Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa yunani, menurut bahasa dibagi menjadi dua kripto
dan graphia, kripto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan).
Menurut teminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan
pesan ketika pesan di kirim dari suatu tempat ketempat yang lain.

Implementasi dari kriptografi sangat banyak bisa kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, seperti Automatic Teller Machine (ATM),Penggunaan ATM untuk
banking, bahkan mulai meningkat menjadi Internet Banking, Mobile Banking,
Komunikasi elektronik seperti telepon tetap, cellular, SMS, MMS. 3G,
Komunikasi via Internet seperti email, messaging, chatting, Voice Call dan
E-Government , E-Commence.

Menurut catatan sejarah, kriptografi sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak
4000 tahun yang lalu oleh raja-raja Mesir pada saat perang untuk mengirimkan
pesan rahasia kepada panglima perangnya melalui kurir-kurinya. Orang yang
melakukan penyandian ini disebut kriptografer, sedangkan orang yang mendalami
ilmu dan seni dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa
harus mengetahui kuncinya disebut kriptanalis.

Seiring dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun mulai berubah


menuju ke arah algoritma kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi
mau tidak mau harus diakui mempunyai peranan yang paling penting dalam
peperangan sehingga algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat
Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa
algoritma kriptografi yang pernah digunakan dalam peperangan, diantaranya
adalah ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada Perang Dunia I, Sigaba/M-134
yang digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex oleh Inggris,
dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin legendaris yang
dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam
peperangan yaitu, Enigma.

Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah
data atau pesan yang akan disampaikan. Yang penting, algoritma terse
but harus memenuhi 4 persyaratan berikut :

1. Kerahasiaan. Pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh pihak yang


memliki kewenangan.

2. Autentikasi. Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti,


penyusup harus dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain.

3. Integritas. Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia
terima tidak dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi data.

4. Non-Repudiation. Pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan yang


dia kirimkan.

Kriptografi pada dasarnya terdiri dari dua proses, yaitu proses enkripsi dan proses
dekripsi. Proses enkripsi adalah proses penyandian pesan terbuka menjadi pesan
rahasia (ciphertext). Ciphertext inilah yang nantinya akan dikirimkan melalui saluran
komunikasi terbuka. Pada saat ciphertext diterima oleh penerima pesan, maka pesan
rahasia tersebut diubah lagi menjadi pesan terbuka melalui proses dekripsi sehingga
pesan tadi dapat dibaca kembali oleh penerima pesan. Secara umum,

Dalam sistem komputer, pesan terbuka (plaintext) diberi lambang M, yang


merupakan singkatan dari Message. Plaintext ini dapat berupa tulisan, foto, atau
video yang berbentuk data biner.

B. Elemen Kriptografi

Berikut Elemen-elemen Kriptografi :

1. Pesan, Plainteks dan Cipherteks.


Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya.
Nama lain untuk pesan adalah plainteks. Agar pesan tidak bisa dimengerti
maknanya oleh pihak lain, maka pesan perlu disandikan ke bentuk lain yang
tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yan g tersandi disebut cipherteks

2. Pengirim dan Penerima

Pengirim adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya.


Penerima adalah entitas yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa
orang, mesin (komputer), kartu kredit dan sebagainya.

3. Enkripsi dan dekripsi

Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan


proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan
dekripsi

4. Cipher
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan
deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan
dekripsi. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi
antara dua buah himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen
plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah
fungsi yang memetakan elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.
5. Sistem kriptografi
Sistem kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi,
semua plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.
6. Penyadap
Penyadap adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama
ditransmisikan dengan tujuan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai sistem kriptografi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
maksud untuk memecahkan cipherteks.
7. Kriptanalisis dan kriptologi Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan
seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa mengetahui kunci
yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Kriptologi adalah studi
mengenai kriptografi dan kriptanalisis.

C. Metode Kriptografi

Dalam menjaga kerahasiaan data, kriptografi mentransformasikan data jelas


(plaintext) ke dalam bentuk data sandi (ciphertext) yang tidak dapat dikenali.
Ciphertext inilah yang kemudian dikirimkan oleh pengirim (sender) kepada
penerima (receiver). Setelah sampai di penerima, ciphertext tersebut
ditranformasikan kembali ke dalam bentuk plaintext agar dapat dikenali.

Proses tranformasi dari plaintext menjadi ciphertext disebut proses Encipherment


atau enkripsi (encryption), sedangkan proses mentransformasikan kembali
ciphertext menjadi plaintext disebut proses dekripsi (decryption).

Untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Kriptografi menggunakan suatu algoritma


(cipher) dan kunci (key). Cipher adalah fungsi matematika yang digunakan untuk
mengenkripsi dan mendekripsi data. Sedangkan kunci merupakan sederetan bit yang
diperlukan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data.

Jenis-jenis algoritma kriptografi :

Algoritma kriptografi adalah algoritma yang berfungsi untuk melakukan tujuan


dari ilmu kriptografi itu sendiri. Algoritma kriptografi terdiri dari 2 bagian fungsi,
yaitu :

1. ENKRIPSI (encryption)

Proses tranformasi dari plaintext menjadi ciphertext disebut proses


Encipherment atau enkripsi (encryption).
2. DEKRIPSI (decryption).

Proses mentransformasikan kembali ciphertext menjadi plaintext disebut


proses dekripsi (decryption).

Shannon mengatakan bahwa Algoritma kriptografi harus memiliki kekuatan


untuk melakukan konfusi dan difusi.

· KONFUSI (confusion). Mengaburkan hubungan antara plaintext dan


ciphertext. Cara paling mudah untuk melakukan konfusi adalah
menggunakan substitusi. Konfusi menimbulkan kesulitan dalam usaha
musuh untuk mencari keteraturan dan pola statistik antara plaintext dan
ciphertext.

· DIFUSI (difusion), Menyebarkan redudansi plaintext dengan


menyebarkan masukan ke seluruh ciphertext. Cara yang paling mudah
untuk dapat melakukan difusi adalah dengan menggunakan metode
transposisi. Jika menggunakan difusi, akan dibutukan waktu ang lebih
lama untuk memecakan sandi rahasia ini.

Sehingga dapat digunakan untuk mengamankan informasi. Pada


implementasinya sebuah algoritma sandi harus memperhatikan kualitas
layanan dari keseluruhan sistem dimana dia diimplementasikan. Algoritma
sandi yang handal adalah algoritma sandi yang kekuatannya terletak pada
kunci, bukan pada kerahasiaan algoritma itu sendiri. Teknik dan metode untuk
menguji kehandalan algoritma sandi adalah kriptanalisa.

Secara umum berdasarkan kesamaan kuncinya, algoritma sandi dibedakan


menjadi :

1. ALGORITMA KUNCI SIMETRIS.

Dalam symmetric cryptosystem ini, kunci yang digunakan untuk proses


enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi satu buah kunci dapat
pula diturunkan dari kunci yang lainnya. Kunci-kunci ini harus dirahasiakan.
Oleh karena itulah sistem ini sering disebut sebagai secret-key ciphersystem.
Jumlah kunci yang dibutuhkan umumnya adalah :
n C2 = n . (n-1)
--------
2

dengan n menyatakan banyaknya pengguna.


Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish,
IDEA.

Kriptografi secret key seringkali disebut sebagai kriptografi konvensional atau


kriptografi simetris (Symmetric Cryptography) dimana proses dekripsi adalah
kebalikan dari proses enkripsi dan menggunakan kunci yang sama.

Kriptografi simetris dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyandian blok dan
penyandian alir. Penyandian blok bekerja pada suatu data yang terkelompok
menjadi blok-blok data atau kelompok data dengan panjang data yang telah
ditentukan. Pada penyandian blok, data yang masuk akan dipecah-pecah
menjadi blok data yang telah ditentukan ukurannya. Penyandian alir bekerja
pada suatu data bit tunggal atau terkadang dalam satu byte. Jadi format data
yang mengalami proses enkripsi dan dekripsi adalah berupa aliran bit-bit data.

Algoritma yang ada pada saat ini kebanyakan bekerja untuk penyandian blok
karena kebanyakan proses pengiriman data pada saat ini menggunakan
blok-blok data yang telah ditentukan ukurannya untuk kemudian dikirim
melalui saluran komunikasi.

1. ALGORITMA KUNCI ASIMETRIS.

Algoritma Asimetris atau sering disebut algoritma public key, penggunaan


kunci dalam algoritma ini adalah, kunci yang dipakai dalam proses enkripsi
berbeda dengan kunci yang dipakai pada proses dekripsi, jadi jumlah kunci
enkripsi ≠ kunci dekripsi.

Ada 2 jenis kunci di algoritma ini, yaitu


1. KUNCI PUBLIK adalah kunci yang digunakan untuk melakukan
proses enkripsi data. Kunci ini disebut publik karena siapapun dapat
mengetahuinya.

2. KUNCI PRIVAT adalah kunci yang digunakan untuk melakukan


proses dekripsi data. Kunci ini disebut privat karena 1 kunci privat hanya
dimiliki oleh 1 orang saja. Kunci privat sering juga disebut kunci rahasia.

Istilah kunci rahasia dalam algoritma simetris digunakan untk menyatakan


kunci enkripsi dan dekripsi, sementara pada algoritma asimetris digunakan
untuk menyatakan kunci privat, karena kunci publik tidak dirahasiakan.

Berdasarkan arah implementasi dan pembabakan zamannya dibedakan menjadi :

1. ALGORITMA SANDI KLASIK.

Sebelum komputer ada, kriptografi dilakukan dengan menggunakan pensil dan


kertas. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan saat itu, dinamakan juga
algoritma klasik, adalah berbasis karakter, yaitu enkripsi dan dekripsi
dilakukan pada setiap karakter pesan. Semua algoritma klasik termasuk ke
dalam sistrm kriptografi simetris dan digunakan jauh sebelum kriptografi
kunci publik ditemukan.

Kriptogarfi klasik memiliki beberapa ciri :

1. Berbasis karakter
2. Menggunakan pena dan kertas saja, belum ada computer
3. Termasuk ke dalam kriptografi kunci simetris.

Tiga alasan mempelajari algoritma klasik :

1. Memahami konsep dasar kriptografi


2. Dasar algoritma kriptografi modern
3. Memahami kelemahan sistem kode.
(Ariyus Dony. 2008)

Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat dikelompokkan ke dalam


dua macam cipher, yaitu :

1. Cipher substitusi (substitution cipher)

Di dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti dengan satu unit
cipherteks. Satu “unit” di isini berarti satu huruf, pasanga huruf, atau
dikelompokkan lebih dari dua huruf. Algoritma substitusi tertua yang
diketahui adalah Caesar cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi , Julius
Caesar (sehingga dinamakan juga casear cipher), untuk mengirimakan pesan
yang dikirimkan kepada gubernurnya.

2. Cipher transposisi (transposition cipher)

Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap saja, hanya saja
urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose
terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini
adalah permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap
karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter-karkater
tersebut.

(Munir.2006)

Pada metode kriptografi simetris atau konvensional digunakan satu buah


kunci. Bila kunci dinotasikan denan ‘K’ maka proses enkripsi-dekripsi
metode kriptografi simeteris dapat dinotasikan dengan :

Ek(P) = C dan

Dk (C) = P

Dan keseluruhan sistem dinyatakan sebagai :

Dk(Ek(P))=P

1. ALGORITMA SANDI MODERN


Algoritma kriptografi modern tidak lagi mengandalkan keamanannya pada
kerahasiaan algoritma tetapi kerahasiaan kunci. Plaintext yang sama bila
disandikan dengan kunci yang berbeda akan menghasilkan ciphertext yang
berbeda pula. Dengan demikian algoritma kriptografi dapat bersifat umum dan
boleh diketahui oleh siapa saja, akan tetapi tanpa pengetahuan tentang kunci,
data tersandi tetap saja tidak dapat terpecahkan. Sistem kriptografi atau
Cryptosystem adalah sebuah algoritma kriptografi ditambah semua
kemungkinan plaintext, ciphertext dan kunci

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka
algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Algoritma block cipher

Informasi/data yang hendak dikirim dalam bentuk blok-blok besar (misal


64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama
dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok yang berukuran
sama.

2. Algoritma stream cipher

Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok-blok


yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter persatuan persatuan
waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.

D. Teknik Blocking
Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari
beberapa karakter
yang kemudian dienkripsikan secara independen. Plaintext yang dienkripsikan dengan
menggunakan teknik blocking adalah :
Plain text-nya :
5 TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI
Enkripsi-nya :
5KG KR TDRA EAIF KSPI NAT IRO

Teknik Blocking
● Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom untuk
penulisan pesan.
Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini.
● Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan
pada kolom
berikutnya sampai seluruhnya tertulis.
● Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai
dengan
blok-nya. Jadi ciphertext yang dihasilkan dengan teknik ini adalah "5K G
KRTDRAEAIFKSPINAT
IRO".
● Plaintext dapat pula ditulis secara horizontal dan ciphertextnya adalah hasil
pembacaan secara
vertikal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

OTP memang merupakan satu-satunya sistem kripto yang memenuhi perfect


secrecy..tetapi perlu diketahui tidak selamanya OTP dapat diimplementasikan dengan
baik secara praktis saat ini.OTP memerlukan kunci yang trully random yang
inputannya berasal dari resource yang memiliki entrophy maksimum seperti panas,
suara bising,dll. maka tidak selalu kunci OTP dapat dihasilkan dalam waktu ayang
singkat dan banyak karena memerlukan waktu. sehingga jika OTP memakai generator
kunci yang deterministik dengan rumus tertentu bukan disebut Trully Random tetapi
pseudo random key.Karena kuncinya yang Trully Random maka kunci hanya bisa
dipakai sekali dan produksinyapun sekali sehingga saat digunakan user harus
mendistribusikan kunci untuk dapat membuka cipher oleh pihak yang dituju. dalam
pendistribusian ini juga merupakan masalah besar OTP,karena..
1. kurang praktis jika pesan yang dikirim panjang, panjang kunci OTP = panjang
plaintext.
2. Jika jaringan kita luas maka akan terjadi banyak kunci yang harus didistribusikan, 1
cipher tex + 1 key –> harus ditransmisiskan secara secure.
3. asumsi pihak lawan yang dapat merusak atau mengambil bagian dari kunci yang
panjang tadi saat dikirim, sehingga keamanannya tidak menjamin.

karena masalah-masalah tersebut OTP hanya dapat digunakan untuk kasus-kasus


tertentu seperti pengiriman seed untuk PRNG(Pseudo Random Number Generator).
oleh karena itu dilakukan pendekatan yang mendekatai kondisi perfect secrecy yaitu
practical secrecy….contoh implementasi yaitu stream and block cipher
DAFTAR PUSTAKA

https://hadiwibowo.wordpress.com/2007/04/02/metode-penyandian-one-time-pad/

Anda mungkin juga menyukai