biasa
1. Rule-Based Knowledge
2. Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan
aturan (rules).
Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan
3. Frame-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau
jaringan frame
4. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai
jaringan dari
obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan
metoda (proses)
5. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk
kesimpulan
kasus (cases)
(Untuk mengetahui lebih jelasnya, Anda dapat membaca buku :
Management Information System (J.A. O'Brien) McGraw Hill.
Arizona.USA.
Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems (E.
Turban)
Prentice Hall. New Jersey.USA.
Buku-buku lain yang membahas tentang Sistem Pakar)
Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia
yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang
biasanya membutuhkan keahlian manusia. Adapun komponen-kompenen
yang mungkin ada dalam sebuah sistem pakar adalah:
1. Subsistem akuisisi pengetahuan
2. Basis pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan penting untuk pengertian,
formulasi dan
pemecahan masalah. Basis pengetahuan memasukkan dua elemen (1)
fakta (facts)
seperti situasi masalah dan teori dari area masalah dan (2) heuristic
khusus atau
Error bukanlah berarti sesuatu yang rusak, hancur atau kacau. Pengertian
error di dalam konsep statistika berbeda dengan pengertian error yang
selama ini dipakai di dalam kehidupan sehari-hari.
Metode B/C Ratio
Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek.
Dalam perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat
yang
akan
diperoleh
dari
pelaksanaan
suatu
program.Dalam
analisisbenefit dancos t perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan
satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang
penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang
investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost
(manfaat-biaya)
maka
analisis
ini
mempunyai
penekanan
dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu
rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta
manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh
para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal
ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi
hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan
dikeluarkan atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada
rasio finansial atau keuangan.
Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit
Cost Ratio (BCR) telahbanyak mengalami perkembangan. Salah satu
perkembangan analisis BCR antara lain yaitupenerapannya dalam bidang
pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembanganekonomi
daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk
menentukan kelayakanpengembangan suatu proyek.
Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan
BCR dalam prosespemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan
ekonomi daerah relatif lebih sulit. Hal inidikarenakan aplikasi BCR dalam
sektor publik harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait
social benefit(social welfare function) dan lingkungan serta tak kalah
penting adalah factor efisiensi. Faktor efisiensi mutlak menjadi perhatian
menimbang terbatasnya dana dan kemampuan pemerintah daerah
sendiri. Secara terinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan
dampak penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara
langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact), faktor
eksternalitas, ketidakpastian (uncertainty), risiko (risk) serta shadow price.
Terkait perhitungan risiko dan ketidakpastian, hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan asuransi danmelakukan lindung nilai (hedging). Efisiensi
ekonomi merupakan kontribusi murni suatu program dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sehingga yang menjadi perhatian utama
dalam penerapan BCR dalam suatu proyekpemerintah yang berkaitan
dengan sektor publik adalah redistribusi sumber daya.
Metode AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan
masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah
tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke
bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk
hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,
sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.
Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan
kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini
adalah :
Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi
suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan
sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
Saling ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan
tidak memerlukan hubungan linier.
Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan
elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi
elemen yang serupa.
Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan
prioritas.
Konsistensi (Consistency)
RUMUS!
Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah
aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata
mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An.
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan
membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required
rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang
disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada,
namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut
masih memerlukan penghitungan NPV
Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial
adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari
investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan
dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:
RUMUS
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat
bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak
untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak
layak untuk dilaksanakan.
dengan metoda lain yang mengharuskan harus membuat cross dan lain
sebagainya. Metoda yang satu ini bisa dibilang full intuitive (kecuali untuk
layer ke 2) karena tidak memerlukan algoritma untuk menyusun satu
layer, cukup dengan logika murni saja, dan inilah salah satu kelebihan dari
metoda PBP ini. Selain itu metoda ini sangat cocok untuk dipelajari bagi
mereka yang baru (sangat baru =.=) dalam cubing, ini berdasarkan fakta
nyata yang saya alami ketika mengajarkan cubing ke teman-teman saya,
mereka lebih mudeng dengan metoda ini daripada LBL yang merupakan
metoda paling umum yang dipelajari oleh para beginner. Baik langsung
saja, saya akan memberi beberapa contoh PBP Metode MPE Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE), merupakan salah satu metode untuk
menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak ,
Teknik ini cocok untuk penilaian dengan skala ordinal. Hasil MPE akan
lebih kontras dari pada hasil Bayes. Prosedur MPE Formulasi perhitungan
skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial
adalah: m Total nilai (TNi) = (RK ij)TKK j j=1 Keterangan : TNi = Total nilai
alternatif ke -i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan
keputusan i TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0;
bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara
wawancara dengan
pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.
Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan
memberi nilai
setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya .
Keuntungan MPE
Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi
eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan
lebih nyata
Contoh Aplikasi MPE
Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa,
Bratasena,
Kresna)
Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan
Kejujuran
Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 19.
Metode NPV
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah
didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang
diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat
ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya
investasi,
biaya
operasi,
dan
pemeliharaan
serta
perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present
value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut
dihitung dengan rumus:
dimana:
t - waktu arus kas
i adalah suku bunga diskonto yang digunakan
Rt - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu