Anda di halaman 1dari 13

Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya

Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93


Bandar Lampung

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

MODEL WATERFALL

DOSEN

NISAR ZAIDAL, S.T., M.T

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD ARIZTAMA RAHMANDA

1811010142 (7SI-P1)

INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

TEKNIK INFORMATIKA

2019

i
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

PEMBAHASAN ............................................................................................. 1

1. Sejarah Model Waterfall .................................................................. 1


2. Pengertian Model Waterfall ............................................................. 1
3. Karakteristik Model Waterfall ......................................................... 3
4. Tahapan Metode Waterfall ............................................................... 4
4.1 Rekayasa Dan Pemodelan Sistem Informasi ......................... 4
4.2 Analisis kebutuhan perangkat lunak ..................................... 5
4.3 Desain .................................................................................... 5
4.4 Pengkodean ........................................................................... 5
4.5 Pengujian ............................................................................... 6
4.6 Pemeliharaan ......................................................................... 6
5. Kelebihan Pengembangan Model Waterfall .................................... 7
6. Kekurangan Pengembangan Model Waterfall ................................. 8

PENUTUP ....................................................................................................... 9

1 Kesimpulan ...................................................................................... 9

2. Saran ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

PEMBAHASAN
1. SEJARAH MODEL WATERFALL

Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini
sering disebut dengan “Classic Life Cycle” atau model waterfall. Model ini
pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga
sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai
didalam Software Engineering (SE). Disebut dengan waterfall, karena tahap
demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan
berjalan berurutan.

2. PENGERTIAN MODEL WATERFALL

Adalah pendekatan klasik dalam pengembangan perangkat lunak yang


menggambarkan metode pengembangan linier dan berurutan. Ini terdiri dari

1
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

lima hingga enam fase, setiap fase didefinisikan oleh tugas dan tujuan yang
berbeda, di mana keseluruhan fase menggambarkan siklus hidup perangkat
lunak hingga pengirimannya. Setelah fase selesai, langkah pengembangan
selanjutnya mengikuti dan hasil dari fase sebelumnya mengalir ke fase
berikutnya. Dimana Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum
tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau
mengulang ke tahap sebelumnya.

Model Waterfall adalah metode pertama yang banyak digunakan dalam


industri perangkat lunak. model ini merupakan pendekatan tradisional, dan
jauh kurang fleksibel daripada metodologi gesit dengan pengembangan
dipecah menjadi sprint tunggal, tetapi dapat dilengkapi dengan loop umpan
balik dan loopback.

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:28) model waterfall adalah “metode


air terjun yang menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara
sekuensial atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian,
dan pendukung.

Menurut Pressman (2012) Model Waterfall (model air terjun) merupakan


suatu model pengembangan secara sekuensial. Model Waterfall bersifat
sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah perangkat lunak. Proses
pembuatannya mengikuti alur dari mulai analisis, desain, kode, pengujian dan
pemeliharaan.

Menurut Sommerville (2003) Waterfall Model merupakan salah satu model


proses perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti
spesifikasi pengembangan, validasi dan evolusi dengan mempresentasikannya
sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti analisis dan definisi persyaratan,
perancangan perangkat lunak, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan
pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan.

2
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

3. KARAKTERISTIK MODEL WATERFALL

Sebagai sebuah model yang sering digunakan dalam pengembangan sebuah


aplikasi, maka sudah pasti model Waterfall ini memilki beberapa karakteristik
utama. Adalah sebagai berikut:
a. Sistem atau proses yang sedang dijalankan akan otomatis terhenti apabila
mengalami suatu kendala
Karakteristik pertama dari model Waterfall adalah ketika terjadi suatu
masalah, maka proses ini akan terhenti dan tidak bisa dilanjutkan sebelum
masalah atau problem tersebut diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini tentu
saja disebabkan karena model waterfall ini merupakan sebuah model
prototype yang menggunakan metode atau model yang memiliki sebuah alur
tertentu dalam pembuatannya, sehingga nantinya proses tersebut haruslah
melewati tahap – tahap tertentu. Apabila ternyata pada tahap ataupun waktu
tertentu mengalami suatu masalah, maka masalah tersebut harus dipecahkan
dan juga diselesaikan terlebih dahulu, baru nantinya proses tersebut bisa
dilanjutkan kembali.

b. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan suatu


Proses
Penggunaan sistem model waterfall yang mengharuskan setiap prototype
melalui proses-proses tertentu tanpa bisa melewati satu atau dua proses ini

3
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

tentu saja akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk


menyelesaikannya. Satu kali model waterfall dilakukan, wajib melewati
serangkaian proses yang harus dilewati secara bertahap, dan biasanya proses
ini cukup panjang, sehingga nantinya akan memperlambat dan juga
membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga cukup panjang untuk
menyelesaikan suatu proses pembuatan prototype ataupun pembuatan suatu
program.

4. TAHAPAN METODE WATERFALL

4.1 Rekayasa dan Pemodelan Sistem Informasi


Sesuai dengan namanya, tahap ini ditujukan untuk mencari kebutuhan
user akan sebuah aplikasi, dan akan membantu para programmer dalam
menyusun model – model yang akan digunakan dalam mengembangkan
sebuah aplikasi yang nantinya akan berguna untuk User. Pada tahap ini,
seluruh kemungkinan akan dianalisa dan juga disusun sedemikan rupa,
termasuk penggunaan software, database, hingga hardware. Hal ini sangat
penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-
elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut
dengan Project Definition.

4
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

4.2 Analisis kebutuhan perangkat lunak

Hal ini berhubungan dengan spesifikasi dari software atau aplikasi yang
nantinya akan dibuat, mulai dari user interface, kebutuhan – kebutuhan
aplikasi, serta domain dari informasi software. Hal ini sangat penting,
karena nantinya software requirements analysis ini akan membantu User
dalam menggunakan aplikasnya, dan tentu saja hasil dari tahap ini juga akan
diperkenalkan ke User. Dengan memaksimalkan tahap ini, maka
kemampuan sebuah aplikasi akan menjadi lebih optimal, dan lebih baik lagi,
termasuk fungsi – fungsi yang dibutuhkan oleh aplikasi tersebut.

4.3 Desain
Tahap desain merupakan sebuah tahap dimana para programmer dan
juga pengembang aplikasi mengembangkan dan membuat cetak biru atau
blueprint dari aplikasi yang akan dibuat, Design ini merupakan salah satu
tahap yang penting, karena apabila terjadi kesalahan dalam membuat
design, maka para programmer akan kesulitan dalam membuat coding yang
akan menjadi sebuah program. Ada banyak hal yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan aplikasi pada tahap design ini, seperti :
 Diagram alur atau flowchart
 Bahasa pemrogrman yang akan digunakan
 Bagaimana pembuatan design yang user friendly
 Mengaplikasikan analisa sistem ke dalam bentuk cetak biru atau
blueprint.

4.4 Pengkodean
Pada tahap coding ini, seorang programmer harus mampu
menerjemahkan cetak biru yang sudah dibuat pada tahap desain, ke dalam
komputer untuk membuat sebuah aplikasi yang sesuai dengan cetak birunya,
dengan menggunakan bahasa mesin tentunya, kemampuan memahami

5
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

bahasa mesin dan juga bahasa pemrograman pada tahap ini sangatlah
penting guna merepresentasikan cetak biru atau blueprint yang sudah dibuat
menjadi sebuah aplikasi yang bisa berjalan dengan baik dan juga sempurna.
Pada tahap ini pula, sebuah aplikasi sudah mulai terlihat wujudnya, dan
sudah mulai bisa dilakukan percobaan secara informal.

4.5. Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian
pada program perangkat lunak, baik Pengujian logika internal, maupun
Pengujian eksternal fungsional untuk memeriksa segala kemungkinan
terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah hasil dari pengembangan
tersebut sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Uji coba ini biasanya dilabeli dengan judul ‘Trial’, dimana nantinya
aplikasi yang sudah jadi dilempar ke pasaran untuk diuji coba ke usernya.
User yang menggunakan trial tersebut akan memberikan feedback mengenai
kekurangna dan juga kelebihan dari aplikasi yang sudah dibuat. Selain
dilempar ke user untuk sesi uji coba, biasanya di dalam sebuah lab
komputer, tempat mengembangkan aplikasi, terdapat satu tim yang
merupakan tester, yang tugas utamanya adalah melakukan pengetesan
terhadap aplikasi yang telah selesai dibuat.

4.6 Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan merupakan bagian paling akhir dari siklus
pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan.
Kegiatan yang dilakukan pada proses pemeliharaan antara lain :
 Corrective Maintenance : yaitu mengoreksi apabila terdapat
kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat
perangkat lunak dipergunakan.

6
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

 Adaptive Maintenance : yaitu dilakukannya penyesuaian/perubahan


sesuai dengan lingkungan yang baru, misalnya hardware, sistem
operasi baru, atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem
komputer, misalnya penambahan driver, dll.
 Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan
oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah
kemampuannya seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan,
peningkatan kinerja dan sebagainya.

5. KELEBIHAN PENGEMBANGAN MODEL WATERFALL

 Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan


prosesnya teratur.
 Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah jelas
kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.

7
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

 Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan


kualitas yang baik.
 Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase
harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya
(fase one by one).

6. KEKURANGAN PENGEMBANGAN MODEL WATERFALL

a. Waktu pengembangan lama. hal ini dikarenakan input tahap berikutnya


adalah output dari tahap sebelumnya. Jika satu tahap waktunya memakan
waktu, maka waktu keseluruhan pengembangan juga ikut memakan waktu.
b. Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak akan digunakan karena
sudah tidak sesuai dengan requirement bisnis Customer. hal ini juga
dikarenakan waktu pengembangan yang lama.
c. Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat berulang, maka model ini
tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek yang memiliki
kompleksitas tinggi.
d. Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang dinilai cukup fatal,
namun model ini merupakan dasar bagi model-model lain yang
dikembangkan setelahnya.

8
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa;
a. Model Waterfall merupakan model yang paling banyak dipakai didalam
Software Engineering (SE). Dimana model ini melakukan pendekatan secara
sistematis dan berurutan.

b. Bahwa model waterfall memiliki karakteristik yang berbeda dan membedakan


dengan mode rekayasa perangkat lunak yang lain seperti yang telah dijelaskan,
bahwa waterfall model ini mempunyai dua karakteristik yaitu ketika suatu
program atau proses memgalami kendala, ia tidak dapat maju ke langkah
selanjutnya sebelum menyelesaikan proses yang bermasalah sehingga fase ini
disebut fase one by one. Kedua, demi lancarnya proses hingga akhir, waterfall
model membutuhkan waktu yang sangat lama hingga menjdai sempurna
walaupun hal ini dapat mempengaruhi hal yang diinginkan oleh customer.

c. Dalam tahapan pemodelan waterfall, ada sekitar 6 tahap yang harus dikerjakan
dan tidak bisa dilewati satu persatu, hal ini berhubungan dengan karakteristik
khusus dari pada waterfall. Adapun tahapanya; Rekayasa dan Pemodelan
Sistem Informasi, Analisis kebutuhan perangkat lunak, desain, pengkodean,
pengujian, dan pemeliharaan

d. dalam pengembangan model waterfall maupun model lainnya, tidak terlepas


dari pada kelebihan dan kekurangan disetiap modelnya. Kelebiahn yang dapat
ditarik bahwa model ini memiliki susunan yang ter-urut dan sistematis dan
sangat kecil kemungkinan mengalami masalah. Sebalkinya, kekurangan dalam
model waterfall ini lebih mengacu ada lamanya waktu yang dibuat untuk
program model waterfall ini

9
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari pembahasan yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:

a. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap model waterfall


sehingga tidak berlarut memkan waktu untuk proses pengembangannya,
sehingga tingkat keinginan Customer menjadi bertambah.
b. Perlu adanya penangan yang harus dilakukan ketika terjadi masalah yang
fatal dalam proses pengembangan model waterfall ini

10
Institut Informatika & Bisnis (IBI) Darmajaya
Sekretariatan: JL. Z.A Pagar Alam No. 93
Bandar Lampung

DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Adi Dwi dan Yulmaini. 2012. Perancangan Sistem Informasi Geografis
(SIG) Pariwisata di Provinsi Lampung. Jurnal Informatika, Vol. 12, No. 2,
Desember 2012. Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya

Rosa, AS dan Salahuddin, M. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat


Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung. Modula.

Cahyono, Taufig Dwi, (2008), Pemodelan Waterfall dan Pengembangan


Evolusioner dalam Proses Rekayasa Sistem Perangkat Lunak, Jurnal Tenik
Elektro.

Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Cv. Andi


Offset.

Rizky, Soetam. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi


Pustaka, 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai