Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI CHC
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tes Inteligensi yang diampu
oleh: Umdatul Khoirot, M. Psi

Oleh:

Muhammad Khalil Zakiy 200401110041


Nurul Solekah 200401110075
Firda Suci Chanifatul Ilfina 200401110160
Amanda Febi Kartikasari 200401110195
Maharatu Madina 200401110210
Aulia Rahma Salsabila 200401110227

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI
CHC” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tes Inteligensi yang diampu oleh Ibu Umdatul Khoirot, M. Psi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata, kami berharap makalah yang berjudul “Teori CHC” ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 01 Desember 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Teori Raymond B. Cattell..................................................................................................1
Teori John Horn.................................................................................................................2
Teori John Bissell Carroll..................................................................................................4
Teori CHC ........................................................................................................................7
Kesimpulan........................................................................................................................9
Daftar Pustaka..................................................................................................................11

ii
TEORI RAYMOND B. CATTELL
Raymond Bernard Cattell dilahirkan dikota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905.
Ia menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang saat ia berumur 9 tahun. Diawali
dengan kejadian saat inggris memasuki perang dunia 1 dan sebuah rumah samping rumah
cattell yang dijadikan sebagai rumah sakit dan melihat banyak sekali yang terluka. Saat
itulah membuatnya semakin serius menjalani hidup.
Ia memperoleh gelar B.Sc dari universitas London pada tahun  1924 dan
selanjutnya Ph.D dalam psikologi tahun 1929. Ia meninggal dirumahnya di Honolulu, 2
februari 1998.
Cattell melakukan penelitian kepribadian dan memperoleh pengalaman klinis di
Britania dan pindah ke amerika serikat tahun 1937. Dia menghabiskan banyak waktu
dengan kariernya sebagai profesor dan direktur Laboratorium Asesmen Kepribadian di
Universitas Illinois. Dia sangat banyak menghasilkan dan mempublikasikan lebih dari 200
artikel dan 15 buku. Cattell berdiri sebagai seorang yang sangat memperngaruhi ilmuwan
psikologi dari abad ke-20.
Cattell mengklasifikasikan inteligensi menjadi dua macam, yaitu :
a) Fluid intelligence (Gf), inteligensi yang merupakan faktor bawaan biologis,
yang diperoleh sejak lahir dan lepas dari pengaruh pendidikan dan
pengalaman. Inteligensi ini sangat penting dalam keberhasilan melakukan
tugas yang menuntut kemampuan adaptasi pada situasi baru. Inteligensi ini
cenderung tidak berubah setelah usia 14 atau 15 tahun.
b) Crystallized intelligence (Gc), inteligensi yang merefleksikan adanya
pengaruh pengalaman, pendidikan, dan kebudayaan dalam diri seseorang.
Inteligensi ini masih dapat terus berkembang sampai usia 30 atau 40 tahun,
bahkan lebih. Hal ini disebabkan karena perkembangan inteligensi jenis ini
tergantung pada bertambahnya pengalaman dan pengetahuan sehingga
adanya peningkatan usia berarti peningkatan pengalaman akan terus
berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi crystallized. Meskipun
berbeda, akan tetapi kedua intelegensi tersebut dapat tampak serupa. Pada
umumnya kemampuan keduanya menunjukkan korelasi yang tinggi satu
sama lain.

1
TEORI JOHN HORN
Pada tahun 1965, John Horn yang merupakan mahasiswa doktoral dari Raymond
Catell, kemudian mengembangkan teori Gf-Gc dari gurunya tersebut. Bersama gurunya,
Horn berkolaborasi dalam memperluas cakupan dari teori Gf-Gc, yang kemudian
sepanjang karirnya Horn terus memperluas dan memperbaiki teori Gf-Gc. Pada tahun
tersebut, John Horn mengembangkan dua faktor teori Gf-Gc, dengan memasukkan empat
tambahan kemampuan, yakni :
1. Persepsi atau pemrosesan visual (Gv),
2. Memori jangka pendek atau Short Term Acquisition and Retrieval (Gsm),
3. Penyimpanan dan retrieval memori jangka panjang atau Tertiary Storage and
Retrieval (Glr)
4. Kecepatan pemrosesan (Gs) (Flanagan & Dixon, 2013).
Kolaborasi pengembangan teori Gf-Gc oleh Catell dan Horn ini didapatkan melalui
program sistematik dari struktur atau analisis faktor, dan sangat berpengaruh dalam
perkembangan teori psikometrik tentang intelegensi (McGrew dalam Flanagan &
Harrison, 2012). Tiga tahun kemudian Horn menambahkan satu kemampuan lagi yakni
kemampuan pemrosesan auditori (Ga) dalam model teoritiknya, serta menyempurnakan
definisi dari Gv, Gsm, Glr dan Gs. Dalam disertasi Horn, sejak awal ia yakin bahwa
penelitian akan mendukung ditemukannya kemampuan individu lebih dari dua
kemampuan general (Kaufman, 2009). Meski penelitiannya menggunakan prinsip-prinsip
analisis faktor, Horn (Flanagan & Harrison, 2012) juga menekankan bahwa penting untuk
diakui bahwa penemuan dari non-faktor analisis, seperti bentukan dari heretabilitas,
neurokognitif, perkembangan, dan faktor lainnya menyediakan sumber tambahan dalam
validitas bukti dari teori ini.
Pada awal tahun 1990an, Horn menambahkan faktor yang merepresentasikan
kemampuan kecepatan individu dalam bereaksi (reaction time) dan pengambilan
keputusan (decision speed) yang faktor ini ia sebut sebagai Gt (Horn dalam Flanagan &
Dixon, 2013). Kemudian selanjutnya Horn menambahkan faktor lainnya yakni
kemampuan kuantitatif (Gq) dan kemampuan baca-tulis (Grw) kedalam model teoritis Gf-
Gc secara berurutan. Berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian John Horn ini, teori Gf-
Gc meluas menjadi delapan model faktor dari Gf-Gc yang kemudian dikenal sebagai
Catell-Horn Gf-Gc Theory (Flanagan & Dixon, 2013). Inilah cikal bakal dari
perkembangan selanjutnya yang nantinya menjadi teori CHC pada saat ditambahkan oleh

2
teori yang dikemukakan John Carroll. Namun, teori CHC ini bermuara dari teori
yang lebih dahulu muncul mengenai Gf-Gc yang dikembangkan oleh Catell dan Horn,
meliputi faktor :
a) Kemampuan Fluid (Gf),
b) Kemampuan Crystallized (Gc),
c) Pemrosesan visual (Gv),
d) Memori jangka pendek (Gsm),
e) Memori jangka panjang (Glr),
f) Kecepatan pemrosesan (Gs),
g) Pengambilan keputusan (Gt) atau correct decision speed (DCS),
h) Kemampuan pemrosesan auditori (Ga),
i) Kemampuan kuantitatif (Gq) dan Kemampuan baca-tulis (Grw).
Cikal bakal dari teori CHC ini yang kemudian kebanyakan dipakai untuk
mengklasifikasikan intelegensi dan tes pencapaian dan neuropsikologi untuk memfasilitasi
interpretasi dari performa kognitif, dan menyediakan dasar untuk mengorganisir asesmen
bagi individu yang mengalami disabilitas belajar (Flanagan & Dixon, 2013). Setelah
masuk dan di integrasikan dengan teori yang dikemukakan Caroll pada tahun 1993, yang
akan dijelaskan kemudian, maka teori ini terkenal menjadi Catell-Horn-Caroll Theory
(CHC).

3
TEORI JOHN BISSELL CARROLL
The Three Stratum model of Cognitive ability (1916-2003)
Psikolog Amerika John Bissell Carroll (1916-2003) dikenal terutama untuk
kontribusinya di bidang psikometrik di sekitar pengukuran fenomena seperti kecerdasan,
keterampilan berbahasa atau prestasi akademik. Teori tiga strata adalah teori kemampuan
kognitif yang diusulkan oleh psikolog Amerika, John B. Carrol pada tahun 1993. Analisis
ini menyarankan model tiga lapis di mana setiap lapisan memperhitungkan variasi korelasi
dalam lapisan sebelumnya.
Di sisi lain, pendekatan teoritis mereka terhadap kognisi dan bahasa juga sangat
relevan. Secara khusus, ia menekankan teorinya tentang tiga strata, model berdasarkan
hasil ratusan analisis faktor pada sampel data numerik yang dapat berfungsi sebagai
predictor kecerdasan, seperti tes IQ atau nilai yang diperoleh dalam tes penilaian
akademik.
Carroll mempresentasikan hasil studinya bersama dengan teorinya tentang
kecerdasan dalam karya berjudul "Human Cognitive Capacities: An Investigation of
Analytic-Factorial Studies," yang diterbitkan pada tahun 1993. Dalam buku ini ia
menekankan perbedaan antara keterampilan yang terkait dengan perbedaan individu dan
mereka yang berasal dari kualitas pendidikan. Saat ini teori dari tiga strata
Carroll dianggap melengkapi model Raymond B. Cattell dan John L. Horn (Fokus pada
pembagian antara kecerdasan cairan dan kecerdasan yang terkristalisasi), yang
dipertahankan oleh Carroll sendiri sebelum membuatnya sendiri. Asimilasi kedua
perspektif menjadi satu dapat dikaitkan dengan Kevin McGrew (2012).
Tiga lapisan (strata) didefinisikan sebagai mewakili kemampuan kognitif yang
sempit, luas, dan umum. Faktor-faktor tersebut menggambarkan perbedaan yang stabil dan
dapat diamati di antara individu-individu dalam pelaksanaan tugas. Carroll berpendapat
lebih lanjut bahwa mereka bukan hanya artefak dari proses matematika, tetapi mungkin
mencerminkan factor fisiologis yang menjelaskan perbedaan kemampuan

4
1. Strata pertama: bakat mental primer
Menurut Carroll, strata bawah dari struktur kecerdasan dibentuk oleh
kemampuan mental utama, yang meliputi sejumlah besar kemampuan
kognitif: penalaran kuantitatif, ejaan, visualisasi , kecakapan untuk bahasa
asing, diskriminasi bunyi ujaran, kelancaran ide, waktu reaksi, dll.
Hasil analisis factor ditangani oleh Carroll dan penulis lain kemudian
mengungkapkan bahwa masing-masing keterampilan ini, yang memiliki tingkat
spesifisitas yang tinggi, merenungkan salah satu factor kompleks dari lapisan
kedua tergantung pada karakteristik bahan stimulasi dan kemampuan keseluruhan
yang mereka bergantung.

2. Strata kedua: faktor-faktor kompleks


Pada tingkat ini kita menemukan seperangkat keterampilan kognitif yang
luas. Awalnya Carroll mengusulkan kehadiran 10 faktor di lapisan kedua,
meskipun penelitian selanjutnya mengurangi jumlahnya menjadi 8:
 Kecerdasan cairan: kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah
dengan menggunakan informasi baru.
 Kecerdasan mengkristal: mengacu pada kedalaman dan kuantitas
pengetahuan verbal yang diperoleh dan untuk penanganan jenis data ini.
 Memori dan pembelajaran umum: kemampuan untuk belajar secara umum
bersama dengan keterampilan khusus seperti menyimpan informasi atau
memulihkannya dalam jangka pendek.
 Kapasitas ekstensif untuk pemulihan: termasuk keterampilan untuk
mengelola ide dan asosiasi dengan lancar, baik secara lisan maupun dalam
gambar.
 Pemrosesan visual: kemampuan untuk melihat, menganalisis, mengingat,
dan beroperasi dengan stimulasi visual.
 Pemrosesan auditori: kemampuan untuk membedakan dan memproses
suara, termasuk yang terkait dengan ucapan dan musik.
 Kecepatan kognitif yang luas: mengacu pada kecepatan untuk menangani
rangsangan selama tes (misalnya angka) dan untuk menyelesaikannya.
 Kecepatan pemrosesan : kemampuan untuk melaksanakan proses kognitif
otomatis, terutama dengan mempertahankan perhatian selektif.

5
Masing-masing faktor ini mencakup berbagai factor dari urutan yang lebih
rendah yang sesuai dengan strata pertama. Jadi, misalnya, kecerdasan yang
terkristalisasi mencakup pemahaman bacaan, ejaan dan bakat untuk bahasa asing,
sementara kapasitas untuk pemulihan ekstensif berasal dari kreativitas dan tes
dengan berbagai jenis material.

3. Strata ketiga: kecerdasan umum atau faktor g


Strata ketiga dari struktur yang didefinisikan oleh Carroll didasari oleh
factor kecerdasan umum , sebuah konstruk yang dikenal sebagai "faktor g" dan
yang digunakan oleh sejumlah besar psikolog. Kemampuan urutan yang lebih
tinggi ini akan mempengaruhi semua keterampilan yang termasuk dalam lapisan
kedua, dan oleh karena itu juga di lapisan ketiga secara tidak langsung.

6
TEORI CHC

Teori CHC merupakan kombinasi riset dari 3 tokoh, yaitu Cattel-Horn-Carrol.


Tokoh yang konsisten mengembangkan teori ini adalah Kevin Mc. Grew. CHC
merupakan teori terkini mengenai struktur kognitif manusia yang memiliki dukungan
empiris paling kuat yang mendasarkan analisanya pada ratusan data battery tes.

Perebedaan utama antara model Carroll dan Horn-Cattell

 Keberadaan g
- Carroll terdapat g
- Horn-Cattell tidak terdapat g
 Kemampuan kuantitatif (Quantitative Abilities)
- Carroll – didalam Gf
- Horn-Cattell – terpisah disebut dengan Gq
 Reading and Writing Abilities
- Carroll – didalam Gc
- Horn-Cattell - terpisah disebut dengan Grw
(catatan : Grw merupakan kontribusi Woodcock’s /1994)

Teori CHC memiliki pengaruh yang luas dalam pengukuran inteligensi. Menurut
McGrew (dalam Flanagan & Harrison, 2005), beberapa tes yang dikembangkan karena
pengaruh teori CHC diantaranya:

1. KABC: KABC-II (2004)


2. WPPSI-R: WPPSI-III (2002)
3. WAIS R: WAIS-III (1997)
4. WJ R: WJ-III (2001)
5. SB IV: SB V (2003)
6. WISC III: WISC IV (2003)

Alasan teori CHC banyak digunakan sebagai dasar pengembangan tes inteligensi:

 Teori inteligensi CHC merupakan teori struktur kecerdasan yang komprehensif,


model teori yang dianggap terbaik dalam menggambarkan struktur kognitif
manusia karena kuatnya dasar empiris yang digunakan (McGrew, 2005).

7
 CHC merupakan teori inteligensi terbaru yang paling komprehensif dan disepakati
para ahli, “Carrol’s Three Stratum Theory may be the most accepted model of the
structure of human cognitive ability” ( Kanzler, 1997 dalam Taub, 2002).
 CHC merupakan taksonomi yang menggabungkan berbagai penelitian analisis
faktor mengenai inteligensi selama kira-kira lebih dari 50 tahun.
 “The Cattel-Horn-Carrol theory of cognitive abilities is the best validated model of
human cognitive abilities” (Ackerman, P.L & Lohman D.F., 2006).
 Teori CHC sudah digunakan secara luas untuk mengklasifikasikan dan
mendeskripsikan kemampuan kognitif manusia di berbagai latar belakang budaya.
 CHC memiliki implikasi yang paling luas terhadap pengukuran inteligensi (Mc.
Grew, 1997, dalam Gregory, 2011).

Hasil assessment dari tes kecerdasan yang mendasarkan pada teori CHC mampu
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk diagnosis intervensi ABK.

8
KESIMPULAN

Raymond Bernard Cattell lahir di Inggris pada tahun 1905 tepatnya di kota
Staffordshire. Cattel mengklasifikasikan intelegensi menjadi dua macam yaitu Fluid
intelligence (Gf), inteligensi yang merupakan faktor bawaan biologis dan Crystallized
intelligence (Gc), inteligensi yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman,
pendidikan, dan kebudayaan dalam diri seseorang dimana dapat terus berkembang hingga
usia 30 atau 40 tahun.
John Horn merupakan murid dari Raymond Catell yang kemudian mengembangkan
teori Gf-Gc dari gurunya tersebut sepangan hidupnya. Hasilnya adalah emampuan Fluid
(Gf), kemampuan Crystallized (Gc), pemrosesan visual (Gv), memori jangka pendek
(Gsm), memori jangka panjang (Glr), kecepatan pemrosesan (Gs), pengambilan keputusan
(Gt) atau correct decision speed (DCS), kemampuan pemrosesan auditori (Ga), dan
kemampuan kuantitatif (Gq) dan Kemampuan baca-tulis (Grw). Inilah yang menjadi cikal
bakal dari teori CHC.
John Bissell Carroll merupakan psikolog Amerika yang mengusulkan teori tiga strata
yang merupakan teori kemampuan kognitif. Analisis ini menyarankan model tiga lapis di
mana setiap lapisan memperhitungkan variasi korelasi dalam lapisan sebelumnya. Tiga
lapisan (strata) didefinisikan sebagai mewakili kemampuan kognitif yang  sempit, luas,
dan umum. Faktor-faktor tersebut menggambarkan perbedaan yang stabil dan dapat
diamati di antara individu-individu dalam pelaksanaan tugas. Carroll berpendapat lebih
lanjut bahwa mereka bukan hanya artefak dari proses matematika, tetapi mungkin
mencerminkan factor fisiologis yang menjelaskan perbedaan kemampuan. Strata pertama:
bakat mental primer, strata kedua: faktor-faktor kompleks, dan strata ketiga: kecerdasan
umum atau faktor g.
Teori CHC merupakan kombinasi riset dari 3 tokoh, yaitu Cattel-Horn-Carrol. Tokoh
yang konsisten mengembangkan teori ini adalah Kevin Mc. Grew. Teori CHC merupakan
teori mengenai struktut kognitif manusia yang memiliki dukungan empiris paling kuat
yang mendasarkan analisanya pada ratusan data battery tes. Teori CHC memiliki pengaruh
dalam pengukuran inteligensi seperti beberapa tes yang dipengaruhi teori CHC yaitu
KABC: KABC-II (2004), WPPSI-R: WPPSI-III (2002), WAIS R: WAIS-III (1997), WJ R:
WJ-III (2001), SB IV: SB V (2003), WISC III: WISC IV (2003). Alasan teori CHC
digunakan sebagai dasar pengembangan tes inteligensi karena model teori ini dianggap
yang terbaik dan memiliki dasar empiris yang kuat, paling komprehensif dan disepakati

9
para ahli, merupakan taksonomi yang menggabungkan berbagai penelitian analisis faktor
mengenai inteligensi selama kira-kira lebih dari 50 tahun, digunakan untuk
mengklasifikasikan dan mendeskripsikan kemampuan kognitif manusia di berbagai latar
belakang budaya, memiliki implikasi yang paling luas terhadap pengukuran inteligensi,
hasil assessment mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk diagnosis
intervensi ABK.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, F. (2020, Maret 11). Materi Shared Learning Teori Intelegensi Terkini. Doktor
Psikologi. https://doktor.psikologi.unair.ac.id/wp-content/uploads/sites/12/2020/03/Materi-
Shared-Learning-Teori-Intelegensi-Terkini.pdf

Carroll, J. B. (1993). Kemampuan Kognitif Manusia: Sebuah Survey Studi Analitik Faktor.
New York: Cambridge University Press
Fatmawiyati, J. (2018, October 11). TELAAH INTELEGENSI. ResearchGate; unknown.
https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGENSI/
link/5bbf496045851572315f462a/download
Flanagan, D. P., & Dixon, S. G. (2013). The Cattell-Horn-Carroll Theory of Cognitive
Abilities. In Encyclopedia of Special Education. John Wiley & Sons, Inc. Retrieved
from http://dx.doi.org/10.1002/9781118660584.ese0431
Flanagan, D. P., & Harrison, P. L. (Eds.). (2012). Contemporary Intellectual Assessment,
Third Edition: Theories, Tests, and Issues (3rd edition). New York: The Guilford
Press.
Horn, J. & Cattell, R. (1966). Penyempitan dan Uji Teori Cairan dan Kecerdasan Umum
yang Terkristalkan. Jurnal Psikologi Pendidikan, 57, 253-70.
Kaufman, A. S. (2009). IQ testing 101. Springer Publishing Company.
Yusron, I. R. (2017, Maret 8). Teori Gf-Gc Catell & Horn : Asal Mula CHC Theory of
Cognitive Abilities. Blogspot. https://birunialkindi.blogspot.com/2017/03/teori-gf-gc-
catell-horn-asal-mula-chc.html

11

Anda mungkin juga menyukai