G-DHT pertama kali distandarisasi pada tahun 1926 dan kemudian distandarisasi
ulang pada tahun 1963 menurut Harris, 1963 dalam (Kaplan & Sacuzzo, 1993).
Penilaian pada G-DHT didasarkan pada prinsip perbedaan usia- anak-anak yang
lebih tua usianya akan mendapatkan poin lebih untuk keakuratan dan detail pada
gambar. Oleh karena itu seseorang dapat menentukan usia mental dengan
membandingkan skor pada sampel normative yang tersedia. Skor kasar dapat
dikonversikan ke skor standar dengan rerata 100 dan simpangan baku 15.
Koefisien reabilitas belah-separuh, tes-retes, dan antar penyekor pun bagus,
dengan kisaran pada batas atas 0,60-an dan batas bawah 0,90-an baik bentuk awal
maupun bentuk yang direvisi menurut Dunn, 1972 dalam (Kaplan & Sacuzzo,
1993). Skor terlihat mendatar pada tingkat usia 14-15 tahun, sehingga penggunaan
G-DHT dibatasi pada anak-anak dan semakin baik hasilnya pada anak-anak yang
lebih muda menurut Scott, 1981(dalam , ). Meskipun norma secara relative
ketinggalan zaman, skor G-HDT terkait secara signifikan dengan skor IQ
Wechsler menurut Abell, Horkheimer, & Nguyen, 1988; Alexopoulos, Haritos-
Fatouros, Sakkas, Skaltsas, & Vlanchos dalam (Kaplan & Sacuzzo, 1993).
Sebagian besar anak suka menggambar figure manusia dan mereka sering
melakukannya secara spontan. Sejak awal 1900 an, para psikolog telah mencoba
memanfaatkan perilaku yang hampir-hampir instingtif ini sebagai landasan untuk
mengukur perkembangan intelektual. Orang pertama yang menggunakan teknik
menggambar figure manusia (human figure drawing; HFD) sebagai suatu tes
inteligensi terstandarisasi adalah Florence Goodenough (1926). Tes ciptaanya,
yang dikenal dengan tes Draw a man direvisi oleh Harris (1963) dan dinamai
Goodenough-Harris Drawing Test. Belakangan, teknik HFD diadaptasi oleh
Naglieri (1988). Kami perlu menjelaskan sebelumnya bahwa menggambar figur
manusia digunakan secara luas sebagai sarana pengukuran penyesuaian
emosional, namun hal tersebut tidak dibahas dalam buku ini.
Goodenough-Harris Drawing test adalah sebuah tes inteligensi non verbal yang
durasinya singkat, yang dapat diadministrasikan secara perorangan maupun dalam
kelompok. Goodenough (1926) menerbitkan edisi pertama tes ini, sedangkan
Harris (1963) memberikan perbaikan penting dalam hal skoring dan standarisasi,
termasuk juga penggunaan IQ deviasi. Tes Goodenough-Harris sebenarnya tidak
memnuhi kriteria tes nirbahasa karena penguji harus memberikan sejumlah
instruksi dalam bahasa inggris (atau melalui penerjemah). Meskipun demikian,
instruksinya singkat dan sederhana (saya minta anda menggambar sebuah
gambar laki-laki atau perempuan; buatlah sebaik yang anda bisa). Dengan
demikian, bila ditinjau dari tujuan praktisnya, tes Goodenough-Harris merupakan
tes nirbahasa.
Tujuh puluh tiga item/soal yang dapat diskor selanjutnya ditransformasi ke sebuah
skor terskala dengan mean umum sebesar 100 dan deviasi standar sebesar 15.
Tentu saja, norma-norma tersebut, yang disusun pada tahun 1960-an, pada
masaekarang ini sudah ketinggalan zaman. Meskipun demikian sejumlah beasr
riset sepakat bahwa tes inimengungkap sesuatu yang penting. Sebagai contoh,
Frederickson (1985) melaporkan korelasi antara skor Goodenough-Harris
Drawing test dan WPPSI Full Scale dalam rentang 0,72 hingga 0,80. Dalam
sejumlah studi lainnya, korelasi dengan tes-tes IQ individual lebih bervariasi,
namun mayoritas diatas 0,50 (Abell, Briesen, & Watz, 1996; Anastasi, 1975).
Sumber: Gregory