Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

DI SUSUN OLEH :
JUMASING
70300116039
KEPERAWATAN B

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018
Pemeriksaan penunjang

1. Computer Thomography (CT) Scan: adanya perubahan struktur


otak
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI): adanya perubahan
struktur otak
3. Serebral Angiography: kemungkinan abnormalitas vaskular
4. Elektroencephalogram (EEG): adanya gelombang paku (spike),
gelombang paku lambat (spike and slow wave ), polispike and
wave.
5. Test urine untuk menentukan kadar obat
6. Kimia darah: hipoglikemia, tidak seimbangnya eletrolit,
meningkatnya BUN, kadar alcohol darah
7. Pemeriksaan neurotrasmitter seperti GABA

`
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien dengan penyakit epilepsi menurut


Mumenthakr dan Matrk (2006)

1. Pendidikan kesehatan
2. Hindari faktor pencetus serangan (tidur teratur, dan tidak
mengkomsumsi alcohol)
3. Berikan pengobatan dan lakukan serum obat,tujuan pengobatan
adalah menyembuhkan atau mengatasi gejala-gejala dan
mengurangi efek samping pengobatan obat, setiap obat epilepsi
memiliki efektifitas yang terbatas untuk mengatasi masalah
epilepsi yang berbeda, sehingga apa bila pilihan tidak tepat akan
menimbulkan toksikasi.
Prinsip pengobatan farmakologis pasien dengan epilepsi adalah:
1. Tegakkan diagnosa dengan mengklasifikasikan jenis kejang
2. Pilih obat pilihan utama sesuai dengan jenis kejang
3. Tingkatkan dosis secara lambat sampai mencapai dosis
terapi, tentukan efek samping
4. Jika respon buruk maka ganti dengan obat pengganti secara
bertahap
5. Jika perbaikan hanya sebagian mungkin di perlukan obat
lain
6. Atur dosis obat agar sesuai kadar plasma
7. Jika teratasi rujuk ke de dokter spesialis epilepsi
a. Faktor faktor psiko-neuro-imunologi dan stres emosional berperang
penting dalam terjadinya DA. Stres dapat menyebabkan rusaknya
fungsi sawar kulit yang memicu terjadinya respon alergi atau Th2 dan
pada saat kita stres saraf sensori akan melepaskan neuromediator yang
meregulasi inflamasi dan respon imun seperti penurunan sawar kulit.
Respon hypothalamus-pituitary-adrenal axis pada sistem saraf pusat
akan berespon terhadap stres psikilogis dengan meningkatkan regulasi
hormon stres cortikotropin-releasing hormone (CRH) dan
adrenocortikotropic hormone (ACTH) menstimulasi norepinefrin (NE)
dan pelepasan kortisol dari kelenjar adrenal, serta langsung
menstimulasi sel imun dalam darah dan ferifer melalui masing-masing
reseptor, akibat terjadinya umpan balik negatif dari kortisol pada CRH
dan ACTH, kemudian hipotalamus dan hipofisis.dan produksi lokal
dari neuro hormon dan neuropeptida dengan serabut saraf terjadi pada
kulit sebagai respon sters
b. Jawab : sistemik lupus erithimanosus

DAPUS : Sularsito SA Djuandan A. Dermatitis aktopit, Hamsah M.


Aisah S. Editor: ilmu penyakit kulit dan kelamin (edisi ke5) Jakarta
FKUI :2007

1. Jelaskan patofisiologi terjadinya kejang, stroke pada pasien lupus


Jawab : akibat terjadinya kejang dan stroke ketika anti body menyerang
sel-sel saraf atau pembuluh darah, dimana ketika sistem saraf yang
membutuhkan aliran darah untuk memasok oksigen dan nutrisi
jaringannya terganggu dan lambat atau terputus dan menyebabkan sel-sel
saraf tidak dapat berfungsi secara normal dan muncul gejala yang
bervariasi tergantung dimana cidera jaringan. Sistem saraf pusat bsendiri
terdiri dari 3 bagian mulai dari tulang sumsum belakang, otak serabut
saraf feriper sistem saraf dan sistem saraf otonom, suatu peradangan pada
pembuluh darah otak yang muncul pada pasien SLE biasanya
membutuhkan rawat inap kortikosteroid dosis tinggi. ada beberapa gejala
yang timbul termasuk demam tinggi dan kejang psikologis , sedangkan
yang mempengaruhi terjadinya troke pada SLE ini di akibatkan oleh
pengumpalan darah di beberapa bagian tubuh yang dikenal
denganpembekuan sydrome, antifosfolipid darah muncul di sistem saraf
dan dapat menyebabkan terjadi stroke.

Anda mungkin juga menyukai