Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mayumi Salsabilla

Npm : 2003110188
Kelas : D1 IKO
Matkul : Sistem Politik Indonesia
TUGAS REVIEW JURNAL

Judul Jurnal : Manfaat Pelaksanaan Pemilu untuk Kesejahteraan Masyarakat


Penulis : Asep Hidayat
Instansi : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
Edisi/Tahun : Vol.2 No.1 Hal 61-74 Tahun 2020
Reviewer : Mayumi Salsabilla

Hasil Review:
1. Pendahuluan
Indonesia memberikan hak kepada warganya dalam memilih dan menetukan
wakilnya di parlemen maupun pemimpin dalam penyelengaraan negara sesuai dengan
hati nurani serta keterwakilan dari masyarakat itu sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan
melalui wadah yang dikenal dengan pemilihan umum (pemilu) yang dilakukan
dengan asas LUBER dan JURDIL, yaitu Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia serta
Jujur dan Adil. Pada negara yang menganut sistem demokrasi, penyelenggaraan
pemilu ini dimaksudkan sebagai proses edukasi kepada masyarakat untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat dan memastikan kekuasaan berada di tangan rakyat.
Menurut (Asshidiqie, 2013) melalui pemilu, setidaknya akan terjadi pergantian atau
peralihan kekuasaan berdasarkan hasil pemilihan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ditetapkan oleh konstitusi.
Manfaat yang didapatkan dari pemilu yaitu dihasilkan pemimpin dan wakil
rakyat yang sesuai dengan harapan rakyat. Melalui pemimpin dan wakil rakyat yang
dipilih diharapkan mereka mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
besar, bangsa yang maju, dan bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa hebat
lainnya di dunia. Rakyat juga berharap pemimpin dan wakil rakyat terpilih akan
menjalankan amanah sebagai pemimpin yang baik dan dapat dipercaya serta mampu
mengurangi kesenjangan antar rakyat Indonesia serta berhasil memperbaiki
perekonomian, pendidikan serta tingkat kesehatan rakyat.
Terlepas dari manfaat yang didapatkan, terdapat pula kekurangan-kekurangan
yang masih terjadi dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Kesuksesan pelaksanaan
pemilu tentu bukan hanya bergantung pada jajaran pemerintahan saja, namun rakyat
juga memegang peran penting dalam mensukseskan pemilu di Indonesia. Dengan
suksesnya pemilu, tingkat kesejahteraan rakyat dapat lebih terjamin karena pemimpin
dan wakil rakyat terpilih berpihak kepada masyarakat yang memiliki tujuan dan
keinginan bersama secara menyeluruh sehingga pemerintahan mendapat kepercayaan
dari rakyat.
Perwujudan implementasi pergantian pemerintahan melalui pemilu
dilaksanakan setiap lima (5) tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk mencari orang yang
tepat dan mampu mengemban amanat yang dititipkan oleh rakyat dan juga terjadi
proses regenerasi untuk memunculkan kreativitas dan inovasi baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Di Indonesia, hal tersebut sudah diatur melalui UUD
1945 pasal 33 ayat 1, 2, 3 dan 4 di mana pemimpin dan wakil rakyat terpilih
diharapkan untuk menggali potensi SDA dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai salah satu cara
untuk menceritakan secara deskriptif hasil dari penelitian yang diharapkan dapat
menggambarkan manfaat dari sistem pemilu bagi masyarakat. Penulis memperoleh
data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi yang hasilnya dibuat
secara deskriptif dalam bentuk narasi-narasi yang diharapkan memudahkan pembaca
untuk memahaminya serta menggunakan teknik triangulasi untuk melakukan validasi
data.

3. Pembahasan
Menurut (Utami, 2019) masyarakat Indonesia sejak zaman kemerdekaan
sampai sekarang telah melaksanakan pemilihan umum baik dalam kondisi yang tidak
menentu maupun dalam kondisi yang stabil seperti saat ini. Pemilihan umum
dilaksanakan tidak lain untuk menentukan hasil yang dapat menjadi harapan untuk
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, cukup kertersediaan pangan, sandang
dan papan tanpa ada paksaan. Berikut beberapa pelaksanaam pemilu yang telah
melalui beberapa tahapan sesuai dengan karakteristik pemerintahan yang berkuasa
saat itu:
a. Zaman Demokrasi Parlementer (1945 – 1959)
Penyelenggaraan pemilu pada kabinet Burhanudin Harahap dilaksanakan dua kali,
yaitu memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota
Konstituante dengan harapan terciptanya sistem pemilu yang proporsional.
Selanjutnya pemilu dilaksanakan pada era kabinet Ali Sastroamidjoyo yang
diikuti oleh 27 patai dan perorangan. Tujuan pemilu tersebut adalah menciptakan
pemerintah versi saat itu (Kabinet Ali I dan II) yang terdiri atas koalisi tiga partai
besar: NU, PNI, dan Masyumi. Kabinet ini nyatanya tidak berjalan sesuai dengan
harapan rakyat karena banyak permasalahan yang dihadapi sehingga tergantikan
oleh Zaman Demokrasi Terpimpin
b. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
Pelaksanaan pemilu diikuti oleh 10 partai politik yang sebelumnya berjumlah 27
partai. Pada zaman ini, terjadi pengurangan partai politik akibat turut campur
pemerintah dengan mencabut maklumat pada November 1945, namun pemilu
tetap dilaksanakan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang sesuai dengan harapan
dan keinginan masyarakat.
c. Zaman Demokrasi Pancasila (1965 – 1998)
Pada era ini, masyarakat berharap dapat merasakan pemilihan umum dengan basis
politik yang demokratis dan kondusif serta dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melakukan sistem
distrik yang dapat mengurangi jumlah partai politik secara alamiah, dengan tujuan
partai-partai kecil akan tersingkir karena raihan kursi sedikit di DPR.
Berkurangnya partai politik dinilai dapat menciptakan stabilitas politik dan
pemerintah lebih kuat dalam melaksanakan program-programnya. Namun, hal
tersebut merupakan kegagalan yang dihadapi oleh pemerintah orde baru karena
terpilihnya presiden Soeharto menyebabkan adanya fusi atau penggabungan partai
politik yang membuat partai-partai hanya terbagi menjadi 3 golongan yaitu
golongan spiritual (PPP), Golongan Nasional (PDI), dan Golongan Karya
(Golkar) di mana Golkar selalu mendapat suara terbanyak.
d. Zaman Reformasi (1998 – Sekarang)
Era reformasi perubahan terjadi dalam berbagai aspek kehidupan baik dari segi
sosial, politik, budaya dan aspek lainnya yaitu kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dari segi politik, Indonesia merasakan dampak yaitu diberikannya
ruang bagi masyarakat untuk merepresentasikan politik mereka dengan memiliki
hak mendirikan partai politik. Demokrasi yang terjadi di Indonesia merupakan
implementasi perwujudan kedaulatan rakyat, di mana asumsi partisipasi
masyarakat adalah kedaulatan terletak di tangan rakyat karena rakyat
menyerahkan kekuasaan kepada wakil-wakilnya yang akan duduk di
pemerintahan untuk memimpin dan mensejahterakan rakyat.

Pemilu merupakan sarana untuk mensejahterakan rakyat sesuai dengan


landasan konstitusional NKRI yaitu UUD 1945 yang menjadi pedoman dalam
melaksanakan pemerintahan. Pemilu juga merupakan wujud nyata dari aspirasi
masyarakat dalam demokrasi prosedural yang sangat penting diselenggarakan secara
demokratis langsung, umum, bebas, dan rahasia tanpa adanya tekanan dari manapun.
Pemilu yang adil dan bebas adalah pemilihan umum yang berkualitas bukan saja dari
orang yang terpilih tetapi juga dilihat dari program dan kegiatan yang berpihak
kepada masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan arena penting untuk menjamin
kesetaraan politis antara warga negara baik dalam akses terhadap jabatan
pemerintahan maupun dalam nilai suara serta kebebasan dalam hak politik (Prasetyo,
Harsan, dan Pujiyana, 2019). Manfaat penyelenggaraan pemilu bagi masyarakat
Indonesia yaitu:

1. Sesuai dengan konsep demokrasi, di mana kedaulatan rakyat yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
2. Pemilu merupakan sarana yang tepat bagi rakyat menggunakan hak pilihnya untuk
berpartisipasi
3. Sebagai pemecahan masalah untuk transisi kepemimpinan karena proses
pergantian yang baik sehingga menentukan keberlanjutan suatu Negara
4. Melalui pemilu juga dapat digunakan sebagai melegitimasi seseorang yang
terpilih dan melewati jalur demokrasi yang sah
5. Rakyat dapat ikut serta dalam penetapan kebijakan publik
6. Sebagai tempat penghubung antara masyarakat dan pemerintah
7. Mengedukasi masyarakat tentang proses politik
8. Menjadi lebih peka dengan berbagai masalah sosial dan selalu berfikir positif
9. Rakyat belajar mengenal pemimpin yang baik
10. Mempermudah bersosialisasi dan menjalin relasi

Pada akhirnya pemilu nerupakan suatu tempat bersosialisasi masyarakat serta mencari
relasi sehingga bisa menciptakan suatu keadaan yang bersifat simbiosis mutualisme.

4. Kesimpulan
Pemilihan umum merupakan implementasi dari perwujudan kedaulatan rakyat.
Terdapat banyak manfaat penyelenggaraan pemilu bagi masyarakat Indonesia antara
lain sebagai sarana yang cocok untuk berpartisipasi dalam politik, solusi untuk
pergantian kepemimpinan serta melegitimasi pemimpin terpilih, memberi ruang bagi
rakyat untuk terlibat dalam perumusan kebijakan politik, menjadi tempat rakyat
mengajukan aspirasi dan fasilitas mengedukasi masyarakat tentang proses politik.
Pada akhirnya, pemilu bisa menjadi ajang bagi masyarakat untuk belajar mengenal
pemimpin yang baik sekaligus bersosialisasi dan menjalin relasi lebih luas lagi.

Anda mungkin juga menyukai