Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DATABASE CLIENT SERVER

DI SUSUN OLEH:
Wahda Niar
(180102041)

PRODI SISTEM INFORMASI JARINGAN


UNIVERSITAS ITB STIKOM AMBON
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, dimana segala sesuatunya itu berjalan dengan cepat, kemajuan
teknologi semakain memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan saling bertukar
informasi. Semua orang di zaman sekarang ini   hampir setiap individu sudah memiliki
komputer.
Di mana didalam dunia komputer ada yang namanya client server, Client merupakan
sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server
sedangkan server ialah, sistem atau proses yang menyediakan data atau layanan yang diminta
olehclient.
Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg mengakses server dalam
suatu jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client
dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.

1.2 Tujuan Client Server


Tujuan Client Server untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan
pengintegrasian data, distribusi informasi dan sebagainanya tentnya yang berhubungan
dengan client server, ini juga menempatkan sebuah komputer sebagai server yang bertugas
sebagai pusat pengolahan dan layanan  bagi terminal-terminal lain (client) yang terhubung
dalam sistem jaringan tersebut.

1.3 Manfaat Client Server 


Manfaat yang bisa didapatkan dari client server ini tidak jauh berbeda dengan tujuannya yaitu
dapat membantu perusahaan-perusahaan dalam pengolahan sebuah data atau pengintegrasian
data yang akan dikirimkan, distribusi informasi dan berbagai peralatan menjadikan sistem
jaringan semakin diminati untuk diimplementasikan oleh perusahaan.
Ada beberapa manfaat dari client server diantara lain :
A. Memungkinkan akses basis data yang besar
B. Menaikkan kinerja
C. Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang
berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah
mesin server jika hanya memproses basis data.
D. Biaya untuk hardware dapat dikurangi
E. Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk
menyimpan dan mengatur basis data
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN CLIENT – SERVER

I. Server
Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam
sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM
yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem
operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak
administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di
dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses
kepada workstation anggota jaringan.
1. Server Aplikasi (Application server)
2. Server Data (Data Server)
3. Server Proxy (Proxy Server).

Fungsi server
1. Server Aplikasi Server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang
dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang
digunakan client secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi.

2. Server Proxy Berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proxy.
Orang awam lebih mengenal proxy server untuk mengkoneksikan komputer client ke
Internet.
II. Client

Komputer Client adalah komputer yang meminta (request) satu layanan tertentu ke suatu
server. Komputer client harus dilengkapi dengan aplikasi client khusus dan menjalankannya,
sehingga dapat memanfaatkan layanan yang ditawarkan server. Sebagai contoh, untuk
mengambil sebuah file dari file server, suatu program di komputer client harus memformat
sebuah request (permintaan) dan mengirimkannya kepada program yang sedang berjalan di
server. Selanjutnya, server akan mengirimkan file yang diminta sesuai dengan permintaan
program client tersbut. 
Server dan client harus menggunakan suatu cara yang sama untuk berkomunikasi dan
mengirimkan file antara satu komputer dengan yang lain, cara ini disebut sebagai protocol
atau sering disebut Transmision Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam
sistem operasi yang digunakan antara lain Unix, Linux dan Windows NT.
Lingkungan Database Client/Server di Internet :
Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC
Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
Berbagi hardware atau software

2.2. KOMPONEN CLIENT-SERVER 


Dalam menjalankan sebuah arsitektur client-server, maka dibutuhkan beberapa komponen
agar arsitektur tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Komponen tersebut diantaranya :

1. User
Disini user adalah sebagai end-user yang mengakses client untuk mendapatkan layanan.
Dapat dikatakan juga bahwa sebuah user atau end-user adalah ketika melakukan proses akhir
menggunakan sitem client-server ini, misalnya seorang manager perusahaan.
2. Client
Client dapat berupa sebuah pemproses yang banyak dilakukan di sebuah server dimana
bagian-bagian dalam lingkup pekerjaannya ditentukan oleh program komputer. Salah satu hal
yang terpenting dalam sistem client-server adalah User Interface (UI), yang digunakan user
untuk berkomunikasi.

3. Network dan Transmisi. 


Server dan client dapat terkoneksi dengan sebuah media transmisi yang dapat berupa kabel,
wireless, atau fiber. Dengan media ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan
enterprice network yang lebih besar dalam sebuah departemen. Arsitektur yang digunakan
dapat berupa OSI atau yang sekarang banyak digunakan yaitu TCP/IP.

4. Servers.
Sebagai server, server haruslah memiliki kemampuan untuk mengontrol software,
menjalankan program aplikasi, dan mengakses database dengan mudah dan cepat. Sebuah
server harus mendukung spesifikasi yang mendukung resource sharing seperti Network
Server Operating System, Multiple User Interface, GUI (Graphic User Interface), dialog
oriented antara client-server language seperti SQL dan database arsitektur.

2.3 APLIKASI CLIENT-SERVER

A.    Client/Server (two tier)


Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server.
Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyakclient dan sebuah server
yang dihubungkan melalui sebuah jaringan. Aplikasi ditempatkan pada computer client dan
mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan
ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang
meminta serice) dan server (yang menyediakan service).
Tiga komponen tersebut yaitu :
1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan
langsung oleh user.
2. Manajemen Proses.
3. Database. Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas,
sehingga terbentuk dua lapisan.

Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server.
Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server
yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi
ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh.
Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi
yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server
database.
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas
adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya,
50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih
terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server.
Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin
banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber
daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu
atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam
sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada
kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat
sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh
COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi
aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja
sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut
menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang
lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun
juga lebih hemat biaya.
Kelebihan dari model client/server
 Mudah
 Menangani Database Server secara khusus
 Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.
 Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.

Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang
juga berisi aturan bisnis). Dalam system client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya
diterapkan dalam database.
Server database manangani :
 Manajemen data
 Keamanan
 Query, trigger, prosedur tersimpan
 Penangan kesalahan

Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban


pemrosesan dari komputer sentral ke computer client. Ini berarti semakin banyak user
bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat.
Dengan client/server user dari berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan
sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini.
Selain menjalankan tugas-tugas tertentu,
kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Kekurangan dari model client/server :
 Kurangnya skalabilitas
 Koneksi database dijaga
 Tidak ada keterbaharuan kode
 Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi skala kecil.
 Susah di amankan.
 Lebih mahal.

B. Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menutupi keterbatasan pada arsitektur
client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika
diterapkan arsitektur multitier).
Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus,
diantaranya :
Layanan presentasi (tingkat client)
Layanan bisnis (tingkat menengah)
Layanan data (tingkat sumber data)

Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika
bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan
layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada
komputer tersendiri
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-
lapisan, aplikasi-aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three
Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. 
Contoh dari Aplikasi untuk model ini adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya. Application
Server umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP,
ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier
tersebut. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan
Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer
Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser.
Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke
Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application
Server akan melakukan komunikasi dengan database server. Biasanya, implementasi
arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth.
Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu mengirimkan Web
Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth
yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki
limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server
ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep
model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan,
aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Kelebihan arsitektur Three Tier :
 Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan
pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
 Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain
ikut salah.
 Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang
lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client. Skala besar.
 Keamanan dibelakang firewall.
 Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
 Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi
dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat
yang lebih rendah.
 Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai
untuk menangani pengambilan informasi dari database.

Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier


Keluwesan teknologi
Mudah untuk mengubah DBMS engine
Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
Biaya jangka panjang yang rendah
Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan
Keunggulan kompetitif
Kekampuan untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul
kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi
Kekurangan arsitekture Three Tier :
 Lebih susah untuk merancang
 Lebih susah untuk mengatur
 Lebih mahal
C. Aplikasi N-tier

Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem dimana database disimpan pada
lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak dapat mengakses procedure
tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa perlunya menyimpan database lebih dari satu server?
Tentu saja Anda juga menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat
berkembang, bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat sebuah
perusahaan telah memiliki divisi yang cukup besar dimana harus memiliki database
tersendiri. Dalam kasus penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu
mengimplementasikan strategi development yang berbeda, pendekatan yang baik adalah
dengan menggunakan model n-tier. Huruf “n” pada n-tier menunjukkan variabel numerik
yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan seterusnya. Karena itu
sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih tingkatan logical, umumnya aplikasi n-tier saat
ini menggunakan 3-tier.
Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema disain aplikasi two-tier yang
mengimplementasikan business logic pada stored procedure seperti yang telah diterangkan
diatas, kemudian melakukan improvisasi disain dengan menambahkan sebuah tingkatan (tier)
sebagai middle tier sebagai business object, arsitektur inilah yang dikenal dengan 3-tier.
Perbedaan nyata dengan 2-tier adalah, business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi client
dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa sistem 3-tier secara umum
terbentuk dari tingkatan client, business dan database.
Untuk membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin paling
sering Anda temui adalah penerapan Internet ataupun Intranet.

Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang menjalankan browser dan meminta
informasi dari middle-tier yang berupa HTTP Server. Middle-tier akan meminta data pada
server database, kemudian mengirimkannya kembali kepada HTTP Server. HTTP Server
akan mengirimkan kepada browser dalam bentuk page/halaman web.
Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat pada client
menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa database yang
digunakan secara bersamaan. Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan contoh kasus
penerapan 3-tier. Bayangkan sebuah sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan
database.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat
menjalankan aplikasi basis data. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks
dan generate kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan
pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir.
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang
meminta serice) dan server (yang menyediakan service). 
Tiga komponen tersebut yaitu :
1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan
langsung oleh user.
2. Manajemen Proses.
3. Database. Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas,
sehingga terbentuk dua lapisan.
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur
client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika
diterapkan arsitektur multitier).
Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat pada client
menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa database yang
digunakan secara bersamaan.
Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier pada
umumnya), yang terutama adalah:
Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan dating
Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara
Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan.
DAFTAR PUSTAKA

Zainal hakim., Pengertian Client server


http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-client-server.html diakses tanggal 11 mei 2014
Luviyani. client – server
http://luviyani.blogspot.com/2010/04/client-server.html  diakses tanggal 11 mei 2014
Muhammad Abdullah. Arsitektur Client Server
http://achmad89.wordpress.com/2010/07/11/arsitektur-client-server.html  diakses tanggal
11 mei 2014

Slamet ridwan. Arsitektur Client Server


http://slametridwan.wordpress.com/arsitektur-client-server.html diakses tanggal 11 mei
2014

Anda mungkin juga menyukai