Anda di halaman 1dari 7

Spiritualitas dan Depresi pada Pasien Kanker

Erwin Wiksuarini1)*, Beti Haerani1), Muhammad Amrullah1)


Email: erwin.wiksuarini91@gmail.com

1) Universitas Qamarul Huda Badaruddin

ABSTRAK

Spiritualitas dapat memberikan pengaruh positif dalam menemukan makna dan tujuan hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritualitas terhadap depresi pada pasien
kanker. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan teknik total sampling dengan jumlah 100 sampel. Kuesioner yang digunakan
adalah Spiritual Well Being dan Beck Depression Inventory II. Analisis data menggunakan uji
Pearson. Rata-rata skor spiritualitas adalah 98.84 dan 8.65 untuk depresi. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan hasil bahwa spiritualitas secara signifikan berhubungan terhadap depresi
dengan nilai P value 0.01 < 0.05. Pada penderia kanker diharapkan agar lebih memperhatikan
masalah spiritualitas.

Kata kunci: Spiritualitas; depresi; kanker

ABSTRACT

Spirituality can give positive impact to find meaning and purpose in the life. The purpose of this
study to know the correlatiom of spirituality with depression in cancer patient. This research
method was descriptive analytic with cross sectional approach using total sampling 100 samples.
The questionnaire used was Spiritual Well Being and Beck Depression Inventory II. The
statistical test is using Pearson test. The mean spirituality score was 98.84 and 8.65 for
depression, it showed that spirituality was significantly associated to depression with P value
0.01< 0.05. So the data about spirituality can be attention.

Keywords: Spirituality; depression; cancer

A. LATAR BELAKANG prevalensi tertinggi kanker payudara dan kanker


Menurut data World Health Organization serviks, hal ini disebabkan karena hampir 70%
tahun 2013, kanker merupakan penyakit tidak dari penderita ditemukan dalam keadaan stadium
menular dan penyebab kematian tertinggi nomer lanjut [1]. Penyakit kanker dan pengobatannya
dua di dunia setelah penyakit kardiovaskuler dapat menimbulkan berbagai masalah dalam
dengan angka kejadian 13%. Pada tahun 2030 kehidupan, baik masalah fisik, psikologis, sosial
diperkirakan insidens kanker dapat mencapai 26 maupun spiritul. Masalah fisik penderita akan
juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal mengalami nyeri, insomnia dan kelelahan yang
akibat kanker [1]. Menurut hasil survei American terus-menerus [4]. Kondisi ini akan
Cancer Society (ACS) di Amerika, pada tahun menyebabkan timbulnya berbagai masalah
2016 insidens penyakit kanker sekitar 1.685.210 psikologis seperti perasaan bersalah, kesepian,
kasus dan sekitar 595.690 orang meninggal cemas, stres dan depresi [5].
akibat kanker [2]. Depresi pada pasien kanker disebabkan oleh
Pada tahun 2013, di Indonesia prevalensi efek samping pengobatan kemoterapi seperti
kanker sekitar 1,4 per 1000 penduduk atau mual muntah, rambut rontok, dan hot flushes [6].
sekitar 333.000 orang [3]. Kanker merupakan Gejala depresi yang dialami pada pasien kanker
penyebab kematian no 7 di Indonesia dengan seperti merasa putus asa, takut akan kematian

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 93


dan masa depan, tidak bisa menerima kenyataan kesejahteraan yang dapat meningkatkan kualitas
dan mengalami shock [7]. Dalam penelitian yang hidup [16].
dilakukan oleh Suwistianisa yang menemukan Hasil penelusuran literatur, penelitian terkait
bahwa dari 60 pasien dengan kanker payudara, spiritualitas pada pasien dengan kanker di
kolon dan tiroid yang mengalami gejala depresi Indonesia sudah ada tetapi masih terbatas
ringan sebanyak 20 (33,3%), depresi sedang sehingga penulis tertarik untuk melakukan
sebanyak 23 (38,3%), dan depresi berat sebanyak penelitian tentang hubungan tingkat spiritualitas
17 (28,3%) [8]. dengan depresi pada pasien dengan kanker di
Pada pasien dengan kanker stadium lanjut RSUD Provinsi NTB.
depresi akan meningkat sejalan dengan
keparahan penyakitnya sehingga dapat B. METODE PENELITIAN
mengganggu kemampuan pasien untuk Dalam penelitian ini menggunakan metode
mengatasi beban penyakit, menurunkan kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik
penerimaan pengobatan, memperpanjang waktu dengan pendekatan cross sectional, yaitu jenis
perawatan, meningkatkan resiko bunuh diri dan penelitian yang menekankan pada waktu
mengurangi kualitas hidup [9]. Depresi pada pengukuran atau observasi data variabel hanya
pasien kanker disebabkan karena spiritualitas satu kali, pada satu saat dan dapat memberi
yang rendah [10]. Hal ini disebabkan karena informasi atau gambaran analisis situasi yang ada
penanganan spiritualitas dan religius koping pada satu waktu [17].
negatif seperti perasaan ditinggalkan atau Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dihukum oleh Tuhan, mempertanyakan Tuhan pasien kanker yang menjalani rawat inap di
sehingga menyebabkan kualitas hidup yang lebih RSUD Provinsi NTB dengan jumlah kunjungan
buruk [11]. rata-rata pasien dalam satu bulan sebanyak 61
Spiritualitas merupakan salah satu respon orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
koping utama pada pasien dengan kanker untuk kanker dewasa dengan menggunakan teknik
beradaptasi dengan kehidupan mereka [12]. pengambilan sampel total sampling yaitu teknik
Spiritualitas dapat dijadikan sebagai salah satu pengambilan sampel dengan cara memilih semua
bentuk mekanisme koping positif yang dapat populasi menjadi sampel yang telah memenuhi
digunakan pada pasien kanker untuk beradaptasi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
terhadap diagnosis dan pengobatan kanker [13]. dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang
Spiritualitas juga dapat menjadi mekanisme bersedia menjadi responden, usia 18 tahun
koping yang positif dalam melindungi penderita sampai 75 tahun, stadium III dan IV. Kriteria
kanker dari gejala depresi [14]. eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang
Spiritualitas menjadi sangat penting pada mengalami penurunan kesadaran, gangguan jiwa
pasien kanker ketika individu mengalami situasi dan tidak komunikatif. Pengumpulan data dalam
kritis, oleh sebab itu percaya kepada Tuhan atau penelitian ini menggunakan kuesioner yang
kekuatan yang lebih tinggi dapat mengatasi dilakukan pada bulan Maret sampai April 2021
masalah yang ditimbulkan oleh penyakit kanker dengan jumlah sampel sebanyak 117 responden
[15]. Spiritualitas yang baik dapat membuat namun ada 11 responden yang menolak untuk
individu menerima penyakit yang dialaminya, dijadikan responden, 6 orang berhenti saat
merasakan kedekatan dengan Tuhan dan tidak pengisian kuesioner sehingga total sampel yang
menyalahkan Tuhan tetapi menganggap sakit itu memenuhi kriteria inklusi sebanyak 100 orang
adalah anugerah dari Tuhan, memiliki rasa cinta dengan respon rate 85,47%.
dan nyaman, dukungan sosial dapat memberi Instrumen yang digunakan untuk mengukur
motivasi untuk sembuh dan kuat dalam spiritualitas pada pasien kanker dalam penelitian
menjalani hidup sehingga dapat menciptakan ini menggunakan Spiritual Well Being Scale

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 94


(SWBS) dalam versi Bahasa Indonesia. Bekerja 18 (18%)
Instrumen SWBS terdiri dari dua subskala yaitu Tidak Bekerja 82 (82%)
Religious Well Being (RWB) dan Extensional Stadium Kanker
Well Being (EWB) yang dibagi menjadi 10 item Stadium III 82 (82%)
Stadium IV 18 (18%)
pernyataan untuk Religious Well Being (RWB)
Jenis Kanker
dan 10 item pernyataan untuk Extensional Well Kanker Payudara 56 (56%)
Being (EWB) sehingga total item pernyataan Kanker Ovarium 10 (10%)
Spiritual Well Being terdiri dari 20 item Kanker Nasofaring 16 (16%)
pernyataan. Setiap item pernyataan memiliki Kanker Serviks 6 (6%)
skor 1-6 dengan skor total berkisar dari 20-120 Kanker Kolon 6 (6%)
yang dinilai berdasarkan skala Likert [18]. Lain-lain 6 (6%)
Lama Diagnosis
Instrumen yang digunakan untuk mengukur
1- 3 bulan 14 (14%)
tingkat depresi dalam penelitian ini > 3 bulan 86 (86%)
menggunakan Beck Depression Inventory II Kemoterapi
yang dikembangkan oleh Beck pada tahun 1996 Ya 94 (94%)
untuk mengukur tingkat depresi pada pasien Tidak 6 (6%)
yang berusia 13 tahun atau lebih. Instrumen ini Ibadah
terdiri dari 21 item pernyataan dengan skor total Selalu 95 (95%)
Sering 2 (2%)
0-63 dengan masing-masing item pernyataan
Kadang-kadang 3 (3%)
diberi skor 0 sampai 3 yang menggambarkan dari
tidak adanya gejala sampai adanya gejala yang Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat rata-rata
paling berat. responden berumur 44 tahun, sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu 81 orang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN (81%), beragama Islam 91 orang (91%),
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan berpendidikan SLTP yaitu 27 orang (27%), tidak
karakteristik responden dalam penelitian ini bekerja yaitu 82 orang (82%), stadium III yaitu
dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. 82 orang (82%), didiagnosis kanker payudara
yaitu 56 orang (56%), diagnosis lebih dari 3
Tabel 1. Karakteristik Data Demografi bulan yaitu 86 orang (86%), dan 95 orang (95%)
Karakteristik Frekuensi (%) selalu melakukan ibadah.
Umur (Mean ± SD) (44.68 ± 10.964)
(Min-Max) (20-75) Tabel 2. Spiritualitas dan Depresi pada Pasien
Jenis Kelamin Kanker di RSUD Provinsi NTB
Laki-laki 19 (19%) Variabel Mean±SD (Min-Max)
Perempuan 81 (81%) RWB 51.08 ± 6.893 36-60
Agama EWB 47.72 ± 6.978 34-60
Islam 91 (91%) SWB 98.84 ± 13.243 72-120
Hindu 6 (6%) Depresi 8.65 ± 6.531 0-30
Kristen 2 (2%)
Katolik 1 (1%) Pada tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat
Pendidikan spiritualitas pada pasien kanker dalam penelitian
Tidak Sekolah 20 (20%) ini sangat tinggi yaitu 98.84 khususnya pada skor
SD 13 (13%) religious well being, sedangkan tingkat depresi
SLTP 27 (27%) pada didapatkan rata-rata depresi rendah yaitu
SMA 21 (21%) 8.65.
DIII 1 (1%)
S1 6 (6%)
S2 2 (2%)
Pekerjaan

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 95


Tabel 3. Hubungan spiritualitas dengan depresi dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi
pada pasien kanker di RSUD Provinsi NTB kondisi kesehatan seseorang [23].
Variabel Depresi Spiritualitas yang tinggi dalam penelitian ini
R P value juga disebabkan karena sebagian besar pasien
RWB -0.702 0.01 sudah bisa menerima dan menjalani penyakitnya
dengan penuh rasa syukur dan pasrah kepada
EWB -0.776 0.01
Tuhan sebagai bagian dari takdir Tuhan yang
SWB -0.774 0.01 harus dijalani. Hasil penelitian ini di perkuat oleh
Rahnama tahun 2015 di Iran yang menemukan
Pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa bahwa keyakinan dan kepercayaan agama yang
hasil analisis statistik menggunakan uji Pearson kuat dengan menganggap penyakit dan
didapatkan hubungan yang signifikan antara kesembuahan sudah menjadi kehendak Tuhan
spiritualitas terhadap depresi dengan arah dapat menjadi sumber harapan dalam
korelasi negatif yang kuat, artinya semakin tinggi menghadapi penyakit [24].
tingkat spiritualitas maka depresi semakin Depresi dalam penelitian ini rata-rata
menurun. memiliki skor depresi yang rendah yaitu
Spiritualitas pada pasien kanker dalam mengalami gejala depresi minimal atau tidak
penelitian ini memiliki rata-rata spiritual well depresi (tabel 2). Hasil penelitian ini sesuai
being yang tinggi dengan rata-rata tingkat dengan penelitian Guntari tahun 2016 di RSUP
religious well being lebih tinggi dari pada tingkat Sanglah Denpasar yang menemukan bahwa
existential well being, hal ini dikaitkan dengan pasien kanker payudara post mastektomi
latar belakang budaya dan agama di Lombok sebagian besar mengalami depresi minimal atau
yang umumnya religius dan cenderung beralih ke normal yaitu sebesar 56% [25], namun hal yang
agama ketika menghadapai situasi krisis dan berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan
stres. Hasil penelitian ini sejalan dengan oleh Rini tahun 2013 di RSUD Prof Margono
Mohebbifar tahun 2015 di Iran yang menemukan Soekarjo Purwokerto yang menemukan bahwa
bahwa rata-rata tingkat religious well being lebih depresi pada pasien kanker sebagian besar
tinggi dari pada existential well being [19]. mengalami depresi berat yaitu 78.8% [6].
Spiritualitas yang tinggi pada penelitian ini Gejala depresi yang rendah dalam penelitian
berkaitan dengan karakteristik data demografi ini disebabkan karena sebagian besar pasien
yang sebagian besar beragama Islam, hal ini di sudah menderita kanker lebih dari 3 bulan dan
dukung oleh penelitian Effendy tahun 2015 yang sudah bisa menerima penyakit yang dialami saat
menyatakan mayoritas orang Indonesia adalah ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Muslim, agama memainkan peran penting dalam Bai tahun 2014 di Amerika Serikat yang
kehidupan sehari-hari mereka, dimana penyakit menyatakan bahwa diagnosis kanker stadium
dianggap sebagai kehendak Tuhan dan kematian lanjut dalam 1 sampai 3 bulan sejak didiagnosis
ditakdirkan oleh Tuhan, yang membuatnya lebih kanker mengalami depresi, krisis eksistensial
mudah bagi mereka untuk menerima penyakit dan penurunan kualitas hidup dan akan normal
mereka [20]. kembali setelah 6 bulan pasca diagnosis kanker
Hasil yang sama ditemukan dalam penelitian [26]. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Al-Natour tahun 2017 di Iran menemukan bahwa Mass tahun 2015 di Belanda dengan responden
pada pasien kanker payudara yang mayoritas sebanyak 12.499 pasien kanker payudara
beragama Muslim memiliki kesejahteraan mengalami gejala depresi bervariasi dari 9,4%
spiritual yang tinggi [21]. Hasil ini didukung oleh hingga 66,1% dengan skor rata-rata gejala
Jafari tahun 2013 yang menyatakan bahwa depresi yang tinggi pada wanita umumnya
menjadi seorang Muslim memiliki kepercayaan sekitar satu tahun setelah diagnosis dan akan
yang tinggi dalam subskala kesejahteraan normal kembali dari waktu ke waktu [5].
spiritual, hal ini berkaitan dengan kepercayaan Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
dan keyakinan agama Islam sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara skor
berkontribusi pada kesejahteraan spiritual secara spiritualitas terhadap depresi dengan arah
keseluruhan [22]. Hasil ini diperkuat oleh korelasi negatif yang kuat, artinya semakin tinggi
Rochmawati tahun 2018 bahwa agama/ skor spiritualitas maka skor depresi semakin
spiritualitas merupakan salah satu aspek penting menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 96


beberapa penelitian sebelumnya yang https://doi.org/10.1097/01.NNR.00002895
menemukan bahwa spiritualitas dan depresi 03.22414.79
memiliki hubungan negatif yang kuat [26, 27]. [3] Badan Penelitian dan Pengembangan
Spiritualitas dapat menjadi mekanisme koping Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar
positif untuk beradaptasi terhadap penyakit (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional
dalam menurunkan gejala depresi[14]. Spiritual 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember
yang positif juga dapat menjadi strategi 2013
penanganan dalam penerimaan terhadap [4] Ancoli-israel, S., Liu, L., Rissling, M.,
penyakit kanker [28]. Spiritualitas pada pasien Natarajan, L., & Ariel, B. (2015). NIH
kanker memiliki pengaruh yang positif terhadap Public Access, 22(9), 2535–2545.
depresi dalam mencari kekuatan untuk menerima https://doi.org/10.1007/s00520-0142204-5.
dan menghadapi penyakit kanker sehingga Sleep
individu yang memiliki kesejahteraan spiritual [5] Maass, S. W. M. C., Roorda, C., Berendsen,
dapat mempengaruhi kualitas hidup yang lebih A. J., Verhaak, P. F. M., & de Bock, G. H.
baik [29]. (2015). The prevalence of long-term
symptoms of depression and anxiety after
D. KESIMPULAN breast cancer treatment: A systematic
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan review. Maturitas, 82(1), 100–108.
https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2015.04.
bahwa spiritualitas pada pasien kanker rata-rata
010.
memiliki spiritualitas yang tinggi terutama dalam [6] Rini, T., Setyaningsih, B., & Wijayana, K.
religious well being dan gejala depresi yang A. (2013). Faktor-Faktor Yang
rendah. Spiritualitas dan depresi dalam Berhubungan Dengan Tingkat Depresi, 6,
penelitian ini memiliki hubungan yang kuat 408–414.
dengan arah korelasi negatif, artinya semakin [7] Lindberg, P., Koller, M., Steinger, B.,
tinggi tingkat spiritualitas maka depresi semakin Lorenz, W., Wyatt, J. C., Inwald, E. C., &
Klinkhammer-Schalke, M. (2015). Breast
menurun.
cancer survivors’ recollection of their
Bagi pelayanan kesehatan agar lebih illness and therapy seven years after
memperhatikan masalah kesehatan spiritualitas enrolment into a randomised controlled
pada pasien kanker dengan cara memberikan clinical trial. BMC cancer, 15(1), 554.
pelatihan pada tenaga kesehatan untuk mengkaji [8] Suwistianisa, R., Huda, N., & Ernawaty, J.
dan menangani masalah spiritualitas pada pasien (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
kanker. Tingkat Depresi pada Pasien Kanker yang
Dirawat di RSUD.
[9] Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Online
E. UCAPAN TERIMA KASIH Mahasiswa Program Studi Ilmu
Sumber pendanaan dalam pelaksanaan Keperawatan Universitas Riau, 2(2), 1463-
penelitian ini adalah dana pribadi. Terimakasih 1473.
kami ucapkan untuk segenap karyawan RSUD [10] Krebber, A. M. H., Buffart, L. M., Kleijn,
Provinsi NTB yang telah membantu penelitian G., Riepma, I. C., De Bree, R., Leemans, C.
R., Verdonck-De Leeuw, I. M. (2014).
ini.
Prevalence of depression in cancer patients:
A meta-analysis of diagnostic interviews
DAFTAR PUSTAKA and self-report instruments. Psycho-
Oncology, 23(2), 121130.
[1] Kemenkes RI. (2015). Kanker Pembunuh https://doi.org/10.1002/pon.3409.
Papan Atas. Mediakom. Edisi 55 [11] Bovero, A., Leombruni, P., Miniotti, M.,
[2] American Cancer Society. (2016). Cancer Rocca, G., & Torta, R. (2016). Spirituality,
Facts & Figures 2016. Cancer Facts & quality of life, psychological adjustment in
Figures 2016, 1–9. terminal cancer patients in hospice.
European Journal of Cancer Care, 25(6),
961–969. https://doi.org/10.1111/ecc.12360

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 97


[12] Zamanian, H., Eftekhar-Ardebili, H., Engels, Y. (2015). Comparison of Problems
Eftekhar-Ardebili, M., Shojaeizadeh, D., and Unmet Needs of Patients with
Nedjat, S., Taheri-Kharameh, Z., & Advanced Cancer in a European Country
Daryaafzoon, M. (2015). Religious coping and an Asian Country. Pain Practice, 15(5),
and quality of life in women with breast 433–440.
cancer. Asian Pacific Journal of Cancer [21] Al-Natour, A., Al Momani, S. M., & Qandil,
Prevention, 16(17), 7721–7725. A. M. A. (2017). The Relationship Between
https://doi.org/10.7314/APJCP.2015.16.17. Spirituality and Quality of Life of Jordanian
7721. Women Diagnosed with Breast Cancer.
[13] Peteet, J. R., & Balboni, M. J. (2013). Journal of Religion and Health, 56(6),
Spirituality and religion in oncology. CA: A 2096–2108.
Cancer Journal for Clinicians, 63(4), https://doi.org/10.1007/s10943-017-0370-8
280289. [22] Jafari, N., Zamani, A., Farajzadegan, Z.,
https://doi.org/10.3322/caac.21187. Bahrami, F., Emami, H., & Loghmani, A.
[14] Khodaveirdyzadeh, R., Rahimi, R., (2013). The effect of spiritual therapy for
Rahmani, A., Kodayari, N., & Eivazi, J. improving the quality of life of women with
(2016). Spiritual / Religious Coping breast cancer: a randomized controlled
Strategies and their Relationship with trial. Psychology, health & medicine, 18 (1),
Illness Adjustment among Iranian Breast 56-69.
Cancer Patients, 17, 4097–4101. [23] Rochmawati, E., Wiechula, R., & Cameron,
[15] Gonzalez, P., Castañeda, S. F., Dale, J., K. (2018). Centrality of spirituality/religion
Medeiros, E. A., Buelna, C., Nuñez, A., in the culture of palliative care service in
Talavera, G. A. (2014). Spiritual well-being Indonesia: An ethnographic study. Nursing
and depressive symptoms among cancer & Health Sciences, (November 2017), 1–7.
survivors. Supportive Care in Cancer : https://doi.org/10.1111/nhs.12407
Official Journal of the Multinational [24] Rahnama, M., Khoshknab, M. F., Seyed, B.
Association of Supportive Care in Cancer, M. S., Ahmadi, F., & Arbabisarjou, A.
22(9),2393–400. (2015). Religion as an alleviating factor in
https://doi.org/10.1007/s00520-0142207-2 Iranian cancer patients: a qualitative
[16] Bhatnagar, S., Gielen, J., Satija, A., Singh, study. Asian Pacific journal of cancer
S. P., Noble, S., & Chaturvedi, S. K. (2017). prevention: APJCP, 16(18), 8519.
Signs of spiritual distress and its [25] Guntari, S., Agung, G., & Suariyani, N. L.
implications for practice in Indian Palliative P. (2016). Gambaran Fisik dan Psikologis
Care. Indian Journal of Palliative Penderita Kanker Payudara Post
Care, 23(3), 306. Mastektomi di RSUP Sanglah Denpasar
[17] Nursalam (2016). Metodelogi Penelitian Tahun 2014. Archive of Community
Ilmu dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Health, 3(1), 24-35.
Medika. [26] Bai, M., Lazenby, M., Jeon, S., Dixon, J., &
[18] Paloutzian, R., Bufford, R., & Wildman, A. McCorkle, R. (2014). Exploring the
(2012). Spiritual well-being scale: Mental relationship between spiritual well-being
and physical health relationship. In M. and quality of life among patients newly
Cobb, C. Puchalski, & B. Rumbold (Eds.), diagnosed with advanced cancer. Palliative
Oxford Textbook of Spirituality in & Supportive Care, (1976), 1–9.
Healthcare. New York: Oxford University https://doi.org/10.1017/S147895151400082
Press. 0.
[19] Mohebbifar, R., Pakpour, A. H., Nahvijou, [27] Stutzman, H., & Abraham, S. (2017). A
A., & Sadeghi, A. (2015). Relationship Correlational Study of Spiritual Well-being
between spiritual health and quality of life and Depression in the Adult Cancer Patient.
in patients with cancer. Asian Pacific The Health Care Manager, 36(2), 164–172.
Journal of Cancer Prevention, 16(16), https://doi.org/10.1097/HCM.00000000000
7321–7326. 00153.
[20] Effendy, C., Vissers, K., Osse, B. H. P., [28] Chaar, E. A., Hallit, S., Hajj, A., Aaraj, R.,
Tejawinata, S., Vernooij-Dassen, M., & Kattan, J., Jabbour, H., & Khabbaz, L. R.

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 98


(2018). Evaluating the impact of spirituality
on the quality of life, anxiety, and
depression among patients with cancer: an
observational transversal study. Supportive
Care in Cancer, 1-10.
[29] Gall, T. L., & Bilodeau, C. (2017). “Why
me?”–women’s use of spiritual causal
attributions in making sense of breast
cancer. Psychology and Health, 32(6), 709–
727.
https://doi.org/10.1080/08870446.2017.129
3270

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 9, Nomor 2 Desember 2021. Halaman 99

Anda mungkin juga menyukai