Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA

2016, Vol. 5, No. 2, 103-113

PERAN BRIEF CBT TERHADAP TINGKAT DEPRESI DAN


MASALAH BODY IMAGE PASIEN KANKER PAYUDARA DEWASA MUDA

Prischa Nova dan Elmira N. Sumintardja


Magister Psikologi Profesi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
PrischaElbracht@yahoo.com

Abstrak

Kanker merupakan penyakit akibat sel yang tidak terkontrol. Hingga saat ini belum
ditemukan penyebab terjadinya kanker. Pengobatan yang dijalani pasien kanker payudara berdampak
secara fisik, psikologis, maupun sosial. Pengobatan akan memberikan dampak fisik seperti
kerontokan rambut dan bekas luka. Dengan adanya perubahan fisik ini, pandangan seseorang
mengenai tubuhnya berhubungan dengan kondisi psikologis pasien payudara (body image).
Pengobatan kanker pun mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Salah satu respon psikologis
terhadap penyakit kronis adalah depresi. Individu yang depresi cenderung mengembangkan
pemikiran-pemikiran negatif. Individu yang depresi pun cenderung untuk mengalami body image
distortion. Untuk itu diperlukan intervensi brief CBT (Cognitive Behaviour Therapy) dalam
mengatasi gangguan psikologis yang dialami pasien kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk
melihat peran brief CBT sebagai salah satu penanganan depresi dan masalah body image pada pasien
kanker payudara dewasa muda. Brief CBT bertujuan mengubah emosi negatif dengan mengubah
perilaku dan kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan subjek
sejumlah 5 orang. Metode penelitian adalah pendekatan mix method. Pengukuran kuantitatif
menggunakan alat ukur BDI-II dan Body Image Scale. Pengambilan sampel menggunakan metode
convenience sampling. Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis Wilcoxon Signed Rank
Test dan analisis kualitatif berdasarkan wawancara dan observasi. Hasil penelitian kuantitatif
menunjukkan bahwa brief CBT berperan secara signifikan terhadap depresi (P=0,04), sedangkan brief
CBT berperan secara marginally significant terhadap body image secara keseluruhan (P=0,06).

Kata kunci: kanker payudara, tingkat depresi, body image, dewasa muda, Brief CBT

Abstract

Cancer is disease due to uncontrolled cell, until now it has not been found the cause of
cancer. Treatment to breast cancer patients have an impact on physical, psychological, dan social.
Treatment to breast cancer will give the impact on physical such as loss of hair and scars. By changes
physically, perception of a person about his body relating to the psychological state of breast cancer
patients (body image). Not only physically, the treatment of cancer will affect the psychological state
of breast cancer patients. One psychological response to a chronic disease is depression. Individual
with depression tends to develop negative thoughts, and individual with depression also tends to been
distorted body image. To address the problem, then required psychological therapy. The brief CBT
(Cognitive Behaviour Therapy) help breast cancer patients to resolve negative emotion by changing
behavior and negative thought. The purpose of this research is to see the role of brief CBT on
depression level and body image problem in young adulthood breast cancer patients. The design of
this study was quasi-experimental study involving 5 subjects through convenience sampling. Data
obtained by using interviews, observations, and quessionaire. The quistionnaire used was the beck
Depression Inventory II (BDI-II) and Body Image Scale. Brief CBT is given 6 sessions within 60-90
menit each session. Data were analyzied using Wilcoxon Sign Rank Test. Five women completed the
intervention, the analysis showed that after the end of treatment the score of depression show lower
levels (p = 0,05) and Brief CBT marginally significant on body image (0,06).

103
Keywords: breast cancer, depression level, young adulthood, body image,brief CBT

Kanker merupakan salah satu penyakit Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
yang ditakuti oleh kebanyakan orang. Kata prevalensi tumor atau kanker di Indonesia
“kanker” sendiri menakutkan, dan seringkali adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar
seseorang overestimate terhadap kematian yang 330.000 orang. Data di RS kanker Dharmais
disebabkan kanker (Burish et al., dalam menunjukkan bawa selama tahun 2010-2013,
Sarafino & Smith, 2011). Pada dasarnya kanker kanker payudara, kanker serviks, dan kanker
merupakan penyakit yang timbul akibat paru merupakan tiga penyakit terbanyak di RS
pertumbuhan sel jaringan tubuh yang berubah Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta
menjadi sel kanker (Kementrian Kesehatan, jumlah kematian akibat kanker tersebut terus
2015). Hingga saat ini belum ditemukan meningkat. Hal ini disebabkan beberapa hal
penyebab timbulnya kanker, namun beberapa seperti faktor ekonomi, pendidikan, ataupun
faktor risiko dapat memicu munculnya penyakit salah satunya adalah faktor budaya. Wakil
ini antara lain usia (risiko bertambah seiring ketua III Yayasan Kanker Payudara Indonesia
bertambahnya usia), faktor genetik, faktor mengatakan “Banyak pasien saya di Dharmais,
hormon, faktor gaya hidup, dan faktor kurang lebih 60 persen yang datang dengan
lingkungan (Keitel & Kopala, 2002). stadium lanjut. Dan mereka mengaku bahwa
Ada berbagai jenis kanker. Kanker sebelumnya mencoba berbagai pengobatan
payudara merupakan jenis kanker yang paling tanpa operasi yang kini banyak diiklankan”. Di
banyak terjadi pada perempuan di hampir di Indonesia ada banyak mitos yang dipercaya
seluruh dunia. Di Amerika, 182.460 perempuan masyarakat mengenai penyakit kanker. Plt
diperkirakan didiagnosa kanker payudara pada Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan
tahun 2008. Data lain menyebutkan bahwa Penyehatan Lingkungan Prof dr. Agus
penyakit kanker merupakan salah satu Purwadianto, Kemenkes RI menyampaikan
penyebab kematian utama di seluruh dunia. pentingnya menghilangkan mitos tentang
Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian kanker. Beliau menyampaikan empat mitos
disebabkan oleh kanker. Kanker payudara tentang kanker yaitu 1) tidak perlu tahu tentang
adalah salah satu jenis kanker penyebab kanker, 2) tidak ada tanda dan gejala kanker, 3)
terbesar kematian setiap tahunnya. Lebih dari tidak ada yang dapat dilakukan terkait kanker,
60% kasus baru dan sekitar 70% kematian 4) tidak ada hak dalam pelayanan kanker.
akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi Faktanya kanker bisa dicegah, diobati, dan
di Afrika, Asia, dan Amerika Tengah dan disembuhkan jika diketahui lebih dini, dan
selatan. Menurut data Globocan (IARC) tahun kanker bukan penyakit kutukan seperti yang
2012 diketahui bahwa kanker payudara dikutip dalam (“Hilangkan Mitos”, 2014).
merupakan penyakit kanker dengan presentase Sayangnya sekitar 70% pasien kanker payudara
kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan datang ke rumah sakit berada pada kondisi
presentase kematian akibat kanker payudara stadium lanjut (Anggraini, 2010).
sebesar 12,9%. Namun demikian kanker Hal utama yang membedakan kanker
payudara memiliki presentase kematian yang payudara dari jenis kanker yang lain adalah
jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenyataan bahwa kanker payudara yang
presentasi kasus baru, sehingga jika penyakit dialami oleh perempuan akan merusak organ
kanker tersebut dapat dideteksi dan ditangani yang menunjukkan identitasnya sebagai
sejak dini maka kemungkinan sembuh akan perempuan. Nurachman (2011)
lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, penyakit mengungkapkan bahwa ketika perempuan
kanker payudara dan serviks merupakan masuk masa dewasa, akan muncul berbagai
penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi masalah terkait kesehatan seperti kesehatan
pada tahun 2013, presentasi kanker payudara reproduksi dan kanker. Kanker payudara bisa
sebesar 0,05 %. Data lain juga menunjukkan menyerang berbagai kategori usia. Belakangan
bahwa proporsi kanker payudara sebanyak 170- kejadian kanker pada remaja dan dewasa muda
190 dari 100.000 orang. Berdasarkan data Riset menunjukkan peningkatan di Eropa demikian

104
juga di Amerika dan Canada. National Cancer payudara, perubahan warna kulit, kerontokan
Institute mendefinisikan jarak usia remaja dan rambut, dan pengurangan cairan lubrikasi pada
dewasa muda dari usia 15 tahun sampai 39 vagina. Kerontokan rambut juga secara
tahun adalah rentang usia ketika didiagnosis. langsung terlihat oleh orang lain dan dapat
Setiap tahun ada sekitar 25.000 dewasa muda menjadi simbol precursor terhadap “loss of
di Jerman yang didiagnosa dengan kanker. self”. Dengan adanya perubahan fisik yang
Secara medis diprediksi bahwa secara berkaitan dengan feminitas, pasien kanker
keseluruhan jumlah survival pasien kanker perempuan dapat mengalami compromise
pada usia 20-39 tahun adalah sebesar 80%. terhadap seksualitas (Colyer, 1996). Perempuan
Usia dewasa muda merupakan fase hidup yang melewati operasi ekstensif memiliki
dimana ditandai dengan perubahan dan kebutuhan untuk beradaptasi terhadap body
pergolakan, perkembangan kompleks dan tugas image yang baru. Diikuti dengan kecemasan
pentingnya adalah sebagai contoh membangun terhadap kekambuhan, efek samping dari
finansial dan kemandirian sosial, keluar dari pengobatan, serta ketakutan akan kematian.
rumah orangtua, membentuk dan bergabung Body image didefinisikan sebagai sikap
dalam rekan, merencanakan keluarga, dan individu terhadap penampilan dirinya,
memulai karir profesional. Dengan adanya kesehatan, fungsi dan seksualitas, sebagai
diagnosis kanker di tengah tahap psikososial persepsi subjektif yang dibentuk dalam konteks
yang kompleks ini, pasien dipaksa untuk sosial (Cohen, Mabjish, & Zidan, 2010). Isu
mengesampingkan perkembangan personalnya fisik atau body image menjadi isu penting.
dan fokus kepada “bertahan hidup” (Geue, Perempuan seringkali merasa bahwa dirinya
Sender, Schmidt, Richter, Hinz, Schulte, tidak lagi menarik secara seksual. Operasi yang
Rahler, Ritcher, 2014). Melalui masa dilakukan akan meninggalkan bekas luka yang
perkembangan dewasa awal merupakan sesuatu besar di bagian dada, mati rasa, kesulitan dalam
yang sulit. Kesulitan ini meningkat apabila ada melakukan aktivitas sehari-hari, dan perasaan
rintangan yang menghambat perkembangan tidak nyaman setelah operasi. Perempuan akan
seseorang. Salah satu rintangan yang memperhatikan tubuh mereka, luka mereka,
menghambat penguasaan tugas perkembangan cara berpakaian, dan sebagainya. Pada
masa dewasa awal adalah hambatan fisik penelitian sebelumnya, menemukan bahwa
(Hurlock dalam Rahmawati & Nurul, 2014). body image yang rendah secara kuat
Penelitian longitudinal (Krueger et al., dalam diasosiasikan dengan distress psikologis dan
Geue et al., 2014) menunjukkan bahwa pasien rendahnya kualitas hidup pada survivor kanker
kanker pada usia 20-40 tahun menunjukkan payudara (Dahl, Reinersten, Nesvold, & Fossa,
penurunan status fungsi pada skala Short Form 2010).
of Health Survey (SF-8) pada fase awal Selain adanya perubahan fisik,
rehabilitasi jika dibandingkan pada populasi pengobatan yang dilakukan juga menimbulkan
umum. respon psikologis. Lebih dari perubahan fisik
Ketika seseorang didiagnosa menderita akibat treatment, pasien kanker payudara
kanker payudara, maka ia akan dihadapkan mengalami ancaman psikologis dan kehilangan
pada serangkaian pengobatan. Pengobatan atau (e.g., Deadman, Dewey, Owens, Leinster &
treatment yang dialami oleh penderita kanker Slade, 1989; Schag et al., 1993). Pada tahap
payudara menimbulkan efek tidak prediagnosis, seorang perempuan akan
menguntungkan baik secara fisik, psikologis, menyadari ada hal yang berbeda dengan
maupun sosial (Miller & Massie dalam payudaranya, maka perasaan yang dominan
Holland, Breitbart, Jacobsen, Lederberg, muncul adalah perasaan cemas, takut, panik,
Loscalzo, Mccorkle, 2010). Secara umum bercampur dengan kepercayaan diri bahwa
pengobatan dibedakan menjadi surgical tidak ada yang salah dengan tubuhnya.
(operasi) dan pengobatan systemic (kemoterapi, (Weismen & Worden, dalam Keitel & Kopala,
radioterapi, dll). Kedua jenis pengobatan 2000) menjelaskan bahwa ketika seseorang
tersebut menimbulkan perubahan fisik yang didiagnosa kanker membutuhkan waktu 100
seperti mual, letih, bekas luka, kehilangan hari untuk mengubah pandangan mereka

105
mengenai dirinya sebagai orang yang sehat mengenai bagaimana atau asal penyakit mereka
berubah pandangan menjadi orang dengan (Affleck, Tennen, Croog, & Levine, 1987; A.
penyakit yang serius. Beberapa perempuan Ali et al., dalam Ogden 2000). Signifikansi
akan memasuki masa denial, avoidance coping, yang lebih besar terjadi ketika seseorang
dan menyalahkan dirinya sendiri atas diagnosa menaruh atau menyalahkan, apakah ia akan
yang diberikan dokter. Pada tahap ini juga menyalahkan diri sendiri, menyalahkan dunia,
terjadi proses pengambilan keputusan atau lingkungan. Beberapa peneliti menemukan
mengenai jenis pengobatan yang akan dilalui. bahwa sikap menyalahkan diri sendiri dapat
Individu yang dirawat inap dan melakukan membawa kepada rasa bersalah atau depresi
operasi, merasakan takut dan cemas. Pada fase (Glinder & Compas, dalam Ogden, 1999).
treatment atau middle phase. Perempuan yang Dalam kasus pasien kanker payudara
pulang ke rumah, mereka akan mengevaluasi yang melakukan mastektomi, seringkali muncul
dan memutuskan rekomendasi treatment pemikiran-pemikiran negatif seperti perasaan
berikutnya. Setelah beberapa diagnosis dan tidak berharga sebagai perempuan, perasaan
pengobatan, seseorang akan merasa nilai tujuan bersalah, merasa bahwa dirinya tidak menarik
hidup menjadi sulit untuk dijangkau. Asumsi dan tidak memuaskan secara seksual,
yang menuntun hidup sebelum kanker menjadi perempuan juga sering merasa malu dengan
hancur dan individu akan merasa disconnected penampilan mereka, adanya kecemasan akan
dari diri yang familiar (Frank 1991; Mathieson kekambuhan dan munculnya kanker lagi
& Stam, 1995). (Keitel & Kopala, 2000). Penelitian
Ketika seseorang menderita penyakit menunjukkan bahwa salah satu prediktor
kronis, pengobatan yang dilakukan tidak hanya terbaik dari tingginya level distress adalah
berdampak kepada isu fisik atau body image, adanya pemikiran yang menganggu mengenai
tapi juga akan memunculkan respon emosional. penyakit yang dialami (Beiker, Pouwer, Henk,
Menurut (Miller, dalam Anggraini & Ekowati, Ploeg, Leer, Ader, 2000). Padahal ketika emosi
2010) Sebanyak 16% - 25% pasien menderita negatif atau distress tersebut muncul secara
kanker sekaligus depresi. Pada tahun pertama berkepanjangan akan mempengaruhi kondisi
setelah diagnosis, 48% wanita mengalami kanker. Kanker akan mengalami metasthasis
kecemasan dan depresi. 20-30% perempuan berkaitan dengan sistem imun yang melemah
mengalami distress selama 1 tahun setelah karena kondisi psikologis.
diagnosis (Kleiber, 2000). Hampir 50 % wanita Pada bedah mastektomi, kehilangan
dengan kanker payudara menunjukkan gejala akan satu atau kedua payudara adalah peristiwa
depresi setelah diagnosis dan treatment. traumatik dalam kehidupan wanita dan
Distress merupakan hal yang umum terjadi berdampak pada aspek psiko-sosial serta
pada pasien kanker yang dibebani dengan kehidupan seksualnya (Dian, dalam Tasripiyah,
beragam gejala fisik dan psikologis. Kualitas Prawest, & Rahayu, t.th). (Beck, dalam Noles,
hidup seseorang dapat terganggu dengan Cash, Winstead, 1973) mengungkapkan bahwa
banyaknya situasi stres yang dialami, masalah dalam teori kognitif mengenai depresi, “distorsi
body image, masalah seksual, masalah body image” termasuk di dalam gejala kognitif
keuangan, kecemasan, dan depresi. Depresi dari depresi. Sementara penelitian lain
sendiri juga memiliki dampak yang negatif menyebutkan bahwa body image merupakan
mempengaruhi keparahan dan efek samping prediktor yang kuat pada sesi awal terhadap
dari pengobatan medis (operasi, kemoterapi, kecemasan, depresi, dan distress. Melihat
radioterapi, maupun hormon terapi) dengan hubungan tersebut, dapat terlihat bahwa Body
meningkatkan gangguan pencernaan, kelelahan, Image dan depresi memiliki hubungan timbal
dan menurunkan fungsi kognitif (sulit balik.
berkonsentrasi) yang dapat menurunkan Moorey (2010) menuliskan bahwa
kualitas hidup seseorang (Reich, Lesur, model kognitif menjelaskan mengenai arti
Chevallier, 2008). personal dari gejala, pengobatan, dan efek
Seseorang dengan penyakit kronis atau samping yang dialami pasien kanker akan
akut cenderung untuk mengembangkan teori menentukan reaksi emosi seseorang. Satu hal

106
penting yang membedakan kognitif terapi pada melihat peran brief CBT terhadap tingkat
individu dengan penyakit kronis dibandingkan depresi dan masalah body image pada pasien
dengan individu yang mengalami gangguan kanker payudara dewasa muda.
psikiatri adalah bagaimana individu tersebut
memandang bahaya dan gangguan yang METODE
dihadapi. Model kognitif membagi pemikiran
menjadi pemikiran rasional atau realistis dan Populasi dalam penelitian ini adalah
pemikiran irasional atau tidak realistis. perempuan dewasa muda dengan kanker
Ketika koping yang dilakukan gagal, payudara yang sedang menjalani perawatan
maka individu dengan kanker akan terjebak terkait penyakitnya di DKI Jakarta. Penelitian
dalam lingkaran pemikiran, perasaan, dan ini melibatkan semua perempuan pasien kanker
perilaku yang berbahaya. Pemikiran yang tidak payudara dewasa muda (18-40 tahun), lama
rasional akan mengarahkan kepada perilaku diagnosa maksimal 2 tahun, dan tingkat
yang tidak rasional yang sering membawa pendidikan minimal SMA.
kepada konsekuensi yang negatif. Terapi yang Terapi Brief CBT digunakan sebagai
efektif bertujuan untuk memutuskan rantai intervensi, dan merupakan versi pendek dari
tersebut (Moorey, 2010). Untuk itu, masalah CBT. Brief CBT berlangsung selama 6 sesi dan
depresi dan body image ini perlu diberikan 1 pertemuan untuk pengambilan data awal.
penanganan. Salah satunya adalah CBT, yaitu Masing-masing sesi berlangsung selama kurang
dengan “memperdebatkan” keyakinan yang lebih 1 jam. Sesi pertama merupakan sesi
salah pada seseorang maka orang tersebut dapat membuat konsep masalah. Sesi ini akan
lebih secara rasional dan realistik dalam membahas mengenai masalah-masalah yang
berpikir yang akan menghasilkan penerimaan dihadapi serta menentukan fokus masalah yang
diri yang lebih baik dan kepuasan terhadap akan diselesaikan selama proses terapi. Sesi
hidup dengan lebih baik pula (Dryden & Bond, kedua, merupakan sesi pengenalan brief CBT,
2008). CBT mengkombinasikan kognitif dan penentuan tujuan, dan aktivasi perilaku. Sesi
perilaku yang memiliki bukti empiris yang kuat ketiga, akan dilakukan identifikasi pemikiran
untuk mengatasi gangguan mood dan maladaptif. Sesi keempat, partisipan akan
kecemasan (Chambless & Ollendick, diberikan salah satu skill untuk menantang
DeRubies, & Christoph dalam Cully & Teten, pemikiran maladaptif. Sesi kelima, partisipan
2008). Premis dasar dari CBT adalah emosi akan diberikan skill menyelesaikan masalah.
dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk Sesi keenam, merupakan sesi penutup dan
diubah secara langsung, karena itu target CBT memelihara perubahan yang terjadi setelah sesi.
adalah dengan mengubah pemikiran dan Evaluasi dilakukan berdasarkan
perilaku yang berkontribusi terhadap distress kuesioner BDI-II dan Body Image Scale.
emosi. Cully dan Teten (2008) Pengetesan dilakukan seminggu sebelum terapi
mengungkapkan bahwa brief CBT adalah versi dimulai dan di akhir sesi pemberian intervensi.
pendek dari CBT dan mengurangi rata-rata sesi Beck Depression Inventory - II (BDI –
CBT yang biasanya berlangsung 12-20 sesi II) merupakan alat ukur yang digunakan untuk
menjadi 4-8 sesi. Terapi yang dilakukan dengan mengukur tingkat gejala depresi seseorang
keterbatasan ini kemungkinan memberikan yang terdiri dari 21 item dan telah diadaptasi ke
keuntungan tambahan untuk pasien dan terapis Bahasa Indonesia oleh Dr. Henndy Ginting
untuk bekerja secara lebih efisien dan efektif. pada tahun 2013. BDI – II menggunakan skala
Brief CBT sangat bermanfaat digunakan pada Likert dengan pilihan jawaban dari skala 0
primary care setting untuk pasien dengan hingga 4 dengan definisi pilihan jawaban yang
kecemasan dan depresi yang diasosiasikan berbeda. Uji reliabilitas dan validitas terhadap
dengan kondisi medis, karena pada individu alat ukur ini telah dilakukan dengan hasil
tersebut seringkali dihadapkan pada isu Cronbach Alpha sebesar 0,90 dan terbukti valid
kesehatan mental akut dan bukan kronis serta mendiskriminasi BDI – II dari alat ukur lainnya
banyak pasien yang sudah memiliki strategi (Ginting, 2013).
koping. Melihat hal ini, maka peneliti ingin

107
Body Image Scale (BIS) merupakan berdasarkan pertimbangan peneliti, item
alat ukur yang digunakan untuk mengukur tersebut tetap digunakan. Hal ini dikarenakan
tingkat body image pada seseorang. BIS terdiri jumlah aitem pada alat tes hanya sedikit, yang
dari 10 item yang diukur menggunakan skala artinya masing-masing domain hanya diwakili
Likert dengan pilihan skor 0 (tidak sama sekali) oleh sedikit aitem. Selain penggunaan alat
hingga skor 4 (banyak sekali) (Hopwood, ukur, pengambilan data juga dilakukan secara
Fletcher, & Ghazal, 2001). Alat ukur ini akan kualitatif dengan menggunakan metode
diadaptasi terlebih dahulu oleh peneliti dan dari wawancara dan observasi.
hasil adaptasi terbukti bahwa BIS reliabel dan
valid untuk digunakan dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai koefisien Cronbach’s alpha pada alat
ukur BIS adalah 0,85 dengan 9 item valid pada Hasil olah data terhadap 5 partisipan
rentang α = 0,501 hingga α = 0,745. Item 1 dengan uji Wilcoxon sign rank test dapat dilihat
tidak lulus uji validitas (α = 0,046), akan tetapi pada tabel berikut ini:

Tabel I. Hasil Analisis Kuantitatif Partisipan


Pretest Posttest
Variabel Z P
Mean SD Mean SD
Depression 23,4 9,40 8.20 5,22 -2,06b 0,04
Body Image 14,2 3,96 7,40 3,91 -1,86b 0,06
1. Aspek Afeksi 5,00 2,35 3,00 2,00 -1,86b 0,06
2. Aspek Perilaku 4,20 1,79 1,40 1,14 -2,07b 0,04
3. Aspek Kognitif 5,00 1,22 3,00 2,00 -1,89b 0,06a
Note: ** signifikan .01 ; * signifikan .05 ; amarginally significant 0.1

Berdasarkan tabel I terdapat hasil yang pasien kanker payudara. Brief CBT membantu
significant dari peran brief CBT pada depresi menurunkan tingkat depresi dan membuat body
perempuan dewasa muda dengan kanker image pasien menjadi lebih baik. pasien merasa
payudara dengan p = 0,05. Berdasarkan temuan brief CBT membantu menjadi merasa lebih
tersebut, dapat disimpulkan bahwa brief CBT baik, lebih tenang, dan dapat membantu
dapat memberikan perbedaan yang signifikan partisipan untuk dapat berpikir dengan lebih
tingkat depresi secara keseluruhan. Ketika jernih atas situasi yang dialami. Dengan
dilihat lebih lanjut pada body image, terdapat membuat daftar masalah, partisipan menjadi
hasil yang marginally significant dari peran lebih jelas dan menilai beberapa masalah yang
brief CBT terhadap body image secara mereka alami, dan membantu mereka untuk
keseluruhan pasien kanker payudara. Ketika menentukan masalah mana yang perlu
dilihat secara spesifik pada masing-masing diselesaikan terlebih dahulu.
aspek body image ditemukan bahwa terdapat Masalah yang dialami pada partisipan
perbedaan yang marginally significant juga dari memiliki beberapa kesamaan dan beberapa
brief CBT terhadap pada aspek afeksi dan perbedaan. Banyak partisipan yang merasa
kognitif body image perempuan dewasa muda bahwa banyak perubahan yang terjadi pada
dengan kanker payudara dengan p = 0,06. kondisi fisiknya. Ketidakmampuan untuk
Terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek beraktivitas menjadi kendala yang dirasakan
perilaku dengan nilai p = 0,04. Hasil tersebut oleh hampir semua partisipan. Kendala fisik ini
menunjukkan bahwa brief CBT cukup berperan kemudian membuat partisipan merasa tidak
terhadap depresi secara keseluruhan dan juga berguna karena tidak bisa melakukan kegiatan
pada peningkatan aspek perilaku pada body yang dulu sering dilakukan. Selain masalah
image. fisik, hampir semua partisipan juga dihadapkan
Berdasarkan hasil analisis, tiap pasien dengan masalah keuangan. Banyak pasien di
brief CBT memberikan peran yang positif rumah singgah yang datang dari luar kota
terhadap depresi dan masalah body Image pada bahkan dari luar pulau, mereka pindah

108
sementara ke Jakarta untuk mendapat distorsi kognitif yang berbeda dibanding
pengobatan yang lebih lengkap dan lebih baik. dengan yang lainnya. Walaupun diberikan
Empat partisipan dalam penelitian ini berasal materi terapi yang sama, hasil dari terapi
dari luar pulau, dan satu dari luar kota (Bogor). menunjukkan beberapa perbedaan. Hal ini
Perpisahan dengan anak dan keluarga membuat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya
partisipan sedih. seperti faktor kepribadian, kondisi ekonomi,
Walaupun memiliki beberapa atau dukungan sosial masing-masing individu.
kesamaan, partisipan dalam penelitian ini juga Hasil penelitian ini sesuai dengan
menunjukkan beberapa perbedaan. Dalam temuan (Rizki, Utomo, & Pratahama, t.th) yang
menghadapi penyakit kronis, beberapa pasien menerapkan CBT untuk menurunkan gejala
terlihat memiliki respon yang berbeda. Sebagai depresi pada pasien stroke. Hasil penelitian
contoh, S yang sudah menikah merasa bahwa tersebut menunjukkan bahwa CBT memiliki
efek pengobatan membuatnya merasa tidak pengaruh dalam menurunkan gejala depresi.
berguna karena tidak bisa melakukan hubungan Brief CBT yang diberikan juga terlihat
seksual. Sementara D yang belum menikah menunjukkan peran terhadap masalah body
lebih merasa khawatir mengenai penampilan image yang dialami partisipan. Brief CBT
fisiknya, D merasa kurang menarik karena berperan secara marginally significant, namun
perubahan fisiknya. Partisipan juga jika dilihat secara lebih rinci berdasarkan
menunjukkan perbedaan respon terhadap aspek-aspeknya, brief CBT berperan
perubahan bentuk tubuh yang terjadi akibat meningkatkan body image partisipan menjadi
operasi. S tidak begitu merasa terganggu lebih baik. (Fadaei, Janighorban, Mehrabi,
dengan keadaannya yang sudah kehilangan Ahmadi, Mokaryan, & Gukizade, 2010) dalam
payudara, karena menurutnya perempuan atau penelitiannya melakukan konseling kognitif
femininitas tidak dilihat dari bentuk tubuh saja. perilaku terhadap body image pada pasien
Respon yang berbeda ditunjukkan oleh M atau kanker payudara setelah mastektomi. Penelitian
D. M merasa perubahan fisiknya yang dilakukan pada 72 pasien kanker
mempengaruhi rasa percaya dirinya di depan payudara ini juga menunjukkan adanya
orang lain, demikian pula yang dirasakan oleh perbedaan yang signifikan antara kelompok
D. yang diberikan intervensi dibandingkan dengan
Pada proses terapi yang dilakukan, kelompok kontrol.
secara umum terlihat bahwa kebanyakan tujuan Beberapa partisipan rumah singgah
partisipan adalah ingin sembuh dan ingin berasal dari luar kota bahkan dari luar pulau.
kembali beraktivitas seperti dulu. Namun, Hal ini kemudian menjadi masalah tersendiri
penentuan goal ini kemudian diarahkan bagi partisipan. (Rogers-Clark, 2002)
berdasarkan kegiatan-kegiatan yang tidak mengungkapkan bahwa jarak pasien kanker
pernah lagi dilakukan selama pengobatan di dari area metropolitan menyebabkan kesulitan
rumah singgah. Aktivitas yang dilakukan juga yang lebih besar. Perpisahan dengan keluarga
kemudian berbeda-beda pada masing-masing dan teman-teman membuat pasien kanker
partisipan. Pada individu yang cenderung pasif menjadi rentan terhadap stress, keperluan untuk
seperti S, lebih memilih kegiatan seperti berpergian dengan jarak jauh, dan kebutuhan
mengobrol atau sekedar menonton. Berbeda biaya yang meningkat karena biaya akomodasi.
pada L atau H yang lebih suka jalan-jalan Hal ini terlihat bahwa beberapa pasien seperti
sebagai aktivitas yang menyenangkan. S, M, dan H yang merasa stres dan sedih karena
Pada sesi menantang pikiran, partisipan harus berpisah dengan anak-anak yang masih
diajak untuk mengubah pemikiran otomatis kecil. Masalah lain yang mungkin muncul
yang irasional menjadi lebih rasional. Beberapa adalah perasaan kesepian. (Rogers-Clark, 2002)
partisipan memiliki distorsi kognitif “All or mengungkapkan bahwa masalah yang
nothing thinking”. Partisipan merasa bahwa diasosiasikan dengan pasien kanker yang hidup
dirinya tidak lagi berguna karena banyak hal di luar kota adalah perasaan yang kuat adalah
yang tidak lagi bisa dilakukan pada semenjak “merasa sendiri” dengan pengalaman mereka.
sakit. Sedangkan beberapa lainnya memiliki Hal ini berhubungan dengan kurangnya tenaga

109
profesional, beberapa juga melaporkan bahwa sendiri yang muncul pada pasien kanker
pasien kanker tidak bisa menyampaikan payudara seperti perasaan tidak berguna lagi
perasaan yang sebenarnya karena mereka ingin karena kondisi fisik yang lemah dan berubah.
melindungi orang yang mereka kasihi, atau Beberapa partisipan juga memandang dirinya
mereka merasa kurang privasi di komunitas tidak berharga. Neale (1996) juga menyebutkan
mereka. Hal ini dialami oleh ibu L yang merasa bahwa individu yang depresif sensitif terhadap
sendiri menghadapi penyakitnya karena ia tidak setiap halangan yang ada di depannya. Individu
berani berkeluh kesah kepada anaknya karena depresif juga cenderung untuk menganggap
takut membebani anak. atau menangkap hinaan, ejekan, atau
Pasien kanker payudara, menghadapi peremehan dari orang lain. Beberapa partisipan
beberapa jenis pengobatan. Semua partisipan kanker payudara juga terlihat sensitif terhadap
sudah melakukan operasi dan disertai dengan pandangan orang lain kepada dirinya. Distorsi
pengobatan sistemik yaitu kemoterapi dan umum yang terjadi pada beberapa partisipan
radioterapi. Pengobatan yang sudah dilakukan adalah distorsi kognitif “All or nothing
juga menimbulkan beberapa efek samping thinking” yaitu pemikiran untuk melihat
seperti nyeri, mual, berhenti menstruasi, sesuatu secara ekstrem. Kondisi dan kekuatan
kerontokan rambut, dll. (Moorey, 2010) Model fisik yang berubah membuat beberapa
kognitif mengungkapkan bahwa pemaknaan partisipan merasa tidak berdaya. Sesi rekaman
pribadi seseorang mengenai gejala, pengobatan, pemikiran membantu partisipan menjadi lebih
atau efek samping dari pengobatan peka akan pemikiran –pemikiran otomatis yang
mempengaruhi reaksi emosi. Reaksi dari orang mungkin tidak disadari. Pada sesi ini partisipan
lain dan persepsi sosial secara umum terhadap diminta juga untuk mencari bukti yang
penyakit juga mempengaruhi perilaku koping. mendukung dan bukti yang tidak mendukung
Prinsip dasar dari kognitif terapi di dari pemikirannya tersebut untuk mendapat
penyakit kronis adalah dimana kognitif terapi pemikiran alternatif yang lebih positif.
mendorong pasien untuk menjadi terapis bagi Moorey (2010) mengungkapkan bahwa
diri sendiri dengan mempelajari dan penyelesaian masalah merupakan salah satu
memodifikasi pemikiran, keyakinan, dan teknik perilaku yang baik dilakukan. Ketika
perilaku yang irasional. Terapis dan pasien masalah sudah jelas, menemukan cara untuk
bekerja secara kolaboratif untuk bersama mengatasi masalah merupakan hal yang lebih
menentukan target tujuan dan mengembangkan baik dilakukan dibandingkan dengan hanya
konsep bagaimana masalah tersebut diatasi. mengubah pemikiran mengenai masalah
Pasien dibantu untuk melihat keyakinan mereka tersebut. Masalah pengaturan keuangan,
yang negatif sebagai hipotesis terhadap diri masalah mencari tenaga pendamping, masalah
mereka sendiri, penyakit mereka, dan tentang mengatur jadwal rumah sakit merupakan
dunia, yang kemudian akan di tes dengan beberapa contoh masalah yang muncul pada
menggunakan teknik kognitif dan perilaku partisipan penelitian. Sesi penyelesaian
Berdasarkan hasil kualitatif brief CBT masalah kemudian membantu beberapa
berperan pada tingkat depresi kelima pasien masalah ini menjadi lebih jelas dengan
kanker payudara. Hal ini dapat terlihat dari menuliskan beberapa kemungkinan solusi.
pola-pola kognitif yang berbeda pada masing- Setelah solusi terbaik dipilih, partisipan diminta
masing partisipan. Neale, Davidson, dan Haaga juga untuk membuat langkah-langkah dala
(1996) dalam kajian teorinya mengenai menerapkan solusi yang dibuat. Partisipan
psikologi kognitif terhadap depresi seperti S dan L merasa terbantu dengan sesi ini,
mengemukakan tiga pola kognitif seperti sesi penyelesaian masalah membuat partisipan
pandangan terhadap diri sendiri, menilai berpikir dengan lebih jernih.
pengalaman dari segi yang negatif, dan Brief CBT juga menunjukkan peran
memandang masa depan secara negatif. Dari yang marginally significant terhadap body
lima partisipan yang diteliti banyak yang image secara keseluruhan. Pada intervensi brief
menunjukkan pola pandangan negatif terhadap CBT yang sudah dilakukan, terlihat bahwa
diri sendiri. Pandangan negatif terhadap diri tidak semua partisipan memandang masalah

110
body image sebagai masalah yang dianggap namun hanya berlangsung dalam jangka waktu
mengganggu. Beberapa partisipan pendek jika dibandingkan dengan terapi
menunjukkan respon yang berbeda mengenai suportif.
perubahan pada tubuhnya. Walaupun mereka Temuan menarik lainnya adalah variasi
memiliki pengalaman yang sama yaitu hasil yang berbeda antara partisipan sudah
menderita kanker payudara, namun pemahaman menikah dibandingkan dengan yang belum
setiap orang berbeda. (Cohen et al., 1998; menikah. D merupakan satu-satunya partsipan
White, 2000) menyampaikan bahwa cara orang yang belum menikah. D juga masih berada
“mengalami” tubuhnya merupakan hal yang pada usia yang lebih muda dibandingkan
subjektif, dan merupakan produk dari persepsi partisipan lainnya. (Santracrocre & Zebrack,
diri, pikiran, dn perasaan mengenai ukuran 2010) mengemukakan bahwa pada usia dewasa
tubuh, kompetensi dan fungsi. Hal ini dapat muda, perubahan berat badan, kehilangan
menjelaskan bahwa masing-masing partisipan rambut, dapat menyebabkan individu merasa
memaknai tubuhnya secara berbeda. Ada berbeda dibandingkan peernya. Hal ini juga
berbagai faktor yang mempengaruhi bagaimana kemudian mempengaruhi self esteem
seseorang memandang tubuhnya. Salah satunya seseorang. Demikian juga efek pengobatan
adalah lingkungan. Lingkungan dimana yang dilakukan mempengaruhi tubuh seksual D
seseorang bergaul memberikan pengaruh pada dalam mencari pasangan. Sementara pada
cara pandang seseorang terhadap tubuhnya partisipan yang sudah menikah seperti S dan H,
(Shroff & Thompson, 2006). Body image efek pengobatan berdampak pada kedekatan
merupakan suatu hal yang penting karena dapat dengan suami. Usia dewasa muda merupakan
ditingkatkan dengan intervensi edukasi atau masa dimana individu membangun kedekatan
intervensi psikologis (Wenninger, Weiss, dengan pasangan. Pengobatan yang dilakukan
Wahn, & Staab, 2003 dalam Ogden, 2007) membuat S merasa bersalah karena tidak lagi
Jika dibahas secara lebih mendalam, bisa berhubungan seksual dengan suami.
brief CBT berperan signifikan di aspek Demikian juga dengan H yang menyarankan
perilaku. Sementara berperan marginally suaminya untuk menikah lagi.
significant di aspek lainnya. Hal ini disebabkan Penelitian ini memiliki keterbatasan
karena beberapa faktor. Salah satunya adalah banyaknya faktor yang tidak dapat dikontrol
kelemahan brief CBT sendiri yang diberikan oleh peneliti. Hal ini terkait banyaknya faktor
dalam waktu yang singkat. Dimana brief CBT internal dan eksternal yang dapat
merupakan versi pendek dari CBT yang mempengaruhi depresi dan masalah body
idealnya diberikan 18-29 sesi. Tidak mudah image pada pasien kanker payudara. Faktor-
mengubah core belief seseorang dalam jangka faktor eksternal yang tidak dikontrol seperti
waktu yang singkat. Sehingga aspek kognitif kondisi keluarga, dukungan suami, kondisi
dan afektif juga tidak terlalu banyak mengalami ekonomi, faktor internal terkait faktor
perubahan. kepribadian yang mempengaruhi depresi dan
Penelitian yang dilakukan (Edelman, body image seseorang. Faktor kepribadian, dan
Bell, & Kidman, 1999) membandingkan bagaimana seseorang menghayati sakit dan
efektivitas group CBT dengan supportive tubuh juga merupakan hal yang tidak dikontrol
therapy. Keduanya menujukkan peran yang oleh peneliti. Beberapa penelitian menemukan
signifikan terhadap depresi, Quality of life, dan bahwa karakteristik kepribadian yang cocok di
self esteem. Namun dalam setelah 4 bulan terapi dengan terapi kognitif atau rational
follow up, menunjukkan hasil yang berbeda. emotive behavior therapy adalah individu
Hal ini menunjukkan bahwa CBT memiliki dengan dengan trait Openess rendah pada
keuntungan jangka pendek yang lebih besar NEO-PIR. Beberapa orang dengan kepribadian
jika dibandingkan dengan supportive therapy demanding akan sulit diubah kognitif nya
pada pasien kanker payudara. Dapat dengan brief CBT yang diberikan dalam waktu
disimpulkan bahwa CBT memiliki keunggulan singkat.
dan kelemahan, dimana CBT memiliki peran Keterbatasan lainnya terkait dengan
yang signifikan dalam menurunkan depresi, jumlah subjek yang sedikit. Peran brief CBT

111
hanya bisa dilihat di 5 orang partisipan. Saran untuk intervensi sebagai berikut:
Kesulitan mendapat subjek penelitian yang (1) Lembar kerja diberikan dalam bentuk lebih
sesuai kriteria, serta kondisi kesehatan subjek, sederhana sehingga memudahkan pasien dalam
mempengaruhi keputusan peneliti dalam pengerjaan; (2) Lembar kerja perlu dikemas
menentukan subjek. selain itu juga peneliti secara lebih efisien; (3) Jeda waktu yang
memiliki keterbatasan waktu sehingga tidak berbeda-beda memberi hasil yang berbeda-
banyak partisipan yang bisa terlibat dalam beda. Hal ini terjadi karena kondisi fisik serta
penelitian. jadwal pengobatan pasien berbeda satu sama
lain, sehingga pada penelitian selanjutnya perlu
SIMPULAN DAN SARAN melakukan kontrol jarak waktu masing-masing
sesi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
brief CBT berperan secara signifikan terhadap DAFTAR PUSTAKA
depresi secara keseluruhan, dan secara
marginally significant terhadap masalah body Cohen, M., Mabjish, A., Zidan, J. (2011).
image secara keseluruhan. Brief CBT juga Comparison of Arab Breast cancer
berperan secara marginally significant terhadap survivors and healthy controls for
aspek afektif dan aspek kognitif. Sedangkan spousal relationship, body image, and
terhadap aspek perilaku, kelima partisipan yang emotional distress. Springer
mengikuti terapi brief CBT menunjukkan Science+Business Media, 20, 191-198.
adanya penurunan depresi. Dryden, W & Bond, F.W. (2008). Handbook of
Saran untuk penelitian selanjutnya Brief Cognitive Behavior Therapy.
yaitu: (1) Responden yang belum menikah London: John Wiley & Sons, Ltd
diperbanyak untuk melihat apakah terdapat Edelman, S., Bell, D.R., Kidman, A.D. (1999).
perbedaan depresi dan masalah body image Group CBT versus supportive therapy
pada pasien kanker payudara yang sudah with patients who have primary breast
menikah dan yang belum menikah. Status cancer. Journal of cognitive
pernikahan juga merupakan salah satu hal psychotherapy, 3(13), 189-202
extraneous variabel yang perlu Fadaei, S., Janighorban, M., Mehrabi, T.,
dipertimbangkan; (2) Diadakan penelitian yang Ahmadi, S. A., Makoryan, F.,
menitikberatkan pada trait kepribadian selain Gukizade, A. (2010). Effects of
depresi yang dapat mempengaruhi pasien cognitive behavioral counseling on
kanker payudara dalam terapi CBT; (3) body image following mastectomy.
Diadakan penelitian kualitatif untuk melihat International Journal of Research in
dinamika individu secara mendalam dalam Medical Science, 8(16), 1047-1054.
proses bagaimana CBT dapat membantu Ginting, H., Naring, G., Van der Veld,
depresi dan masalah body image pada pasien W.M., Srisayekti, W., Becker. E.S.
kanker payudara dewasa muda. (2013). Validating the beck
Saran untuk institusi tempat pengambilan depression Inventory – II in
data adalah: (1) Dengan melihat bagaimana Indonesia’s general population and
aktivasi perilaku membantu pasien kanker coronary heart disease patients.
merasakan emosi yang lebih positif, menambah International Journal of clinical
aktivitas yang menyenangkan perlu dilakukan and health psychology, 13, 235-242
di rumah singgah ataupun di rumah; (2) Hilangkan Mitos Tentang Kanker (2014, 8
Pendidikan mengenai penyakit kanker Mei). Diunduh pada 15 Februari 2016
sebaiknya lebih luas dan mendalam diberikan. dari depkes.go.id
Dengan adanya pengetahuan mengenai Holland, J.C., Breitbart.W.S., Jacobsen, P.B.,
dampak, pengaturan asupan gizi, jenis Lederberg, S.M., Loscalzo, J.M.,
pengobatan, dll dapat membantu pasien untuk Mccorkle, R.S. (2010). Psycho-
lebih berpikir secara rasional mengenai Oncology (2nd Edition). New York:
penyakitnya. Oxford University

112
Hopwood, P., Fletcher, I., Lee, A., Ghazal, S.A.
(2001). A body image scale for use
with cancer patients. European Journal
of Cancer, 37, 189-197
Keitel, M.A. & Kopala, M. (2002). Counseling
woman with breast cancer. California:
Sage Publications
Kementrian Kesehatan. (2015). Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Neale, J.M., Davidson, G.C.& Haaga,
D.H.F. (1996). Exploring Abnormal
Psychology. New York: John
Willey & Sons Ltd
Noles, S.W., Cash, T.F., Winstead, B.A.
(1985). Body image, physical
Attractiveness, and Depression.
Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 1(53), 88-94
Ogden, J. (2004). Health psychology.
London: McGraw-Hill
Pusat Data dan Informasi Kemenker RI.
(2015). Stop kanker. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Reich, M., Lesur, A., Chevallier, C.P.
(2008). Depression, quality of life,
and breast cancer: a review of the
literature. Springer
Science+Business Media, 110, 9-17
Rogers, C. & Clark, R. N. (2002). Living
with breast cancer: the influence of
rurality on womens’s suffering and
resilience. A postmodern feminist
Inquiry. Australian Journal of
Advanced Nursing, 2(20), 34-39
Sarafino, P.E., Smith, W.T. (2011). Health
Psychology Biopsychosocial
Interactions. United States of
America: John Wiley & Sons, Inc
Shroff, H. &Thompson, J. K. (2006). Peer
influences, body image
dissatisfaction, eating dysfunction
and self esteem in adolescent girls.
Journal of health psychology, 11,
533.

113

Anda mungkin juga menyukai