Tentang
“PEMILIHAN UMUM”
Disusun Oleh:
Maisa Farah Fadilla 1913040095
Dosen Pengampu:
Fitra Mulyawan S.H.I.,M.H
A. Latar Belakang
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem demokkrasi juga
dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk memilih wakil rakyat di
badan Eksekutif maupun Legislatif di tingkat pusat maupun daerah. Pemilu
merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik
tertentu.
Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan
perwakilan. Dalam pemilihan umum, biasanya para kandidat akan melakukan
kampanye sebelum pemungutan suara dilakukan selama selang waktu yang telah
ditentukan. Dalam kampanye tersebut kandidar akan berusaha menarik perhatian
masyarakat secara persuasif, menyatakan visi dan misinya untuk memajukan dan
memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Salah satu ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan
umum adalah partispasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara oleh
masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Menurut Ramlan Surbakti
mendefinisikan partai politik sebagai “Kelompok anggota yang terorganisasikan
secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi tertentu, dan
yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui
pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun”.
Boleh dikatakan bahwa semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan
umum itu lebih baik. Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya
dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak
warga tidak menaruh perhatian terhadap negara.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pemilu dan kedaulatan akyat
2. Partai Politik
3. Sistem Pemilihan Umum
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pemilu dan kedaulatan rakyat
2. Untuk mengetahui tentang partai politik
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemilihan umum
BAB II
PEMBAHASAN
B. PARTAI POLITIK
1. Pengertian Partai Politik
Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
penyalur aspirasi masyarakat,dimana partai politik menjadi penghubung antara
penguasa dan kuasaan. Adanya partai politik membuat rakyat dapat terlibat secara
langsung dalam proses penyelenggaraan negara dengan menempatkan wakilnya
melalui partai politik. Secara umum partai politik dikatakan sebagai suatu
kelompok yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama, yang berusaha
memperoleh kekuasaan melalui pemilihan umum.
Pengertian partai politik dalam UU No. 31 Tahun 2002 pasal 1 (1) adalah:
“Organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia
secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui
pemilihan umum”.
Ramlan Surbakti mendefinisikan partai politik sebagai : “Kelompok anggota
yang terorganisasikan secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi
dengan ideologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankan
kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan
alternatif kebijakan umum yang mereka susun”.
2. Asal Usul Partai Politik
Ramlan Surbakti dalam bukunya “Memahami Ilmu Politik” mengemukakan
tiga teori tentang asal-usul partai politik, yaitu sebagai berikut:
Teori Kelembagaan
Teori ini mengatakan bahwa partai politik ada karena di bentuk oleh
kalangan legislatif (danatau eksekutif) karena kedua anggota lembaga
tersebut ingin mengadakan kontak dengan masyarakat sehubung dengan
pengangkatannya, agar tercipta hubungan dan memperoleh dukungan dari
masyarakat maka terbentuklah partai politik. Ketika partai politik
bentukan pemerintah dianggap tidak bisa menampung lagi aspirasi
masyarakat, maka pemimpin kecil masyarakat berusaha membentuk
partai-partai lain.
Teori Situasi Historis
Teori ini menjelaskan tentang krisis situasi historis yang terjadi
manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan
masyarakat dari struktur masyarakat tradisional kearah struktur
masyarakat modern. Pada situasi ini terjadi berbagai perubahan yang
menimbulkan tiga macam krisis, yakni legitimasi, integrasi dan
partisipasi. Partai politik lahir sebagai upaya dari sistem politik mengatasi
krisis yang terjadi. Partai politik diharapkan dapat berakar kuat dalam
masyarakat untuk dapat mengendalikan pemerintahan sehingga terbentuk
pola hubungan yang berlegitimasi antara pemerintah dan masyarakat.
Terbukanya partai bagi setiap anggota masyarakat dari berbagai golongan
mengharapkan partai politik dapat menjadi alat integrasi bangsa. Dengan
adanya partai politik juga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam
pemilihan umum.
Teori Pembangunan
Menurut teori ini partai politik lahir sebagai akibat dari adanya proses
modernisasi sosial-ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi
berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan
pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan negara seperti
birokratisasi, pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan
organisasi profesi, dan peningkatan kemampuan individu yang
mempengaruhi lingkungan, melahirkan suatu kebutuhan akan suatu
organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjuangkan
berbagai aspirasi tersebut. Maka lahirlah partai politik, dengan harapan
agar organisasi politik tersebut mampu memadukan dan memperjuangkan
berbagai aspirasi yang ada.
A. KESIMPULAN
Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu. Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah
pemerintahan perwakilan. Tujuan diselenggarakannya Pemilu adalah untuk memilih
wakil rakyat dan wakil daerah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat
dan memperoleh dukungan dari rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Salah satu ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan umum
adalah partispasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara oleh
masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Menurut Ramlan Surbakti
mendefinisikan partai politik sebagai “Kelompok anggota yang terorganisasikan
secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi tertentu, dan
yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui
pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun”.
Sistem pewakilan berimbang atau sistem proporsional adalah sistem yang dianut oleh
Indonesia. Pemilu tidaklah langsung memilih calon yang didukungnya, karena para
calon ditentukan berdasarkan nomor urut calon-calon dari masing-masing parpol. Para
pemilih adalah memilih tanda gambar atau lambang suatu orsospol. Perhitungan suara
untuk menentukan jumlah kursi raihan masing-masing orsospol, ditentukan melalui
penjumlahan suara secara nasional atau penjumlahan pada suatu daerah (provinsi).
Masing-masing daerah diberi jatah kursi berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk di daerah yang bersangkutan. Calon terpilih untuk menjadi wakil rakyat
ditentukan berdasarkan nomor urut calon yang disusun guna mewakili orsospol pada
masing-masing daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Junaidi. 2015. “Pergeseran Peran Partai Politik Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor: 22-24/PUU-VI/2008”. Jurnal Ilmu Hukum, volume 2, Nomor 2, Januari 2015
Fauzi, Achmad. 2003. Pancasila, Tinjauan Konteks Sejarah, Filasafat, Ideologi
Nasional dan Ketatanegaraan Republik Indonesia. Malang: PT. Danar Jaya Brawijaya
University Press.
Tobroni, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan – Demokrasi, HAM, Civil Society,
dan Multikulturalisme. Malang: Pusat Studi Agama, Politik, dan Masyarakat (PuSAPoM).
Jimli Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika. Cet kedua: 2011