JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Abstrak
Pasien kanker payudara post mastektomi rentan mengalami psychological distress. Psychological distress
adalah keadaan negatif kesehatan mental yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental
seseorang. Permasalahan fisik dan mental pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker
payudara post mastektomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara psychological distress
dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara post mastektomi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling sebanyak 65 responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Distess
Thermometer (DT) untuk psychological distress dan WHOQOL-BREF untuk kualitas hidup. Analisis yang
digunakan adalah analisis bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32
responden tidak mengalami psychological distress memiliki kualitas hidup tinggi (86,5%), 5 responden tidak
mengalami psychological distress memiliki kualitas hidup rendah (13,5%), 8 responden mengalami
psychological distress memiliki kualitas hidup tinggi (28,6%), dan 20 responden mengalami psychological
distress memiliki kualitas hidup rendah (71,4%). Terdapat hubungan yang bermakna antara psychological
distress dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara post mastektomi dengan p value (0,000) < alpha
(0,05).
Kata Kunci: Psychological Distress, Kualitas Hidup, Kanker Payudara, Post Mastektomi
Abstract
Post-mastectomy breast cancer patients are prone to experiencing psychological distress. Psychological
distress is a negative state of mental health that can affect a person's physical and mental health conditions.
Physical and mental problems will ultimately affect the quality of life in post-mastectomy breast cancer
patients. This study aims to analyze the relationship between psychological distress and quality of life in post-
mastectomy breast cancer patients. This study used a quantitative research method with a correlational
descriptive design and a cross sectional approach. The sampling technique used was a total sampling of 65
respondents. The measurement tools used were the Distess Thermometer (DT) questionnaire for psychological
distress and the WHOQOL-BREF for quality of life. The analysis used is a bivariate analysis using chi square.
The results showed that 32 respondents did not experience psychological distress and had a high quality of life
(86.5%), 5 respondents who did not experience psychological distress had a low quality of life (13.5%), 8
respondents who experienced psychological distress had a high quality of life (28, 6%), and 20 respondents
who experienced psychological distress had a low quality of life (71.4%). There is a significant relationship
between psychological distress and quality of life in post-mastectomy breast cancer patients, with a p value
(0.000) < alpha (0.05).
Keywords: Psychological Distress, Quality of Life, Breast Cancer, Post Mastectomy
@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2023
Corresponding author :
Address : Pekanbaru
Email : nurul.huda@lecturer.unri.ac.id
Phone : 082312213660
memiliki kualitas hidup yang baik yaitu sebanyak dikemukakan oleh Lindstrom (2009, dalam
30 orang (90,9%). Menurut Hidayat (2016), Octaviyanti, 2013) yang menyatakan bahwa jika
melalui perkawinan, individu berharap dapat kehidupan seseorang melibatkan situasi stres atau
memenuhi kebutuhan fisik, psikis dan perubahan kondisi (menjadi buruk), distress
spiritualnya. Hal ini sesuai dengan hasil pada merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
penelitian ini dimana didapatkan bahwa sebagian kualitas hidupnya. Namun, jika mereka memiliki
besar responden berstatus menikah. kemampuan dan kesempatan untuk menghadapi dan
Empat domain membentuk kualitas hidup: mengendalikan situasi yang mereka alami, mereka
kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan dapat mempertahankan kualitas hidup mereka yang
sosial, dan lingkungan. Berdasarkan hasil lebih positif.
penelitian pada domain kesehatan fisik, Menurut Kozier (2011), distress dapat
didapatkan bahwa efek samping fisik kemoterapi memiliki efek negatif pada tubuh, pikiran,
termasuk mual, muntah, penurunan nafsu makan, kecerdasan, kehidupan sosial, dan spiritualitas
ketidaknyamanan, dan kelemahan. Beberapa seseorang. Karena distress memiliki dampak negatif
responden juga melaporkan mengalami masalah secara keseluruhan pada orang tersebut, konsekuensi
tidur dan perubahan kemampuan fisik mereka. ini sering muncul bersamaan. Distress dapat
Domain kesehatan psikologis didapatkan menyebabkan sikap negatif atau tidak produktif
bahwa responden mengalami kekhawatiran, tentang diri sendiri pada tingkat fisik. Distress
kecemasan, kesedihan, ketakutan akan kematian, intelektual dapat berdampak pada pengetahuan dan
kesepian, dan perasaan bahwa tubuh mereka tidak keterampilan pemecahan masalah seseorang.
lagi ideal. Mayoritas responden dapat berinteraksi Ancaman distress sosial dapat terjadi pada cita-cita
dengan teman dan tetangga dalam bidang dan keyakinan seseorang. Secara umum dapat
hubungan sosial. Responden mendapatkan dikatakan bahwa situasi distress akan berdampak
bantuan dari keluarga, teman, dan tetangga dalam pada individu dan orang lain. Pemikiran dan persepsi
bentuk instrumental support (keluarga seseorang tentang makna hidup, ambisi, dan
menyediakan semua kebutuhan responden) dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup dapat berubah
dukungan emosional (mendorong, menghibur, dan sebagai akibat dari tekanan. Karena durasi terapi,
memotivasi untuk melanjutkan pengobatan). efek samping mastektomi, dan lingkungan pasien,
Karena sebagian responden berasal dari luar kota, faktor stres terus menerus dihadapi oleh pasien
sebagian besar responden yang menjawab pada kanker payudara dan berkontribusi terhadap distress
ranah lingkungan dapat mengakses fasilitas yang dialami oleh pasien. Perubahan keadaan fisik
pelayanan kesehatan meskipun harus menempuh dan mental pasien merupakan cerminan langsung
jarak yang cukup jauh. distress yang dialami. Sadock dan Virginia (2010)
Pada penelitian ini kualitas hidup pasien mengatakan bahwa reaksi maladaptif seseorang
kanker payudara post mastektomi mayoritas terhadap stressor biasanya dimulai tiga bulan setelah
memiliki kualitas hidup yang tinggi ditunjukkan stressor pertama kali terjadi dan berlangsung selama
dengan relasi sosial dan lingkungan yang lebih enam bulan, tetapi bisa bertahan lebih lama jika
baik. Prastiwi (2012) menyatakan hubungan sosial stressor terlalu parah.
dan dukungan yang pasien terima dari orang lain Gambaran psychological distress paling
di sekitar mereka memiliki dampak positif yang banyak pada penelitian ini adalah tidak distress. Hal
signifikan pada pasien kanker. ini dikarenakan efek distress yang dialami oleh
responden tidak berlangsung dalam jangka panjang
Hubungan Psychological Distress dengan
dan hanya berlangsung beberapa waktu setelah
Kualitas Hidup pada Pasien Kanker Payudara
pengobatan. Didapatkan hasil juga bahwa responden
Post Mastektomi
mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, kerabat
Hasil analisis hubungan psychological dekat, dan dari sesama penderita kanker payudara
distress dengan kualitas hidup pada pasien kanker yang berobat di Poli Onkolgi RSUD Arifin Achmad.
payudara post mastektomi di RSUD Arifin Dari dukungan tersebut, terbentuk koping pada
Achmad Provinsi Riau dengan menggunakan uji responden dalam mengatasi distress yang
Chi Square menunjukkan p-value sebesar 0,000 dialaminya. Psychological distress yang dialami
dimana p-value < α 0,05 sehingga dapat responden mungkin disebabkan oleh reaksi obat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara yang merugikan, kehilangan kemampuan fisik, atau
psychological distress dengan kualitas hidup pada perubahan penampilan. Responden mengungkapkan
pasien kanker payudara post mastektomi. tanda-tanda kesusahan sebagai berikut: kelelahan,
Hasil penelitian ini mendukung teori yang kesedihan, kekhawatiran, ketakutan, kesepian,
kehilangan minat, dan rasa tidak berharga atau yang tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
beban. Distres berpotensi berdampak negatif adanya hubungan yang signifikan antara
terhadap kesehatan dan kualitas hidup pasien psychological distress dengan kualitas hidup pada
(Ardila dan Sulistyaningsih, 2014). pasien kanker payudara post mastektomi.
Pada penelitian ini kualitas hidup pasien Diharapkan pasien kanker payudara post mastektomi
kanker payudara post mastektomi mayoritas dapat mengatasi psychological distress yang dialami
memiliki kualitas hidup yang tinggi ditunjukkan sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
dengan relasi sosial dan lingkungan yang lebih
baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan Sarafino DAFTAR PUSTAKA
dan Smith (2011) yaitu sebagian besar sumber Andriani, A., Kurniawati, D., Khoiry, A., & Lubis,
utama dukungan sosial pasien yang mereka S. (2023). Hubungan tingkat depresi dengan
butuhkan berasal dari keluarga, teman, dan kualitas hidup (quality of life) pada lansia
tetangga mereka yang juga menawarkan bantuan penderita hipertensi di wilayah kerja
sosial. Prastiwi (2012) menyatakan hubungan Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi tahun
sosial dan dukungan yang pasien terima dari orang 2022. Jurnal Ners, 7, 48–52.
lain di sekitar mereka memiliki dampak positif Anggita, N., dan Masturoh, I. (2018). Metodologi
yang signifikan pada pasien kanker. penelitian kesehatan. Jakarta: Kementerian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kesehatan Republik Indonesia.
pasien memeiliki respon yang berbeda-bedaArdila, I., dan Sulistyaningsih, D. R. (2014). Hubungan
terhadap distress. Respon setiap orang terhadap tingkat stres dengan kualitas hidup pasien penyakit
distress bervariasi dari waktu ke waktu, dan ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah
kondisi ini berdampak signifikan pada kualitas Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Ilmu
hidup pasien. Pada penelitian Andriani dkk (2023) Keperawatan Dan Kebidanan, 1(10), 569–577.
didapatkan hasil bahwa responden yang El Fakir, S., El Rhazi, K., Zidouh, A., dan Bennani,
mengalami distress sering kali menilai kualitas M. (2016). Health-related quality of life
hidup mereka rendah. Jika dilihat dari domain among breast cancer patients and influencing
kualitas hidup, yang meliputi domain fisik, factors in Morocco. Asian Pac J Cancer Prev,
psikologis, dukungan sosial, dan kesehatan 17(12), 5063–5069.
lingkungan, responden yang mengalami distress Guntari, G. A. S., dan Suariyani, N. L. P. (2016).
biasanya memiliki kualitas hidup yang rendah. Gambaran fisik dan psikologis penderita
Oleh karena itu, di semua dimensi kualitas hidup, kanker payudara post mastektomi di RSUP
distress berkorelasi dengan kualitas hidup secara Sanglah Denpasar tahun 2014. Arc. Com.
keseluruhan. Jika pasien memiliki mekanisme Health, 3(1), 24–35.
koping yang efektif dan menerima bantuan dari Hidayat, A. (2016). Hubungan antara riligiusitas
berbagai sumber, distress dapat menghasilkan dengan kualitas hidup pasien kanker payudara
kualitas hidup yang tinggi. Salah satu hal yang di Poli Bedah RSUD Panembahan Senopati
mempengaruhi kualitas hidup adalah adanya Bantul. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
hubungan sosial dan lingkungan yang positif serta Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
dukungan dari keluarga, teman, dan kenalan. Irawan, E., Hayati, S., dan Purwaningsih, D. (2017).
Pasien lebih termotivasi untuk mencari terapi Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
ketika mereka merasa diperhatikan dan dicintai hidup penderita kanker payudara. Jurnal
oleh keluarga, teman, dan orang lain karena Keperawatan BSI, V(2), 121–129.
dukungan ini. Kemenkes. (2022). Kanker payudara paling banyak
di Indonesia, Kemenkes targetkan pemerataan
SIMPULAN layanan kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kozier, B. (2011). Buku ajar fundamental
mayoritas karakteristik responden adalah lansia
keperawatan: Konsep, proses dan praktik (7th
awal, berjenis kelamin perempuan, dengan tingkat
ed.). Jakarta: EGC.
pendidikan terakhir berada pada jenjang SMA,
Maryanti, W., dan Herani, I. (2020). Perceived social
pekerjaan terbanyak responden yaitu sebagai Ibu
support dan psychological distress pada
Rumah Tangga, status pernikahan mayoritas
penderita penyakit kanker. Jurnal Psikologi,
responden adalah sudah menikah, dan mayoritas
16(1).
lama post mastektomi responden ≤ 6 bulan.
Ng, C. G., Mohamed, S., See, M. H., Harun, F.,
Mayoritas responden tidak mengalami
Dahlui, M., Sulaiman, A. H., Zainal, N. Z.,
psychological distress dan memiliki kualitas hidup
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
1592| HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS