Anda di halaman 1dari 8

Confirmatory Factor Analysis

Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah


(TIKI-M)

Farida Ariani Rachmawati


Fitri Andriani
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

ABSTRACT. This research has been conducted to obtain construct validity


and reliability of Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Menengah (TIKI-M) using
confirmatory factor analysis. TIKI-M is an intelligence test which was
constructed in 1977 on collaboration between Vrije Universiteit and
Padjadjaran University. Data of subjects have been collected as much as 377
subjects ranging from 3 rd grade of Junior High School to the 2 nd grade of
Senior High School. Confirmatory Factor Analysis was applied to measure the
models fit of TIKI-M subtests. This research indicates that TIKI -M subtests
supporting the intelligence factor of TIKI-M. Using composite reliability,
realibility value of TIKI-M result around 0,918. It can be concluded that TIKI -
M is reliable. Although, almost all of Goodness of Fit Indexes shows that TIKI -
M conform the expected value, the significancy level p=0,00 (p≥0,05) rejected
the model.

Keywords: TIKI-M, intellegence testing, confirmatory factor analysis.

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas konstruk Tes


Inteligensi Kolektip Indonesia tingkat Menengah (TIKI -M) dengan
menggunakan confirmatory factor analysis . TIKI-M merupakan tes
inteligensi yang disusun pada tahun 1977 atas kerjasama Vrije Universiteit
Belanda dan Universitas Padjadjaran. Data subyek yang terkumpul berjumlah
377 orang, subjek yang digunakan adalah siswa kelas 3 S MP hingga kelas 2
SMA. Confirmatory factor analysis dilakukan untuk menguji melihat apakah
subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor inteligensi yang diukur. Hasil
penelitian menunjukkan subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor
inteligensi sesuai dengan teori yang mendasarinya. TIKI -M memiliki koefisien
reliabilitas CR=0,918. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa TIKI -M reliabel.
Meskipun parameter lain memenuhi kriteria Maximum Likelihood, dengan
nilai p=0,00 (p≥0,05) sehingga model TIKI-M dalam penelitian ini dianggap
tidak fit.

Kata kunci: TIKI-M, tes inteligensi, confirmatory factor analysis


Korespondensi: Farida Ariani Rachmawati, Departemen Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya
60286, Telp. (031) 5032770, 5014460, Faks (031) 5025910, email: frfar8@gmail.com

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 69


Vol. 3, No. 1, April 2014
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani

PENDAHULUAN yang ingin diukur, sebuah


Pada tahun 1977 di estimasi seberapa baik sebuah tes
Indonesia dikembangkan sebuah mengukur apa yang ingin diukur
alat tes inteligensi yang disebut (Cohen & Swerdlik, 2005; Firmin,
dengan Tes Inteligensi Kolektip Hwang, Burger, Sammons, &
Indonesia Tingkat Menengah Lowrie, 2005).
(TIKI-M). TIKI-M merupakan Konsep yang ketiga adalah
hasil kerjasama antara Universitas standardisasi. Standardisasi
Padjadjaran dengan Vrije merupakan sebuah patokan yang
Universiteit Belanda. TIKI -M diperlukan dalam administrasi tes,
ditujukan bagi siswa kelas 3 SMP yaitu kondisi dimana seharusnya
hingga kelas 3 SMA. TIKI-M tes diadministrasikan sesuai
terdiri dari 12 subtes yang dengan kondisi saat proses
dideskripsikan dan diberikan penormaan tes. Sehingga ketika
nama sesuai dengan the factor- sebuah tes dilakukan oleh orang
model French dkk. tahun 1963 dan lain dengan proses yang sama,
the structure-of-intellect model hasilnya akan cenderung
dari Guilford tahun 1971 (Drenth & ekuivalen (Firmin, Hwang, Burger,
Dengah, 1977). Sammons, & Lowrie, 2005).
Penggunaan TIKI-M di Penyusunan TIKI-M
Indonesia antara lain untuk didasarkan pada the factor-model
seleksi Peserta Didik Cerdas dari French dkk. tahun 1963 dan
Istimewa dan Berbakat Istimewa the structure-of-intellect model
(PDCI-BI), seleksi siswa Rintisan dari Guilford tahun 1971 (Drenth &
Sekolah Berstandar Internasional Dengah, 1977). Dari dua teori
(RSBI), seleksi masuk sekolah, tersebut kemudian muncul 12
maupun untuk keperluan subtes TIKI-M. Dua belas subtes
diagnostik yang lain (Departemen TIKI-M tersebut antara lain,
Pendidikan Nasional, 2007). Berhitung Angka, Gabungan
Sebagai sebuah alat ukur Bagian, Hubungan Kata, Eksklusi
psikologis, TIKI-M tidak dapat Gambar, Berhitung, Meneliti,
dilepaskan dari tiga prinsip yang Membentuk Benda, Eksklusi Kata,
mendasari sebuah tes psikologi, Bayangan Cermin, Berhitung
yaitu validitas, reliabilitas, dan Huruf, Membandingkan Benda,
standardisasi (Firmin, Hwang, dan Pembentukan Kata (Drenth &
Burger, Sammons, & Lowrie, Dengah, 1977). Hasil analisis
2005). Reliabilitas merujuk pada faktor pada masa penyusunan
konsistensi sebuah pengukuran TIKI-M tahun 1977, menunjukkan
ketika prosedur sebuah tes bahwa TIKI-M mengukur 4 faktor
diulang kembali (AERA, APA, kecerdasan, antara lain space and
NCME, 1999). Konsep kedua non verbal reasoning, perceptual
adalah validitas, yaitu bahwa speed, numerical aptitude, dan
suatu tes harus mengukur apa verbal comprehension.
70 Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 3, No. 1, April 2014
Confirmatory Factor Analysis
Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah (TIKI-M)

Sejak disusun pada tahun Pengujian validitas


1977 hingga sekarang, belum ada konstruk, terutama validitas
studi mengenai validitas dan struktur sebuah tes sangat
reliabilitas TIKI-M. TIKI-M. Selain diperlukan karena analisis empiris
mengungkapkan kemampuan dari struktur sebuah tes dapa t
umum (taraf inteligensi) juga mendukung atau menolak asumsi
dapat mengungkap kemampuan- dari pembuat tes bahwa tes
kemampuan khusus yang terlihat tersebut konsisten mengukur apa
pada subtes-subtesnya. yang secara teoretis ingin diukur
Perkembangan kemampuan (Boehm, 2011; Devena, Gay, &
khusus tesebut dipahami sebagai Watkins, 2013). Sehingga
proses belajar (Djunaidi, 1997). diperlukan pengujian validitas
Seiring dengan perkembangan konstruk dan reliabilitas Tes
zaman, globalisasi, akses Inteligensi Kolektip Indonesia
teknologi, dan informasi sejak Tingkat Menengah.
penyusunan TIKI-M, tentunya
membuat semua oran g dapat METODE PENELITIAN
memperoleh informasi kapan saja Penelitian ini
dan dimana saja. menggunakan penelitian
deskriptif. Populasi penelitian ini
Confirmatory Factor Analysis adalah siswa kelas 3 SMP hingga
TIKI-M kelas 2 SMA atau sederajat di
Sebagai sebuah alat ukur wilayah Jawa Timur. Subjek pada
psikologis, tentunya TIKI -M tidak penelitian ini adalah siswa-siswai
bisa dilepaskan dari 3 prinsip yang telah mengikuti Tes
pengukuran psikologis, yaitu Intelegensi Kolektip Indonesia
reliabilitas, validitas, dan tingkat Menengah (TIKI-M) yang
standardisasi (Firmin, Hwang, diselenggarakan oleh Pusat
Burger, Sammons, & Lowrie, Terapan Psikologi Pendidikan
2005). Ketiga konsep tersebut (PTPP) Fakultas Psikologi
dapat mempengaruhi keakuratan Universitas Airlangga Surabaya
dan kesimpulan hasil tes pada tahun 2013. Data yang
seseorang. Sehingga ketika sebuah digunakan merupakan data
tes tidak memiliki reliabilitas, sekunder. Jumlah subjek pada
validitas, dan utilitas yang penelitian ini adalah 377 siswa.
memadai, akan menghasilkan Data pada penelitian ini dianalisis
interpretasi skor tes yang kurang dengan menggunakan
tepat dan akan meng hasilkan confirmatory factor analysis
rekomendasi-rekomendasi yang (CFA). CFA dilakukan dengan
tidak sesuai (Firmin, Hwang, menggunakan LISREL 8.80
Burger, Sammons, & Lowrie, 2005; (Student Version ).
Canivez, 2013).

71
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 3, No. 1, April 2014
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani

HASIL PENELITIAN (CR) sebesar 0,918 ≥ 0,7 sehingga


Tabel 1 menunjukkan dapat dikatakan TIKI-M memiliki
standardized loading dari masing konsistensi pengukuran yang baik.
TIKI-M secara keseluruhan. Digunakan pula
Loading faktor subtes-subtes pendekatan Maximum Likelihood
TIKI-M berkisar antara 0,53 -0,83. untuk mengevaluasi apakah
Hasil dari standardized loading model fit atau tidak. Parameter
factor tersebut dapat diterima yang digunakan adalah chi-square,
karena berada di atas 0,5. Nilai relative X 2, GFI, AGFI, RMSEA,
loading factor terendah ada pada SRMR, dan CFI. Hasil dari
subtes 9 (Bayangan Cermin) dan pengujian model goodness of fit
subtes 8 (Eksklusi Kata), yaitu menunjukkan hasil seperti pada
masing-masing memiliki koefisien Tabel 2. Level signifikansi p=0,00
0,53. Sedangkan loading factor menunjukkan bahwa model tidak
tertinggi ada pada subtes 1 fit, karena nilai yang diharapkan
(Berhitung Angka), yaitu 0,85. adalah p≥ 0,05. Sehingga
Pada tabel tersebut juga meskipun model memenuhi
dapat dilihat bahwa 12 subtes semua parameter yang lainnya,
TIKI-M lolos uji validitas karena tetapi dengan level signifikansi
memilki standardized loading yang tidak sesuai, model
factor <0,50 dan nilai t-value instrumen TIKI-M dianggap tidak
>1,96. Dari pengujian reliabilitas, fit.
diperoleh composite reliability

Tabel 1
Validitas dan Reliabilitas TIKI -M
Standardized
Standards t- Error
Subtes Loading Keterangan (CR)
Errors value Variance
Factors
TIKI1 0,85 0,27 19,75 0,73 Validitas Baik
TIKI2 0,55 0,70 10,25 0,30 Validitas Baik
TIKI3 0,76 0,42 16,00 0,58 Validitas Baik
TIKI4 0,69 0,52 13,66 0,48 Validitas Baik
TIKI5 0,78 0,38 17,50 0,62 Validitas Baik
TIKI6 0,64 0,59 11,19 0,41 Validitas Baik
0,918
TIKI7 0,72 0,48 14,36 0,52 Validitas Baik
TIKI8 0,53 0,71 10,35 0,29 Validitas Baik
TIKI9 0,53 0,72 9,97 0,28 Validitas Baik
TIKI10 0,83 0,30 19,14 0,70 Validitas Baik
TIKI11 0,69 0,52 11,89 0,48 Validitas Baik
TIKI12 0,73 0,46 15,29 0,54 Validitas Baik

72 Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol. 3, No. 1, April 2014
Confirmatory Factor Analysis
Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah (TIKI-M)

Tabel 2
Goodness of Fit Indexes
Goodness of Fit Range of Values
Index Model Information
Indexes Expected
Chi-Square Small values 137,55 (df=48) Diharapkan kecil
Relative X 2 (X2/df) 3:1 2,856 Baik
p ≥ 0,05 0,00 Kurang Baik
GFI ≥ 0,90 0,94 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,91 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,070 Baik
SRMR ≤ 0,08 0,043 Baik
CFI ≥ 0,95 0,98 Baik

PEMBAHASAN dengan konstruknya. Hal itu


TIKI-M terdiri dari 12 ditunjukkan dengan standardized
subtes, dimana 12 subtes tersebut loading yang berkisar antara 0,53 -
0,85. Standardized loading
mengukur 4 faktor inteligensi,
menunjukkan korelasi antara
antara lain numerical aptitude, variabel yang ditinjau dengan
perceptual speed, space and non faktornya. Sedangkan jika dilihat
verbal reasoning, dan verbal dari t-value masing-masing subtes
comprehension. Faktor numerical terhadap faktor yang diukur
aptitude terdiri dari subtes menunjukkan nilai berkisar dari
Berhitung Angka, Berhitung, dan 9,97-19,75. Dari hasil tersebut
tampak bahwa loading dari
Berhitung Huruf. Faktor
subtes-subtes TIKI-M memenuhi
perceptual speed terdiri dari subtes syarat (SLF ≥ 0,50) dan t-value ≥
Meneliti dan Membandingkan 1,96 sehingga dapat disimpulkan
Benda. Selanjutnya faktor space bahwa subtes-subtes TIKI-M
and non verbal reasoning diukur memiliki keterkaitan dengan
oleh subtes Gabungan Bagian, faktor inteligensi sesuai dengan
Eksklusi Gambar, Membentuk teori yang mendasarinya.
Jika dilihat dari loading
Benda, dan Bayangan Cermin.
antara faktor-faktor TIKI-M,
Faktor verbal reasoning diukur loading pada faktor-faktor
oleh subtes Hubungan Kata, tersebut menunjukkan koefisien
Eksklusi Kata, dan Pembentukan yang cukup tinggi, yaitu antara
Kata (Drenth & Dengah, 1977). 0,59-0,88. Hasil tersebut
Hasil confirmatory factor menunjukkan bahwa faktor-faktor
analysis (CFA) menunjukkan TIKI-M tidak independen
bahwa masing-masing subtes sehingga mungkin saja faktor yang
TIKI-M masih mengukur aspek diukur tidak sesuai dengan yang
yang seharusnya diukur, sesuai diasumsikan. Terdapat

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 73


Vol. 3, No. 1, April 2014
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani

kemungkinan bahwa subtes - yaitu p=0,00 (p≥0,05), model


subtes TIKI-M hanya mendukung TIKI-M dianggap tidak fit.
satu atau beberapa faktor saja, Terdapat beberapa hal
bukan 4 faktor seperti model yang yang mungkin berpengaruh dalam
diuji pada penelitian ini. penelitian ini sehingga model
Dari output LISREL 8.80 TIKI-M menjadi tidak fit.
(Student Version ) dapat diperoleh Beberapa hal tersebut antara lain:
informasi untuk melakukan 1. Pengujian yang dilakukan pada
penghitungan reliabilitas. penelitian ini adalah pengujian
Instrumen TIKI-M pada pengujian dengan menggunakan skor
ini memiliki reliabilitas CR=0,918. total masing-masing subtes
Angka koefisien tersebut terbilang TIKI-M, sehingga item-item
tinggi dan menunjukkan bahwa yang mungkin tidak relevan
instrumen TIKI-M konsisten yang pada setiap subtes tetap masuk
baik ketika tes tersebut dalam pengujian analisis faktor.
diadministrasikan ulang. 2. Data yang digunakan pada
Setelah dilakukan penyusunan validitas dan
pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian ini
reliabilitas, kemudian dilakukan terbilang sedikit jika
pengujian Maximum Likelihood dibandingkan dengan jumlah
untuk mengetahui apakah TIKI -M data pada penyusunan TIKI -M
model fit atau tidak dengan tahun 1977. Pada penelitian ini
menggunakan kriteria dari digunakan data 377 subjek,
goodness of fit. Hasilnya sedangkan pada tahun 1977
menunjukkan bahwa TIKI-M sejumlah 1462 subjek.
memiliki level signifikansi yang 3. Subjek pada penelitian ini
kurang baik, yaitu p=0,00 dimana hanya berasal dari beberapa
seharusnya p≥0,05. Sedangkan Wilayah Jawa Timur,
parameter lainnya menunjukkan sedangkan pada penelitian
koefisien yang memenuhi standar sebelumnya, sampel yang
goodness of fit, yaitu X2=137,05 digunakan adalah Pulau Jawa.
dan nilai relatif X 2/df=2,855:1
(X2/df ≥ 3:1). Indeks lainnya, GFI= SIMPULAN DAN SARAN
0,94 (GFI≥0,90), AGFI=0,91 Berdasarkan hasil
(AGFI≥0,90), CFI=0,98 (CFI≥0,95), penelitian ini, dapat disimpulkan
SRMR=0,049 (SRMR≤0,08), dan bahwa masing-masing subtes
RMSE!=0,070 (RMSE!≤0,08 ). TIKI-M mengukur aspek yang
Meskipun semua parameter TIKI - seharusnya diukur sesuai dengan
M menunjukkan kesesuaian konstruknya jika dilihat dari
dengan kriteria Goodness of Fit, standardized loading dan t-value
tetapi dengan level signifikansi masing-masing subtes terhadap
yang tidak memenuhi kriteria faktor inteligensi yang diukur.
Selain itu TIKI-M memiliki nilai
74 Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol. 3, No. 1, April 2014
Confirmatory Factor Analysis
Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah (TIKI-M)

composite reliability CR = 0,918. factor analysis (CFA) terhadap


Hasil reliabilitas tersebut item-item dalam TIKI-M. Selain
menunjukkan bahwa TIKI-M itu, diharapkan agar data yang
memiliki konsistensi pengukuran. digunakan lebih representatif
Akan tetapi, jika dilihat dari hasil sehingga hasil dari penelitian
pengujian Goodness of Fit dengan tersebut dapat digeneralisasikan
menggunakan pendekatan ke wilayah yang lebih luas. Bagi
Maximum Likelihood pengguna TIKI-M dan alat tes
menunjukkan bahwa level psikologi lainnya, dengan adanya
signifikansi tidak memenuji penelitian ini diharapkan untuk
kriteria kriteria yaitu p=0,00 lebih kritis dan cermat dalam
(p≥0,05), sehingga model TIKI-M menggunakan sebuah instrumen
dianggap tidak fit. psikologis. Sehingga dapat
Berdasarkan hasil mengidentifikasi apabila terdapat
penelitian ini, bagi peneliti ketidaksesuaian pada alat tes
selanjutnya, diharapkan untuk tersebut maupun penggunaannya.
dapat melakukan confirmatory

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 75


Vol. 3, No. 1, April 2014
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani

PUSTAKA ACUAN

AERA, APA, NCME. (1999). Standards for Educational and


Psychological Testing. Washington, D.C.: American Educational Research
Association.

Boehm, M. (2011). Factor Structure of the Wechsler Intelligence Scale


for Children-Fourth Edition among Students with Attention Deficit
Hyperactivity Disorder. Arizona: Arizona State University.

Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2005). Psychological Testing and


Assessment : An Introduction to Tests and Measurement (6th ed.). New
York: McGraw -Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Penyelenggaraan


Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Program
Akselerasi). Jakarta.

Devena, S. E., Gay, C. E., & Watkins, M. W. (2013). Confirmatory


Factor Analysis of the WISC -IV in a Hospital Referral Sample. Journal of
Psychological Assessment , 31 (6), 591-599.

Djunaidi, A. (1997). Studi Mengenai Profil Inteligensi Mahasiswa UGM


Berdasarkan TIKI-T. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Drenth, P. J., & Dengah, B. (1977). Manual Tes Inteligensi Kolektip


Indonesia Tingkat Menengah. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Firmin, M., Hwang, C.-o., Burger, A., Sammons, J., & Lowrie, R. (2005,
May). Evaluating the Concurrent Validity of Three Web -Based IQ Test and
the Reynolds Intellectual Assesment Scales (RIAS). Poster session presented
at the 17th Annual Convention of the American Psychological Society, Los
Angeles, California.

76 Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol. 3, No. 1, April 2014

Anda mungkin juga menyukai