Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA PROFESI TEKNIK INFORMATIKA

“ ETIKA KOMPUTER “

Dosen Pengampuh: Supriadi, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh

Kelompok 4

Nur Annisa Angkum : 2104411154

Sri Irhamna Putri : 2104411092

Aulia Ramadhani : 2104411227

Mayang Resky Utamy : 2104411027

Asnita : 2104411036

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

   Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi Teknik
Informatika dengan judul nakalah “ETIKA KOMPUTER” Yang diberikan kepada
kami,namun demikian bukan suatu beban yang pada akhirnya merupakan anugrah untuk
kami, karena telah diberikan kepercyaan untuk menyelesaikan maklah ini.
    Kami ucapakan terima kasih kepada pihak yang telah membantu hingga makalah ini
tersusun serta dibuat dengan segala masukan dan kekurangan yang telah diberikan
kepada kami. Namun demikian makalah ini masih jauh dari kata sempurna, segala krtik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk dimasa yang akan
datang.

Palopo, 15 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………..
D. Manfaat……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

A. Sejarah dan Perkembagan Etika Komputer……………………………………….


B. Etika dan Teknologi Informasi……………………………………………………
C. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi………………………………………….
D. Hukum Pada Teknologi Informasi………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
      Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar
daripada sebelumnya.Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena
kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual.Namun subyek
etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
Komputeradalahperalatansosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau
mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara
penggunaannya. Sebagai orang awam, kita tidak tahu apakah yang dimaksud dengan
“Etika dalam Komputer”.
Etika computer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan
komputer.Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai
yang membahas perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah
data. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah
seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses
pengolahan data.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah dan Perkembangan Etika computer
2. Etika dan Teknologi Informasi
3. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
4. Hukum Pada Teknologi Informasi

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Etika computer
2. Untuk mengetahui Etika dan Teknologi Informasi

4
3. Untuk mengetahui Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
4. Untuk mengetahui Hukum Pada Teknologi Informasi

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui Sejarah dan Perkembangan Etika computer
2. Dapat mengetahui Etika dan Teknologi Informasi
3. Dapat mengetahui Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
4. Dapat mengetahui Hukum Pada Teknologi Informasi

5
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Etika Komputer

Komputer ditemukan oleh Howard Aiken pada tahun 1973 Penemuan komputer
di tahun 1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika komputer yang kemudian berkembang
hingga menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang teknologi.

1. Generasi I (Era 1940-an)


    Terdapat 2 peristiwa penting pada tahun 1940-an yaitu Perang Dunia II dan
lahirnya teknologi komputer. Selama Perang Dunia II, Profesor Norbert Wiener
mengembangkan sebuah meriam antipesawat yang mampu melumpuhkan setiap
pesawat tempur yang melintas di sekitarnya. Pengembangan senjata tersebut memicu
Wiener untuk memperhatikan aspek lain selain kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yaitu etika. Dalam penelitiannya, Wiener meramalkan terjadinya revolusi
sosial dari perkembangan teknologi informasi yang dituangkan dalam sebuah buku
berjudul Cybernetics: Control and Communication in the Animal and Machine.
Penelitian Wiener masih terus berlanjut hingga tahun 1950-an. Meskipun Wiener tidak
pernah menggunakan istilah etika komputer dalam setiap bukunya, konsep
pemikirannya telah menghasilkan fondasi yang kuat dalam perkembangan etika
komputer di masa mendatang.

2. Generasi II (Era 1960-an)


Meningkatnya jumlah penggunaan komputer pada era tersebut membuat Donn
Parker dari SRI International Menlo Park California melakukan berbagai penelitian
terhadap penggunaan komputer secara ilegal. Menurut Parker, kejahatan komputer
terjadi karena kebanyakan orang mengabaikan etika dalam penggunaan komputer.

6
Pemikiran Parker menjadi pelopor kode etik profesi di bidang komputer (Kode Etik
Profesional).

3. Generasi III (Era 1970-an)


Kecerdasan buatan atau artificial intelligence memicu perkembangan program-
program komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi secara langsung dengan
komputer, salah satunya adalah ELIZA.Program psikoterapi Rogerian ini diciptakan
oleh Joseph Weizenbaum dan mengundang banyak kontroversi karena Weizenbaum
telah melakukan komputerisasi psikoterapi dalam bidang kedokteran.Istilah etika
komputer kemudian digunakan oleh Walter Maner untuk menanggapi permasalahan
yang ditimbulkan oleh pemakaian komputer pada waktu itu. Era ini terus berlanjut
hingga tahun 1980-an dan menjadi masa kejayaan etika komputer, khususnya setelah
penerbitan buku teks pertama mengenai etika komputer yang ditulis oleh Deborah
Johnson dengan judul Computer Ethics.

4. Generasi IV (Era 1990-an)


Penelitian dan pelatihan etika komputer berkembang pesat mulai tahun 1990
hingga saat ini.Berbagai konferensi, riset, jurnal, artikel dan buku mengenai etika
komputer terus berkembang sehingga masyarakat dunia menyadari pentingnya etika
dalam penggunaan komputer.Etika komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan atau
undang-undang mengenai kejahatan komputer.

B. Etika dan Teknologi Informasi


1. Etika
Etika berasal dari kata latin, yakni “ethic” sedangkan dalam bahasa Greek,
ethikos, yaitu a body of moral principle or values. Ethic, arti sebenarnya adalah
kebiasaan, habit. Jadi dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah
yang sesuai dengan kebiaasaan masyarakat (pada saat itu). Lambat laun pengertian etika
berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. Dalam pergaulan hidup
bermasyrakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu

7
system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan
pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata karma, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain
untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya
yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos,
Yang berarti normanorma, nilainilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau
masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup. Etika pada akhirnya
membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita
lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.(Syahruddin,
2016) Etika yang dimaksud dalam tulisan ini adalah perbuatan yang dapat menimbulkan
penilaian dari pihak lain, penilaian itu bisa saja positif atau negatif, tergantung niat kita
untuk bertindak atau berbuat. Etika ini biasa juga disebut dengan moral. Etika dapat
diartikan sebagai perbuatan yang akan dilaksanakan tetapi harus mempertimbangkan
niat baik atau buruknya sebagai akibatnya.
2. Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dipahami sebagai payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
Teknologi disini berarti menyangkut teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi dipahami sebagai bentuk teknologi yang dipergunakan untuk
keperluan pengelolaan informasi, sedangkan teknologi komunikasi dipahami sebagai
media yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu perangkat ke perangkat
lainnya, atau dari satu tempat ke tempat lainnya.(Syahruddin, 2016) Istilah dari akar

8
kata 'teknologi” berasal dari bahasa Yunani 'tekhne', sedangkan 'logy' berasal dari
bahasa Yunani 'logia / logos'. 'Tekhnologia' diterjemahkan sebagai 'perawatan
sistematis'. Teknologi bukan hanya disiplin akademis atau sains dalam dirinya sendiri.
Ini juga merupakan serangkaian sistem, proses atau metode yang telah dikembangkan
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang lebih efisien atau lebih efektif. Aspek
kunci dari teknologi yaitu pertama, teknologi adalah kumpulan pengetahuan yang terus
berubah dan berkembang. aset berharga, tidak berwujud, yang dapat membuat
perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan bagi banyak organisasi. Kedua, teknologi
adalah metode yang berkaitan dengan pemahaman, pengembangan, implementasi dan
penggunaan sistem yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Tujuan dasarnya adalah
kegunaan atau kegunaan. Ketiga, teknologi adalah sistem yang telah dikembangkan
untuk melayani tujuan tertentu. Inti dari sistem teknologi adalah proses transformasi.
Tampaknya istilah ini memiliki arti berbeda untuk orang yang berbeda. Definisi ini juga
bervariasi tergantung pada berbagai bidang subjek. Menurut Burkhardt,(Ismaya,
Madinatul Munawwarah Ridwan, Syahdan, Pemanfaatan & Informasi, 2020), teknologi
yang muncul dalam konteks perpustakaan, dapat berupa alat apa pun yang digunakan
dengan cara baru untuk melayani pengguna Anda. Walaupun demikian teknologi yang
muncul belum tentu merupakan penemuan baru, banyak teknologi yang lebih tua sedang
diciptakan kembali dan digunakan secara kreatif untuk tujuan modern. Teknologi
informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan,
mengolah, serta menyebarkan informasi. Sedangkan, teknologi informasi dalam bidang
perpustakaan dibatasi pada teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan
telekomunikasi. Teknologi informasi, dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua
aspek yang berhubungan dengan mesin (computer dan telekomunikasi) dan teknik yang
digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), meyimpam, memanipulasi,
menghantarkan dan menampilkan suatu bentuk informasi. komputer yang
mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam
pengumpulan, penrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks
dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna
menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan

9
bidang informasi seperti data, fakta dan proses. Perpustakaan digital mulai dikenal dan
disebut masyarakat sekaligus berkembangannya teknologi informasi, perpustakaan dan
teknologi informasi. Perpustakaan digital kemudian menjadi suatu alternatif yang dapat
dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan layanan perpustakaannya. Dengan sistem
digital ini, perpustakaan mampu memformat informasi yang tersedia dari format
tercetak menjadi format elektronis atau digital sehingga koleksi yang disediakan dapat
digunakan secara lebih efisien dan efektif. Sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi, hal ini ditandai dengan perkembangan komputerisasi basis-data katalog
(metadata) dan media penyimpanan konten-nya (full text). Perkembangan dari mulai
perpustakaan tradisional menjadi semi modern menuju modern, dan kemudian
berkembang menjadi perpustakaan digital (hybrid) sampai akhirnya menuju era
perpustakaan virtual.(Jimi, 2019) Dari beberapa pengertian teknologi dapat dipahami
sebagai suatu disiplin ilmu, metode untuk memecahkan masalah, dan sistem melayani
tujuan tertentu. Sedangkan teknologi informasi dalam konteks perpustakaan adalah
pemanfatan komputer dan telekomunikasi dalam melakukan kegiatan, tugas dan fungsi
perpustakaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa etika dalam teknologi
informasi di perpustakaan adalah sekumpulan nilai mengenai benar salah dalam proses
mengumpulkan data, menyimpan data, dan menampilkan bentuk informasi kepada
masyarakat melalui perangkat teknologi informasi.

C. Etika dan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Dengan kemajuan yang begitu pesat maka tidak dipungkiri Teknologi Informasi
ini juga memiliki dampak bagi kehidupan sosial bermasyarakat. Untuk itulah diperlukan
sebuah Etika dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi.

1. Beberapa isu-isu terkini dalam pemanfaatan Teknologi Informasi :

 Cybercrime
Dapat diuraikan sebagai aktifitas yang melanggar atau melawan hukum yang dilakukan
dalam lingkup jejaring internet.
 
Kategori Cybercrime ini terbagi sebagai berikut :

10
·       Base On Activity yaitu Cybercrime yang dikategorikan berdasarkan atas aktifitas
kejahatan seperti akses tak berizin terhadap jaringan, basis data atau sistem orang lain.
·  Base On Motive yaitu Cybercrime yang dikategorikan berdasakan motivasi kriminal
murni untuk kepentingan pelaku baik untuk keuntungan ekonomi maupun politis.
Contoh aktifitasnya seperti : Carding (Pencurian data kartu kredit), Cracking
(Pembobolan Basis Data maupun Sistem).
·    Base On Target yaitu aktifitas criminal yang bertujuan terhadap Pribadi seseorang
maupun Lembaga, dalam kejahatan ini biasanya pelaku melakukan Pencurian Data
Pribadi untuk kepentingan tertentu.
 
Pencegahan Cybercrime dapat dilakukan dimulai dari diri sendiri, yaitu untuk tetap
dalam koridor norma yang berlaku dalam masyarakat seperti norma agama, norma
hukum, sehingga segala aktifitas yang dilakukan ada pembatasnya.
 
 Cyberbullying
Adalah kumpulan aktifitas tidak etis yang terjadi antar sesama pengguna Teknologi
Informasi baik di media sosial, forum, maupun blog dan portal video. Cyberbullying ini
memiliki berbagai macam contoh seperti penyebaran hoax, penyerangan terhadap
kehidupan personal seseorang, rasisme, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya.
 
Cyberbullying dapat dicegah dan ditangani apabila masyarakat memegang teguh
prinsip-prinsip dalam norma bermasyarakat yang berbudi luhur sehingga terhindar dari
aktifitas penyebaran fitnah, rasisme, pencemaran nama baik personal maupun institusi.
 
 Scammer
Scammer dapat diartikan sebagai aktifitas kejahatan yang banyak terjadi dalam transaksi
elektronik di platform digital seperti ecommerce. Kejahatan ini memiliki dampak
materil langsung terhadap pengguna internet yang menjadi korban. Contoh kejahatan ini
seperti Penipuan dalam Jual-Beli.
Kejahatan scammer ini dapat dicegah dengan kehati-hatian dalam bertransaksi dengan
meneliti terlebih dahulu profil penjual maupun pembeli.
 
 Privacy Tracking
Privasi seseorang saat ini mengalami persoalan yang serius, Data Privasi seseorang baik
data pribadi maupun aktifitasnya dalam penggunaan Teknologi Informasi terekam dan
terlacak dalam berbagai platform. Sebagai contoh berbagai aplikasi media sosial

11
merekam aktifitas berselancar penggunanya untuk kemudian diolah sebagai Big Data
yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.
Perekaman data penelusuran dan perambanan media sosial dapat dihindari apabila
pengguna dapat lebih berhati-hati lagi dalam penggunaan data pribadi maupun provider
aplikasi teknologi informasi memiliki etika profesi dalam pengolahan data pengguna
sehingga mengurangi kecurigaan dan kerugian pengguna.
 
 Digital Piracy
Tidak dapat dipungkiri pelanggaran hak cipta dalam pemanfaatan Teknologi Informasi
masih menjadi salah satu isu utama dalam etika pemanfaatan Teknologi Informasi.
Dengan etika norma hukum dan norma agama yang tertanam dengan baik dalam
sanubari masing-masing individu hendaknya dapat mengurangi pelanggaran hak cipta
dalam pemanfaatan teknologi informasi.

2. Solusi Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi


Melihat berbagai isu diatas maka dalam aktifitas pemanfaatan Teknologi Informasi
diperlukan Etika. Etika inilah yang memberikan batasan etis dalam interaksi antar
pengguna berdasarkan norma di kehidupan dunia nyata.
 
Dengan pemanfaatan teknologi informasi yang beretika maka segala bentuk kejahatan
maupun penyalahgunaan telnologi informasi dapat diminimalisir.
 
Berikut solusi yang dapat diterapkan untuk isu-isu kejahatan dalam pemanfaatan
teknologi informasi yaitu :
 Edukasi
Pemberian edukasi secara menyeluruh mengenai etika dalam penggunaan teknologi
informasi oleh berbagai pihak yang terkait diharapkan dapat mengurangi
penyalahgunaan teknologi informasi untuk berbuat kejahatan.
 Peraturan
Perundangan dan peraturan mengenai akses, data pribadi dan hak cipta perlu lebih
dipertajam lagi oleh pemerintah selaku pemegang regulasi.
 Pembatasan
Pencegahan kejahatan dapat dilakukan dengan pembatasan dalam hal akses terhadap
konten yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat baik dilakukan
oleh pemegang regulasi maupun masyarakat itu sendiri dengan memanfaatkan aplikasi
maupun sistem yang dapat memilah informasi.
 Penanganan

12
Penanggulangan kejahatan dan penyalahgunaan teknologi informasi sebaiknya
dilakukan secara cepat dan tegas karena penyebaran yang begitu cepat dan luas.

D. Hukum Pada Teknologi Informasi


Teknologi informasi dan hukum adalah dua bidang keilmuan yang sangat
berbeda, tapi kedua-duanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Hukum seiring dengan tumbuhnya kehidupan sosial, sedangkan teknologi informasi
ada ketika kebutuhan manusia akan kehidupan lebih baik begitu penting. Dengan
demikian, hukum diperlukan untuk mengendalikan penggunaan teknologi informasi
dalam setiap sisi kehidupan manusia. Sebaliknya, teknologi informasi diperlukan untuk
membantu pencapaian penerapan hukum secara baik, disebabkan keterbatasan manusia
itu sendiri dalam mengumpulkan dan mengolah informasi yang begitu banyak.
Teknologi informasi terus tumbuh begitu pesat, merambah ke bidang-bidang lain,
tetapi pertumbuhan ini tidak diiringi oleh aturan pengendalian dalam penerapannya.
Secara umum, di Indonesia perundang-undangan tentang penerapan dan penggunaan
teknologi informasi begitu lambat, dan ketika suatu undang-undang diluncurkan
tantangan keterbelakangan hukum sudah terlihat. Perspektif hukum teknologi informasi
mencoba melihat hal-hal yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan dalam
memahami kemungkinan-kemungkinan penyelesaian ketertinggalan perundang-
undangan dibandingkan pertumbuhan teknologi informasi.

1. Teknologi informasi untuk hukum

Teknologi informasi untuk hukum terdiri dari dua komponen: teknologi


informasi dan hukum. Pada bagian ini teknologi informasi berorientasi hukum dan
kajian berkaitan dengan bagaimana menggunakan teknologi informasi di bidang hukum.
Teknologi informasi untuk hukum adalah denominator umum yang diterima dan dapat
disebut demikian, yang merupakan istilah yang sangat luas digunakan dalam bidang
kajian teknologi informasi. Beberapa istilah lain yang digunakan adalah “kecerdasan
buatan dan hukum” atau “kecerdasan buatan hukum” (Gray, 1997), “teknologi
informasi aplikasi hukum” (Yannopoulos, 1998), “perhitungan legislasi” (Seipel, 1977),
dan “hukum informatika”. Topik meliputi pengembangan sistem pengetahuan yang sah,
manajemen pengetahuan, model argumentasi yang sah, dan ontologi yang legal. Semua
topik ini, melibatkan multi disiplin dalam kajian teknologi informasi, yang
memperlajari apa peluang teknologi informasi untuk ditawarkan kepada pembuatan,
penerapan, dan pelaksanaan undang-undang atau hukum. Dengan kata lain, bagaimana
menerapkan teknologi informasi dalam penentukan hukum sesuatu kejahatan
dankesalahan? Bagaimana merumuskan persyaratan untuk memastikan bahwa sistem
dapat dikembangkan memenuhi spesifik hukum? Beberapa tuntutan yang saling
berkaitan akan berhubungan erat dengan sikap yang diambil dalam menggunakan

13
teknologi baru, di mana beberapa penerapan harus mempertimbangkan potensi yang
mungkin dapat diambil.

Dengan adanya pangkalan data yang menyimpan istilah, sistem penaralan istilah
dapat dibangun, dan menunjukkan bahwa sistem ini dapat melakukan lebih dari sedekar
menyimpan dan memproses informasi. Sistem ini mampu menghubungkan informasi
yang telah disimpan dengan fakta-fakta yang diperkenalkan oleh pengguna dan untuk
alasana-alasan lain yang berkaitan dengan hukum. Dengan cara itu sistem ini dapat
menghasilkan luaran tertentu yang dapat memiliki bentuk keputusan. Oleh karena itu,
sistem ini dikenali juga dengan nama sistem pengelolaan pengetahuan yang berkaitan
dengan hukum. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, informasi harus disimpan dalam
bentuk tertentu yang memudahkan penalaran, dan ini terbagi ke dalam tiga kategori:

11
sistem ini dikenali juga dengan nama sistem pengelolaan pengetahuan yang berkaitan
dengan hukum. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, informasi harus disimpan dalam
bentuk tertentu yang memudahkan penalaran, dan ini terbagi ke dalam tiga kategori:
a. Pertama diberi nama dengan sistem penalaran berbasis kasus (System of Case
based Reasoning, CBR), pengetahuan preseden pada dasarnya diwakili oleh
faktor-faktor preseden yang relevan. Dalam menggunakan semua faktor, sistem
memfasilitasi untuk menggambarkan analogi antara kasus yang ditangani
dengan kasus-kasus serupa sebelumnya dengan hasil yang diinginkan, dan hal-
hal yang diperbedakan dengan kasus serupa yang tidak memiliki hasil yang
diinginkan.
b. Kedua disebut sebagai sistem berbasis pengetahuan (Knowledge based System,
KBS) melibatkan aturan-aturan. Secara klasik, KBS memiliki tiga bagian:
Bagian basis pengetahuan dengan mana pengetahuan domain disajikan sebagai
aturan logika IF THEN, yang disebut sebagai aturan produksi. Bagian
berikutnya adalah mekanisme inferensi yang memungkinkan untuk menentukan
aturan. Mekanisme penalaran ini dapat melibatkan forward chaining (dimulai
dengan aturan syarat) atau backward chaining (apabila hasil yang berasal kasus
tidak diketahui). Jika syarat dipenuhi, sistem dapat menuju kesimpulan
berdasarkan aturan pertama dengan syarat aturan lain dalam basis pengetahuan
hukum, sedangkan hasil yang tidak diketahui dibantu dengan dukungan hasil
lain yang memungkinkan.
c. Jaringan saraf (neural network) bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda
dengan kedua sistem sebelumnya. Sistem bertujuan untuk meniru cara kerja otak
manusia: Jaringan saraf terdiri dari simpul dan jalinan, yang dapat dibandingkan
dengan neuron dan sisnapsis otak. Sisi masukan jaringan terdiri dari berbagai
faktor yang relevan, dan sisi luaran adalah hasil yang mungkin. Di antaranya ada
beberapa yang disebut lapisan tersembunyi yang dapat disesuaikan sehingga
hasil yang memadai tercapai.

2. Undang-undang untuk teknologi informasi

14
Hubungan antara teknologi informasi dan hukum dipelajari dan dikaji di dua
area yang berbeda baik dalam dunia pendidikan maupun dalam penelitian. Pada bagian
ini hukum berorientasi teknologi informasi. Secara silogisme analisis dan implikasi
hukum teknologi informasi dapat dilakukan, yaitu penyelesaian masalah hukum yang
datang dari penerapan dan penggunaan teknologi informasi dalam masyarakat. Topik
bahasan berkaitan dengan tanda tangan elektronik, kontrak-kontrak komputer, hak cipta
di internet, perlindungan data, dan kejahatan komputer. Kajian tentang hal ini akan
melibatkan multi disiplin ilmu yang ada dalam kedua bidang ini, yang membentang di
atas semua damain hukum klasik, yaitu hukum perdata, hukum pidana, hukum tata
negara, dan hukum administrasi.
Dalam prakteknya, terdapat hambatan terbesar dalam sumber daya manusia,
penegakan hukum akan tergantung kepada para penegak hukum, selain kejujuran-
ketegasan-dan-tranparansi, diperlukan penguasaan teknologi informasi. Pada sisi
hukum, para penegak hukum akan merasa aman karena memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang tradisi mereka di bidang hukum, tetapi pada sisi teknologi informasi,
penegak hukum membutuhkan kerja keras untuk memiliki pemahaman tentang
teknologi informasi, dan selalu tidak merasa aman, karena hukum dipengaruhi oleh
teknologi informasi itu. Bagaimana membangun hukum dengan cara paling cocok
terhadap teknologi informasi, apalagi teknologi yang terkait baru saja diperkenalkan,
adalah memerlukan latar belakang pengetahuan tentang undang-undang kriminal dalam
kasus kejahatan komputer, latar belakang hukum sipil dalam kasus hukum e-commerce,
dan latar belakang hukum umum dalam kasus pemungutan suara elektronik. Secara
umum, penerapan hukum teknologi informasi memerlukan keahlian para penegak
hukum, dan ini menjadi kendala utama dalam hukum teknologi informasi

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dan moral yang lahir pada masyarakat sangat berpengaruh terhadap
penggunaan teknologi. Sebagai pengguna teknologi kita tidak dapat membendung
kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi
inilah menyebabkan dampak posistif dan negatif terhadap masyarakat di sekeliling kita.
Kita yang juga merupakan pengguna dari teknologi informasi tersebut hendaknya
memperhatikan aturan-aturan yang berlaku baik aturan tertulis seperti regulasi hukum
maupun aturan tidak tertulis seperti etika dalam menggunakan teknologi atau
cyberethics. Gunakan kemajuan teknologi informasi sebaik mungkin untuk menggali
informasi-informasi atau pengetahuan yang belum kita ketahui.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan
sumber-sumben yang lebih banyak dan lengkap.

16
DAFTAR PUSTAKA

A.S. Hornbin. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford

University Press. 1989.

Aris Budiyono, dkk. Makalah Hubungan Etika dengan Moral, Norma dan Nilai.

Diakses pada 15 September 2022. https://www.academia.edu/28798274

Fardiyan, Ahmad Rudi. Etika Siber dan signifikan Moral Dunia Maya. Prosiding

Seminar Nasional Komunikasi 2016.

Ir. Mustika Ranto Gulo. Tinjauan Cyberethicss dan Cyber Low. 15 Januari 2013.

https://ahlikomunikasi.wordpress.com Diakses pada 15 September 2022.

Spinello, R.A. & Tavani, H.T. 2004. Reading In Cyberethics 2nd Edition. USA:

Jone & Barlett Publisher, Inc.

17

Anda mungkin juga menyukai