Anda di halaman 1dari 4

Nama : Daffa Nafilah

NIM : 2008086072
Kelas : PB – 2C

RESUME FILM “TANAH AIR BETA”


Film ini diambil dari kisah nyata yakni pasca referendum Timor Timur (sekarang
Timur Leste). Adegan awal ditunjukkan banyak orang-orang yang memilih tetap menjadi
bangsa Indonesia, berbondong-bondong untuk mengungsi ke NTT. Dalam film ini juga
dikisahkan sedihnya perpecahan keluarga karena adanya referendum tersebut. Salah satu
tokoh yang diceritakan dalam film ini adalah Abu Bakar dan Tatiana (bersama anaknya
Merry). Diketahui Abu bakar terpisah dengan istrinya, sedangkan Tatiana dan Merry
terpisah dari Maru (anak pertama Tatiana).
Tokoh Tatiana digambarkan sebagai seorang guru yang mengajar di posko
pengungsian. Beberapa adegan menunjukkan Tatiana mengajar lagu “Tanah Air Beta”
pada siswa-siswanya, ia juga mengajarkan murid-murid tersebut untuk memiliki cita-cita.
Film ini mengekspos kesulitan yang dialami oleh para pengungsi kala itu, susahnya
berkomunikasi dengan keluarga karena terhalang oleh persoalan negara. Mereka harus
saling mengabari melalui perantara dan harus menunggu balasan beberapa hari kemudian.
Hal ini terilustrasikan pada adegan dimana Tatiana dan Abu Bakar harus pergi ke
perbatasan Motaain untuk bisa mengirim pesan pada saudara mereka di Timur Leste.
Diceritakan bahwa Tatiana ingin bertemu dengan anak pertamanya yakni Maru
yang tinggal di Timur Leste. Tatiana kemudian berangkat ke perbatasan Motaain diantar
oleh Abu bakar. Sesampainya disana Tatiana bertemu dengan salah seorang petugas yang
dapat menyampaikan kabar dari Indonesia ke Timor Timur, Ketika berbincang dengan
petugas tersebut, ia menunjukkan ekspresi sedih. Tatiana kemudian mengabari Merry
bahwa mereka akan segera bertemu dengan Maru. Merry sangat senang mengetahui hal
tersebut dan di malam hari mulai memainkan harmonikanya.
Hari demi hari berlalu, dalam kurun waktu tersebut terlihat Tatiana yang mulai
sakit-sakitan, hal ini membuat merry khawatir. Merry bergegas mencari dokter Joseph
untuk mengecek kesehatan ibunya. Ketika Tatiana telah selesai menjalani pemeriksaan, ia
bercerita pada Abu Bakar tentang suatu hal yang mengusik hatinya. Ia mulai
membicarakan bahwa Maru hanya ingin bertemu dengan Merry dan enggan untuk bertemu
dengannya. Tanpa sengaja Merry mendengar hal tersebut. Merry kemudin langsung berlari
menuju rumah dan memecah celengannya. Merry berniat untuk pergi ke perbatasan
Motaain sendiri dan bertemu dengan kakaknya. Sebelum berangkat Merry sempat mampir
ke toko Cik Irene dan Koh Ipin, ia membelikan hadiah kaos merah bagi sang kakak. Cik
Irene dan Koh Ipin digambarkan sebagai tokoh yang menyayangi Merry, mereka bahkan
membiarkan Merry membeli kaos yang sebelumnya berharga Rp50.000,- menjadi
Rp5.000,- saja. Cik Irene juga memberi Merry bekal berupa permen coklat dan air putih
untuk konsumsi selama perjalanan. Merry akhirnya berangkat menggunakan angkot dan
membayar biayanya dengan uang dari celengan.
Tatiana yang baru saja sampai dirumah menyadari bahwa Merry pergi, ia pun
meminta Abu Bakar dan Carlo (sahabat Merry) untuk mencarikan Merry. Abu akhirnya
mengetahui bahwa Merry pergi ke perbatasan Motaain, Abu kemudian menyuruh Carlo
menyusul Merry. Perjalanan menuju perbatasan Motaain sangat jauh, sedangkan angkot
yang ditumpangi Merry bukanlah angkot yang dapat mengantarkannya langsung ke
perbatasan. Sehingga Merry diharuskan naik angkot 2 kali. Namun ketika di tempat
pemberhentian tersebut uang Merry tidak cukup untuk kembali menaiki angkot. Akhirnya
Merry menutuskan untuk berjalan kaki. Di tengah perjalanan Merry kemudian bertemu
Carlo. Merry yang sudah lemas berjalan akhirnya jatuh pingsan, Carlo dan salah seorang
supir truk menolong Merry dan dibawa ke klinik kesehatan terdekat. Setelah Merry
siuman, mereka melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan menuju perbatasan Motaain
mereka berusaha bertahan dengan mencuri air hingga ayam.
Keesokkan harinya Merry dan Carlo sampai di perbatasan Motaain dan bertemu
dengan seorang petugas. Merry dan Carlo bertanya pada petugas tersebut apakah Maru
sudah sampai di Motaain. Kemudian petugas tersebut meminta Merry dan Carlo
menunggu. Setelah menunggu akhirnya datanglah rombongan dari Timor Timur. Namun
Carlo dan Merry kesulitan mencari Maru karena sudah tidak mengenali wajahnya. Hampir
putus asa Carlo akhirnya mempunyai ide yakni dengan menyanyikan lagu “Kasih Ibu”.
Tanpa disangka Maru dari kejauhan juga menyanyikan lagu ini. Melalui lagu tersebut
Merry, Carlo, dan Maru langsung mengenali satu sama lain. Setelah bertemu dan melepas
rasa rindu, Abu dan Titania juga datang ke Motaain dan bertemu Maru.
NILAI-NILAI YANG DIDAPATKAN SETELAH MENYAKSIKAN FILM “TANAH AIR
BETA”
NILAI NASIONALISME
Sebuah keadaan yang bisa membuat kita terharu, bagaimana ribuan masyarakat yang
memilih untuk tetap menjadi bagaian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan mengungsi ke daerah/wilayah Indonesia.
Lagu karya Ismail Marzuki yang berjudul “Tanah Air Beta” yang dituangkan dalam
sebuah film ini membuat mata kita terbuka dan sadar akan nilai- nilai kebangsaan dan
kecintaan terhadap tanah air.
Gambaran dari tokoh Tatiana menunjukkan kepada kita bahwa ia mencintai Indonesia
dan benar- benar ingin mengabdikan diri pada NKRI (menjadi guru), meski dengan
sarana yang sederhana.
NILAI EDUKASI
Nilai edukasi merujuk pada nilai di mana seseorang mengembangkan kemampuan
yang dimiliki untuk meningkatkan mutu martabat manusia. Dalam film “Tanah Air
Beta” diperlihatkan oleh adegan Dokter Josept yang juga selalu mensosialisasikan
kepada masyarakat agar membiasakan hidup bersih dan sehat, salah satu caranya
yakni dengan rajin mencuci tangan. Selain itu, ada pula adegan Ketika Tatiana
mengajar bagi anak-anak di pengungsian.
NILAI PANTANG MENYERAH
Nilai pantang menyerah merujuk pada nilai dari sebuah sikap yang tidak mudah putus
asa dalam melakukan segala hal, dan sikap pantang menyerah ini selalu dibarengi
dengan perasaan yang optimis dan mudah untuk bangkit dari keterpurukan.
Dalam film ditunjukkan oleh adegan Abu Bakar yang ingin belajar membaca dan
terus berlatih untuk membaca hingga akhirnya dapat membaca. Adegan lain
ditunjukkan saat Tatiana hendak menanam tanaman “Jika belum dicoba siapa tahu,”
perkataan tersebut menunjukkan sifat optimis dari Tatiana. Ada pula adegan ketika
anak-anak bersekolah dengan tempat seadanya dan cuaca yang amat panas mereka
tetap bersemangat untuk belajar.
NILAI SOSIALITAS
Nilai sosial yaitu saling tolong menolong, saling berbagi kepada orang laun dan
masyarakat yang memburuhkan. Hal ini diperlihatkan pada hubungan yang terjalin
dengan baik antara Tatiana dengan para pengungsi lain. Khususnya, Abu Bakar dan
pemilik toko kelontong Cik Irene dan Koh Ipin yang turut membantu menolong
Tatiana untuk bertemu dengan keluarganya.
NILAI PERSAHABATAN
Nilai persahabatan merupakan nilai yang menggambarkan perilaku kerja sama dan
saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Terlihat pada adegan
persahabatan antara Merry dan Carlo yang saling bahu-membahu dan mendukung
satu sama lain. Selain itu nilai persahabatan juga terlihat pada tokoh Tatiana dan Abu
Bakar. Abu Bakar senantiasa membantu Tatiana, begitupula Tatiana yang anusias
membantu Abu membaca.
NILAI RELA BERKORBAN
Nilai rela berkorban merupakan nilai dimana seorang individu dapat menghargai
keanekaragaman dan mementingkan kepentingan orang banyak diatas kepentingan
pribadi. Hal ini terlihat pada adegan ketika Merry dalam perjalanan menuju
perbatasan untuk bertemu kakaknya. Carlo membantu Merry selama perjalanan untuk
mencarikan minum dan makanan. Carlo juga diperlihatkan rela bekerja sebagai
tukang cuci piring hingga mencuri ayam agar bisa memberi Merry makanan.
Sementara itu, Merry juga rela memberikan baju yang sudah disiapkan olehnya untuk
Mauro (kakaknya) kepada Carlo dengan senang hati.
NILAI KEMANDIRIAN
Nilai kemandirian yaitu mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki, dan dapat
mengambil keputusannya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Salah satu
adegannya ialah ketika Merry memutuskan untuk pergi sendiri ke perbatasan
Motaain. Merry juga tidak malu-malu untuk bertanya pada orang sekitarnya, ia
bertanya pada orang-orang yang baru ditemui tanpa rasa sungkan.
NILAI PENGHARGAAN TERHADAP LINGKUNGAN ALAM
Nilai ini merupakan sikap yang selalu berupaya untuk menjaga lingkungan hidup dan
berupaya untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya. Salah satu
cuplikan film yang merealisasikan nilai ini ialah saat Tatiana yang menanam
tumbuhan. Hal ini juga dapat diindikasikan sebagai bentuk reboisasi.
NILAI KESEDERHANAAN
Nilai ini terlihat ketika Tatiana dan juga para pengungsi lainnya hidup dan tingal di
rumah pengungsian yang kecil dan memprihatinkan serta beratapkan Jerami.

Opini : menurut saya detail di film ini sangat bagus. Dengan mengambil latar asli di
daerah pengungsian kupang serta dialek yang kental digunakan secara konsisten dari
awal hingga akhir film. Pesan dari film ini pun sangat kuat, agar pemerintah peduli
terhadap nasib masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan. Lagu Tanah Air Beta
yang dinyanyikan juga senantiasa bergema di sanubari kita bangsa Indonesia.
Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala, slalu dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua, sampai akhir menutup mata
Sungguh mengharukan mendengar lirik-lirik di atas dinyanyikan oleh suara anak-anak
murid Ibu Guru Tatiana. Demikian indahnya sampai-sampai kita, sesama Warga
Negara yang juga cinta Indonesia, menitikkan air mata. Akhir kata, film ini sangat
kami anjurkan untuk ditonton semua kalangan, khususnya terutama bagi generasi
muda yang selalu bimbang tentang makna pengorbanan dalam nasionalisme.

Anda mungkin juga menyukai