Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL

BEING PADA PASIEN KANKER DI RSUD PANEMBAHAN


SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disuun oleh : Agung Prestawan S. Kep dan Sudiharja S. Kep., MM

Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Surya Global Yogyakarta 2016

Intisari

Latar Belakang: Kanker merupakan penyakit dengan jumlah kematian tertinggi kedua setelah
penyakit jantung di dunia. Sebanyak 68.638 kasus kanker ditemukan pada tahun 2013 di Jawa
Tengah, di Yogyakarta ditemukan 4,1% per 1000 orang kasus kanker, adapun upaya deteksi dini
yang dilakukan oleh (Departement Kesehatan) pada penyakit kanker belum dapat tertangani
secara optimal, dan di RSUD Panembahan Senopati pada bulan Januari terdapat 282 kasus. Proses
kemoterapi menimbulkan masalah psikologis bagi pasien yaitu ganguan psychological well being.
Gangguan psychological well being terjadi karena kurangnya kemampuan resiliensi.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara resiliensi dengan psychological well being pasien kanker
di RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta.
Metode: Jenis Penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional terdiri dari 74
responden menggunakan tehnik purposive sampling. Variabel bebas resiliensi, variabel terikat
psychological well being pasien kanker.
Hasil: Terdapat hubungan antara resiliensi dengan psychological well being pasien kanker di
RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan hasil uji Kendall Tau sebesar 0,539** dan
didapatkan Zhitung sebesar 6,79401688 P value sebesar 0.000 (P < 0.05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara resiliensi dengan psychological well being pasien kanker di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Rekomendasi dari hasil untuk pihak Rumah
Sakit bisa menerapkan resiliensi untuk menghadapi gangguan psycholohical well being pada
pasien kanker.

Kata Kunci: resiliensi, psychological well being, dan kanker


CORRELATION BETWEEN RESILIENCEWITH PSYCHOLOGICALWELL
BEING OF CANCER PATIENT IN HOSPITALS PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disuun oleh : Agung Prestawan S. Kep and Sudiharja S. Kep., MM

Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Surya Global Yogyakarta 2016

Background: Cancer is the second highest number of deaths after heart disease in the
worldwide. Amounts 68.638 cases of cancer at 2013 was found in Central Java, Yogyakarta
4.1% every 1,000 cases of cancer, while early detection efforts undertaken by the (Department of
Health) to cancer can not be handled optimally, and in Panembahan Senopati hospitals in
January there were 282 cases. The process of chemotherapy cause psychological problems for
patients with disorders that psychological well being. Dosorders of psychological well being due
to a lack of resilience capability .
Objective: This study aimed to define the correlation between resilience toward psychological
well being of cancer patients in Panembahan Senopati hospitals Bantul, Yogyakarta.
Methods: Research types descriptive correlation with cross sectional design consisting of 74
respondents using purposive sampling technique. Resilience is independent variable
and dependent variable is psychological well being.
Results: There was significant correlation between resilience toward psychological well being of
cancer patients in Panembahan Senopati Bantul hospitals, with correlation coefficient
0,539** Kendall Tau and obtained Z count equal to 6,79401688 P value of 0.000 (P <0.05).
Conclusion: There is a relationship between the resilience toward psychological well being of
cancer patients in Panembahan Senopati hospitals Bantul Yogyakarta. Recommendations of the
results for the Hospitals could implement resilience to face the disruption psycholohical well
being in cancer patients.

Keywords: resilience, psychological well being, and cancer


Pendahuluan 1,4‰ kasus atau diperkirakan sekitar
347.792 orang. Permasalahan yang
Paradigma mengenai kanker sering terjadi di Indonesia pada
bagi masyarakat umum merupakan penyakit kanker, hampir 70%
penyakit yang mengerikan. Banyak penderita penyakit ini ditemukan
orang yang merasa putus harapan dalam keadaan stadium sudah
dengan kehidupannya setelah lanjut yaitu stadium IIB-IV
terdiagnosis kanker. Kanker (Yayasan Kanker Indonesia (YKI),
merupakan satu kelompok penyakit 2013). Hal ini menimbulkan
yang dicirikan dengan pertumbuhan permasalahan yang kompleks bagi
sel yang tidak terkontrol dan pasien kanker, baik dari segi fungsi
menyebar secara tidak normal. Jika fisik, fungsi kognitif dan fungsi sosial
persebarannya tidak dikontrol, (Murjic, dkk., 2012). Berdasarkan
kanker dapat menyebabkan kematian estimasi jumlah penderita kanker
American Cancer Society (ACS) Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi
2012 Jawa Timur merupakan provinsi
Kanker menurut World dengan penderita kanker terbanyak,
Health Organization (WHO), yaitu sekitar 68.638 dan 61.230
kanker adalah istilah umum untuk orang. Prevalensi tertinggi untuk
satu kelompok besar penyakit yang penyakit kanker berada di Daerah
dapat mempengaruhi setiap bagian Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar
dari tubuh. Istilah lain yang 4,1 %, sedangkan kanker terendah di
digunakan adalah tumor ganas dan Indonesia terdapat di wilayah
neoplasma. Kanker menurut National Gorontalo sebesar 0,2% orang
Cancer Institute (2009), adalah suatu menurut Riset Kesehatan Dasar
istilah untuk penyakit dimana sel-sel (Riskesdas, 2013).
membelah secara abnormal tanpa Berdasarkan studi
kontrol dan dapat menyerang pendahuluan yang peneliti lakukan
jaringan di sekitarnya. pada bulan Januari 2016 di RSUD
Kanker merupakan salah satu Panembahan Senopati Bantul
figur utama penyebab kematian didapatkan data dari rekam medis
seluruh dunia dengan terhitung 8,2 pasien kanker yang menjalani
juta kematian pada tahun 2012 kemoterpi sebanyak 282 orang. Data
International Agency For Research dan hasil wawancara yang diperoleh
on Cancer (IARC, 2012). World dari perawat bahwa 80% pasien
Health Organization (2013) kanker yang melakukan kemoterafi
memperkirakan angka kematian adalah pasien kanker payudara.
akibat kanker akan meningkat Perawat mengatakan bahwa enam
secara signifikan, sekitar 13,1 juta dari sepuluh orang yang didiagnosa
kematian per tahun diseluruh dunia kanker langsung mengalami tekanan
pada tahun 2030. Jumlah tersebut psikologis dan ada pula yang
70% berada di negara berpenghasilan menolak dengan kondisinya. Pasien
rendah dan menengah seperti membutuhkan resiliensi pada kondisi
Indonesia. seperti ini untuk mengatasi masalah
Kasus kanker di Indonesia yang dihadapi sesuai dengan
berdasarkan data dari Kementrian tahapannya yaitu: mengalah,
kesehatan tahun 2013, yaitu sebesar
bertahan (survival), pemulihan dan memenuhi karakteristik yang
(recovery) dan berkembang pesat ditentukan (Riyanto,A., 2011).
(thriving) menurut Yulia Sholichatun Populasi dalam penelitian ini adalah
(2012). semua pasien kanker yang menjalani
Kasus didepan menjelaskan rawat jalan sebanyak 282 pasien di
bahwa diperlukan sebuah ruang kemotherapi RSUD
kemampuan untuk dapat beradaptasi Panembahan Senopati Bantul.
dengan baik dalam perubahan situasi
sulit tersebut, baik untuk Sampel
mempertahankan kondisi fisik Sampel merupakan obyek yang
maupun untuk dapat beradaptasi diteliti dan dianggap mewakili seluruh
dengan cara yang tidak merusak. populasi. Teknik pengambilan sampel
Kemampuan adaptasi terhadap dalam penelitian ini dengan non
kondisi yang sulit ini menurut random (non probability) sampling
Siebert (2005) disebut dengan dengan tehnik purpusive sampling,
resiliensi. Resiliensi dihasilkan yaitu pengambilan sampel didasarkan
melalui kekuatan dalam diri individu pada suatu pertimbangan tertentu yang
sendiri, sehingga mampu untuk dapat dibuat oleh peneliti sendiri,
beradaptasi terhadap kondisi sulit berdasarkan ciri-ciri atau sifat populasi
yang sedang dialami (Wagnil & yang sudah diketahui sebelumnya
Young, 1993). Sedangkan (Notoadmodjo,S., 2010), yaitu 74
Psychological well being dijelaskan Sempling
sebagai usaha untuk menggapai Instrumen Penelitian
kesempurnaan yang mewakili Dalam penelitian ini instrumen
potensi diri seseorang (Ryff, 1995). yang digunakan adalah kuesioner
Konsep ini menekankan kepada respons penilaian terhadap resiliensi
perkembangan manusia dan untuk penilaian resiliensi dengan skala
eksistensi tantangan dalam hidup likert dan kuesioner the14 Item
(Keyes, Shmotkin, dan Ryff, 2002). resiliensi scale dan untuk penilaian
psychological well being dengan skala
METODE PENELITIAN
The-18 Psychological well being
Rancangan Penelitian
scale
Jenis penelitian ini adalah penelitian
HASIL PENELITIAN
kuantitatif (non eksperiment) dengan desain
Karakteristik responden berdasarkan
penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan kategori umur terbanyak pada kategori
untuk melihat hubungan antara gejala satu umur Lansia Awal (46-55 tahun)
dengan gejala yang lain, atau variabel satu sebesar 41,9 % sebanyak 31 responden
dengan variabel yang lain. Penelitian ini dan paling sedikit pada dewasa awal
menggunakan rancangan cross sectional. sebanyak 10 responden (13.5%). Jika
dilihat dari karakteristik mayoritas
Populasi pekerjaan, IRT 37 responden (50,0%).
Populasi adalah keseluruhan Dan berdasarkan karakteristik
obyek penelitian (Arikunto, 2013). pendidikan, responden terbanyak yaitu
pada tingkat pendidikan SMP
Populasi adalah subyek (manusia,
sebanyak 38 responden (51,4 %) dan
binatang, percobaan, data
paling sedikit pada kategori Diploma 4
labotatorium, dll) yang akan diteliti
responden (5,4%). Data yang didapat Berdasarkan umur diketahui
saat penelitian Resiliensi, dari 74 pasien di ruangan kemoterapi RSUD
responden didapatkan data bahwa 55 Panembahan Senopati, Bantul,
responden (74,3%) memiliki resiliensi Yogyakarta tahun 2016 mayoritas
cukup dan 11 responden (14,9%) lansia awal sebanyak 31 responden
memiliki resiliensi sangat baik. (41,9%) dan dewasa awal sebanyak
Sebagian besar responden mengalami 10 responden (13,5%) dan dewasa
psychological well being Sedang akhir sebanyak 13 responden
yaitu 50 responden. Dan tidak ada (17,6%) serta lansia akhir Sebanyak
responden yang memiliki resiliensi 20 responden (27,0%).
tinggi mengalami psychological well
Berdasarkan pendidikan
being kurang. Responden dengan
terakhir yang dimiliki oleh pasien di
resiliensi cukup sebagian besar
Ruangan Kemoterapi RSUD
mengalami psycohological well being
sedang yaitu 43 responden (37,2%). Panembahan Senopati, Bantul,
Responden dengan resiliensi baik Yogyakarta tahun 2016 mayoritas
sebagian besar mengalami memiliki pendidikan terkhir SMP
psychological well being tinggi yaitu 4 sebanyak 38 responden (51,4%)
responden (1,1%). Berdasarkan uji sedangkan yang paling sedikit adalah
korelasi Kendall Tau, didapatkan pasien yang berpendidikan terakhir
nilai r 0,539** dengan tingkat Diploma sebanyakk 4 responden
signifikansi 0,000 (< 0,05). (5,4%).
menunjukkan arah hubungan yang Berdasarkan pekerjaan sehari-
berbanding lurus dengan kekuatan hari pasien kanker diruangan
korelasi sedang. Sehingga Ho ditolak kemoterapi di RSUD Panembahan
dan Ha diterima. Jadi ada hubungan Senopati, Bantul,Yogyakarta Tahun
antara resiliensi dengan psychological 2016 mayoritas bekerja sebagai ibu
well being pada pasien kanker di rumah tangga sebanyak 37
RSUD Panembahan Senopati Bantul responden (50,0%) sedngkan yang
Yogyakarta,. Dalam penelitian ini paling sedikit adalah polisi sebanyak
berarti peningkatan resiliensi diikuti 1 responden (1,4%).
oleh peningkatan psychological well Berdasarkan lama sakit pasien
being, hal ini menunjukkan semakin kanker di Ruangan Kemoterapi di
baik resiliensi maka semakin baik RSUD Panembahan Senopati,
psychological well being pasien Bantul,Yogyakarta Tahun 2016
kanker. mayoritas telah menderita kanker 1-4
tahun sebanyak (73,0%) sedangkan
HASIL PENELITIAN
yang paling sedikit ≤ 1tahun
A. Karakteristik Responden
sebanyak 6 responden (8,1%).
Berdasarkan didapatkan bahwa
B. Resiliensi pasien kanker di RSUD
mayoritas pasien di ruangan
Panembahan Senopati, Bantul,
kemoterapi RSUD Panembahan
Yogyakararta.
Senopati, Bantul, Yogyakarta tahun
Berdasarkan tentang resiliensi pasien
2016 berjenis kelamin perempuan
kanker di RSUD Panembahan
sebanyak 53 responden (71,6%)
Senopati, Bantul, Yogyakararta
sedangkan sisanya sebanyak 21
Tahun 2016 dapat diketahui bahwa
responden (28,4%) berjenis kelamin
dari 74 responden terdapat 8
laki-laki.
responden (10,8%) termasuk sedang sebanyak 43 responden
katagori resiliensi kurang, dan 55 (58,1%), dan untuk pasien yang
responden (74,3%) cukup serta memiliki resiliensi baik sebagian
kategori baik 11 responden (14,9%) besar memiliki psychological well
sehingga dapat dikatakan bahwa being tinggi sebanyak 8 responden
responden memiliki resiliensi cukup (10,8%).
lebih banyak dari pada responden PEMBAHASAN
yang memiliki resiliensi kurang dan 1. Resiliensi pasien kanker di RSUD
baik. Panembahan Senopati, Bantul,
Yogakarta.
C. Psychological well being pasien Berdasarkan hasil penelitian
kanker di RSUD Panembahaan menunjukan bahwa mayoritas
Senopati, Bantul, Yogykarta. responden memiliki resiliensi cukup
Berdasarkan Psychological senayak 55 responden (74.3%),
well being pasien kanker di RSUD selanjutnya resiliensi baik sebanyak
Panembahan Senopati, Bantul, 11 responden (14,9%) dan yang
Yogyakarta dapat diketahui bahwa paling sedikit adalah responden yang
dari 74 responden terdapat 10 memiliki resiliensi kurang 8
responden (13,5%) dalam kategori responden (10.8%). Wagnild and
psychological well being rendah, 50 Young (dalam Melati (2011)
responden (67,6%) termasuk Resiliensi adalah kapasitas seseorang
psychological well being ktegori individu untuk segera bangkit
sedang dan 14 responden (18,9%) kembali, tahan banting, dapat
termasuk Psychological well being menahan penderitaan diri, dan
kategori tinggi sehingga dapat kemampuan untuk segera
dikatakan bahwa responden yang memperbaiki diri.
memiliki psychological well being Hasil diatas mengambarkan
sedang lebih banyak dibandikan bahwa pada pasien kanker di RSUD
responden yang memiliki Panembahan Senopati, Bantul
psychological well being rendah dan Yogyakarta mampu untuk
tinggi. beradaptasi secara cukup baik
D. Hubungan antara resiliensi terhadap penyakit yang sedang
dengan psychological well being dideritanya. Seperti diungkapkan
pasien kanker di RSUD oleh Newman (2005), yang
Panembahan Senopati, Bantul, menyatakan bahwa resiliensi
Yogyakarta Tahun 2016 merupakan kemampuan seseorang
menunjukkan bahwa dari 74 untuk beradaptasi saat menghadapi
responden, pasien kanker yang tragedi, trauma, kesulitan, serta
memiliki resiliensi kurang sebagian stressor dalam hidup yang bersifat
besar memiliki psychological well signifikan.
being rendah 4 responden (5,4%) dan Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 4 responden (5,4%) bahwa terdapat 55 responden
memiliki psychological well being (74.3%) memiliki resiliensi cukup
sedang, pasien yang memiliki dan 11 responden (14.9%) memiliki
resiliensi cukup sebagian besar resiliensi baik menggambarkan
memiliki pschologicl well being bahwa pasien kanker mampu secara
baik mengontrol perasaan dan tingkat trauma, pendapatan,
tingkah lakunya dalam melakukan dukungan social, frekuensi penyakit
kehidupan sehari-hari. Hal ini kronis, tekanan hidip masa lalu dan
seperti diungkapkan oleh Grotberg sekarang, dimana dalam penelitian
dalam Agung (2016) salah satu ini mayoritas pasien lansia awal atau
sumber dari resiliensi adalah 46-55 tahun sebanyak 31 responden
kemampuan individu yang (41.9%) dan tingkat pendidikan SMP
merupakan kekuatan yang terdapat sebanyak 38 responden (51.4%).
dalam diri seseorang, kekuatan 2. Psychological well being pasien kanker
tersebut rneliputi perasaan, tingkah di RSUD Panembahan Senopati,
laku, dan kepercayaan yang ada Bantul, Yogyakarta.
dalam dirinya. Hasil penelitian menunjukkan
Disamping hal diatas, 8 bahwa mayoritas responden
responden (10,8%) pasien memiliki mengalami psychological well being
resiliensi kurang kemungkinan pada kategori sedang sebanyak 50
disebabkan karena responden responden (67.6%), diikuti
mengalami lama sakit kurang dari 1 psychological well being kategori
tahun sehingga pasien tersebut belum rendah sebanyak 10 responden
mampu untuk tetap tenang dalam (13.5%) dan psychological well
menghadapi penyakit yang being kategori tinggi sebanyak 14
dideritanya. Hal ini seperti responden (18.9%).
diungkapkan oleh Reivich K and Hasil ini mengambarkan
Shatte A. dalam Clarissa (2012) bahwa sebagian besar pasien kanker
bahwa salah satu cakupan dari tidak mengalami gangguan pada
resiliensi adalah regulasi emosi yang kemampuan individu untuk
merupakan kemampuan untuk tetap menerima dirinya apa adanya (self-
tenang dalam kondisi yang penuh acceptance). Membentuk hubungan
tekanan. yang hangat dengan orang lain
Baik kurangnya resiliensi (positive relation with others).
dipengaruhi oleh jenis kelamin, hal Memiliki kemandirian dalam
ini didukung oleh penelitian yang menghadapi tekanan sosial
dilakukan oleh Mancini dan Bonano (autonomy), mengontrol lingkungan
(2006) dalam Rinaldi (2010) bahwa eksternal (environmental mastery),
laki-laki lebih resilien dibandingkan memiliki tujuan dalam hidupnya
dengan wanita, dimana dalam (purpose in life), serta mampu
penelitian ini mayoritas responden merealisasikan potensi dirinya secara
berjenis kelamin perempuan yaitu continue (personal growth) (Ryff,
sebanyak 53 responden (71.6%). 1989).
Selain jenis kelamin, usia dan Hasil penelitian menunjukah
pendidikan juga mempengaruhi baik bahwa terdapat 10 responden
kurangnya resiliensi, hal ini sejalan (13,5%) memiliki Psychological well
dengan penelitian Bonano, Rennicke being rendah karena 38 responden
dan Dekel (2007) dalam Rinaldi (51,4%) pasien tersebut memiliki
(2010) bahwa faktor yang tingkat pendidikan SMP atau rendah
mempengaruhi resiliensi adalah jenis sehingga mempengaruhi cara
kelamin, usia, ras, pendidikan, pandang terhadap dirinya dan
lingkungan sekitar serta (2010),mengungkapkan bahwa
mempengaruhi sikap dan semakin tinggi pendidikan maka
perilakunya dalam menghadapi individu tersebut akan lebih mudah
penyakit yang sedang dideritanya. mencari solusi atas permasalahan
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dihadapinya dibanding individu
Sapto Ashardianto (2012) yang berpendidikan rendah. Faktor
mengatakan bahwa salah satu faktor pendidikan ini juga berkaitan erat
yang mempengaruhi psychological dengan dimensi tujan hidup individu.
well being, karna semakin tinggi Hasil penelitian juga
pendidikan maka individu tersebut menunjukan sebanyak 14 responden
akan lebih mudah mencari solusi atas (18.9%) memiliki kategori
permasalahan yang dihadapinya psychological well being tinggi,
dibanding individu berpendidikan temuan ini kemungkinan disebabkan
rendah. Faktor pendidikan ini juga karena pengalaman pasien dalam
berkaitan erat dengan dimensi tujan menjalani hidup dengan penyakit
hidup individu (Ryff, dkk, 1999). dideritanya, dilihat dari lama sakit
Gangguan psychological well pasien kanker ≤ 1 tahun sebanyak
being dapat terjadi pada semua usia (8.1%). Pengalaman salah satu faktor
lebih sering pada usia lansia Sapto yang mempengaruhi psychological
(2012) pada penelitian ini sebagian well being dalam menjalani hidup.
besar responden berusia ≥ 56 tahun Hal ini sejalan dengan penelitian
dan sebagian besar responden Ashardianti Sapto. (2012) yaitu
mengalami psychological well being Evaluasi terhadap Pengalaman
rendah. Umur tersebut termasuk Hidup, yaitu: mekanisme
dalam umur lansia yaitu pada usia perbandingan social (social
lansia seseorang sudah memiliki comparison), mekanisme
kematangan baik fisik maupun perwujudan penghargaan (reflected
mental dan pengalaman yang lebih appraisal), mekanisme persepsi diri
dalam memecahkan masalah terhadap tingkah laku (behavioral
sehingga mampu menekan ganguan selfperception), dan mekanisme
psychological well being yang pemusatan psikologis.
dirasakan. 3. Hubungan antara resiliensi terhadap
Pasien dengan pendidikan psychological well being pasien
menengah sebagian besar memiliki kanker di RSUD Penembahan
psychological well being rendah dan Senopati, Bantul, Yogyakarta.
ada yang tidak mengalami gangguan Hasil penelitian menunjukkan
Psychological well being. Hal ini bahwa terdapat hubungan resiliensi
kemungkinan dikarnakan terhadap psychological well being
kemampuan individu untuk berpikir pasien kanker di RSUD Panembahan
secara logis dan realistis sehinggan Senopati Bantul Yogyakarta yang
mempengaruhi kemampuan individu ditunjukkan dengan nilai korelasi
merespon secara positif untuk Kendall Tau sebesar 0,539, dengan
mengatasi gangguan psychological nilai p < 0.05 (0.000) sehingga dapat
well beng terkait perkembangan disimpulkan bahwa semakin baik
penyakitnya. Ryff, (1999) dalam resiliensi maka psychological well
Chrity Ruth Titiari Nainggolan being pasien kanker akan mengalami
peningkatan atau semakin baik, Individu yang resilien menurut
begitu pula sebaliknya semakin Wagnild juga memiliki komponen
berkurang resiliensi maka selfreliance, yang merupakan
psychological well being pasien keyakinan akan diri dan kemampuan
kanker akan mengalami penurun yang ia miliki sehingga ia tidak
atau semakin rendah. Hasil tersebut mudah menyerah. Selain itu terdapat
menunjukan bahwa psychological komponen perseverance yang
well being pasien kanker tidak hanya tercermin dari keuletan seseorang
dipengaruhi oleh resiliensi tetapi dalam menghadapi tantangan,
banyak faktor yang mempengaruhi sehingga ia tidak akan mudah
psychological well being yaitu usia, menyerah pada kemalangan yang
jenis kelamin, pendidikan dan lama menimpanya.
menderita kanker atau pengalaman. A. Kesimpulan
Temuan diatas didukung oleh Berdasarkan hasil analisis data yang
penelitian yang dilakukan oleh telah dilakukan, maka kesimpulan yang
Annisa Amalia (2014) Individu diperoleh adalah sebagai berikut :
yang mampu menerima dirinya 1. Resiliensi pasien kanker di RSUD
secara positif, mandiri, memiliki Panembahan Senopati, Bantul,
hubungan positif dengan orang lain, Yogyakarta adalah resiliensi cukup
memiliki tujuan hidup, mampu sebanyak 55 responden (74,3%)
mengelola kehidupan dan memiliki diikuti oleh resiliensi baik sebanyak
kesadaran akan kehidupan pribadi, 11 responden (14,9%). dan yang
menunjukkan bahwa individu paling sedikit adalah responden yang
tersebut memiliki kesejahteraan memiliki resiliensi kurang sebanyak
hidup secara psikologis. 8 responden (10,8%)
Dalam ruang lingkup yang 2. Psychological well being pasien
berbeda hasil penelitian di atas kanker di RSUD Panembahan
mendukung penelitian yang telah Senopati, Bantul, Yogyakarta adalah
dilakukan oleh Melati, dkk (2011) tidak ada Psychological well being
yang menyimbulkan bahwa terdapat kategori sedang 50 responden
hubungan antara resiliency dan (67,6%) diikuti oleh Psychological
pengetahuan pengobatan kanker well being tinggi sebanyak 14
payudara dengan kepatuhan pasien di responden (18,9%) dan yang paling
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hal Psychological well being rendah
yang sama juga sejalan dengan sebanyak 10 responden (13,5%).
penelitian yang dihasilkan oleh 3. Ada hubungan antara resiliensi
Clarissa (2012) yang menyimpulkan terhadap Psychological well being
bahwa ada hubungan antara resiliensi pasien kanker di RSUD Penembahan
dan coping pada pasien kanker Senopati, Bantul, Yogyakarta yang
dewasa di Rumah Sakit Kanker dibuktikan dengan nilai korelasi
Dharmais. Kendall Tau sebesar 0,539**,
Menurut Agung Prestawan dengan nilai p < 0.05 (0.000).
2016 bahwa individu harus
mempunyai resilien untuk
menghadapi tantangan hidupnya
secara positif (Wagnild, 2010).
Saran documents/webcontent/003090-pdf.
Berdasarkan hasil penelitian yang di (diakses pada 12 januari, 2016]
peroleh, maka saran yang dapat
disampaikan adalah: Annisa Amalia (2014). Hubungan
a. Bagi Ilmu Keperawatan PengalamanSpiritualTerhadap Psycho
Diharapkan hasil penelitian ini dapat logical Well-Beingpada Penderita
digunakan sebagai acuan untuk Kanker Serviks Stadium Lanjut di
mengupayakan solusi mengatasi universitas Airlangga: Skripsi
gangguan psychological well being klien Universitas Airlangga Surabaya
saat menjalani pengobatan usunya pasien (diunduh 25 Januari 2016)
kanker.
b. Bagi Perawat RSUD Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
Panembahan Senopati Bantul Pendekatan Praktik Cetakan 15.
Diharapkan dapat dijadikan sebagai Jakarta: Rineka Cipta
bahan masukan untuk membuat
kebijakan atau program terkait Ashardianti, Sapto. 2012. Hubungan antara
peningkatan pelayanan professional resiliensi dan psychological well-being
kepada pasien. mahasiswa relawan bencana di
c. Bagi Pasien Kemoterapi Universitas Indonesia. Jakarta: Skripsi
Diharapkan dapat menjadi informasi Universitas Indonesia (diunduh pada 7
sehingga dapat mengurangi gangguan Maret 2016).
psychological well being dan tidak Burton dan Watson (2000). Buku Ajar
mengganggu pengobatan. Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta:
d. Bagi Peneliti Lain Badan Penerbit FKUI
Diharapkan peneliti lain yang ingin
mengkaji permasalahan sejenis, maka Clarissa Rizaky Rosyani. 2012. Hubungan
diperlukan pengembangan dari hasil antara resiliensi dan coping padapasien
penelitian ini, misalnya dengan kanker dewasa di Universitas
memperluas cakupan wilayah sampel Indonesia. Jakarta: Skripsi Universitas
penelitian, sehingga hasil penelitian Indonesia (diunduh pada 2 januari
dapat digeneralisasikan lebih baik lagi. 2016).

Apabila ada masukan atau saran bisa Chrity Ruth Titiari Nainggolan (2010).
menghubung ke Fb : Agung Prestawan, No Psychological well being korban
Hp: 087738123682, dan Email pemerkosaan yang membesarkan anak
Agungprestawan@gmail.com. hasil pemerkosaan di Universitas
Sumatra Utara Diakses pada tannggal
DAFTAR PUSTAKA 2 Januari 2016.

Akmal, dkk. 2010. http://eprints.walisongo.a Coulson (2006) Resilieensi and Self-Talk in


c.id/3457/3/101111007_Bab2.pdf Diakses University Students. Thesis universitas
pada 13 November 2015 of Calgary.

American Cancer Society (ACS), 2012. Departemen Kesehatan. 2015. Menkes


Cancer. Atlanta: American Cancer Canangkan Komitmen
Society, Inc. Available from Penanggulangan Kanker di Indonesia,
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/ ,(diunduh pada tanggal 14 Maret 2016
di http://www .depkes.go.id/article/vie Prevalence Wordwide in 2012.
w/15020400003/menkes,canangkanko Diakses pada 8 November 2015 dari
mitmenpenanggulangan-kanker- http://iarc.fr/Pages/fact_sheet_populati
diindonesia.html ) on.aspx
Desen, Wan & Willie Japaries. 2011. Buku
Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Badan Penerbit FKUI (2014). Riset Kesehatan Dasar 2013.
Diakses pada 8 November 2015 dari
Dharma, K, Kusuma. 2011. Metodologi http://www.depkes.go.id
Penelitian Keperawatan (paduan
melaksanakan dan menerapkan hasil Keyes, C. L. M., Shmotkin, D., & Ryff, C.
penelitian). Depok: CV. Trans Info D. (2002). Optimizing Well-Being:
Media The Empirical Encounter of Two
Traditions. Journal of Personality and
Diener, E. (2002). Findings on Subjective Social Psychology, 82(6), 1007–1022.
Well-Being and Their Implications for
Empowerment. Illinois: University of Melati, Putri Pertiwi. 2011. Hubungan
Illinois. antara resiliency dan pengetahuan
tentang
Febi Dwi Setyaningsih (2012) ”Hubungan pengobatan kanker payudara dengan
Antara Dukungaan Emosional kepatuhan pasien di RSUD Dr.
Keluarga dan Resiliensi dengan Moewardi Surakarta. Surakarta:
Kecemasan Menghadapi Kemoterapi Fakultas Psikologi Universitas
pada pasien Kanker Di RSUD Dr Sebelas Maret. (Jurnal diakses pada
Muewardi Surakarta. Di Universitas 10 November 2015 dari http://jurnal
Sebelas Maret Surakarta. Diakese pada wacana .psikologi. fk. uns .ac.id/i
Tanggal 2 Januari 2016. ndex.php/wacana/article/view/29
Fitri Oktaviani Putri. 2012. Hubungan Menteri Kesehatan (2007). Tentang
Antara Gratitude Dan Psychological Keputusan Pemerintah Kesehatan
Well being Pada Mahasiswa Jakarta: Republik Indonesia Nomer
Skripsi Universitas Indonesia ( di 430/Menkes/2007 diakses pada tanggal
unduh pada 6 Januari 2016 ) 2 januari 2016
Fransisca I.R. Dewi dkk. 2004. Hubungan
Antara Resiliensi Dengan Depresi Murjic, dkk., (2012) dalam Kementrian
Pada Perempuan Pasca Pengangkatan Keseharan (2013) Informasi Kasus
Payudara (Mastektomi)Universitas Kanker di Indonesia: Jakarta diakses
Traumanegara Jakarta (diunduh pada pada tanggal 12 Januari 2016
tanggal 7 Januari 2016).
Hermann, H., Stewart, D., E., Diaz- Notoadmojo, S. (2010). Metodologi
Granados, N., Berger, E., L., Jackson, Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
B., Yuen, T. (2011). What is
Novalia Destya Utami, (2012) Gambaran
Resilience? Canadian Journal of
Psychological Well Being Pada
Psychiatry;56;5 Proquest Psychology
Individu Lanjut Usia Yang Tinggal Di
Journal pg. 258
Pantiwerdha . Universitas
International Agency for Research on
Gunadarma Depok, Indonesia. (di
Cancer (IACR). (2012). Estimate
unduh pada tanggal 12 Januari 2016).
Cancer Incident, Mortality and
Newman, R. (2005). APA‟s Resilience of Personality and SocialPsychology,
Initiative. Professional Psychology: 57(6), 1069–1081.
Research and Practice. Vol. 36, No. 3,
227–22 Ryff, C. D. (1995). Psychological Well-
Being in Adult Life. Current
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Directions in Psychological Science,
Ilmu Keperawatan pendekatan Praktis 4(4), 99–104.
(edisi ke 3). Jakarta Selatan: Salemba
Medika Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On
Happinest and Human Potentials: A
Rekam Medis. 2016. RSUD Panembahan Review of Research on Hedonic and
Senopati Bantul. Batul: Rekam Eudamonic Well-Being. Annu. Rev.
Medis-Prevalensi Pasien Kanker pada Psychol. 52, 141–66.
bulan Januari.
Sari, Dewi P. 2014. Gambaran Dukungan
Rinaldi (2010). Resiliensi pada masyarakat Keluarga pada Pasien Kanker yang
kota padang Ditinjau dari jenis Menjalani Terapi di RSUD
kelamin di Universitas Gunadarma Panembahan Senopati Bantul.
depok Diakses pada tanggal 2 Januari Yogyakarta: Naskah publikasi UMY
2016. (diakses pada 10 November 2015 dari
http ://thesis .umy.ac.id/datapublik/t
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi 34526.pdf )
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika Springer, K. W., & Hauser, R. M. (2006).
An Assessment of the Construct
Reivich, K. dan Shatte, A. 2002. Thr Validity of Ryff’s Scales of
resiliensi factor. 7 essential skills for Psychological Well-Being: Method,
overcoming life’s inevitable obstacle; Mode, and Measurement Effects.
Jakarta Gramedia Pustaka Utama Social Science Research 35, 1080–
1102.
Riwidikdo, H. 2012. Statistika Kesehatan
(belajar mudah tehnik analisis data Siebert (2005) dalam Buku resiliensi daya
dalam penelitian kesehatan). pegas menghadapi trauma kehidupan
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press diterbitkan di Jakarta (2011)
Rosyano, Clarissa Rizky. 2012. Hubungan Sri Mulyani Nasution 2011. Buku tentang
Antara Resiliensi dan Coping pada Resiliensi daya pegas menghadapi
Pasien Kanker Dewasa. Jakarta: trauma kehidupan.
Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. (diakses pada 10 Stuart, Gail. W. 2013. Buku saku
November 2015 dari http://lib. keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:
ui.ac.id /file? file=digital/20353280- EGC.
S45678-Hubungan%20antara.pdf )
Sunaryati. 2011. http://eprints.walisongo.
Ryff, C. D. (1989). Happiness Is Everything, ac.id/3457/3/101111007_Bab2.pdf (di
or Is It? Explorations on theMeaning unduh pada 13 November 2015)
of Psychological Well-Being. Journal
Van Shaick, 2010 http://lib.ui.ac.id/fi
le?file=digital/20314136S_Sapto%20
Ashard ianto.pdf diakses pada tanggal
4 januari 2016.

Wagnild, G., M. (2010). Discovering Your


Resilience Core. Diunduh dari
http://www.resiliencescale.com/paper
s/resilience_core.html pada tanggal 1
Januari 2016,
Windle, G., Bennett, K., M., & Noyes, J.,
(2011) review methodological
kesehata sekala pengukuran . Windle
dkk. Kesehatan dan kualitas hasil
hidup 2011; 9:8
Word Health Organization (WHO). 2013.
Definition of cancer. Diakses pada 8
November 2015 dari http://www.who.
int/cancer/en/indek.html
Yayasan Kanker Indonesia (YKI). 2013.
Insiden kanker di Indonesia. Diakses
pada 8 November 2015 dari
http://yayasankankerindonesia.org/
Yulia Sholichatun (2012) Perbedaan tingkat
resiliensi pada remaja di SMA. Di
akses pada tanggan 13 Januari 2016
dari http://etheses.uin-malang.ac.id
/2128/1/08410153_Pendahuluan.pdf.

Anda mungkin juga menyukai