Anda di halaman 1dari 12

PALLIATIVE CARE DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

(LITERATURE REVIEW)

IKRIMAH SYAM

Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar

70300116033

Abstrak : Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita. Data riskesdas tahun 2013 prevalensi

kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kanker merupakan

penyebab kematian no 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di adalah kanker payudara dan

kanker leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 55, 2015). Pengobatan kanker memberi dampak

negatif pada fisik dan mental, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep diri. Jika

konsep diri terganggu, maka berpengaruh terhadap pikiran dan tingkah laku seseorang, antara lain:

kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian. Kondisi ini mempengaruhi

kualitas hidup penderita kanker. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi pemahaman individu

terhadap penyakitnya, sehingga penderita tahu cara menjaga kesehatan. Aspek dimensi yang

mempengaruhi kualitas hidup penderita adalah fisik, psikologis, hubungan social dan lingkungan.

Melalui perawatan paliatif penderita diajak untuk lebih bisa menerima keadaannya sehingga masih

bisa menjalani hidupnya meskipun umurnya tak lama lagi. Kualitas hidup penderita dengan penyakit

tak bisa disembuhkan akan terus memburuk atau menurun jika harapan penderita tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada. Perawatan paliatif memberikan dukungan dalam hal spiritual dan psikososial,

dukungan moral kepada keluarga yang berduka. Untuk itu dibutuhkan empati yang besar dan

kemampuan khusus dalam melakukan perawatan paliatif dari tenaga kesehatan. Salah satu aspek

penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu

pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan
dalam perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Perawatan

paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan penderita kanker dengan prioritas utama adalah

kualitas hidup dan bukan kesembuhan penderita. Meningkatnya kualitas hidup penderita karena

perawatan paliatif, diharapkan akan membantu penderita siap secara psikologis dan spiritual, serta

tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Kata kunci: Perawatan Paliatif, Kualitas hidup, Kanker

Latar belakang : World Health Organization Kanker memiliki berbagai macam jenis

(WHO) 2013 menyatakan kanker menjadi dengan berbagai akibat yang timbul. Ancaman

penyebab kematian nomor dua di dunia kematian dan penurunan kualitas hidup

sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. membayangi jutaan penderita kanker.

Diperkirakan tahun 2030 insidens kanker Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi

mencapai 26 juta orang dan 17 juta Indonesia (2005) yang dikutip oleh Lutfa

diantaranya meninggal akibat kanker (2008), penatalaksanaan/ pengobatan utama

(Kemenkes, Mediakom, edisi 5), 2015). Di penyakit kanker meliputi pembedahan,

Indonesia berdasarkan data riskesdas tahun radioterapi, kemoterapi dan hormonterapi.

2013 prevalensi tumor/ kanker di Indonesia Pembedahan dilakukan untuk mengambil

adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar massa kanker dan memperbaiki komplikasi

330.000 orang. yang mungkin terjadi. Tindakan radioterapi

dilakukan dengan sinar ionisasi untuk


Kanker merupakan penyebab kematian no
menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan
7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di
untuk membunuh sel kanker dengan obat
Indonesia adalah kanker payudara dan kanker
antikanker (sitostatika). Sedangkan
leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 5).
hormonterapi dilakukan untuk mengubah
Berdasarkan sistem informasi RS (SIRS). Jumlah
lingkungan hidup kanker sehingga
penderita rawat jalan maupun rawat inap pada
pertumbuhan sel-selnya terganggu dan
kanker payudara terbanyak yaitu 12014 orang
akhirnya mati sendiri. Keberhasilan
(28,7%) dan kanker serviks 5,349 orang
pengobatan ini tergantung dari ketentuan
(12,8%).
penderita dalam berobat dan tergantung pada Perawatan penderita kanker yang

stadiumnya. menjalani kemoterapi hanya memberikan

perawatan rutin seperti penderita sakit pada


Pengobatan kanker memberi dampak
umumnya. Pengelolaan penderita lebih banyak
negatif pada fisik maupun mental dan
berfokus pada kondisi sakit fisik, dan belum
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
secara holistik integratif. Perawatan paliatif
konsep diri. Konsep diri akan mempengaruhi
belum mendapat perhatian khusus dalam
pikiran dan tingkah laku seseorang. Mengalami
memberikan asuhan keperawatan, masing-
kebotakan dan dan kecacatan, akan membuat
masing tenaga kesehatan hanya memberikan
penderita merasa tubuhnya tidak menarik lagi,
pelayanan terhadap kebutuhan fisik yang
sehingga hubungan interpersonal juga menjadi
dirasakan penderita. Berdasarkan data WHO,
tidak harmonis. Kondisi penderita kanker
terdapat lebih dari 40 juta orang di dunia yang
stadium lanjut tidak dapat kembali ke keadaan
membutuhkan perawatan paliatif, namun
semula, dikarenakan gangguan konsep diri
hanya 14 persen saja yang baru memperolah
yang terjadi dalam dirinya yakni kecacatan
perawatan tersebut. Sama halnya di Indonesia,
tubuh dan penurunan fungsi organ tubuh
masih banyak masyarakat yang belum
(Lubis, 2009).
mengetahui perwatan paliatif itu sangat
Beberapa literatur yang dilakukan hanya
penting dalam upaya peningkatan kualitas
melihat hubungan antara faktor risiko dengan
hidup penderita. Berdasarkan uraian di atas
terjadinya kanker, tanpa memperhatikan
penting diketahui bagaimanakah perawatan
bagaimana perawatan penderita kanker yang
paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup
tidak memberikan reaksi positif terhadap
penderita kanker.
pengobatan. Penderita kanker pada umumnya
PERAWATAN PALIATIF
memerlukan perawatan paliatif dalam

menghadapi penyakit yang diderita. Kualitas Perawatan paliatif adalah pendekatan yang

hidup penderita sangat diperlukan ditengah bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien

keputus asaan memperoleh kesembuhan (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam

penyakit. menghadapi penyakit yangmengancam jiwa,

dengan cara meringankan penderitaan rasa


sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang spiritual, serta tidak stres menghadapi

sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta penyakit yang dideritanya.

masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial


Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa
atau spiritual. (World Health Organization
ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak
(WHO) 2016)
memperdulikan pada stadium dini atau lanjut,

Pelayanan paliatif pasien kanker adalah masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak

pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk perawatan paliatif harus diberikan kepada

meningkatkan kualitas hidup pasien dan penderita. Perawatan paliatif tidak berhenti

memberikan dukungan bagi keluarga yang setelah penderita meninggal, tetapi masih

menghadapi masalah yang berhubungan diteruskan dengan memberikan dukungan

dengan kondisi pasien dengan mencegah dan kepada anggota keluarga yang berduka.

mengurangi penderitaan melalui identifikasi Perawatan paliatif mencakup pelayanan

dini, penilaian yang seksama serta pengobatan terintegrasi antara dokter, perawat, pekerja

nyeri dan masalah-masalah lain, baik masalah social, psikolog, konselor spiritual, relawan,

fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2002) dan apoteker dan profesi lain yang diperlukan.

pelayanan masa dukacita bagi keluarga (WHO,


Kemenkes (2013), menjelaskan prinsip
2005) dalam Pedoman teknis pelayanan
pelayanan paliatif pasien kanker:
paliatif kanker, 2013). Perawatan paliatif
1) menghilangkan nyeri dan gejala fisik
adalah perawatan kesehatan terpadu yang
lain.
bersifat aktif dan menyeluruh, dengan
2) menghargai kehidupan dan
pendekatan multidisiplin yang terintegrasi.
menganggap kematian sebagai proses
Tujuan perawatan paliatif adalah untuk
normal
mengurangi penderitaan, memperpanjang
3) tidak bertujuan mempercepat atau
umur, meningkatkan kualitas hidup, dan
menunda kematian.
memberikan support kepada keluarga
4) mengintegrasikan aspek psikologis,
penderita. Meski pada akhirnya penderita
social dan spiritual.
meninggal, yang terpenting sebelum
5) memberikan dukungan agar pasien
meninggal penderita siap secara psikologis dan
dapat hidup seaktif mungkin
6) memberikan dukungan kepada gejala dan keluhan, serta bukan terhadap

keluarga sampai masa dukacita. penyakit utamanya karena penyakit utamanya

7) menggunakaan pendekatan tim untuk tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu

mengatasi kebutuhan pasien dan penderita terbebas dari penderitaan akibat

keluarganya. keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya

8) menghindari tindakan sia-sia dengan nyaman.

Perawatan paliatif berupaya meringankan Perawatan paliatif diperlukan karena:

penderitaan penderita yang sudah sakit parah Setiap orang berhak dirawat dan mati secara

dan tidak dapat disembuhkan seperti misalnya bermartabat, menghilangkan nyeri: fisik,

kanker stadium akhir, penderita penyakit emosional, spiritual dan sosial adalah hak asasi

motor neuron, penyakit degeneratif saraf dan manusia, perawatan paliatif adalah kebutuhan

penderita HIV/AIDS. Pada akhirnya penderita mendesak seluruh dunia untuk orang yang

diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya hidup dengan kanker stadium lanjut.

dengan semangat dan tidak putus asa serta


Berbagai hal terkait pendekatan
memberi dukungan agar mampu melakukan
keperawatan paliatif yang perlu mendapatkan
hal-hal yang masih bisa dilakukan dan
perhatian diantaranya adalah: 1) komunikasi
bermanfaat bagi spiritual penderita.
antar tim, 2) manajemen nyeri, 3) bimbingan
Perawatan paliatif lebih berfokus pada
dan pertimbangan budaya dalam pengambilan
dukungan dan motivasi ke penderita.
keputusan, dan 4) dukungan emosional dan
Kemudian setiap keluhan yang timbul
spiritual bagi paisen dan keluarga.
ditangani dengan pemberian obat untuk
APA PERAWATAN PALIATIF ITU?
mengurangi rasa sakit.

Intinya perawatan ini lebih berupa


Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi
dukungan dan motivasi ke penderita.
individu penderita dan keluarganya bagaimana
Perawatan paliatif bisa mengeksplorasi
memberikan perhatian khusus terhadap
individu penderita dan keluarganya bagaimana
penderita, penanggulangannya serta kesiapan
memberikan perhatian khusus terhadap
untuk menghadapi kematian. Perawatan

paliatif dititikberatkan pada pengendalian


penderita, penanggulangannya serta kesiapan 1. Membantu keluarga memahami

untuk menghadapi kematian. pilihan perawatan yang tersedia.

2. Meningkatkan kehidupan sehari-hari


Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif
penderita, mengurangi kekhawatiran
(Kemenkes, 2013), adalah:
dari orang yang dicintai (asuhan
1. Menentukan tujuan perawatan dan
keperawatan keluarga).
harapan pasien
3. Memberi kesempatan sistem
2. Memahami pasien dalam membuat
pendukung yang berharga.
wasiat atau keinginan terakhir
Pelayanan asuhan keperawatan penderita
3. Pengobatan penyakit penyerta dan
meliputi pemenuhan kebersihan diri (mandi,
aspek social
berhias, kebersihan mulut, perawatan kuku),
4. Tatalaksana gejala
kebutuhan nutrisi, kebutuhan tidur dan
5. Informasi dan edukas
kenyamanan tempat tidur dan memfasilitasi
6. Dukungan psikologis, cultural dan
lingkungan ruang rawat yang kondusif.
social
Kebutuhan saat-saat terminal adalah memberi
7. Respon fase terminal
dukungan pada keluarga (memberikan
8. Pelayanan pasien
kesempatan bertanya, memberikan informasi,
fase terminal Aktifitas perawatan paliatif pada
memberikan saran cara memberikan
penderita:
dukungan pada penderita, menyediakan

1. Membantu penderita mendapat barang-barang yang memberi rasa nyaman,

kekuatan dan rasa damai dalam menyediakan dukungan interdisiplin).

menjalani kehidupan sehari-hari.


Selain mengurangi gejala-gejala yang
2. Membantu kemampuan penderita
muncul, perawatan paliatif juga memberikan
untuk mentolerir penatalaksanaan
dukungan dalam hal spiritual dan psikososial.
medis.
Perawatan paliatif setelah penderita
3. Membantu penderita untuk lebih
meninggal dilakukan dengan memberikan
memahami perawatan yang dipilih.
dukungan moral kepada keluarga yang

Aktifitas perawatan paliatif pada keluarga: berduka. Bagi tenaga kesehatan dibutuhkan
empati yang besar dan kemampuan khusus Perawatan paliatif dapat memenuhi

dalam melakukan perawatan paliatif. Salah kebutuhan perbaikan kualitas hidup penderita

satu aspek penting dalam perawatan paliatif dan keluarganya melalui perawatan yang tidak

adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa hanya menekankan pada gejala fisik seperti

syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai nyeri, tetapi juga terhadap aspek-aspek

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang emosional, psikososial dan spiritual. Banyak

mutlak harus dilakukan dalam perawatan kasus yang ditemukan ketika para penderita

paliatif. kanker, malu untuk bersosialisasi dan tidak

percaya diri dalam menjalani kehidupannya.


Tim perawatan paliatif harus berupaya
Kondisi seperti ini membutuhkan perawatan
untuk membuat penderita menerima
paliatif dalam meningkatkan kualitas hidup
keadaannya sehingga masih bisa menjalani
agar lebih baik. Selain kepada penderitanya,
hidupnya meskipun umurnya tak lama lagi.
perawatan paliatif juga memberi dukungan
Kebanyakan kualitas hidup penderita dengan
kepada seluruh anggota keluarga dan pelaku
penyakit tak bisa disembuhkan akan terus
rawat lainnya. (Taher, A, 2010).
memburuk atau menurun, jika harapan

penderita tidak sesuai dengan kenyataan yang Bagi penderita kanker stadium dini,

ada. Tim paliatif harus dapat memodifikasi perawatan paliatif merupakan pendamping

ekspektasi penderita, sehingga jarak antara pengobatan medis. Meningkatnya kualitas

harapan dan kenyataannya menjadi lebih kehidupan penderita karena perawatan

dekat. Bisa dengan cara membangkitkan spirit paliatif diharapkan akan membantu proses

untuk hidup, orientasi masa depan, keimanan penyembuhan kanker secara keseluruhan,

bahkan tentang seksualitasnya. Harapan selalu (Sugiaman, S, 2016).

ada, tapi sebaiknya tidak memberikan harapan


QUALITY OF LIFE
yang palsu karena harapan juga harus
Quality of life adalah bagaimana kualitas
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Untuk
seseorang apabila dilihat dari interaksi dengan
itu keluarga merupakan kunci makna hidup
kehidupan di sekitarnya (Soetardjo, 2013).
dalam perawatan paliatif.
Konsep kualitas hidup menjadi penting untuk

dibahas dalam mengevaluasi hasil akhir


kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan hidup, penderita mendapatkan kekuatan dan

oleh para professional kesehatan sejalan merasa lebih sehat tanpa obat, hal ini

dengan tumbuhnya kesadaran bahwa disebabkan karena sugesti dalam diri individu

kesejahteraan penderita menjadi tersebut untuk tetap sehat. Kecerdasan

pertimbangan yang penting dalam memilih spiritualitas menuntun penderita memiliki

terapi pengobatan dan untuk penerimaan diri terhadap penyakitnya.

mempertahankan kehidupan. Kualitas hidup Penderita mengalami peningkatan spiritual

menjadi pertimbangan bermakna untuk dibanding sebelum menderita kanker.

masyarakat pada umumnya, dan pelayanan Penderita merasa lebih dekat dengan Tuhan

kesehatan pada khususnya dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan

(http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/ menganggap sebagai sebuah anugerah Tuhan.

236) Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial

memberi motivasi untuk sembuh dan kuat


Penelitian Pratiwi, TF., dengan judul
menjalani hidup. Akhirnya memberikan
kualitas hidup penderita kanker, menjelaskan
kesejahteraan yang menentukan kualitas
bahwa penyakit kanker memberikan
hidup penderita.
perubahan signifikan secara fisik maupun

psikis individu, antara lain: kesedihan, Dibi (2015), dengan judul kualitas hidup

kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan penyandang kanker payudara, analisis

dan kematian. Kualitas hidup penderita kanker terhadap data sekunder dari Asean CosTs in

dipengaruhi pemahaman individu terhadap Oncology study yang melibatkan 785 penderita

penyakitnya sehingga seseorang tahu cara kanker payudara dari 10 rumah sakit rujukan di

menjaga kesehatan, serta faktor ekonomi 8 kota besar di Indonesia. Hasil penelitian

dimana hal ini menjadi kekhawatiran khusus tersebut menunjukkan risiko penurunan QoL

terhadap biaya pengobatan. Aspek dominan memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan,

pembentukan kualitas hidup penderita kanker status bekerja, pendapatan keluarga, tekanan

adalah aspek psikologis, meliputi spiritualitas, finansial, stadium kanker, serta kondisi

dukungan sosial dan kesejahteraan. Faktanya, fungsional fisik dan kondisi fungsional

aspek psikologis sangat menentukan kualitas psikologis penderita kanker payudara. Para
penderita dengan pendidikan sekolah dasar (6 personal pada fisik, psikologi, social dan

tahun) berpeluang mengalami penurunan QoL spiritual sehingga dapat disimpulkan bahwa

0,6 kali lipat dibanding mereka yang perawatan paliatif sangat berperan dalam

berpendidikan sarjana/ sarjana muda. Artinya, tercapainya kualitas hidup maksimal pada

para penderita berpendidikan tinggi kanker stadium IV sehingga mengurangi sakit

berpeliuang mengalami risiko penurunan QoL ataupun persiapan kematian.

1,5 kali lipat dari mereka yang hanya


Berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak
berpendidikan SD. Sedangkan para penderita
nafas, penurunan berat badan, gangguan
yang tidak bekerja berpeluang mengalami
aktifitas tetapi juga mengalami gangguan
penurunan QoL 1,5 kali lipat dari penderita
psikososial dan spiritual yang mempengaruhi
yang bekerja. Lalu para penderita dengan
kualitas hidup penderita dan keluarganya.
pendapatan keluarga yang tinggi, berpeluang
Perawatan paliatif merupakan bagian penting
mengalami penurunan QoL hampir 2 kali lipat
dalam perawatan penderita yang terminal
penderita berpendapatan lebih rendah.
yang dilakukan menjadi prioritas utama adalah

PENGARUH PERAWATAN PALIATIF kualitas hidup dan bukan kesembuhan

TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS HIDUP penderita. Perawatan paliatif adalah semua

PENDERITA KANKER tindakan aktif guna meringankan beban

penderita, terutama yang tak mungkin


Penelitian tentang pengaruh perawatan
disembuhkan. Tindakan aktif yang dimaksud
paliatif terhadap pasien kanker stadium akhir
adalah menghilangkan nyeri dan keluhan lain,
(literature review) yang dilakukan oleh Irawan,
serta mengupayakan perbaikan dalam aspek
E, 2013, berdasarkan 30 literatur yang
psikologis, sosial dan spiritual.
dianalisa, disimpulkan perubahan yang terjadi

pada kanker stadium akhir menyebabkan Perawatan paliatif yang baik mampu

perubahan kualitas hidup karena kualitas merubah kualitas hidup penderita kanker

hidup terdiri dari empat dimensi yaitu dimensi seseorang menjadi lebih baik. Namun

fisik, psikologis, hubungan social dan perawatan paliatif masih jarang dilakukan di

lingkungan yang tidak hanya ditangani dengan rumah sakit di Indonesia, karena masih

kuratif tapi perlu pendekatan yang lebih berfokus kepada kuratif, sedangkan
perubahan fisik, sosial dan spiritual tidak bisa apoteker dan profesi lain yang diperlukan.

diintervensi seluruhnya dengan kuratif. Hal ini Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif

dapat dikarenakan kurangnya pemahaman guna meringankan beban penderita, terutama

dan kesadaran rumah sakit terhadap yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan aktif

pentingnya perawatan palliatif bagi penderita yang dimaksud adalah menghilangkan nyeri

kanker. Agar kualitas hidup penderita kanker dan keluhan lain, serta mengupayakan

tetap tinggi, ada beberapa hal yang harus perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan

dilakukan, diantaranya adalah dengan spiritual. Perawatan paliatif yang baik mampu

menerapkan perawatan paliatif yang merubah kualitas hidup penderita kanker

komprehensif dan terintegratif dari tim seseorang menjadi lebih baik.

paliatif.

KESIMPULAN

Perubahan pada penderita kanker

menyebabkan perubahan kualitas hidup.

Kualitas hidup terdiri dari dimensi fisik,

psikologis, hubungan sosial dan lingkungan,

keseluruhan dimensi kehidupan tidak hanya

dapat ditangani secara kuratif, tetapi perlu

pendekatan yang lebih personal berupa

perawatan paliatif. Perawatan paliatif

diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai

akhir hayat. Perawatan paliatif tidak berhenti

setelah penderita meninggal, tetapi masih

diteruskan dengan memberikan dukungan

kepada anggota keluarga yang berduka.

Perawatan paliatif mencakup pelayanan

terintegrasi antara dokter, perawat, pekerja

social, psikolog, konselor spiritual, relawan,


DAFTAR PUSTAKA

Dibi. 2015. Kualitas Hidup Penyandang Kanker Payudara Patut Diperhatikan.

http://swa.co.id/2015/07/28 (Diakses pada 30 Oktober 2018)

Irawan, E. 2013. Pengaruh Perawatan Paliatif terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir.

ejournalbsi.ac.id/jurnal-ilmu-keperawatan. Jurnal Keperawatan. Vol 1, No.1, September 2013. Hlm

34-38.

Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Jakarta. Kemenkes RI. 2015. Kanker

Pembunuh Papan Atas. Mediakom. Edisi 55.

Lubis, N. Hasnida. 2009.Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Kanker. Medan: USU Press.

Lutfa, Umi. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien dengan Tindakan

Kemoterapi di Ruang Cendana RSUD Dr. Moewardi Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/ (Diakses

tanggal 30 Oktober 2018

Pratiwi, TF. 2012. Kualitas Hidup penderita Kanker, Developmental and Clinical Psychology. Vol 1 ,

No 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun

2013. Jakarta.

Saraswati, Sri Haryani. 2009. Hubungan Antara Kecemasan pada Penderita Kanker yang Mendapat

Kemoterapi dengan Konsep Diri. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol I, No.1 Desember

2009.

Soetarjo. 2013. Improve Your Quality of Life; Get Positive Energi and Promote Mental Health.

Laporan oleh Maulana. Seminar Nasional Positif 2013 yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) Fapsi Unpad, Sabtu (23/02) di Aula Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bandung.

http://www.unpad.ac.id/2013/02/kualitashidup-seseorang-terlihat-dari-interaksidengan-kehidupan-

di-sekitarnya/

Sugiaman, S. 2016. Perawatan Paliatif Apa Sih?. http://i-careclinic.com/perawatan-paliatifapa-

sih.html (Diakses 30 Oktober 2018)


Taher, A. 2010. Seminar dan Konferensi Press Memperingati Hari Hospis dan Perawatan Paliatif

Sedunia. Jakarta.

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/

http://www.parkwaycancercentre.com/id/services/palliative-medicine/

Anda mungkin juga menyukai