ABSTRAK
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.
Salah satu terapi dalam penanganan kanker payudara adalah dengan kemoterapi. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan perawatan kemoterapi dengan gangguan citra tubuh pasien kanker
payudara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan kemoterapi terhadap gangguan citra tubuh pasien
kanker payudara di RS Islam Faisal Makassar tahun 2019. Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu
33 orang partisipan dan pengambilannya menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis chi
square, diperoleh nilai chi Square 0.032 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
perawatan kemoterapi dengan gangguan citra tubuh pada penderita kanker payudara di RSI. Faisal
Makassar di mana nilai p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang
melakukan perawatan kemoterapi yang kurang baik sebesar 72.7 %, responden yang melakukan
kemoterapi yang mendapat baik sebesar 27.3 %, responden yang mengalami gangguan citra tubuh yang
baik sebesar 69,7 %, gangguan citra tubuh yang bersifat kurang baik sebesar 30,3%.
ABSTRACT
Breast cancer is a disorder in the growth of normal mammary cells in which abnormal cells arise from
normal cells, multiply and infiltrate lymph tissue and blood vessels. One of the therapies in treating
breast cancer is chemotherapy. The purpose of this study was to determine the relationship between
chemotherapy treatments and body image disorders in breast cancer patients. This type of research is
descriptive analytic with a cross sectional approach which aims to determine the effect of chemotherapy
treatment on body image disorders of breast cancer patients at the Islamic Hospital of Faisal Makassar
in 2019. The number of participants in this study was 33 participants and the collection was using
purposive sampling technique. The results of the chi square analysis showed that the chi Square value
was 0.032. It can be concluded that there is a relationship between chemotherapy treatment and body
image disorders in breast cancer patients at RSI. Faisal Makassar where p value <0.05. The results
showed that the majority of respondents who did poor chemotherapy treatment were 72.7%,
respondents who received good chemotherapy were 27.3%, respondents who experienced good body
image disorders were 69.7%, body image disorders that were less good were 30.3%..
harga diri positif dan 87,9 % pasien dapat berupa kehilangan sebagian atau
memiliki harga diri negatif. Hal ini di total payudara dan adanya bekas luka
sebabkan karena penderita merasa fisiknya akibat operasi. Pengobatan dengan cara
tidak sempurna dan tidak sesuai dengan kemoterapi memberikan dampak juga
yang di harapkan. seperti mual, muntah, perubahan rasa,
Hasil penelitian yang dilakukan alopesia (rambut rontok), mukositis,
oleh Fratiwi Oetami, dkk tahun 2014 dermatitis, keletihan, penambahan berat
dengan judul Analisis Dampak Psikologis badan (Brunner & Suddarth, 2002).
Penderita Kanker Payudara di RS Wahidin Pengobatan kanker yang dilakukan
Sudirohusodo Kota Makassar dengan antara lain kemoterapi, radiasi dan
jumlah responden sebesar 25 orang dan 5 pembedahan. Menurut Lubis & Hasnida
orang sebagai informan, sedangkan (2009), salah satu pengobatan kanker
informan kunci sebanyak 4 orang. Hasil payudara adalah kemoterapi yang
penelitian sebanyak 68 % merasa tidak bermanfaat mencegah dan mengurangi
berdaya, kecemasan karena dampak pertumbuhan sel kanker. Prinsip
pengobatan sebesar 84%. kemoterapi adalah pemberian sitostatika
Kanker payudara memiliki dampak yang efektif dengan tingkat toksik yang
fisik maupun psikologis bagi individu. minimal sampai sedang. Pemberian
Secara fisik terjadi perubahan akibat kemoterapi dapat melalui rute topikal, oral,
proses penyakit maupun pengobatan. intravena, intramuskular, subkutan, arteri,
Perubahan yang terjadi akibat proses intrakavitasi, dan intratekal. Rute
penyakit antara lain perubahan bentuk, pemberian tergantung pada tipe obat, dosis
ukuran, atau tekstur payudara karena yang dibutuhkan, jenis, lokasi, dan luasnya
massa tumor yang membesar. Selain itu tumor yang diobati (Smeltzer & Bare,
terjadi pengerutan atau pelekukan kulit 2008). Obat kemoterapi mempunyai target
disekitar payudara serta kulit yang bersisik dan efek merusak sel yang berbeda dan
di sekeliling puting susu. Bila sudah terjadi tergantung pada siklus selnya. Obat
penyebaran lokal ataupun regional dari kemoterapi aktif pada sel yang sedang
kanker payudara antara lain adanya membelah dan bereproduksi, sehingga sel
kemerahan, ulserasi, edema, atau tumor yang aktif merupakan target utama
pelebaran vena. Perubahan kulit payudara dari kemoterapi. Namun, sel yang normal
seperti kulit jeruk (peau d’orange). tidak tertutup kemungkinan akan
Didapati juga pembesaran kelenjar getah terpengaruh kemoterapi. Karena sel
bening aksila. Perubahan yang terjadi normal juga aktif bereproduksi. Sehingga
Jurnal Berita Kesehatan : Jurnal Kesehatan, Vol. XII No. 1 (Juni, 2020) ISSN : 2356 - 1068
yang akan muncul adalah efek samping oleh kemoterapi dapat mengakibatkan
dari obat kemoterapi (Diananda, 2009). konsekuensi psikososial yang bersifat
Pengobatan kemoterapi pada negatif termasuk salah satunya masalah
umumnya diberikan sesuai siklus jenis dalam citra tubuh wanita. Masalah citra
kanker. Meskipun ada perbedaan siklus tubuh pada wanita yang menderita kanker
antara jenis kanker yang satu dengan payudara berkaitan erat dengan makna
kanker lainnya, jarak antar siklus pada payudara bagi seorang wanita. Payudara
umumnya 3 minggu. Satu pengobatan memiliki makna secara sosial sebagai
kemoterapi umumnya perlu waktu simbol kefemininan bagi wanita, peran
beberapa bulan, tetapi lamanya tergantung seorang ibu dan seksualitas.
banyaknya faktor dan akan berbeda-beda Citra tubuh adalah kombinasi dari
untuk setiap pasien (Utami, 2012). persepsi, perasaan/sikap, dan tingkah laku
Menurut Dalimartha (2008), pengobatan individu terhadap bentuk dan ukuran
dengan sitostatika dapat menimbulkan tubuh. Dalam sebagian besar penelitian
demam bahkan sampai menggigil. Efek pada wanita penderita kanker payudara
sitostatika bereaksi dimulai 6 jam setelah ditemui adanya masalah maupun gangguan
dilakukan pemberian obat sitostatika. pada citra tubuh.
Frekuensi dan beratya efek samping Masalah citra tubuh adalah stresor
tergantung dari jenis obat, dosis, bagi individu yang dapat mempengaruhi
kombinasi obat. usaha ataupun perilakunya dalam
Pasien kanker payudara yang menghadapi masalah kesehatan. Individu
menjalani kemoterapi mengekspresikan yang memiliki citra tubuh yang sehat
ketidakberdayaan, merasa malu dengan menunjukkan efek positif terhadap
bentuk payudara, ketidakbahagiaan, perilaku misalnya mencari bantuan atau
merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang pelayanan kesehatan serta melakukan
diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, praktik promosi kesehatan dalam hidup
takut, berduka, berlama-lama di tempat sehari-hari. Sebaliknya citra tubuh yang
tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal tidak sehat membuat individu terlalu
memenuhi kebutuhan dan peran dalam mengkhawatirkan penyakit minor dan
keluarga, kurang tidur, sulit mengabaikan aktivitas yang penting untuk
berkonsentrasi, kecemasan dan depresi kesehatan (Kozier dkk, 2011).
(Listyowati, 2012).
Kehilangan sebagian maupun total METODE PENELITIAN
payudara ataupun efek yang ditimbulkan
Jurnal Berita Kesehatan : Jurnal Kesehatan, Vol. XII No. 1 (Juni, 2020) ISSN : 2356 - 1068
Oetami, dkk tahun 2014 dengan judul diare, dan lain sebagainya akan
Analisis Dampak Psikologis Penderita mempengaruhi cara pandang penderita
Kanker Payudara di RS Wahidin kanker. Berdasarkan dari pembahasan di
Sudirohusodo Kota Makassar yang sebagian atas sebagai perawat diharapkan
besar pasien merasa tidak berdaya, memberikan pelayanan yang maksimal serta
kecemasan karena dampak pengobatan memberikan dukungan yang positif guna
sebesar 84%. meningkatkan kepercayaan diri dari
Menurut Suliswati (2005), kriteria penderita dan keluarga dapat memberikan
konsep diri yang sehat meliputi mempunyai perhatiannya dengan tulus. Hal ini didukung
citra tubuh yang positif dan akurat, ideal diri oleh ungkapan yang diungkapkan oleh
yang realistis, harga diri yang tinggi, Suryaningsih dan Bertiani (2009) bahwa
penampilan peran memuaskan, dan identitas bagi wanita kondisi fisik dan tubuh yang
diri yang jelas meskipun dengan kondisi ideal dan cantik merupakan keinginan bagi
fisik yang berubah. setiap wanita.
Hal ini juga di dukung oleh hasil Faktor psikologis yang dialami oleh
penelitian Elvira (2008), bahwa payudara pasien yang sedang menjalani pengobatan
merupakan organ yang sangat penting bagi atau tindakan medis sering mempengaruhi
wanita, seperti mahkota, setelah di diagnosa pandangannya terhadap organ dan fungsi
kanker payudara walau masih stadium dini, seksual yakni gangguan citra tubuh, kanker
hasil penelitian yang dilakukan oleh Chris, akan mengakibatkan perubahan citra tubuh
(2005) tentang konsep diri, dimana sehingga mempengaruhi harga dirinya yang
didapatkan bahwa penderita kanker mengakibatkan perasaan tidak adekuat
payudara merasa tidak puas dengan kondisi dalam fungsi seksual. Sehingga perannya
fisiknya, penderita kanker akan sebagai seorang istri baginya tidak bisa
menampilkan kesan yang negatif seperti, dijalankannya secara maksimal oleh pasien
rasa malu dan rendah diri karena kondisi nya kemoterapi, begitu pula perannya sebagai
dirasa tidak sempurna dan tidak sesuai apa seorang ibu rumah tangga tidak bisa ia
yang diharapkan. Hal ini juga dikuatkan oleh jalankan secara maksimal karena
Taylor, (2004) bahwa kehilangan payudara keterbatasan kekuatan fisik
akan merubah penampilan fisik dan dapat Dapat disimpulkan bahwa ada
berpengaruh terhadap cara pandangnya hubungan dari Hasil analisis chi square
terhadap gambaran tubuh. Di tambah lagi diperoleh nilai chi Square sebesar 0.032,
efek dari pengobatan kemoterapi yang dapat dimana dengan p value sebesar 0,032 < α
menyebabkan mual-muntah, rambut rontok, (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jurnal Berita Kesehatan : Jurnal Kesehatan, Vol. XII No. 1 (Juni, 2020) ISSN : 2356 - 1068
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan membersihkan rumah, sampai mau
antara perawatan kemoterapi dengan bersosialisasi dengan tetangganya.
gangguan citra tubuh pada pasien kanker Dari 33 responden sebanyak 9
payudara di RS Islam Faisal Makassar. responden (100%) yang melakukan
Dari hasil Hubungan Perawatan perawatan kemoterapi baik tetapi gangguan
Kemoterapi Dengan Gangguan Citra Tubuh citra tubuh kurang baik. Hal ini biasanya di
di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sebabkan oleh responden yang belum dapat
diketahui dari 33 responden sebanyak 14 menerima apa yang terjadi pada dirinya. Ia
responden (58.3%) responden yang tidak siap apabila rambutnya mengalami
melakukan perawatan kemoterapi kurang kerontokan, badannya menjadi kurus,
baik dengan gangguan citra tubuh yang mengalami sariawan sampai kukunya
kurang baik ini di tandai dari sikap berwarna hitam. Beberapa responden yang
responden yang mengungkapkan bahwa baru melakukan kemoterapi masih merasa
dirinya merasa malu dengan dirinya. Jika cemas apabila ia akan di jauihi oleh orang-
dilihat dari bentuk tubuh sudah mengalami orang akibat perubahan yang terjadi pada
perubahan yang signifikan seperti dirinya, itulah yang menyebabkan
mengalami kebotakan, kuku menghitam dan responden yang melakukan perawatan
badan menjadi kurus. Hal tersebutlah yang kemoterapi baik tetapi memiliki gangguan
membuat responden menjadi kurang citra tubuh yang buruk.
percaya diri, merasa malu, dan kurang Sejalan dengan penelitian yang
bersosialisasi baik di lingkungan rumah dilakukan oleh Ronis (dikutip dalam The
maupun keluarga. U.S. National Institutes Of Health, 2008)
Sedangkan ada sebanyak 10 tentang quality of life pasien kemoterapi
responden (41.7%) yang melakukan yaitu pasien akan mengungkapkan perasaan
perawatan kemoterapi kurang baik dengan malu, dimana perasaan malu yang dirasakan
gangguan citra tubuh baik. Biasanya oleh subjek ini berhubungan dengan
responden sudah mengetahui lebih banyak keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna
mengenai perawatan kemoterapi, apa saja lagi dan tidak sesuai dengan apa yang
dampak yang akan terjadi pada dirinya diharapkannya. Pasien kemoterapi selama
sehingga ia sudah lebih siap menerima apa menjalankan pengobatan kemoterapi akan
yang terjadi pada dirinya. Responden masih merasa tidak memiliki kemampuan baik
dapat melakukan aktivitas sehari-hari di dalam melakukan aktivitas maupun dalam
rumah seperti mengurus suami memasak, menjalin hubungan sosialisasi dengan orang
lain. Menurut penelitian Suryaningsih dan
Jurnal Berita Kesehatan : Jurnal Kesehatan, Vol. XII No. 1 (Juni, 2020) ISSN : 2356 - 1068