming maupun video on demand.
Layanan chanel televisi yang dapat diakses tergantung pada operator masing-masing.
• Mendengarkan musik : Klip musik, full track song, dan ringtone dapat Anda
download dan streaming sesuai yang ditawarkan layanan operator selular. Kategori
musik yang dapat dinikmati adalah: Top songs, Alternative, Classic, Dance, Folk,
Hip hop, Jazz, Pop, RnB, Rock, World
• Games online : melalui telepon selular yang mendukung teknologi 3G, Anda dapat
mendownload games terbaru dan berbagai games seru yang dapat dimainkan secara
online/multiplayer. Kategori games yang dapat dipilih adalah: Multiplayer,
Adventure, Arcade, Board Games, Cartoon, Puzzle, Racing, RPG, dan Sports.
Layanan 3G tidak bisa tanpa ada cakupan layanan 3G dari operator. Hanya
membeli sebuah handset 3G, tidak berarti bahwa layanan 3G dapat dinikmati.
Handset dapat secara otomatis pindah ke jaringan 3G bila, pelanggan tidak menerima
cakupan 3G. Sehingga bila seseorang sedang bergerak dan menggunakan layanan
video call, kemudian terpaksa berpindah ke jaringan 2G, maka layanan video call
akan putus.
Tapi ternyata hal tersebut dibantah dengan hadirnya layanan internet kecepatan
tinggi dan transfer data tak terbatas dengan tarif yang cukup terjangkau. Walaupun
dibandingkan dengan negara lain layanan tersebut bisa dibilang mahal.
Dibandingkan dengan Vietnam saja kita sudah tertinggal, mereka telah satu langkah
didepan dalam menghadirkan layanan broadband murah seharga $26/bulan. Bahkan
di Seoul, harga akses internet dengan kecepatan 100 Mbps, bisa didapatkan dengan
harga 22.000 won/bulan atau sekitar Rp.215.000,- bila dikonversi ke rupiah.
Lupakan bermimpi mempunyai koneksi broadband 100 Mbps untuk layanan internet
perorangan, masyarakat kita belum terlalu membutuhkan kecepatan seperti itu.
Bagi masyarakat Indonesia, memiliki koneksi internet dengan kecepatan 384 Kbps
dan transfer data tak terbatas sudah cukup mewah. Walaupun sekarang hadir layanan
broadband murah di Indonesia, tapi jangkauannya sangat terbatas. Bisa dibilang
hanya bisa ditemui di perumahan-perumahan elit saja. Andai saja mereka
menggunakan teknologi 3G, akan lebih banyak wilayah yang bisa mereka
jangkau.Dengan teknologi 3G dimungkinkan hadirnya wireless broadband.
Dibandingkan dengan kabel fiber optic, sinyal 3G dapat menjangkau lebih banyak
area. Bahkan saudara-saudara kita yang tinggal di gang pun bisa terjangkau, tidak
hanya rumah-rumah yang dipinggir jalan saja. Bisa dibayangkan betapa cepatnya
penetrasi broadband di Indonesia dengan hadirnya wireless broadband berkecepatan
3G yang bisa mencapai 384 Kbps tapi dengan tarif yang terjangkau. Sehingga bisa
dinikmati semua kalangan terutama mereka yang memberikan kontribusi terbesar
bagi masa depan bangsa seperti para pendidik dan pelajar. Dengan tarif broadband
yang masih mahal dan penghasilan para pendidik yang masih minim, tentu saja
mereka akan berpikir ulang untuk menyisihkan penghasilannya demi mendapatkan
akses broadband.
Tapi apabila wireless broadband memiliki tarif yang terjangkau, mungkin mereka
akan senang hati menyisihkan penghasilannya untuk memiliki akses wireless
broadband dengan tarif murah. karena begitu banyak yang bisa mereka dapatkan
melalui akses internet kecepatan tinggi tersebut.Dengan memiliki akses wireless
broadband murah, seorang guru bisa memberikan materi yang lebih luas. Misalkan
saja seorang guru geografi yang sedang memberikan materi pelajaran tentang negara
Jepang. Guru tersebut bisa mengunduh berbagai macam video dari internet lalu
mempresentasikannya di depan anak-anak didiknya. Kemampuan audio visual dari
sebuah video tentu saja akan lebih menarik dan lebih bisa menjelaskan dibandingkan
dengan hanya mengandalkan textbook. Selain itu, seorang pendidik juga bisa saling
berbagi dengan komunitas pendidik lainnya di berbagai belahan dunia. Saling
berbagi materi pelajaran atau berbagi pengalaman mengajar.
Hal tersebut secara tidak langsung akan memperkaya kemampuan pendidik dalam
mengajar. Yang akan berimbas juga pada kualitas anak didiknya. Sebagai contoh
lainnya, bisa kita ambil dari seorang perajin rotan di Cirebon. Selama ini para perajin
kita tidak memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kerajinan rotan. Maka
tidak salah apabila kualitas kerajinan rotan kita kalah apabila dibandingkan dengan
negara lain. Tapi kekurangan akses terhadap perkembangan dunia tentu saja bisa
diatasi dengan internet. Andai saja para perajin rotan tersebut memiliki akses
wireless broadband murah, akses terhadap perkembangan dunia tentu saja bukan
menjadi kendala. Para perajin bisa membandingkan kualitas produknya dengan
produk sejenis dari negara lain tanpa harus mengunjungi negara tersebut. Dengan
melakukan perbandingan, para perajin bisa tahu kelemahan produknya dan bisa
belajar untuk memperbaiki kualitasnya. Untuk mengatasi penjualan yang semakin
menurun, mungkin menjualnya di situs lelang ebaybisa menambah pasar kerajinan
rota mereka. Bahkan bisa saja mereka membuat situs online shopping khusus untuk
produk mereka. Banyak kemungkinan yang bisa dilakukan dengan internet.
Ilustrasi di atas mungkin masih berupa impian bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia karena penetrasi broadband yang masih kecil. Dan wireless broadband
dengan teknologi 3G bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan penetrasi
broadband di Indonesia mengingat luasnya wilayah negara kita. Sebenarnya hal
tersebut bukan hanya sekedar impian, tapi bisa diwujudkan. Hanya saja perlu
kerjasama dan keinginan kuat dari berbagai pihak seperti pemerintah sebagai
regulator dengan berbagai perusahaan telekomunikasi dan penyedia jasa internet
sebagai penyelenggara. Haruskah negara yang kaya akan SDA seperti Indonesia
tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga dalam penetrasi internetnya? Singapura,
Malaysia, atau Vietnam telah lebih dulu memberikan akses broadband murah bagi
masyarakatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan mengenai “3G dan 4G” dapat disimpulkan bahwa :
1. Berguna dan bisa dinikmati semua kalangan terutama mereka yang memberikan
kontribusi terbesar bagi masa depan bangsa seperti para pendidik dan pelajar
3.2. Saran
1. Harus ada kerjasama dan keinginan kuat dari berbagai pihak seperti pemerintah
sebagai regulator dengan berbagai perusahaan telekomunikasi dan penyedia jasa
internet sebagai penyelenggara.
Kadir, Abdul & Terra Ch, Triwahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Turban E, Rainer Jr EK, Potter RE. 2006. Pengantar Teknologi Informasi Edisi 3.
Jakarta: Penerbit Salemba Infotek