Anda di halaman 1dari 40

jgPengaruh Nilai-Nilai Religiusitas Dalam Islam Terhadap Etos Kerja

Pedagang Madura Di Pasar Asem Surabaya


Proposal Praktek Kuliah Lapangan (PKL)
Pendidikan Agama

Disusun oleh :
KELOMPOK IV
1. Yeni Pangestika 9103018003
2. Lailatul Achadiyah 9103018010
3. Thessalonika .A 9103018012
4. Widya Ayu. K 9103018021
5. Reka Candra.M 9103018031
6. Roimundus Egar 9103018025
7. Dwi Reza W.A 9103018048

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2019

Pengaruh Nilai-Nilai Religiusitas Dalam Islam Terhadap Etos Kerja


Pedagang Madura Di Pasar Asem Surabaya
ABSTRAK
Latar Belakang: Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhannya melaluiutusannya
untuk disampaikan pada ummatnya sebagai pencerhan dalam dunia, fungsi dasar agama
untuk memberi motivasi, pengenalan danmembantu manusia menganal dan menghayati
sesuatu yang sakral.Banyak sekali para ahli menyabutkan agama berasal dari bahasa
Sansakerta, yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.
Tujuan: mengetahui pandangan keagamaan pedagang Madura dan hubungan antara
keagamaan dengan etos kerja pedagang Madura.
Manfaat:Mengetahui pandangan keagamaan pedagang Madura dan Mendapatkan keguanaan
untuk menambah referensi dan bahan perbandingan untuk penelitian yang sama dilokasi yang
berbeda.
Kata Kunci : Etos Kerja, Madura, Agama, Budaya
BAB I
PROPOSAL

1.1 Latar Belakang masalah


Penduduk Indonesia terdiri dari beberapa etnis dan suku bangsa yang terbesar
diseluruh wilayah Indonesia. Banyaknya etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia
membawa pengaruh besar pada keanekaragaman kegiatan ekonomi, sosial dan
budaya. Tentunya mental yang dimiliki juga berbeda dari etnis satu dengan etnis yang
lain begitu juga dengan etos kerja yang dimiliki setiap etnis, etos kerja pasti sudah
dimilki setiap individu atau kelompok. Dalam teologi ekonomi bagaimana keyakinan
agama bisa dijadikan kekuatan atau motivasi untuk membangun ekonomi sebagai
sebuah tawaran solusi agar ekonomi Indonesia lebih cerah dalam menyongsong masa
depan yang lebih menjanjikan.
Etos kerja suatu etnik atau suatu bangsa, dan pengaruhnya terhadap
perkembangan etnik atau suatu bangsa, menarik perhatian para ahli ilmu sosial.
Dalam buku tersebut Max Weber mengatakan bahwa ada kaitan antara perkembangan
suatu masyarakat dengan sikap dari masyarakat itu terhadap makna kerja. Menurut
pengamatan Weber dalam sekte Protestan Calvinist terdapat suatu “kebudayaan”
yang menganggap kerja keras adalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk
mencapai kesejahteraanspiritual.Dimana bagi kaum Protestan ini suatu panggilan
rohani mereka untuk mencapai kesempurnaan kehidupannya.

Di Indonesia ada tiga Etnis yang banyak bergelut dalam dunia usaha (bisnis)
sekaligus sebagai perantau, yakni: Minang, Madura dan Bugis. Mereka sangat ulet
dalam menekuni usaha kemandiriannya yang sudah tidak diragukan lagi. Khusus etnis
Madura yang menjadi aspek penelitian ini tidak sedikit jumlah mereka yang merantau
ke kota-kota yang ada di Indonesia. Etos kerja yang mereka punya bisa diperoleh dari
genetik atau pola karena sosial budaya yang melingkupi kehidupan mereka.

Sangat banyak pedagang yang kemampuannya sudah terlatih baik dari


kalangan bawah maupun kalangan atas. Menjadi seorang pedagang harus
menanamkan dalam dirinya jiwa pedagang. Kebanyakan orang yang telah sukses
mempunyai pemikiran yang ulet, bekerja keras, pantang menyerah dan tekun,tidak
ada pekerjaan yang dianggap berat atau kurang menguntungkan selagi kegiatan yang
dilakukan halal dan diridho‟I oleh maha penciptanya. Semangat untuk bekerja sudah
diajarkan dalam semua agama yaitu agar dapat memberi kepada yang
membutuhkan.Seorang agamawan yang baik bukan hanya merekayang meminta pada
tuhannya tetntu dengan upaya yang dimilikinya giat dalam bekerja kemudian
memberi pada sesamanya yang membutuhkan.

Problematika kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan yang dialami dalam


kehidupan manusia yang berkaitan pada ketimpangan realitas kehidupan manusia itu
sendiri. Upaya untuk mengatasikemiskinan maka lembaga-lembaga keagamaan
berperan aktif untuk membela kemiskinan.Dimana agama yang mengatur sistem
masyarakat atau norma yang mengikat dalam keseharian bahkan menjadi pedoman
dalam setiap mahluknya, ajaran ajaranya sebangai acuan untuk berintraksi dengan
tuhannya antar sesama maupun dengan mahluk yang lainnya dan diterapkan sebagai
pendorong pelaku ekonomi, sosial dan budaya.

Dalam kerja lapangan ini kelompok mengambil tempat di Pasar Asem


merupakan salah satu pasar yang cukup berkembang pesat di Surabaya dan
difokuskan pada pedagang Maduranya. Dimana pasar Wonokromo lumayan banyak
komunitas Madura.Dimana mereka mulai bekerja dari sore hari sampai pagi hari.
Masyarakat madura dikenal dengan pantang menyerah dalam menggapai kesuksesan,
yang mana gagal 5 kali maka harus bangkit dengan 10 kali. Orang-orang Madura
merupakan para pekerja ulet dan setia. Mereka dengan senang hati melakukan
beragam pekerjaan kasar meskipun tidak disukai orang-orang karena Mereka dikenal
sebagai orang yang memiliki watak keras, ulet, gigih, menjunjung tinggi harga diri,
memiliki ikatan kekerabatan yang kuat dan keagamaan yang kental. Dalam penelitian
ini yang judul “Agama dan Etos kerja pedagang Madura dipasar Asem Surabaya

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pandangan keagamaan pedagang Madura diPasar Asem Surabaya?
2. Bagaimana etos kerja pedagang Madura di Pasar Asem Surabaya?
3. Bagaimana hubungan agama dan etos kerja pedagang Madura diPasar Asem
Surabaya?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Untuk mengetahui pandangan keagamaan pedagang Madura dipasar Asem
Surabaya
2. Mengetahui etos Kerja pedagang Madura dipasar Asem Surabaya
3. Mengetahui hubungan antara keagamaan dengan etos kerja pedagang Madura
dipasar Asem Surabaya.
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Mengetahui pandangan keagamaan pedagang Madura dipasar Asem Surabaya
2. Memberi referensi tambahan dan sebagai pengembangan keilmuan Study
Agama-agama khususnya mata kuliah Pendidikan Agama.
3. Mendapatkan keguanaan untuk menambah referensi dan bahan perbandingan
untuk penelitian yang sama dilokasi yang berbeda.
1.5 Indikator Keberhasilan Kegiatan
1. Internal
 Kami sebagai mahasiswa dan kelompok dapat melakukan Praktek Kuliah
Lapangan dengan sikap Peduli, Komit, Antusias (PEKA)
 Kami dapat mengetahui isme-isme yang ada pada masyarakat Madura
2. Eksternal
 Masyarakat sekitar dapat membantu kami untuk menciptakan lingkungan yang
saling menghargai, menghormati, tidak membeda-bedakan dalam ras, budaya,
suku dan agama
2.1 Landasan Teori

Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhannya melaluiutusannya untuk


disampaikan pada ummatnya sebagai pencerhan dalam dunia, fungsi dasar agama
untuk memberi motivasi, pengenalan danmembantu manusia menganal dan
menghayati sesuatu yang sakral.Banyak sekali para ahli menyabutkan agama berasal
dari bahasa Sansakerta, yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.
Maka agama berarti tidak kacau (teratur). Dengan demikian agama itu adalah
peraturan, yaitu pengaturan yang mengatur keadaan manusia,maupun menganai suatu
yang ghaib, menganai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.

Menurut Mu‟thi Ali seorang ahli perbandingan agama. Agama adalah percaya
akan adanya tuhan dan hukum-hukum yang diwahyukan pada utusannya buat
pedoman hidup manusia untuk kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Menurut Taib thahir Abdul Mu‟in agama adalah suatu peraturan yang
mendorong jiwa seorang yang mempunyai akal, memegangperaturan tuhan dengan
kehendak sendirinya, untuk mencapai kebaikan hidup didunia dan kebahagian kelak
diakhirat.

Haji Agus Salim dalam buku kecilnya yang berjudul, tauhid, mengatakan
agama ialah ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan terhadap aturan, petunjuk,
perintah yang diberikan Allah kepada manusia lewat utusan-utusannya, dan oleh
rosul-rosulnya diajarkan kepada orang-orang dengan pendidikan dan tauladan.

Khadijah Salim mengartikan agama ialah peraturan Allah SWT yang


diturunkannya kepada rosul rosulnya yang telah lalu berisi suruhan, larangan dan
sebagainya yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi pedoman serta
pegangan hidup agar selamat dunia dan akhirat. Dimana agama adalah kendali hidup
dan barang siapa hidupnya tak terkendali maka manusia akan terjerumus dan tak akan
menemukan arah tujuannya, maka membahayakan kepada diri sendiri.

Max Muller agama adalah suatu keadaan mental atau kondisi pikiran yang
bebas dari luar nalar dan pertimbangan sehingga menjadikan manusia bisa berfikir
sesuatu yang tak terbatas melalui nama dan perwujudan. Tanpa kondisi tidak akanada
agama yang muncul.

Agama tidak hanya terkait dalam kehidupan Individu atau kepentingan akhirat
saja, tapi jugamengingatkan atauran dalam kehidupan sosial masyarakat sekalipun
dalam kaitannya dalam masalah internalmaupun eksternal maupun cangkupannya
yang lebih luas. Agama juga mengajarkan dimensi pemikiran umat Islam dan agama
lain agar mereka memahami bahwa agama dapat memberikan pemahaman dan kontrol
atas persoalan yang yang adan dan yang kita hadapi.

Melalui pendekatan agama tidak akan terjadi monopoli karena satu sama lain
saling memerlukan dan hidup rukun, damai yang secara bersama berusaha untuk
mencapai kesejahteraan. Agama menganjurkan agar umatnya menjalin silaturrahmi,
saling mengasihi, yang kaya mengaluarkan sebagian hartanya bagi yang kecil dan
orang berilmu menkontribusikan ilmunya untuk kepentingan bersama.
Isme-Isme Pengikis Iman
 Individualisme

Paham ini berpangkal pada kesadaran manusia akan dirinnya. Manusia


menyadari diri bahwa sebagai ciptaan Tuhan yang tertinggi, berkat akal budi dan
kehendak bebasnya ia merupakan yang kas,unik, dan tidak tergantikan. Dengan latar
belakang semacam inilah muncul faham individualisme. Secara etimologis istilah
individualisme berasal dari bahasa latinindividuus yang berarti perorngan, pribadi.
Menurut individualisme perorangan memiliki kedudukan utama.

Dasarnya adalah keunikan masing-masing individu. Setiap individu adalah


pribadi yang unik otonom dan berdiri sendiri. Tujuan setiap individu adalah mencapai
kepenuhan diri. Untuk mencapai kepenuhan diri ini setiap individu perlu dijaga dan
dilindungi kepentingannya. Dalam hal ini yang bertugas adalah masyarakat dan
negara. Masyarakat dan negara bertugas menjaga dan memberi kemungkinan agar
kebebasan dan inisiatif seseorang di semua bidang kehidupan tidak terhambat.

Sebagai aliran, individualism mengajarkan bahwa dasar kehidupan adalah


pribadi perorangan. Norma dasarnya adalah kepentingan pribadi. Karena
mengutamakan pada kepentingan pribadi aliran ini memandang masyarakat negara
hanya menjaga dan memberi kemungkinan agar kebebasan dan insiatif seseorang di
semua bidang kehiupan tidak terhambat.

Dalam kaitannya dngan peghayatan hidup beragama hidup beragama,


individualisme akan membawa persoalan yang sangat besar. Bahwa pribadi manusia
itu unik dan berharga dan kepentingannya perlu dijaga dan dikembangkan serta
kebebasan dan ini sifatnya perlu diberi ruang seluas-luasnya adalah hal yang benar.
Tetapi kalau pribadi perorangan dijadikan dasar maka akan muncul berbagai macam
persoalan dan kekeliruan.

Ajaran individualisme akan membawa orang pada pola hidup semau gue
( seenaknya sendiri ). Orang tidak memperhatikan norma-norma keagamaan, ia
mencoba menata kehidupannya tidak selaras dengan yang dikehendaki Allah, maka
lambat laun agama dan norma-normanya akan menjadi pudar dan tidak berperan
dalam hidup. Bila dibiarkan terus maka manusia akan kehilangan orientasi hidupnya.
Ia sama sekali tidak menghayati dimensi transendentalnya yang sebetulnya sangat
membantu dirinya dalam mengarahkan hidup yang ilahi.
 Pragmatisme

Setiap hidup semacam ini lahir dari kesadaran akan ketidakkonsistenan dan
ketidakkonsekuen manusia dalam kehidupan dan kenyataan rill yang di jalaninya.
Misalnya : dalam mayarakat banyak dijumpai orang baik, tetapi kebaikan yang ada itu
hanya berhenti pada dirinya sendiri yang tidak memiliki daya kreatif dan inovatif bagi
lingkungannya. Arti pragmatisme bisa dua hal, yakni (1) aliran filsafat, atau (2) sikap
manusia dalam hidup yang menghadapi segala macam hal secara praktis (bukan
teoritis, ideal; yang penting hasilnya bias di manfaatkan. Sebagai suatu sikap hidup,
pragmatisme cenderung mengajarkan sikap hidup yang serba praktis dalam
menghadapi berbagai macam persoalan yang di jumpai. Yang penting adalah
konkritnya, yang di tekankan adalah kesederhanaan, kepraktisan, kemudahan, dampak
positifnya, dan manfaatnya. Namun pragmatisme akan menimbulkan berbagai macam
goncangan. Alasannya adalah karena mengajak manusia untuk cenderung serba
praktis dalam menghadapi berbagai macam pesoalan hidup yang dijalani. Yang di
tekankan adalah kesederhanaan, kepraktisan, kemudahan, dampak positif dan
manfaat. Dampaknya, pragmatisme akan membawa orang pada penghayatan yang
sempit akan kebenaran-kebenaran hidup. Maka dari itu, ajaran pragmatisme perlu di
waspadai dan sangat tidak memadai untuk diikuti dalam rangka mewujudkan
penghayatan hidup beragam setiap orang.

 Permisisivme

Orang memiliki kesadaran bahwa hidup manusia ditata dengan peraturan,


hukum, dan undang-undang. Namun tetap saja ada orang yang hidup, berprilaku, dan
bersikap seolah-olah tidak ada peraturan, hukum, dan undang-undang. Alasan yang
muncul juga bermacam-macam (1) tidak tahu adanya hukum karena kondisinya yang
tidak memungkinkan (misal, cacat mental), (2) tidak mampu mengenal dan
memahami hukum karena kondisinya yang tidak memugkinkan, (3) mau
memberontak terhadap tatanan etis yang ada, (4) bisa karena pribadi yang
bersangkutan mau mengubah tatanan yang dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan jaman dan tuntutan jaman, dan (5) bisa juga karena pribadi yang
bersangkutan hanya sekedar ikut-ikutan. Kondisi semacam itulah yang melatar
belakangi munculya sikap hidup permisivisme. Permisivisme adalah pandangan dan
sikap yang membolehan segala-galanya, seolah-olah dalam hidup ini tidak ada aturan,
hukum, dan undang-undang. Orang permisif berbuat semaunya. Dalam pergaulan
orang model ini berprilaku seolah-olah tidak ada kebiasaan, adat, dan sopan-santun.

Secara etimologis, permesivisme berasal dari bahasa inggris, permissive, yang


berasal serba membolehkan. Permisivisme adalah pandangan dan sikap yang
membolehkan segala-galanya, seolah-olah dalam hidup ini tidak ada peraturan hukum
dan perundang-undangan. Orang permisif berbuat semaunya. Dalam pergaulan orang
model ini berprilaku seolah-olah tidak ada kebiasan, adat, dan sopan-santun.

 Sekularisme

Secara etimologis, sekularisme berasal dari bahasa latin, Saeculum yang


berarti dunia, alam-semesta, kosmos. Ajaran ini sangat menekankan faktor-faktor
duniawi, profan, sebagai keterangan dan sebab terakhir dari alam semesta dan
kejadian dalam dunia. Sekularisme juga menekankan hasil otak manusia yang berupa
pertimbangan dan ilmu-ilmu modern sebagai pedoman bagi kelakuan dan aktivitas
manusia. Kosekuensi praktisnya : Allah tidak dibutuhkan lagi. Keberadaan allah
disangkal, bahkan ia dipahami telah mati. Konsep sekularisme akan membawa orang
pada suatu kesombongan manusiawi yang mengandalkan kemampuan akal budinya.
Semua yang terjadi dan dialami manusia hanyalah pengalaman manusiawi belaka dan
bisa dijelaskan pula dengan cara manusiawi. Akan tetapi , pandangan ini jelas tidak
sesuai dengan pengalaman hidup manusia. Ada pengalaman- pengalaman tertentu
yang tidak cukup dan tidak memadai bila dijelaskan hanya secara manusiawi.
Misalnya kelahiran, kematian, atau perihal keterbatasan manusia.

Dalam kaitannya dengan penghayatan hidup beragama, sekularisme perlu


diwaspadai. Dengan kemampuan befikirnya, manusia bisa menciptakan berbagai
macam hal yang membawa kesejahteraan bagi hidupnya. Semua persoalan bisa
dipecahkan dan diatasi berkat kemampuan yang dimilikinya, semua misteri dan
ketidaktahuan bisa terkuak berkat adanya berbagai macam percobaan dan penelitian.
Akhirnya sikap dan ajaran ini akan mengarahkan manusia pada suatu pemahaman
bahwa dirinya dan dunianya merupakan suatu realitas yang otonom dan tidak
memiliki keterarahan kepada tuhan. Peranan Allah akan semakin di minimalkan dan
akhirnya hilang sama sekali. Keterarahan manusia dan seluruh alam semesta pada
Allah yang selama ini dipahami ada menjadi musnah. Maka dari itu, ajaran
sekularisme perlu diwaspadai dan sangat tidak memadai untuk diikuti dalam rangka
mewujudkan penghayatan hidup beragama setiap orang.

 Ateisme

Artinya adalah tanpa Tuhan. secara sederhana ateisme mengajarkan bahwa


tuhan atau dewa-dewi tidak ada. Ateisme secara tegas menolak realitas adikodrati
yang diandaikan mempengaruhi realitas alam semesta ini. Ateisme dibagi menjadi
tiga, yakni

1. Ateisme Naif, mencoba untuk menjelaskan fenomen-fenomen yang ada


dengan sebab-sebab alamiah, walaupun kadang-kadang penjelsannya masih
bersifat naïf, spekulatif,, dan tidak konsisten.

2. Ateisme Praktis, masih mempunyai keyakinan akan adanya Tuhan, tetapi


dalam cara hidupnya ia menolak adanya Tuhan
3. Ateisme teoritis, menolak adanya Tuhan karena keberadaan Tuhan
dibuktikan dengan cara yang tidak menadai. serta ateisme materialistis dan
positivistis, menolak keberadaan realitas yang rohani dan transenden

Dalam kaitannya dengan penghayatan hidup beragama, aliran ini perlu


diwaspadai karena akan mengarahkan manusia pada penghayatan hidup yang terlepas
dari Allah. Banyak unsur misteri yang melingkupi kehidupan manusia yang tidak bisa
dijelaskan tanpa melibatkan adanya Allah maka itu, ajaran paham ateisme perlu
diwaspadai.

 Fanatisme

Fanatisme (Latin Fanaticus) bukanlah faham melainkan sikap yakni sikap


terpesona oleh daya kedewasaan. Sikap fanatik awal mulanya berkaitan dengan sikap
yang didorong oleh alasan yang tidak terlalu jelek yaitu daya atau kekuatan ilahi.
Sikap demikian ini karena digerakkan oleh pesona ilahi maka memiliki kedahsyatan
pencetusnya. Fanatisme dipakai untuk memaksudkan sikap-sikap keras dalam
memegang suatu konsep ajaran agama tertentu. Karena begitu kerasnya maka paham
ini amat dekat dengan tindakan kekerasan. Fanatisme merupakan sikap sempit atau
picik cara berpikir untuk tetap tegar dalam ajaran agama sendiri dengan segala
penjarahannya secara ketat di satu pihak dan di lain pihak menyangkal keberadaan
orang lain atau ajaran agama lain. Aktivitas penyingkiran keberadaan orang lain yang
berbeda dari dirinya dijalankan dengan segala cara, juga dengan hantaman atas
prinsip-prinsip kemanusiaan. Sikap- sikap fanatic bertentangan dengan prinsip hidup
hidup beragama itu sendiri.

Fanatisme hampir serupa dengan fundamentalisme. Fundamentalisme adalah


faham mengenai apa-apa yang merupakan fundus (dasar). Kata kerja latin Fundare
berarti mengalaskan, mendasarkan, menegakkan, memegang teguh pendirian yang
mendasar. Konsep fundamental yang di maksudkan dalam konteks ini adalah aneka
pengertian yang tertulis secara harafiah dalam sumber-sumber iman yang tidak
terbantahkan (kitab suci dan ajaran para nabi). Fundalisme identik dengan aktivitas
penegakan pengertian pengertian. Karena menegakkan ajaran-ajaran fundamental,
asli, otentik, mendasar dan harafiah, fundamental juga tercetus dalam sikap-sikap
menolak dan menendang yang lain. Akhirnya sikap ini sama dalam fanatisme
memungkinkan tindakan kekerasan yang di bungkus dalam bahasa suci misalnya
demi membela tuhan.

 Hedonisme

Paham ini berpangkal pada pengalaman nikmat yang diperoleh manusia.


Hedonisme Ta pada saat atau sesudah berhasil melakukan sesuatu. Sebagai ciptaan
Tuhan yang paling tinggi di muka bumi, manusia dibekali dengan perasaan nikmat:
nikmat biologis, nikmat indrawi, nikmat intelektual, nikmat estetis. Karena
kemampuan yang dimiliki, manusia dapat merasakan berbagai macam kenikmatan.
Maka kenikmatan sebetulnya adalah kenyataan hidup dan pengalaman manusiawi
setiap orang. Dari latar belakang semacam ini muncul paham hido- nisme. Kata
Yunani hendone berarti kenikmatan atau kesenangan.

Menurut hidonisme cara manusia mencapai kebahagiaan dengan mencari


nikmat dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Hedonisme sangat
membahayakan hidup beragama sebab dalam pandangan teologis, yang dimaksud
dengan kebahagiaan adalah ketika manusia mencapai persatuan dengan Allah, bukan
mencapai kenikamatan. Faktanya usaha mencapai persatuan-dengan Allah tidak
melulu berisi kenikmatan. Manusia harus rela berkorban, rela men- derita, rela
mengorbankan nyawanya. Hedonisme bila diikuti justru akan membawa orang kepada
kemerosotan penghayatan hidup beragama.

 Laksisme
Sikap hidup semacam ini muncul dengan latar belakang ketidakmudahan
seseorang dalam menjalani norma-norma yang ada didalam kehidupan menjadi orang
yang adil, jujur, bersih, ternyata tidak mudah. Banyak hal yang harus dikorbankan
untuk mewujudkan keutamaan-keutamaan itu. berangkat dari pemahaman semacam
itu munculah paham laksisme.

Secara etimologis, kata laksisme berasal dari bahasa latin, laxus yang berarti
longgar, kendor. Laksisme dibagi menjadi dua, yakni laksisme lunak dan laksisme
keras. Laksisme lunak berpendirian bahwa prinsip dan norma kehidupan itu ada dan
harus dilaksanakan, tetapi cara pelaksannaannya sedapatnya dan semampunya saja.
Jadi laksisme lunak sebetulnya mengakui adanya norma-norma dalam kehidupan ini
dan norma-norma dalam kehidupan ini dan norma-norma itu harus ditaati. Tetapi
dalam menaati norma-norma itu, laksisme lunak berusaha mencari jalan untuk
meringankan tuntutan dan bebannya.

Sementara itu laksisme keras juga mengakui adanya norma-norma dalam


kehidupan paham ini mengakui adanya yang baik dan yang jahat, juga tidak keberatan
akan adanya sanksi yang diterapkan. Keberatan laksisme adalah belum adanya
kesepakan masyarakat tentang sesuatu yang disebut baik dan jahat.

Tuntutan laksisme keras adalah adanya kesepakatan masyarakat. Sebagai


contoh : menggugurkan kandungan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi kalau
menggugurkan kandungan pada awal kehamilan, menurut laksisme keras, bukan
merupakan sesuatu yang jahat. Alasannya adalah masyarakat ( para ahli ) belum
sepakat tentang kapan mulainya manusia ( yang tidak boleh dibunuh itu ) dalam
bidang lain pun juga demikian

2.2 Tempat dan Bentuk Kegiatan


1. Tempat :
 Pasar Asem Surabaya
Jl.Banyu Urip, Kupang
Surabaya, Jawa Timur 60281

 Jl. Banyu Urip Kidul 4a no 48


Surabaya, Jawa Timur 60254

2. Bentuk kegiatan yang direncanakan dalam pelaksanaan acara kegiatan


a. Kegiatan awal
 Mendatangi RT setempat
 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Menyampaikan penjelasan dan sosialisasi kepada RT
b. Kegiatan inti
 Ketua RT menyampaikan kepada warga yang dituju bahwa akan
diadakannya penyuluhan serta kita mendampingi
 Menanyakan kepada warga apakah ada hal atau penjelasan yang kurang
paham dan dimengerti
 Memberikan pertanyaan seputar agama dan budaya
 Menjelaskan manfaat penyuluhan kepada warga dan menjelaskan fungsi
penyuluhan
c. Kegiatan akhir
 Memotivasi dan memberikan penjelasan warga yang dittuju agar dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
 Menyampaikan pesan-pesan moral
 Menutup akhir kegiatan

2.3 Pelaksanaan dan Acara Kegiatan


Kegiatan ini akan dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan acara yang secara garis
besar kami susun sebagai berikut :

Sabtu, 26 Oktober 2019

09.00 –09.30 : Persiapan memberikan sosialisasi kepada warga


sekitar
09.30 – 10.00 : Memberi salam, memperkenalkan diri, dan
menjelaskan manfaat penyuluhan
10.00 – 10.30 : - Tanya jawab seputar agama dan budaya
- Motivasi warga yang dituju untuk pemahaman
hidup
antar umat beragama dan berbagai suku budaya
10.30 – 11.00 : Penutupan

Rabu, 29 Oktober 2019

16.00 – 16.30 : Persiapan untuk melakukan penyuluhan


16.30 – 17.00 : Mengikuti warga berjualan di pasar asem surabaya
17.00 – 17.30 : Membantu berjualan dan menyakan soal budaya
madura
17.30 – 18.30 : Penutupan

Sabtu, 02November 2019

09.00 – 09.30 : Berkunjung kerumah warga yang dituju


09.30 – 10.00 : Sosialisasi tentang Manfaat penyuluhan yang telah
dilakukan
10.00 – 10.30 : Tanya jawab dan motivasi warga untuk menerapkan
manfaat penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari
10.30 – 11.00 : Penutupan

Minggu, 03 November 2019

09.00 – 09.30 : Mengecek sikap dan perilaku warga terhadap agama


dan
dan budaya
09.30 – 10.00 : Sosialisasi Penerapan perilaku dan sikap
10.00 – 10.30 : - Tanya jawab
- Motivasi warga untuk dapat menjaga lingkungan
- Pemberian kenang-kenangan
10.30 – 11.00 : Penutupan dan berpamitan
Nama Anggota Kelompok

No NRP Nama Jabatan No. HP


.
1. 9103018003 Yeni Pangestika Ketua Kelompok 081357673023
2. 9103018010 Lailatul Achadiyah Wakil Ketua 085934558579
3. 9103018012 Thessalonika .A Bendahara 085746541577
4. 9103018021 Widya Ayu. KN Sie Konsumsi 081330543305
5. 9103018031 Reka Candra.M Sie Acara 085784781966
6. 9103018025 Roimundus Egar Dokumentasi 1 081259690526
7. 9103018048 Dwi Reza W.A Sie perlengkapan 083142880477

Anggaran
4. 1. Pemasukan

Iuran anggota Kelompok Rp. 20.000 per orang

……………………….+

Total Rp. 140.000

4. 2. Pengeluaran

Bingkisan Rp. 100.000

Konsumsi Rp. 40.000

……………………….+

Total Rp. 140.000

BAB II
Catatan Harian

3.1 atatan Harian


Catatan Harian Yeni
Pada tanggal 23Oktober 2019 hari rabu jam 18.00 kami melakukan wawancara dengan
penjual plastic (wadah es, wadah makanan mika dll) di pasar simo, Surabaya . wawancara
dilakukan pada malam hari setelah pulang dari kuliah karena ada kuliah pengganti sampai
sore. Saya langsung ke rumah wiya (titik kumpul) karena jika pulang untuk ganti baju akan
memakan waktu lama. Setelah teman-teman suah berkumpul kami sholat magrib terlebih
dahulu (untuk muslim), stelah sholat marib kami langsung bersiap2 untuk pergi kerumah pak
Rt terlebih dahulu untuk meminta izin wawancara dengan warganya. Setelah mendapat izin
dari pak RT untuk melakukan wawancara kami langsung menuju rumah narasumber pertama
(ibu ani). Rumah ibu ai tidak jauh dari rumah pak RT sehingga kima tidak perlu membuang
banyak waktu. Ibu ani ketika kami bertanya tentang pengalaman dan apa saja kebiasaan yang
ibu ani lakukan ibu ni menjawab dengan baik, ibu ani sangat kooperatif, banyak hal yang
dapat kami ambil dari pengalaman ibu ani, bahwa berjualan harus sabar, dan pengikuti
perkembangan zaman apa yang sedang laris. Setelah kami selesai wawancara dengan bu Ani,
kami kembali berkumpul di rumah widya (titik kumpul pertama) karena sudah malam dan
jika wwancara di lanjutkan akan menganggu waktu istirahat narasumber.
Pada tanggal 26 Oktober 2019 hari sabtu jam 18.30 kami melanjutkan wawancara dengan
naasumber ke 2, wawancara yang kami lakukan hari ini sedikit malam karena kami
menunggu temn kami (thessa) untuk ibadah terlebih dahulu. Saya berangkat dari rmah
sebelum magrib kira-kira jam 5 sampai di rumah widya (titik kumpul) kira-kira jam 18.45.
sebelum saya melakukan waancara saya sholat magrib terlebih dahulu, karena takut waktu
magrib habis, setelah kami semua sudah sholat magrib kami bergegas menuju rumah
narasumber ke 2 dengan membawa pertanyaan yang sudah kami siapkan sebelumnya, di
perjalanan menuju rumah narasumber ke 2, ada keponakan kakwid yang membawa makan
akhirnya saya kepingin, tapi karena waktu sudah terlalu malam saya tidak beli. Sesampainya
di rumah ibu taman (narasumber ke 2)kami langsung menanyakan pertanyaan yang kami
sudah buat, ibu taman menjawab pertanyaan dengan detail, terlihat ibu taman sangat terbuka.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari ibu taman aalah tetap sabar, untung rugi sudah ada yang
mengatur, jika hari ini tidak laku besok masih ada hari ntk berjualan lagi. Karena waktu
sudah malam kami pulang kerumah widya terlebih dahulu. Setelah itu saya cepat-cepat pilang
karena harus pulang ke kampung halaman.
Pada tanggal 30 Oktober 2019 hari sabtu jam 18.30 kami melanjukan wawancara dengan
narasumber ke 3. Wawancara yang kami lakukan ini sesikit malam karena aa kegiatan
fakultas dan ada tugas kuliah yang harus di kerjakan dan perjalan ke rumah widya yang
sangat macet apalagi di pasar ayam dinoyo. Sesampainya di rumah widya kami menyusun
pertanyaan apa saja yang akan kami pertanyakan nanti, setelah selesai kami langsung menuju
ke rumah narasumber ke 3 ibu minuk, ibu minuk adalah seorang penjual kue bisa dibilang ibu
minuk agen kue di pasar, ibu minuk bercerita biasanya ibu minuk menirima kue dari
pembuatnya langsung kemudian ibu minuk menjualnya lagi dan di ambil oleh pedan kecil.
Banyak hal yang bisa kami ambil dari cerita bu minuk bahwa seberapapun untungnya bu
minuk bersyukur, dan bu minuk tidak pernah merasa rugi. Begitulah sedikit ulasan dari cerita
bu minuk. Setelah kami selesai wawancara di rumah bu minuk kami langsung bergegas
menuju rumah widya untk bersiap-siap pulang. Jam 20.00 kami semua pulang kerumah
masing-masing karena besok maih harus kuliah lagi
Pada tanggal 2 November 2019 hari sabtu kami melanjutkan wawancara terakhir kami,
wawancara kami kebanakan dialkukan pada malam ha karena apada siang hari narasumber
kita masih berjualan di pasar. Kali ini kami melakukan wawancara dengan ibu sakri penjual
kelapa. Wawancara kali ini agak sore jam 16.00 tapi karena teman-teman molor karena ada
urusan masing-masing, kami semua lengkap pada pukul 17.30 tapi kami mennggu magrib
terlebih dahulu sehingga kami mulai wawancara pada jam 18.00. kami langsung menanyakan
pertanyaan yang telah kami siapkan kepada ibu sakri sebelumny, pelajaran yang bisa saya
ambil dari ibu sakri adalah rejeki sudah ada yang mengatur, walaupun saingan kita banyak
kalau itu sudah rejeki kita akan menjadi milik kita. Setalah selesai menyakan pertanyaan
kamipulang kerumah widya untuk bergegas plang. Beberapa menit kemudian kami pulang
kerumah kami masing-masing.

Buku harian dwi reza


Pada tanggal 23 oktober 2019 hari rabu pukul 18.00 kami melakukan wawancara dengan
penjual plastik di pasar simo, kami melakukan wawancara pada malam hari setelah pulang
kuliah karena pada saat itu teman-teman ada jam pengganti sampai sore hari, lalu setelah itu
saya pulang ke rumah terlebih dahulu, lumayan macet saat itu sehingga saya tidak sempat
mandi, sesampai dirumah saya makan lalu berangkat lagi menuju rumah kak widya terlebih
dahulu untuk berkumpul. Lumayan lama menunggu anak-anak berkumpul. Setelah anak-anak
sudah datang semua kami menunggu adzan magrib terlebih dahulu lalu bersiap-siap
melakukan wawancara dengan ibu ani, tapi sebelum itu kami meminta izin terlebih dahulu
pada pak RT untuk melakukan wawancara dengan warga setempat yang berprofesi sebagai
pedagang. Lalu setelah itu kami menemui ibu ani dan melakukan wawancara. Kami bertanya
banyak mengenai pengalaman bu ani berjualan plastik di pasar simo, suka duka berjualan bu
ani menceritakan pengalamannya kepada kami. Setelah melakukan wawancara dengan bu ani
kira-kira kami langsung berkumpul lagi dirumah kakwid dan tidak lama setelah itu kami
pulang ke rumah masing-masing dan saya melanjutkan mengerjakan tugas.
Pada tanggal 26 oktober 2019 hari sabtu sore hari pukul 18.30, hari itu kami melakukan pkl
hari kedua, kami melakukan wawancara malam hari karena thessa ada ibadah, kami akhirnya
melakukan wawancara pada jam 18.30. Saya berangkat dari rumah pukul 18.05 karena jarak
rumah saya dengan rumah kakwid (tempat berkumpul) sangat dekat. Sesampainya dirumah
kakwid saya baru ingat bahwa saya tidak membawa almamater, untung saja adik kakwid juga
kuliah di univ wm jadi bisa saya pinjam . Lalu setelah itu kami mempersiapkan diri untuk
menyiapkan beberapa pertanyaan untuk ditanyakan kepada salah satu pedagang yang
berjualan aksesoris seperti jepit, tali rambut dan sebagainya dengan ibu Taman, ibu tersebut
berjualan di pasar banyu urip. Kami melakukan wawancara di rumah nya. Saat itu bu taman
sudah tidak dagang karena ia hanya berjualan saat pagi hari. Kami melakukan wawancara
dengan bersenda gurau karena suaminya yang baik dan lucu. Mereka sangat baik kepada
kami. Setelah melakukan wawancara kami berpamitan kepada bapak dan ibu taman. Lalu
kami berkumpul kembali dirumah kakwid dan menikmati jajan yang dipersiapkan oleh ibu
kakwid, lalu kami berbincang-bincang sekalian malam mingguan. Setelah itu kami semua
pulang kira-kira pada pukul 20.00. Sesampai dirumah saya langsung bersih-bersih dan
istirahat.
Pada tanggal 30 oktober 2019 hari rabu malam hari pada pukul 18.10 kami melakukan
wawancara, karena kami sebelumnya mengikuti ekstrakuliler wajib club dan mengerjakan
tugas transcultural sampai pukul 16.00. Lalu kami berangkat bersama ke rumah kakwid dan
baru sampai pukul 16.50. Kami saat itu cukup lelah karena macet jadi kami tidak langsung
melakukan wawancara. Dan baru melakukan wawancara setelah sholat magrib. Kami
bersiap-siap untuk melakukan wawancara dengan bu Minuk penjual jajan pasar dan sekaligus
suplier jajanan basah. Sebelum kami menuju rumah bu Minuk kami bersenda gurau.
Meskipun cukup lelah karena tugas kampus yang menumpuk kami tetap bersemangat dan
bahkan merencanakan model kerudung yang kami pakai. Kami tertawa tidak ada habis nya
karena kelucuan yang kami buat sendiri. Dengan seperti itu secara tidak langsung beban
tugas-tugas perkuliahan kami sejenak menghilang. Setelah bersiap-siap, kami langsung
menuju rumah bu minuk. Sesampainya kami melakukan wawancara. Disela-sela wawancara
kami disuguhi jajanan yang dijual bu minuk, tapi kami tidak mau karena malu. Bu minuk
sangat baik dan mau berbagi pengalamannya saat berjualan. Setelah kira-kira melakukan
wawancara selama 30 menit, kami berpamitan kepada bu minuk lalu kami langsung pulang
ke rumah masing-masing karena sudah capek semua.

Pada tanggal 2 november 2019 hari sabtu malam hari pukul 18.30 kami melakukan
wawancara yang terakhir dengan pedagang kelapa di pasar banyu urip yaitu bu sakri, hari itu
hari-hari dimana sebenarnya anak-anak sudah janjian berkumpul jam 16.00 namun anak-anak
molor sampai hampir magrib anak-anak baru berkumpul. Saat itu saya berangkat jam 17.30
karena di grub anak-anak sepertinya belum sampai di rumah kakwid padahal sudah pukul
17.00 semua jadi saya memang sengaja datang terlambat. Setelah saya datang, kami
menunggu adzan terlebih dahulu baru melakukan wawancara di rumah bu sakri. Disana kami
melakukan wawancara kira-kira 30 menitan, banyak cerita yang kami dengar dari bu sukri.
Dan Kami sempat bermain-main dengan cucu ibu sakri yang sangat lucu. Lalu kami berfoto
dengan beliau dan setelah itu saya langsung pulang dikarenakan saya ada jadwal nonton film,
jadi saya pulang lebih dahulu daripada anak-anak. Kami semua sangat lega karena tugas PKL
agama sudah selesai meskipun tidak semuanya selesai. Saya bersyukur karena tugas yang
kami kerjakan akhirnya selesai.
Buku harian latifatul achadiyah 9103018010
Tanggal 23 oktober
Pada tanggal 23 oktober jam 18.00 hari pertama saya dan teman-teman melakukan
wawancara di banyu urip kidul Rt.03 Rw.03 dipemukiman warga. Wawancara pertama kami
dengan ibu penjual plastic di pasar simo. Aku, kak widya, aida, reca, thesa, roi ada jam
pengganti mata kuliah. Kami melakukan wawancara jam 18.00 karena baru pulang kuliah.
Sebelum melakukan wawancara kami ke rumah pak RT. Pak solikin untuk meminta izin
melakukan wawancara di rumah warga. Hari pertama kami di rumah bu ani. Ibu ani adalah
seorang penjual plastic ditoko kelontong bu ani sudah berjualan plastik selama 20 tahun. Bu
ani berkata 20 tahun yang lalu sangat laku keras jika berjualan plastic karena sangat jarang
orang yang jual plastic. Sedangkan suami bua ani juga berdagang di pasar sebagai penggiling
daging. namun seiring berjalannya waktu toko bu ani jarang ada pembeli bisa dikatakan
penjualan plastic sangat surut karena persaingan dengan pedagang yang lain. Disela sela
wawancara kami istirahat di rumah kak widya sambil istirahat. Wawancara dilakukan selama
kurang lebih 30 menit. Setelah wawancara selesai kami pulang ke rumah masing-masing.
Hari selanjutnya Sabtu, tanggal 26 oktober
Seperti biasanya aku bangun jam 04.00 solat subuh terlebih dahulu setelah itu makan dan
mencuci pakaian hingga jam 12.00, setelah itu makan siang ke mudian tidur. Setelah itu jam
17.30 aku bersiap ke rumah kak wid untuk melakukan wawancara dengan bu taman. Oh iya
kenapa kita melakukan wawancara jam 18.30 karena kami menunggu salah satu teman kami
yang beribadah. Setelah tesa pulang dari gereja kami berkumpul di rumah kak wid, di rumah
kak wid kami makan jajn minum yang enak deh pokoknya. Kami melakukan wawancara di
rumah bu taman. Bu taman adalah seorang pedagang acecoris di pasar banyu urip, bu taman
tidak memiliki took yan tetap bu taman hanyalah seorang pedagang asesoris kaki lima. Bu
taman dan suami bercerita suka duka sebagai penjual asesoris, setelah dari ruma bu taman
aku beli gorengan rasanya enak tapi mebuat aku batuk sampai gak berhenti karena
minyaknya. Setelah itu kami kembali ke rumah kak wid dan disana aku minum air putih yang
banyak untuk meredahkan batuk. Setela itu kami pulang ke rumah masing-masing.
30 oktober
Tak terasa sudah hari ke tiga, hari ini sebelum wawancara pagi harinya seperti biasa aku pergi
ke kampus, selesai mata kuliah sekitar jam 16.00 WIB kami berangkat ke rumah kak wid di
banyu urip, jam 16.00 adalah jam sedang macet macetnya di pasar perempatan dinoyo sampai
pandegiling bosan rasanya menunggu lampu hijau. Setibanya di rumah kak wid kami makan
dan minum snek terlebih dahulu sangking semangatnya sampai sampai kami
(aku,resa,aida,kak wid,reca) mengenakan kerudung yang bermodel model ala ala foto endorse
hehe. Maklum roi dan tesa hanya tertawa melihat kelakuan konyol kami. Setelah berdandan
kami pun melakukan wawancara di rumah bu minuk. Bu minuk adalah pedagang jajan
tradisional di pasar, jajan pasar yang dijual bu minuk anatara lain kucur, kelopon, pluntir
menggoda sekali jajannya dan lezat sepertinya. Bu minuk bercerita mulai berdagang sekitar 6
bualan yang lalu tepatnya pada saat ramadhan. Nah pada saat ramadhan kata bu minuk adalah
momen yang tepat karena banyak sekali orang-orang yang mencari camilan. Setelah 30 menit
kami melakukan wawancara kami ke rumah kak wid berpamitan ke mama kak wid setelah itu
pulang ke rumah masing-masing.
Pada tanggal 2 november
Sabtu pagi ini sedikit mager alias malas gerak, setelah bangun dari tempat tidur dan
kemudian makan tiba-tiba ponselku berdering aku kira chat dari doi eh ternyata notifikasi
kalender pengingat bahwa hari ini ada kerja kelompok melakukan wawancara terakhir oke
baiklah. Untuk pergi ke rumah kak wid dibutuhkan waktu sekita 30 menit untuk menempuh
perjalanan itupun jika lajunya 60 km/jam dan situasi terpantau ramai lancar. Sedangka jika
macet bias sampai 1 jam 30 menit karena banyak sekali traficlight dan di situ jalur menuju
told an pabrik besar jam 17.00 sedang padat jalan karena banyak orang pulang kerja da nada
pasar simo ramai pedagang. Setibanya di rumah kak wid sekitar 15 menit aku menunggu
teman yang lain datang karena mereka terjebak macet. Setelah kami semua berkumpul, kami
melakukan wawancara di rumah bu sukri. Bu sukri adalah seorang penjual kelapa giling di
pasar, kelapa giling maksudnya kelapa yang digiling menggunakan mesin untuk di ambil
seratnya dan diperah menjadi santan. Bu sukri sudah dari remaja berprofesi sebagai pedagang
kelapa giling. Kami melakukan wawancara selama kurang lebih 30 menit dan kemudian ke
rumah kak wid dan bersiap untuk pulang.

Byku harian reca


Hari pertama tanggal 23 oktober 2019
Hari Rabu kami ada ekstrakulikuler tambahan yaitu club. Selesai club sekitar jam 15.00 WIB.
Lalu aku, Kak Widya , Ifa, Aida, Roi ada kelas tambahan pratikum, sedangkan Reza tidak
ada jam pengganti lalu pulang duluan. Sekitar jam 16.00 WIB kami yang ada jam pengganti
sudah selesai. Lalu kami pergi ke rumah Kak Widya di Banyu Urip. Lalu sekitar 30 menitan
kami telah di rumah kak Widya. Lalu kita menunggu yang lainnya yang belum datang.
Sebelum melakukan wawancara kami semua meminta izin terlebih dahulu kepada RT bapak
Solikin. Lalu sekitar jam 18.00 WIB Aku dan teman-teman melakukan wawancara di banyu
urip kidul RT 03 RW 03 Surabaya. Pada penjual plastik di pasar Simo. Kita melakukan
wawancara pada Ibu Anik pada jam 18.00 WIB. Wawancara berlangsung selamakurang lebih
30 menit. Ibu Ani berjualan plastik di pasar Simo selama 20 tahun. Ibu Ani mengatakan saat
berjualan ada sepinya ada ramenya, biasanya yang paling rame di bulan Agustusan. Lalu ibu
Ani mengatakan tidak ibadah sholat karena tidak sempat. Kemudia sekitar 30 menitan kami
selesai melakukan wawancara dan kembali ke rumah kak Widya. 5 menit kemudian kami
semua pulang kerumah masing-masing.

Hari kedua tanggal 26 oktober 2019


Hari sabtu pasti hari yang bermalas-malasan. Aku lagi tidur siang mulai jam 12.00 WIB,
sampai sekitar jam 16.00 WIB lalu saya membuka handphone terlebih dahulu ada notif grup
kalau hari itu ada jadwal PKL di banyu urip dikarenakan Thessa lagi ibadah di gereja
makanya PKL nya malam hari. Lalu bermalas malas 5 menit, dan aku langsung mandi sholat
ashar, make up, dll. Kemudian aku berangkat ke banyu urip memakan waktu selama 45
menitan rumah ku di daerah suramadu. 45 menit berjalan, aku sudah sampai di banyu urip
rumah kak Widya. Kami kembali melakukan PKL atau wawancara dengan pedangang
acsesoris ibu Taman beliau berjualan di pasar banyu urip. Lalu ibu Taman bercerita tentang
pengalaman berdagang, dan juga menunaikan ibadahnya selama berjualan seperti apa. Sekitar
30 menit wawancara berlangsung lancar. Dan kami kembali ke rumah kak Widya, selama 5
menitan persiapan pulang lalu kami berpamitan ke ibunya kak Widya, kamudia kami pulang
masing-masing.

Hari ketiga tanggal 30 oktober 2019


Hari Rabu kami ada ektrakulikuler wajib yaitu club. Sampai dengan sekitar jam 15.00 WIB.
Lalu kami beberapa ada yang mengerjakan transcultural untuk SGD, namun Roi menunggu
kami di lantai 1. Sekitar jam 16.00 WIB kami berangkat ke rumah kak Widya di banyu urip.
Memakan waktu selama 30 menit. Kami terjebak macet di daerah pandegiling selama sekitar
5 menitan. Lalu sekitar jam 17. 10 WIB sampai di banyu urip. Lalu kita berkumpul dahulu
disana membicarakan apa yang haru dipertanyaan. Kami kembali melakukan PKL atau
wawancara pada pedangang jajanan pasar ibu Minuk. Belia menceritakan kisah
pengalamannya selama berjualan. Dan beliau merintis berjualan jajanan pasar masih 6 bulan
ini. Sekitar 30 menit wawancara berlangsung lancer. Kami semua kembali ke rumah kak
Widya beristirahat terlebih dahulu selama 5 menitan aku berpamitan pulang karena sudah
malam, rumahku juga jauh membutuhkan waktu yang lama juga akhir aku berpamitan pulang
lalu teman yang lainnya mengikutiku berpamitan pulang semuanya.
Hari ke empat tanggal 02 november 2019
Sebenarnya hari sabtu hari bermalas-malasan untuk mahasiswa, tetapi aku ingat kalau tugas
PKL ku belum selesai jadi aku dan tim ku melakukan PKL lagi. Sekitar jam 16.00 WIB aku
sudah selesai persiapan , lalu aku berangkat ke banyu urip membutuhkan waktu sekitar 45
menitan. Sekitar jam 17.00 WIB aku sampai di banyu urip tadi tercebak mancet di jalan
kedungdoro macet banget, sekitar 5 menitan tapi menemukan jalan yang bias dilewati. Lalu
aku menunggu anak-anak yang belum datang sampai adzan maghrib berkumandang lalu
komplitlah kelompok ku sudah berkumpul semua. Lalu aku meminta izin ke kak Widya
untuk sholat maghrib. Lalu sekitar jam 18.30 kami melakukan PKL atau wawancara pada
pedagang kelapa ibu Sakri, beliau berjualan di pasar banyu urip. Lalu beliau menceritakan
tentang pengalaman berjualannya Selama sekitar 20 tahun lebih. Sekitar 30 menit wawancara
berlansung. Dan kami kembali ke rumah kak Widya beristirahat, minum, makanan ringan.
Lalu sekitar 10 menit aku berpamitan pulang karena sudah di whatsaap ibuku disuruh pulang.
Aku langsung berpamitan ke ibu kak widya dan teman-temannya yang lainnya
Pada tanggal 23 oktober pukul 18.00,Sebelum melakukan wawancara kami minta ijin kepada
pak RT terlebih dahulu. kami melakukan wawancara dengan penjual plastik di banyu urip
kidul 4a RT 003 RW 003, Kami melakukan wawancara dengan kelompok kami, namun kami
harus menunggu magrib usai kemudian langsung wawancara, pada saat kami melakukan
wawancara dengan ibu tersebut, ibunya terlihat sangat bersemangat untuk di wawancari,
Setelah kita datang untuk wawancara ibu anik selaku penjual plastik menceritakan tentang
berjualannya. Ibu anik usia 68 tahun ini berjualan plastik selama 20 tahun di pasar simo, ia
berjualan mulai dari tidak ada yang beli hingga mempunyai pelanggan tetap sampai sekarang
ini. Suka duka ibu anik lewati, ketika kami tanya tentang bagaimana berjualannya ketika sepi
ibu anik mengatakan jika ia tetap sabar berjualan dan tetap menunggu pelanggan datang, dan
ketika jualannya rame ibu anik mengatakan tidak sempat untuk melakukan ibadah seperti
sholat, karena terlalu ramai dan banyak pembeli, dan setelah kami banyak melakukan
wawancara banyak sekali yang dapat kita gali informasinya, setelah itu kami mengakhiri
wawancara dan kembali ke rumah masing-masing.
Pada tanggal 26 oktober pukul 18.30, kami melakukan wawancara kembali dengan warga
banyu urip kidul RT 003 RW 003, kali ini kami melakukan wawancara kepada ibu taman,
ibu taman yaitu warga yang berjualan accesoris seperti pita, bando, jepit, kuncir dll. Ia
berjualan sudah terbilang cukup lama, ibu taman berjualan mulai dari pukul 05.00 pagi
hingga 11.00 siang di pasar banyu urip. Disini saya mencoba bertanya kepada ibu taman
perihal jualan yang tidak laku dan sepi. Namun tanggapam ibu taman sangat mengejutkan
yaitu ketika jualan sepi dan tidak laku, ibu taman hanya berdoa dan pasrah kepada Allah
SWT, dan ibu taman juga masih bisa melaksankan ibadah 5 waktu, karena pasar dengan
rumah ibu taman sangatlah dekat, kemudian ibu taman tidak berjualan sendiri melainkan
bergantian dengan suaminya, karena ibu taman juga harus melakukan dan mengurusi
pekerjaan rumah tangga sebagai seorang istri dan ibu, Kemudian teman-teman yang lain
juga banyak bertanya tentang jualan ibu taman, seperti berapa keuntungan yang di dapat
setiap bulan dan tahunnya, apa kendala yang terjadi ketika berjualan, apakah pernah
bangkrut sebelumnya dll. Kemudian setelah banyak pertanyaan yang kami lontarkan kepada
ibu taman, ibu taman pun dengan senang hati menjawabnya, setelah itu kami berpamitan
pulang dan mengakhiri wawanvara yang ada.
Pada tanggal 30 oktober pukul 15.00 saya baru saja pulang dari kampus karena ada kegiatan
club wajib dari fakultas, setelah itu saya tidak langsung pulang, melaikan yaitu mengerjakan
transkultural terlebih dahulu, setelah waktu menunjukan pukul 16.00 saya dan teman-teman
bergegas untuk menuju rumah saya guna untuk melakukan wawancara kepada ibu minuk
selaku penjual atau supliyer jajanan pasar, pada pukul 18.10 Kami siap melakukan
wawancara, namun bukan kami namanya jika tidak berulah menjengkelkan yaitu kami
mempunyai ide untuk berkerudung dengan model yang sama agar terlihat kami seperti wanita
yang pendiam, setelah itu kami bergegas ke rumah ibu minuk dengan muka polos dan
pendiamnya kami, kami datang langsung di sambut baik dengan ibu minuk dan kamipun
juga di suguhi jajanan pasar yang akan di jualnya nanti malam, namun kami tidak
mengambilnya karena kami malu tetapi di dalam hati saya dn teman-teman mau sekali hehe.
Setelah itu kami bertanya banyak seputar jualan ibu minuk, jadi ibu minuk berjualan jajanan
pasar sejak 6 bulan yang lalu hingga sekarang Ibu minuk berjualan di pasar asem, ibu minuk
berjualan mulai pukul 02.00 dini hari hingga pukul 06.00 pagi, sebelum ibu minuk berjualan
jajanan pasar yaitu ibu minuk mempunyai bengkel di depan gang banyu urip namun telah
tutup dan sekarang ibu minuk berjualan jajanan pasar dengan hasil yang lumayan untuk
kebutuhan keluarganya, setelah kami melakukan banyak wawancara saya dan teman-teman
kembali ke rumah masing-masing
Pada tanggal 2 nopember saya melakukan wawancara yang terakhir di Banyu urip kidul,
saya melakukan wawancara dengan teman-teman agak sedikit terlambat karena menunggu
teman-teman yang belum datang, waktu menujukan tepat pukul 18.30 saya dan teman-teman
bersiap untuk melakukan wawancara terakhir, namun kami terhambat kendala Kembali,
yaitu teman-teman merasa haus dan lapar, kemudian bertemulah dengan warung yang
berjualan es dan gorengan yang baru saja di goreng, yummy enak sekali, saya dan teman-
teman pun makan dan minum es terlebih dahulu, hehe, setelah itu kami bergegas menuju
rumah ibu sakri penjual kelapa di pasar banyu urip, setelah kami tiba di rumah ibu sakri, ibu
sakri sedang menidurkan cucunya yang lucu" setelah itu ibu sakri tetap menjawab pertanyaan
kami dengan senang hati, padahal kami bertanya sedikit namun ibu sakri menjawabnya
banyak sekali dan diceritakan sampai yang dulu-dulunya dan sangat senang sekali saya ketika
bertanya kepada ibu sakri, ibu sakri telah berjualan kelapa sudah dari 20 tahun yang lalu
hingga saat ini, ia berjualan bersama keluarga besarnya dan 1 pembantunya, setelah banyak
informasi yang saya galih saya dan teman-teman pun kembali kerumah masing-masing dan
pkl telah usai.
Buku harian thessa

1. Pada tanggal 23 oktober 2019 saya dan teman teman kelompok agama saya melakukan
observasi atau wawancara pada penjual plastik di pasar simo, kami melakukan wawancara
setelah pulang kuliah karena kami ada kelas pengganti sampai sore. Jadi kita melakukan
wawancara pada penjual plastik saya berangkat dari kampus bersama ifa akan tetapi saya
menunggu ifa untuk menjemput saya dikost mengembalikan sepeda. Lalu kami berdua
berangkat bersama kerumah kak widia di daerah di banyu urip. Perjalan cukup jauh dari
pakuwon ke banyu urip. Karena terkendala oleh macet dijalan karena kita terlalu sore
dengan kondisi surabaya sat sore macet maka saya dan ifa agak terlambat datang.
Sesampainya di rumah kak widia saya dan teman” masih menunggu reza yg belum datang
sambil bercanda dan makan makanan yang telah disediakan oleh tuan rumah sambil
menunggu azan magrib. Setelah azan magrib selesai kami bersiap siap untuk melakukan
wawancara. Sebelum melakukan wawancara saya dan teman teman meminta ijin kepada pak
rt. Dan didepan rumah pak rt kami melakukan wawancara kepada ibu ani penjual plastik.
Setelah melakukan wawancara saya dan teman teman pulang untuk melanjutkan tugas saya.
2. Selanjutnya pada tanggal 26 oktober saya dan teman teman melanjutkan wawancara kembali.
Sebenarnya untuk tanggal 26 saya tidak bisa mengikuti wawancara dikarenan saya ada
ibadah dan akhirnya teman teman meminta apakah sore saya bisa dan sore saya bisa. Dan
akhirnya sore kkta melakukan wawancara. Pada jam 16.00 saya berangkat dari juanda ke
banyuurip dengan kondisi jalanan yang macet panas dan saya sesampainya di banyuurip jam
18.00 dikarenakan saya tidak tau jalan. Sesampainya dirumah kak widia tema teman sudah
pada ngumpul dan saya istirahat sejenak. Setelah cukup saya dan teman teman melanjutkan
wawancara pada pedagang aksesoris. Di pedagang aksesoris kami bercanda ria dengan
suami ibu pedagang dikarenakan suami ibu pedagang sangat lucu.
Dan setelah selesai kami kembali kerumah kak widian diperjalan kerumah kak widia kami
singgah untuk membeli gorengan yg enak didekat rumah kak wid. Setelah itu say pulang
kekost dan istirahat karena perjalanan yang cukup jauh.
3. Pada tanggal 30 oktober kami melanjutkan wawancara kembali. Sebelumnya kami mengikuti
club wajib keperwatan dan mengerjakan tugas traskultural. Lalu kami berangkat bersama
kerumah kak widia. Sesampainya dirumah kak widia kami istirahat dan menunggu azan
magrib lalu kami melKUKn wawancara pada ibu jualan kue pasar, ibu penjual sangat baik
dan kami becanda ria dengan ibu, setelah kami melakukan wawancara pada ibu penjual jajan
kami melakukan wawancara pada ibu penjual kelapa, ibu sudah bet=rpuluh tahun berhjulan
di rumah ibu penjualnkepala kami bertaanya kseharian ibu, dan saya sambil bermain dengan
cucu kembarnya yg sangat lucu. Setelah melakukan wawancara saya dan teman teman
kembali krumah kak wid untuk beres beres pulang. Dan kita pulang sya pulang bersamaaida
dan kita mampir kekost teman kita. Setelah itu saya pulang kekost dan istirahat.

Buku harian roy


1. Pada tanggal 23 oktober 2019 Jam 17:30 saya pulang dari kampus langsung ke
tempat atau ke pasar dan teman teman kelompok agama saya melakukan observasi
atau wawancara pada penjual plastik di pasar simo surabaya, saya dengan melakukan
wawancara setelah pulang kuliah karena kami ada kelas pengganti sampai sore. Jadi
perjalanan kami cukup jauh,saya star dari kampus jam 17:30 sampe di rumahnya kak
widya sampai jam 18:45,karena di perjalanan macet,lalu kami menunggu teman saya
Thessa,Ifa,Yeni dan Reza, kerna merka belum sampe di rumahnya kak widya,
saya berangkat dari kampus bersama reca dan kak widya akan tetapi saya menunggu
di rumanya kak widya menunggu teman-teman yang lain. Lalu kami bertiga
menunggu merek sampe 1 jam lebih. Karena terkendala oleh macet dijalan karena kita
terlalu sore dengan kondisi surabaya sat sore macet maka merka agak terlambat
datang. Sesampainya di rumah kak widia saya dan teman” masih menunggu merka yg
belum datang sambil bercanda dan makan makanan yang telah disediakan oleh tuan
rumah sambil menunggu azan magrib. Setelah azan magrib selesai kami bersiap siap
untuk melakukan wawancara. Sebelum melakukan wawancara saya dan teman teman
meminta ijin kepada pak RT dulu sebelum melakukan kegiatan kami.Kami bertemu
sama ibu Ani yang menjual plastik di pasar simo surabaya itu pas di depan rumahnya
pak rt kami melakukan wawancara kepada ibu ani penjual plastik,Setelah melakukan
wawancara saya dan teman teman pulang untuk melanjutkan tugas saya.

2. Selanjutnya pada tanggal 26 oktober saya dan teman teman melanjutkan


wawancara kembali.Pada jam 16:00 saya berangkat dari Pakuwon city ke banyuurip
dengan kondisi jalanan yang macet panas dan saya sesampainya di banyuurip jam
18.30 dikarenakan saya tidak tau jalan. Sesampainya dirumah kak widia tema teman
sudah pada ngumpul dan saya istirahat sejenak. Setelah cukup saya dan teman teman
melanjutkan wawancara pada pedagang aksesoris. Di pedagang aksesoris kami
bercanda ria dengan suami ibu pedagang dikarenakan suami ibu pedagang sangat
lucu.

Dan setelah selesai kami kembali kerumah kak widian diperjalan kerumah kak widia
kami singgah untuk membeli minum didekat rumah kak widya. Setelah itu saya
langsung pulang kekost dan istirahat karena perjalanan yang cukup jauh.

3. Pada tanggal 30 oktober kami melanjutkan wawancara kembali. Sebelumnya


sya mengikuti UKM di kampus dan mengerjakan tugas KMB 1. Lalu kami berangkat
bersama kerumah kak widia. Sesampainya dirumah kak widia kami istirahat dan
menunggu azan magrib lalu kami melkukan n wawancara pada ibu jualan kue pasar,
ibu penjual sangat baik dan kami becanda ria dengan ibu, setelah kami melakukan
wawancara pada ibu penjual jajan kami melakukan wawancara pada ibu penjual
kelapa, ibu sudah bet=rpuluh tahun berhjulan di rumah ibu penjualan kepala kami
bertaanya kseharian ibu, dan saya sambil bermain dengan cucu kembarnya yg sangat
lucu. Setelah melakukan wawancara saya dan teman teman kembali krumah kak wid
untuk beres beres pulang. Setelah itu saya pulang kekost dan istirahat,setelah itu saya
BAB III
Refleksi Kelompok

1. Yeni Pangestika
Yang saya rasakan selama praktik kerja lapangan 4 hari di banyu urip dengan
mengambil tema agama dan budaya bersama para pedagang sangat banyak, banyak
pengalaman yang bisa saya ambil disana. saya dan kelompok saya melakukan
kegiatan pertama kali di rumah pak RT untuk meminta izin karena akan melakukan
kegiatan wawancara, karena tamu harus mengetuk pintu tidak boleh nyelonong saja.
Kami sekolompok meminta izin pak RT, pak RT sangat terbuka memperbolehkan
kami untuk wawancara. Ketika dokumentasi (foto) pak Rt malu untuk diajak foto,
sehingga kami semua hanya foto satu kali dan hasilnya kurang bagus. setelah
meminta izin dari pak Rt kami langsung pergi kerumah narasumber pertama yaitu ibu
Ani, ibu ani adalah seorang pedagang plastik, seperti plastic bungkus makanan, plastic
es dan lain-lain. ibu Ani sangat kooperatif, menjawab satupersatu pertanyaan yang bu
ani jawab. bu ani juga sangat terbuka. ibu ani berjualan plastic sejak 21 tahun yang

Lembar Pertanyaan
1. Nama
2. Jualan sudah berapa lama?
3. Apakah ada kebiasaan khusus yang dilakukan ketika dagangan sepi
4. Apakah ada kebiasaan ketika dagangan belum laku kemudian laku misalnya “uang yang di
kibaskan di dagangan sebagai penglaris?
5. bagaimana menghadapi pembeli yang terlihat berbeda suku/agama
6. Bagaimana menghadapi pembeli yang cerewet
7. Apakah ketika berjualan masih sempat untuk beribadah?
8. Apakah ada hari khusus, dagangan ramai?
9. Bagaimana menghadapi pesaing jualan
Jawaban :
Narasumber 1
1. Ibu Ani
2. Ibu Ani sudah berjualan 21 th, dulu waktu tahun 1999 pastik masih laris, sekarang plastic
sepi karena banyak pembungkus baru seperti stereform, tepak maan kardus, kemudian karena
ada berita bahwa plastic tidak bisa terurai, meskipun di timbun akan tetap plastic
3. Ketika dagangan sepi ibu Ani biasanya mengaji sambil menunggu pembeli datang, saat
pembeli datang bu Ani berhenti sejenak melayani pembeli kemudian melanjukan ngaji
4. Ibu Ani tidak pernah melakukan kebiasaanapapun selama berjualan, karena ibu ani sanga
religious ibu ani percaya bahwa rexeki datang dari than dan menganggp bahwa itu hal musyik
5. ibu Ani tetap melayani dengan senang hati, tidak membedakan apapun
6. Ibu Ani sabar dengan pembeli yang cerewet sambil mendengarkan ocehan sang pembeli,
7. Ketika waktu ibadah telah tiba ibu ani menutup dagangannya sementara untuk
menyempatkan waktu karena jarak dari pasar ke mushola dekat, sehingga ibu Ani tidak
pernah meninggalkan ibadahanya.
8. Hari khusus dangan ramai biasanya di hari-hari besar seperti maulid nabi, ari raya qurban
DLL
9. Yang berjualan plastik di pasar asem hanya ibu ani saja karena pasarnya kecil, sehingga
ibu ani tidak mempunyai pesaing, pesing ibu ani hanya kemasan makanan/minuman yang
modern.
Pelajaran yang dapat di ambil ketika wawancara dengan ibu Ani adalah
Walaupun dagangan kita sepi kita tetap harus ingat akan sang pemberi rizki, sehingga kita
selalu bersyukur dengan apa yang kita dapat. Ibadah nomer 1 meskipun kita sedang sibuk.
Narasumber ke 2
1. Ibu taman
2. Ibu Taman sudah berjualan selama10 th,ibu taman mengatakan bahwa ulu ketika berjualan
accessories di pasar sangat enak, tapi semenjak sekarang banyak took-toko yang menjual
berbagai macam accessories, jualan ibu taman menjadi sepi sehingga waktu jualan ibu taman
harus lebih lama. Orang-orang juga malas jika harus membeli accesoris di pasar.
3. Ritual khusus yang dilakukan ibu Taman ketika dagangan sepi tiak ada, ibu taman hanya
menunggu sambil duduk-duduk saja sambil melihat orang lalu lanang di pasar,
4. kebiasaan seperti itu tidak pernah d lakukan ibu taman, tetapi ibu taman sering melihat
temannya seperti itu, tapi ibu taman tidak pernah meniru kebiasaan temannya tersebut.
5. ibu taman tetap melayani seperti biasanya, tidak membedakan pembeli, karena menurut ibu
Taman pembeli adalah raja
6. Jika ada pembeli yang cerewet ibu taman lebih memilih diam dan tidak memperdulikan
ocehan pembeli karena jika ibu taman meladeni nanti bisa brtengkar
7. Ketika berjualan ibu ani masih bisa beribadah karena bu ani berangkat sesudah dubuh
kemudian dhur bu taman di gantikan oleh suaminya, suami sudah sholat sehingga ibu taman
bisa pulang untuk sholat dan beristirahat.
8. Hari khusus dagangan ramai biasaanya hari libur, banyak anak kecil yang ikut kepasar
sehingga, anakya minta dibelikan jepit, ikat rabut DLL.
9. Mengadapi pesaing jualan ibu taman biasa saja karena apa yang di jual ibu taman barang
yang tidak mudah basi jika di jual lagi. Sehingga ibu taman biasa saja.
Amanat yang bisa di ambil dari cerita ibu taman :
BAB IV
LANDASAN TEORI
2.4 Landasan Teori

Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhannya melaluiutusannya untuk


disampaikan pada ummatnya sebagai pencerhan dalam dunia, fungsi dasar agama
untuk memberi motivasi, pengenalan danmembantu manusia menganal dan
menghayati sesuatu yang sakral.Banyak sekali para ahli menyabutkan agama berasal
dari bahasa Sansakerta, yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.
Maka agama berarti tidak kacau (teratur). Dengan demikian agama itu adalah
peraturan, yaitu pengaturan yang mengatur keadaan manusia,maupun menganai suatu
yang ghaib, menganai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.

Menurut Mu‟thi Ali seorang ahli perbandingan agama. Agama adalah percaya
akan adanya tuhan dan hukum-hukum yang diwahyukan pada utusannya buat
pedoman hidup manusia untuk kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Menurut Taib thahir Abdul Mu‟in agama adalah suatu peraturan yang
mendorong jiwa seorang yang mempunyai akal, memegangperaturan tuhan dengan
kehendak sendirinya, untuk mencapai kebaikan hidup didunia dan kebahagian kelak
diakhirat.

Haji Agus Salim dalam buku kecilnya yang berjudul, tauhid, mengatakan
agama ialah ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan terhadap aturan, petunjuk,
perintah yang diberikan Allah kepada manusia lewat utusan-utusannya, dan oleh
rosul-rosulnya diajarkan kepada orang-orang dengan pendidikan dan tauladan.

Khadijah Salim mengartikan agama ialah peraturan Allah SWT yang


diturunkannya kepada rosul rosulnya yang telah lalu berisi suruhan, larangan dan
sebagainya yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi pedoman serta
pegangan hidup agar selamat dunia dan akhirat. Dimana agama adalah kendali hidup
dan barang siapa hidupnya tak terkendali maka manusia akan terjerumus dan tak akan
menemukan arah tujuannya, maka membahayakan kepada diri sendiri.
Max Muller agama adalah suatu keadaan mental atau kondisi pikiran yang
bebas dari luar nalar dan pertimbangan sehingga menjadikan manusia bisa berfikir
sesuatu yang tak terbatas melalui nama dan perwujudan. Tanpa kondisi tidak akanada
agama yang muncul.

Agama tidak hanya terkait dalam kehidupan Individu atau kepentingan akhirat
saja, tapi jugamengingatkan atauran dalam kehidupan sosial masyarakat sekalipun
dalam kaitannya dalam masalah internalmaupun eksternal maupun cangkupannya
yang lebih luas. Agama juga mengajarkan dimensi pemikiran umat Islam dan agama
lain agar mereka memahami bahwa agama dapat memberikan pemahaman dan kontrol
atas persoalan yang yang adan dan yang kita hadapi.

Melalui pendekatan agama tidak akan terjadi monopoli karena satu sama lain
saling memerlukan dan hidup rukun, damai yang secara bersama berusaha untuk
mencapai kesejahteraan. Agama menganjurkan agar umatnya menjalin silaturrahmi,
saling mengasihi, yang kaya mengaluarkan sebagian hartanya bagi yang kecil dan
orang berilmu menkontribusikan ilmunya untuk kepentingan bersama.

Isme-Isme Pengikis Iman


 Individualisme

Paham ini berpangkal pada kesadaran manusia akan dirinnya. Manusia


menyadari diri bahwa sebagai ciptaan Tuhan yang tertinggi, berkat akal budi dan
kehendak bebasnya ia merupakan yang kas,unik, dan tidak tergantikan. Dengan latar
belakang semacam inilah muncul faham individualisme. Secara etimologis istilah
individualisme berasal dari bahasa latinindividuus yang berarti perorngan, pribadi.
Menurut individualisme perorangan memiliki kedudukan utama.

Dasarnya adalah keunikan masing-masing individu. Setiap individu adalah


pribadi yang unik otonom dan berdiri sendiri. Tujuan setiap individu adalah mencapai
kepenuhan diri. Untuk mencapai kepenuhan diri ini setiap individu perlu dijaga dan
dilindungi kepentingannya. Dalam hal ini yang bertugas adalah masyarakat dan
negara. Masyarakat dan negara bertugas menjaga dan memberi kemungkinan agar
kebebasan dan inisiatif seseorang di semua bidang kehidupan tidak terhambat.
Sebagai aliran, individualism mengajarkan bahwa dasar kehidupan adalah
pribadi perorangan. Norma dasarnya adalah kepentingan pribadi. Karena
mengutamakan pada kepentingan pribadi aliran ini memandang masyarakat negara
hanya menjaga dan memberi kemungkinan agar kebebasan dan insiatif seseorang di
semua bidang kehiupan tidak terhambat.

Dalam kaitannya dngan peghayatan hidup beragama hidup beragama,


individualisme akan membawa persoalan yang sangat besar. Bahwa pribadi manusia
itu unik dan berharga dan kepentingannya perlu dijaga dan dikembangkan serta
kebebasan dan ini sifatnya perlu diberi ruang seluas-luasnya adalah hal yang benar.
Tetapi kalau pribadi perorangan dijadikan dasar maka akan muncul berbagai macam
persoalan dan kekeliruan.

Ajaran individualisme akan membawa orang pada pola hidup semau gue
( seenaknya sendiri ). Orang tidak memperhatikan norma-norma keagamaan, ia
mencoba menata kehidupannya tidak selaras dengan yang dikehendaki Allah, maka
lambat laun agama dan norma-normanya akan menjadi pudar dan tidak berperan
dalam hidup. Bila dibiarkan terus maka manusia akan kehilangan orientasi hidupnya.
Ia sama sekali tidak menghayati dimensi transendentalnya yang sebetulnya sangat
membantu dirinya dalam mengarahkan hidup yang ilahi.

 Pragmatisme

Setiap hidup semacam ini lahir dari kesadaran akan ketidakkonsistenan dan
ketidakkonsekuen manusia dalam kehidupan dan kenyataan rill yang di jalaninya.
Misalnya : dalam mayarakat banyak dijumpai orang baik, tetapi kebaikan yang ada itu
hanya berhenti pada dirinya sendiri yang tidak memiliki daya kreatif dan inovatif bagi
lingkungannya. Arti pragmatisme bisa dua hal, yakni (1) aliran filsafat, atau (2) sikap
manusia dalam hidup yang menghadapi segala macam hal secara praktis (bukan
teoritis, ideal; yang penting hasilnya bias di manfaatkan. Sebagai suatu sikap hidup,
pragmatisme cenderung mengajarkan sikap hidup yang serba praktis dalam
menghadapi berbagai macam persoalan yang di jumpai. Yang penting adalah
konkritnya, yang di tekankan adalah kesederhanaan, kepraktisan, kemudahan, dampak
positifnya, dan manfaatnya. Namun pragmatisme akan menimbulkan berbagai macam
goncangan. Alasannya adalah karena mengajak manusia untuk cenderung serba
praktis dalam menghadapi berbagai macam pesoalan hidup yang dijalani. Yang di
tekankan adalah kesederhanaan, kepraktisan, kemudahan, dampak positif dan
manfaat. Dampaknya, pragmatisme akan membawa orang pada penghayatan yang
sempit akan kebenaran-kebenaran hidup. Maka dari itu, ajaran pragmatisme perlu di
waspadai dan sangat tidak memadai untuk diikuti dalam rangka mewujudkan
penghayatan hidup beragam setiap orang.

 Permisisivme

Orang memiliki kesadaran bahwa hidup manusia ditata dengan peraturan,


hukum, dan undang-undang. Namun tetap saja ada orang yang hidup, berprilaku, dan
bersikap seolah-olah tidak ada peraturan, hukum, dan undang-undang. Alasan yang
muncul juga bermacam-macam (1) tidak tahu adanya hukum karena kondisinya yang
tidak memungkinkan (misal, cacat mental), (2) tidak mampu mengenal dan
memahami hukum karena kondisinya yang tidak memugkinkan, (3) mau
memberontak terhadap tatanan etis yang ada, (4) bisa karena pribadi yang
bersangkutan mau mengubah tatanan yang dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan jaman dan tuntutan jaman, dan (5) bisa juga karena pribadi yang
bersangkutan hanya sekedar ikut-ikutan. Kondisi semacam itulah yang melatar
belakangi munculya sikap hidup permisivisme. Permisivisme adalah pandangan dan
sikap yang membolehan segala-galanya, seolah-olah dalam hidup ini tidak ada aturan,
hukum, dan undang-undang. Orang permisif berbuat semaunya. Dalam pergaulan
orang model ini berprilaku seolah-olah tidak ada kebiasaan, adat, dan sopan-santun.

Secara etimologis, permesivisme berasal dari bahasa inggris, permissive, yang


berasal serba membolehkan. Permisivisme adalah pandangan dan sikap yang
membolehkan segala-galanya, seolah-olah dalam hidup ini tidak ada peraturan hukum
dan perundang-undangan. Orang permisif berbuat semaunya. Dalam pergaulan orang
model ini berprilaku seolah-olah tidak ada kebiasan, adat, dan sopan-santun.

 Sekularisme

Secara etimologis, sekularisme berasal dari bahasa latin, Saeculum yang


berarti dunia, alam-semesta, kosmos. Ajaran ini sangat menekankan faktor-faktor
duniawi, profan, sebagai keterangan dan sebab terakhir dari alam semesta dan
kejadian dalam dunia. Sekularisme juga menekankan hasil otak manusia yang berupa
pertimbangan dan ilmu-ilmu modern sebagai pedoman bagi kelakuan dan aktivitas
manusia. Kosekuensi praktisnya : Allah tidak dibutuhkan lagi. Keberadaan allah
disangkal, bahkan ia dipahami telah mati. Konsep sekularisme akan membawa orang
pada suatu kesombongan manusiawi yang mengandalkan kemampuan akal budinya.
Semua yang terjadi dan dialami manusia hanyalah pengalaman manusiawi belaka dan
bisa dijelaskan pula dengan cara manusiawi. Akan tetapi , pandangan ini jelas tidak
sesuai dengan pengalaman hidup manusia. Ada pengalaman- pengalaman tertentu
yang tidak cukup dan tidak memadai bila dijelaskan hanya secara manusiawi.
Misalnya kelahiran, kematian, atau perihal keterbatasan manusia.

Dalam kaitannya dengan penghayatan hidup beragama, sekularisme perlu


diwaspadai. Dengan kemampuan befikirnya, manusia bisa menciptakan berbagai
macam hal yang membawa kesejahteraan bagi hidupnya. Semua persoalan bisa
dipecahkan dan diatasi berkat kemampuan yang dimilikinya, semua misteri dan
ketidaktahuan bisa terkuak berkat adanya berbagai macam percobaan dan penelitian.
Akhirnya sikap dan ajaran ini akan mengarahkan manusia pada suatu pemahaman
bahwa dirinya dan dunianya merupakan suatu realitas yang otonom dan tidak
memiliki keterarahan kepada tuhan. Peranan Allah akan semakin di minimalkan dan
akhirnya hilang sama sekali. Keterarahan manusia dan seluruh alam semesta pada
Allah yang selama ini dipahami ada menjadi musnah. Maka dari itu, ajaran
sekularisme perlu diwaspadai dan sangat tidak memadai untuk diikuti dalam rangka
mewujudkan penghayatan hidup beragama setiap orang.

 Ateisme

Artinya adalah tanpa Tuhan. secara sederhana ateisme mengajarkan bahwa


tuhan atau dewa-dewi tidak ada. Ateisme secara tegas menolak realitas adikodrati
yang diandaikan mempengaruhi realitas alam semesta ini. Ateisme dibagi menjadi
tiga, yakni

1. Ateisme Naif, mencoba untuk menjelaskan fenomen-fenomen yang ada


dengan sebab-sebab alamiah, walaupun kadang-kadang penjelsannya masih
bersifat naïf, spekulatif,, dan tidak konsisten.

2. Ateisme Praktis, masih mempunyai keyakinan akan adanya Tuhan, tetapi


dalam cara hidupnya ia menolak adanya Tuhan
3. Ateisme teoritis, menolak adanya Tuhan karena keberadaan Tuhan
dibuktikan dengan cara yang tidak menadai. serta ateisme materialistis dan
positivistis, menolak keberadaan realitas yang rohani dan transenden

Dalam kaitannya dengan penghayatan hidup beragama, aliran ini perlu


diwaspadai karena akan mengarahkan manusia pada penghayatan hidup yang terlepas
dari Allah. Banyak unsur misteri yang melingkupi kehidupan manusia yang tidak bisa
dijelaskan tanpa melibatkan adanya Allah maka itu, ajaran paham ateisme perlu
diwaspadai.

 Fanatisme

Fanatisme (Latin Fanaticus) bukanlah faham melainkan sikap yakni sikap


terpesona oleh daya kedewasaan. Sikap fanatik awal mulanya berkaitan dengan sikap
yang didorong oleh alasan yang tidak terlalu jelek yaitu daya atau kekuatan ilahi.
Sikap demikian ini karena digerakkan oleh pesona ilahi maka memiliki kedahsyatan
pencetusnya. Fanatisme dipakai untuk memaksudkan sikap-sikap keras dalam
memegang suatu konsep ajaran agama tertentu. Karena begitu kerasnya maka paham
ini amat dekat dengan tindakan kekerasan. Fanatisme merupakan sikap sempit atau
picik cara berpikir untuk tetap tegar dalam ajaran agama sendiri dengan segala
penjarahannya secara ketat di satu pihak dan di lain pihak menyangkal keberadaan
orang lain atau ajaran agama lain. Aktivitas penyingkiran keberadaan orang lain yang
berbeda dari dirinya dijalankan dengan segala cara, juga dengan hantaman atas
prinsip-prinsip kemanusiaan. Sikap- sikap fanatic bertentangan dengan prinsip hidup
hidup beragama itu sendiri.

Fanatisme hampir serupa dengan fundamentalisme. Fundamentalisme adalah


faham mengenai apa-apa yang merupakan fundus (dasar). Kata kerja latin Fundare
berarti mengalaskan, mendasarkan, menegakkan, memegang teguh pendirian yang
mendasar. Konsep fundamental yang di maksudkan dalam konteks ini adalah aneka
pengertian yang tertulis secara harafiah dalam sumber-sumber iman yang tidak
terbantahkan (kitab suci dan ajaran para nabi). Fundalisme identik dengan aktivitas
penegakan pengertian pengertian. Karena menegakkan ajaran-ajaran fundamental,
asli, otentik, mendasar dan harafiah, fundamental juga tercetus dalam sikap-sikap
menolak dan menendang yang lain. Akhirnya sikap ini sama dalam fanatisme
memungkinkan tindakan kekerasan yang di bungkus dalam bahasa suci misalnya
demi membela tuhan.

 Hedonisme

Paham ini berpangkal pada pengalaman nikmat yang diperoleh manusia.


Hedonisme Ta pada saat atau sesudah berhasil melakukan sesuatu. Sebagai ciptaan
Tuhan yang paling tinggi di muka bumi, manusia dibekali dengan perasaan nikmat:
nikmat biologis, nikmat indrawi, nikmat intelektual, nikmat estetis. Karena
kemampuan yang dimiliki, manusia dapat merasakan berbagai macam kenikmatan.
Maka kenikmatan sebetulnya adalah kenyataan hidup dan pengalaman manusiawi
setiap orang. Dari latar belakang semacam ini muncul paham hido- nisme. Kata
Yunani hendone berarti kenikmatan atau kesenangan.

Menurut hidonisme cara manusia mencapai kebahagiaan dengan mencari


nikmat dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Hedonisme sangat
membahayakan hidup beragama sebab dalam pandangan teologis, yang dimaksud
dengan kebahagiaan adalah ketika manusia mencapai persatuan dengan Allah, bukan
mencapai kenikamatan. Faktanya usaha mencapai persatuan-dengan Allah tidak
melulu berisi kenikmatan. Manusia harus rela berkorban, rela men- derita, rela
mengorbankan nyawanya. Hedonisme bila diikuti justru akan membawa orang kepada
kemerosotan penghayatan hidup beragama.

 Laksisme

Sikap hidup semacam ini muncul dengan latar belakang ketidakmudahan


seseorang dalam menjalani norma-norma yang ada didalam kehidupan menjadi orang
yang adil, jujur, bersih, ternyata tidak mudah. Banyak hal yang harus dikorbankan
untuk mewujudkan keutamaan-keutamaan itu. berangkat dari pemahaman semacam
itu munculah paham laksisme.

Secara etimologis, kata laksisme berasal dari bahasa latin, laxus yang berarti
longgar, kendor. Laksisme dibagi menjadi dua, yakni laksisme lunak dan laksisme
keras. Laksisme lunak berpendirian bahwa prinsip dan norma kehidupan itu ada dan
harus dilaksanakan, tetapi cara pelaksannaannya sedapatnya dan semampunya saja.
Jadi laksisme lunak sebetulnya mengakui adanya norma-norma dalam kehidupan ini
dan norma-norma dalam kehidupan ini dan norma-norma itu harus ditaati. Tetapi
dalam menaati norma-norma itu, laksisme lunak berusaha mencari jalan untuk
meringankan tuntutan dan bebannya.

Sementara itu laksisme keras juga mengakui adanya norma-norma dalam


kehidupan paham ini mengakui adanya yang baik dan yang jahat, juga tidak keberatan
akan adanya sanksi yang diterapkan. Keberatan laksisme adalah belum adanya
kesepakan masyarakat tentang sesuatu yang disebut baik dan jahat.

Tuntutan laksisme keras adalah adanya kesepakatan masyarakat. Sebagai contoh :


menggugurkan kandungan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi kalau menggugurkan
kandungan pada awal kehamilan, menurut laksisme keras, bukan merupakan sesuatu yang
jahat. Alasannya adalah masyarakat ( para ahli ) belum sepakat tentang kapan mulainya
manusia ( yang tidak boleh dibunuh itu ) dalam bidang lain pun juga demikian.
BAB V
PENUTUP
Penutup

Demikian proposal ini kami buat dengan harapan mendapatkan tanggapan dan persetujuan
dari Bapak Kristoforus Sri R.K.N.,S.Fil.,M.Phil Atas perhatian yang diberikan kami
mengucapkan terima kasih.

Mengetahui, Surabaya, 23 Oktober 2019

Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Kristoforus Sri R.K.N.,S.Fil.,M.Phil Yeni Pangestika


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai