ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan kesiapan anak masuk
Sekolah Dasar ditinjau dari hasil test N.S.T (Nijmeegse SchoolbekwaamheidsTest). Penelitian
ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah anak
prasekolah yang akan masuk Sekolah Dasar di SDIT Ukhuwah Banjarmasin. Jumlah subjek
penelitian adalah 75 orang anak prasekolah yang berasal dari beberapa Taman Kanak-
Kanak di Kotamadya Banjarmasin. Alat ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah
Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (N.S.T) dan juga observasi. Analisis terhadap data
akan dilakukan secara kuantitatif dengan teknik statistik sederhana. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa dari 75 orang subyek, 72% dinyatakan memiliki kesiapan yaitu
sejumlah 54 anak, 21% cukup siap yaitu sejumlah 16, sedangkan yang belum siap ada 7%
yaitu sejumlah 5 anak. Aspek yang paling menonjol tingkat kematangannya adalah aspek
pengamatan bentuk dan kemampuan membedakan yaitu sebanyak 86% sejumlah 65 orang
anak. Aspek yang paling kurang pada tugas menggambar orang yaitu 32 % sejumlah 24
orang anak. Secara kualitatif, aspek kesiapan masuk Sekolah dasar yang terkait dengan
aspek kognitif yaitu pengamatan dan kemampuan membedakan, pengertian tentang besar,
jumlah dan perbandingan, pengamatan kritis, konsentrasi, motorik halus dan memahami
cerita adalah aspek-aspek yang sudah mencapai tingkat kematangan yang cukup optimal.
Sedangkan aspek yang terkait dengan kemampuan aspek pengamatan tajam, aspek
penilaian terhadap situasi dan gambar orang tingkat kesiapannya yang belum optimal.
ABSTRACT
This study was a descriptive study to describe the children go to elementary school
readiness in terms of the test results N.S.T (Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test). This
research is a quantitative approach. The subjects were preschoolers will go to elementary
school in Banjarmasin SDIT Ukhuwah . Number of research subjects are 75 preschoolers
from several kindergartens in the municipality of Banjarmasin. Measuring instrument used
in this study is Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (N.S.T) and observation. Analysis
of the data will be performed quantitatively by simple statistical techniques. The results
showed that of the 75 subjects, 72% had expressed readiness is a number of 54 children,
21% quite ready for that number of 16, while those not ready to have 7% is the sum of
5 children. The most outstanding aspect is an aspect of maturity level observation forms
and the ability to distinguish as many as 86% of the 65 children. Aspects that at least on
the task of drawing people ie 32% some 24 children. Qualitatively, aspects of readiness
for primary schools related to cognitive aspects, namely observation and the ability to
distinguish, the notion of large, amount and ratio, critical observation, concentration, fine
motor skills and understand the story are aspects that have reached a level of maturity
that is quite optimal. While the aspects related to the capability of keen observation,
aspects of assessment of the situation and drawing the readiness level is not optimal.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 27
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
28 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 29
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
putra putrinya telah memiliki kesiapan meliputi gambaran umum kesiapan serta
masuk sekolah dasar. melihat tiap aspek kesiapan sekolah,
Dengan merujuk pembahasan di yaitu: pengamatan dan kemampuan
atas mengingat pentingnya “kesiapan membedakan, motorik halus, pengertian
sekolah” sebagai dasar kemampuan tentang besar, jumlah dan perbandingan,
untuk mengikuti berbagai tuntutan ketajaman pengamatan, pengamatan
kegiatan dan kurikulum sekolah dasar, kritis, konsentrasi, daya ingat,
maka perlunya instrumen untuk pengertian tentang objek dan penilaian
mengukur kematangan anak pada terhadap situasi, memahami cerita dan
berbagai aspek perkembangannya gambar orang serta kemandirian dan
sebagai modal kesiapan anak dalam penyesuaian diri.
jenjang pendidikan formal sekolah dasar SDIT Ukhuwah sebagai salah satu
khususnya pada penerimaan siswa SD favorit dan unggulan yang ada di
sekolah dasar. Kota Banjarmasin memiliki proses
Sebagaimana telah berkembangnya seleksi yang cukup ketat dan standar
NST (Nijmeegse Schoolbekwaamheid untuk bisa mengikuti pendidikan di
Test) adalah salah satu tes yang lazim tingkat sekolah dasar. Salah satu cara
digunakan untuk mengukur kesiapan pengukuran terkait dengan kesiapan
anak sekolah, yang populer di Indonesia sekolah untuk murid yang bersekolah di
sekitar tahun 2010-an hingga saat ini. SDIT Ukhuwah adalah dengan tes NST .
Berbagai penelitian di Indonesia tentang Adapun manfaat penelitian ini
kematangan siswa taman kanak-kanak diharapkan dapat menyumbangkan
atau prasekolah mengunakan NST data empirik mengenai gambaran
sebagai instrumen pengukurannya. kesiapan anak masuk Sekolah Dasar
Tes ini merupakan alat ukur untuk di SDIT Ukhuwah, dan secara praktis
mengetahui kematangan aspek-aspek dapat dijadikan sebagai tambahan
yang menunjang kesiapan anak masuk informasi sebagai evaluasi metode
Sekolah Dasar. NST merupakan suatu pendidikan. Dari profiling juga dapat
alat tes yang bersifat non verbal dan diketahui aspek mana yang masih
disajikan secara individual. Melalui perlu diberikan stimulasinya, karena
NST akan tergambar kematangan anak stimulasi yang disajikan pada anak
dalam sisi kognitif, motorik dan sosial akhirnya akan mewujudkan sebuah
emosinya (Supartini 2006, 63). kesiapan . Selain itu, data yang diperoleh
Tes ini memiliki tujuan diantaranya pada penelitian ini dapat memberikan
1) Mengetahui tingkat kematangan anak kontribusi pada pengembangan N.S.T.
memasuki pendidikan tingkat Sekolah (Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test)
Dasar. 2) Prognosis (meramalkan) dan pengembangan penelitian bagi
terhadap prestasi sekolah anak di SD. 3) peneliti selanjutnya.
Mengetahui kemampuan-kemampuan
tertentu anak yang sudah/belum LANDASAN TEORI
matang dan perlu latihan/ pembinaan/
pengembangan/ peningkatan (Mariyati Kesiapan Sekolah Anak
2016, 195). Kesiapan berasal dari kata dasar
Adapun tujuan penelitian ini siap yang mendapatkan awalan ke-
untuk profiling kesiapan masuk dan akhiran –an, menurut Kamus
sekolah dasar anak prasekolah yang Besar Bahasa kesiapan artinya adalah
mengikuti seleksi penerimaan murid trampil/ profesional dalam menjalankan
baru di SDIT Ukhuwah Banjarmasin tugas-tugasnya, namun ada hal yang
ditinjau dari hasil test N.S.T (Nijmeegse perlu diperhatikan adalah adanya dua
Schoolbekwaamheids Test) dan juga konsep yang berbeda antara dua konsep
Observasi. Gambaran yang diberikan istilah “kesiapan untuk belajar”, dengan
“kesiapan untuk sekolah”. Kesiapan
30 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
untuk belajar secara umum adalah berpisah dengan ibu dalam waktu yang
tingkat perkembangan (pada berbagai cukup lama. Ia pun harus sudah dapat
tingkat usia) untuk mencapai kesiapan menerima otoritas lain (seperti ibu/
untuk mempelajari materi pelajaran bapak guru), mampu mematuhi aturan
secara spesifik. Kondisi yang sebatas sekolah dan mampu menyesuaikan diri
siap untuk belajar belum tentu menjadi dengan suasana sekolah serta dapat
jaminan untuk mencapai kesuksesan di mengendalikan emosinya (misalnya
sekolah (Mariyati dkk, 2016, 197) tidak cengeng atau mudah marah)
Konsep dari kesiapan untuk sekolah Secara sosial, anak harus lebih
adalah termasuk di dalamnya kesiapan mandiri untuk mampu memilih kegiatan
untuk belajar didasarkan pada standar yang ingin dilakukannya. Dan tidak
tingkat perkembangan fisik, kognitif dan lagi diliputi perasaan ragu-ragu/takut
sosial yang memungkinkan anak untuk dalam menentukan kegiatan tsb. Selain
memenuhi tuntutan dan menjalani itu, anak telah memiliki kesadaran
kurikulum yang telah ditentukan (Wesley akan tugas yang dihadapinya sehingga
dan Buysse, dalam Marquez, 2006, 11- mampu menyelesaikan tugas yang
15). dipilihnya dan dalam menyelesaikan
Rich (2008, 2) menyatakan bahwa tugas yang dipilih sendiri dibutuhkan
kesiapan sekolah pernah dianggap inisiatif daripada tugas yang diberikan
sebagai sesuatu yang relatif sederhana, guru. Sedangkan untuk menghasilkan
hanya terkait masalah membeli buku prestasi belajar yang optimal, maka
tulis baru dan sepasang sepatu baru. perlu diperhatikan sejauh mana anak
Pada dasarnya kesiapan sekolah adalah mampu memperhatikan, berapa lama
sesuatu yang rumit. Anak diharapkan perhatiannya tidak mudah beralih,
dapat menunjukkan kesiapan sekolah bagaimana daya konsentrasinya,
yang baik, sehingga ketika memasuki keuletan kerjanya (apakah ia mudah
dunia sekolah anak tidak akan minta bantu guru atau tidak) dan berapa
merasa canggung dan takut, sehingga lama waktu yang digunakan untuk
berpengaruh terhadap keberhasilan menyelesaikan tugas tsb. Keteraturan
yang dicapainya. Mengingat pentingnya dalam berpikir maupun bertingkah
“kesiapan sekolah” sebagai dasar laku, termasuk tingkah laku sosial. cara
kemampuan untuk mengikuti berbagai anak berbicara, bekerja sama dalam
tuntutan kegiatan dan kurikulum kelompok, bermain serta menyesuaikan
sekolah dasar diri dengan teman-teman dan gurunya
Hal yang perlu diperhatikan pada (Nugraha, 2004, 10).
anak yang hendak masuk sekolah adalah
meliputi kesiapan fisik, mental, sosial, Pengukuran Kesiapan Sekolah Anak
emosi, dan intelegensi (Sulistiyaningsih Prasekolah
2005, 3) Anak dikatakan siap masuk Destiwati dan Junardi (2011, 213)
sekolah jika secara fisik mampu menyatakan bahwa NST merupakan
mengontrol otot-ototnya sehingga dapat tes yang digunakan untuk mengukur
menulis, menggambar, mengerjakan kesiapan sekolah pada anak-anak
keterampilan tangan seperti menempel, prasekolah. Kesiapan sekolah pada anak
menggunting, menguntai dsb. Ia pun adalah kemampuan yang dimiliki anak
mampu duduk diam dan tertib dalam dan menentukan dalam keberhasilan
waktu yang cukup lama. Secara mental/ anak di sekolah. Kesiapan sekolah pada
kognitif, anak harus sudah mampu anak akan diukur dengan menggunakan
memahami penjelasan guru, dapat Tes Kesiapan Sekolah Nijmeegse
menjawab pertanyaan guru dengan Schoolbekwaamheids Test (NST).
kata-kata yang dapat dimengerti. Secara Tes ini memiliki tujuan diantaranya:
emosi, anak sudah harus tidak “terikat” 1) Mengetahui tingkat kematangan anak
lagi dengan ibu sehingga anak dapat
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 31
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
32 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 33
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
7%
21%
SIAP
CUKUP SIAP
BELUM SIAP
72%
Perolehan data dari hasil tes kategori siap, cukup siap dan belum
kemudian dimasukkan dalam excel siap di setiap subtesnya (ada 10 subtes).
untuk diolah dalam statistik sederhana Hasil yang diperoleh dari setiap subtes
untuk memperoleh kategori dan jumlah yang diukur dalam NST disajikan dalam
prosentase anak yang masuk dalam Gambar 2.berikut ini:
34 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
J 70
u 60
m
50
l
h 40 SIAP
30 CUKUP SIAP
A
20 BELUM SIAP
n
a 10
k
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subtes
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 35
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
binatang yang tersamar dalam bentuk- SD sampai tuntas, dengan kualitas yang
bentu benda. Kejelian dalam mengamati baik.
situasi dan gambar hanya mampu Subtes 7 adalah daya ingat. Pada
dilakukan oleh 37 anak (49%). Sedangkan subtes ini anak kembali mengingat
yang masih memerlukan stimulasi dan stimulus gambar yang telah disajikan
pengembangan atau kategori cukup siap sebelumnya. Pada hal ini 52 anak
dapat dilakukan dengan jumlah 33 anak (69%) mampu mengingat dengan baik,
(44%), sedangkan kategori belum siap 5 sedangkan dikategori cukup siap
anak (7%). Aspek ini perlu di stimulasi diperoleh 14 anak (19%) dan untuk
oleh pihak sekolah agar secara kognitif kategori yang belum siap diperoleh
mereka akan mampu memisahkan 9 orang anak (12%). Aspek ini akan
antara figure and ground, bagian membuat anak mampu mengingat
mana yang menjadi fokus, dan bagian berbagai informasi penting termasuk
mana yang harus diabaikan agar tidak materi pelajaran di SD dan dapat
mengganggu objek yang menjadi fokus menggunakannya pada saat dibutuhkan.
pengamatan. Aspek ini menjadi dasar Subtes 8 berupa pengertian tentang
bagi kemampuan anak untuk membaca, objek dan penilaian terhadap situasi.
dimana ia dituntut untuk memisahkan Sebanyak 38 anak (51%) mampu
mana huruf, kata, dan kalimat yang memahami situasi dan mengerti arti
menjadi fokus untuk di baca, dan mana suatu kejadian. Hal ini berarti bahwa
yang perlu diabaikan. anak telah memiliki kematangan untuk
Subtes 5 adalah pengamatan kritis memahami aturan dan penilaian sosial
dimana siswa mampu untuk menilai yang meliputi nilai benar-salah, baik-
kondisi atau situasi yang dirasa kurang buruk, dan sebagainya. Pemahaman
atau belum lengkap. Pada subtes ini kognitif ini penting agar mereka bisa
sebanyak 42 anak (56%) sudah mampu mengantisipasi maupun mengatur
melakukannya dengan baik dan dapat perilaku sesuai dengan harapan dan
dikategorikan siap. Sedangkan 26 anak aturan lingkungan. Sebanyak 27 anak
(35%) dikategori cukup siap dan hanya (36%) yang tergolong kategori cukup
7 anak (9%) yang berada pada kategori dan 10 orang anak (13%) yang tergolong
belum siap. Kemampuan ini menjadi kategori belum siap dan masih mengalami
dasar kemampuan menentukan prioritas hambatan dan kesulitan untuk
dalam pengerjaan berbagai tugas yang berperilaku sesuai dengan harapan dan
dihadapinya kelak. aturan lingkungan, sehingga jika tidak
Subtes 6 adalah konsentrasi, yang mendapatkan stimulasi dalam aspek ini
mana siswa membutuhkan fokus dengan berpotensi mengalami hambatan dalam
batasan waktu untuk mencari benda yang adaptasi dan sosialisasi di SD.
sama. Pada hal ini 52 anak (69%) mampu Dilanjutkan dengan subtes 9 adalah
berkonsentrasi dengan baik, artinya kemampuan siswa untuk memahami
situasi sekitar tidak begitu berpengaruh sebuah cerita. Sebanyak 39 orang
dalam menggangggu konsentrasi (52%) anak sudah mampu menangkap
mereka untuk menyelesaikan tugas cerita yang disampaikan, dalam hal
dengan baik. Sedangkan dikategori ini penjelasan yang ia terima mampu
cukup siap diperoleh 14 anak (19%) dituangkan dalam jawaban yang dipilih.
dan untuk kategori yang belum siap Hal ini berarti bahwa mereka yang
diperoleh 9 orang anak (12%), ini kategori siap telah mampu menerima,
berarti mereka masih perlu latihan agar mengolah, menyimpan dan mengingat
mampu memusatkan perhatian pada kembali informasi yang cukup banyak
satu jenis tugas tertentu. Kemampuan dan diberikan secara sekaligus.
ini menjadi bekal bagi mereka untuk Sedangkan yang berada di kategori
dapat menyelesaikan tugas akademik di cukup siap sebanyak 29 orang (39%)
dan yang belum siap ada 7 orang (9%).
36 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
Kemampuan ini menjadi bekal bagi siswa sama. Hal ini disebabkan karena ada
untuk menerima pengarahan dan materi banyak faktor yang mempengaruhi
pelajaran di SD yang penyampaiannya terbentuknya kesiapan bersekolah anak.
bersifat klasikal. Selain dipengaruhi oleh kemasakan,
Subtes 10 adalah bagian terakhir lingkungan tempat anak berkembang
dari rangkaian tes NST. Pada bagian ini juga ikut membentuk kesiapan anak
anak diminta untuk membuat gambar bersekolah. Kesiapan anak masuk
orang yang menurutnya paling bagus. sekolah dasar akan berbeda satu
Pada kemampuan ini hanya 23 orang dengan yang lain. Hal ini tergantung
(31%) anak yang mampu menggambar pada stimulasi yang diberikan dan
dengan baik, artinya dalam memahami kematangan yang dicapai. Capaian
fungsi tubuh dan mengenali diri sudah kematangan yang perlu diperhatikan
mampu dilakukan. Selain itu, anak yang meliputi aspek-aspek perkembangan
berada di kategori siap dapat mengenali anak, yakni fisik dan motorik, sosial,
bagian-bagian tubuhnya dengan baik emosi, dan kognitif (Jannah , 2015).
selain itu ia mampu menampilkannya Boethel (2004, 14) juga menyatakan
menjadi suatu aktivitas atau fungsi bahwa faktor yang memengaruhi
keseharian dari masing-masing bagian kesiapan sekolah, antara lain status
tubuhnya. Sedangkan yang termasuk sosial ekonomi (yang sering berinteraksi
dalam kategori cukup siap diperoleh dengan ras atau etnis), kesehatan anak,
28 orang anak (37%) dan 24 orang karakteristik latar belakang keluarga,
anak (32%) yang termasuk kategori terutama pendidikan ibu, orangtua
belum siap. Pada subtes ini dapat di tunggal status, dan kesehatan mental,
lihat perbandingannya merata ditiap lingkungan rumah dan masyarakat,
kategorinya artinya masih cukup banyak termasuk faktor risiko dan faktor terkait
anak prasekolah yang belum terlatih buta huruf, serta partisipasi dalam
untuk menggunakan bagian tubuhnya beberapa jenis program prasekolah.
sehingga perlu diberikan berbagai Selain itu terdapat faktor yang menjadi
kegiatan yang melibatkan gerak anggota pendukung atau penghambat proses
tubuhnya, sehingga kesadaran terhadap kesiapan anak di sekolah, baik dari
tubuhnya (body image) dapat meningkat. individu, keluarga atau komunitas.
Hasil analisis data yang dilakukan Dari hasil observasi selama proses
memang menunjukkan hampir pengetesan juga dapat di gambarkan
umumnya sudah matang atau cukup tentang aspek kemandirian dan
matang dapat diartikan kebanyakan penyesuaian diri anak prasekolah, di
anak prasekolah yang mengikuti mana aspek ini juga menjadi aspek
tes seleksi masuk di SDIT Ukhuwah penting dalam kesiapan sekolah. Hasil
memiliki kesiapan untuk mengikuti yang diperoleh dapat di sajikan dalam
proses belajar di tingkat Sekolah Dasar gambar 3. sebagai berikut:
(sebanyak 54 orang dinyatakan siap dan Pada aspek kemandirian, sebanyak
21 orang dinyatakan cukup siap, hanya 42 orang anak (56%) dapat di katakan
5 orang yang di nyatakan belum siap), memiliki kemandirian yang baik, artinya
yaitu sebagaimana yang diungkapkan secara emosional ia mampu berpisah
oleh Damayanti dkk (2016) bahwa dengan orangtuanya. Sedangkan pada
konsep kesiapan untuk sekolah adalah aspek penyesuaian diri pada kategori
termasuk di dalamnya fisik dan kognitif. siap dan mampu menyesuaikan diri
Sedangkan dari aspek-aspek diperoleh 29 orang (37%), untuk kategori
kesiapan sekolah dari hasil analisis yang cukup mampu menyesuaikan diri
data memang tampak berbeda-beda. sebanyak 31 orang anak (41%) dan pada
Kesiapan bersekolah anak yang satu kategori kurang penyesuaian dirinya ada
belum tentu sama dengan anak yang 15 orang anak (20%). Aspek kemandirian
lainnya, bahkan meskipun usianya dan penyesuaian diri ini akan membantu
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 37
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
50
40
30
Baik
20 Cukup Baik
10 Kurang
0
Kemandirian Penyesuaian
Sosial
anak untuk banyak mengenal teman baru ini yang akan menyulitkan kemampuan
dan menemukan hal hal baru lagi yang anak dalam mengikuti proses belajar
berada diluar lingkungan rumahnya. mengajar di Sekolah Dasar. Tuntutan
Anak akan bergaul dengan lingkungan akademis di SD untuk melakukan
sosial yang lebih luas, sehingga peranan kegiatan tulis-menulis membutuhkan
sosialnya akan semakin berkembang, ketrampilan motorik halus. Diperlukan
sehingga ketika memasuki dunia latihan untuk melemaskan jari-jari
sekolah anak tidak akan merasa misalnya dengan mewarnai, meronce,
canggung dan takut. Sebagaimana menggunting, menempel, bermain lilin
diungkapkan oleh Damayanti (2016) dsb.
bahwa kematangan pada aspek emosi Sedangkan aspek yang belum
dan sosial memungkinkan anak untuk optimal terkait dengan kemampuan
secara nyaman ‘terpisah’ dari lingkungan aspek pengamatan tajam, aspek
rumah, terutama orang tua, dan mulai penilaian terhadap situasi dan
memperluas lingkup sosial pada konteks gambar orang . Aspek yang tingkat
pertemanan, baik dengan sebaya, dan kematangannya belum optimal adalah
juga dengan orang dewasa lain, dalam hal aspek 10 yakni menggambar orang.
ini guru. Kondisi ini juga menjadi dasar Masih banyak yang belum memiliki
untuk mencapai kemandirian dalam kesadaran akan bagian tubuhnya. Hal
penyelesaian tugas. Bahkan lebih lanjut ini menunjukkan bahwa ia tidak terlatih
lagi dapat memungkinkan anak untuk untuk menggunakan bagian tubuhnya
menjadi individu yang berani tampil sehingga harus diberikan berbagai
dan mampu secara asertif menyatakan kegiatan yang melibatkan anggota
pendapat. Kematangan pada aspek tubuh agar body imagenya meningkat.
ini juga memungkinkan anak untuk Selanjutnya aspek 8 pengertian tentang
mengembangkan kepekaan dan rasa objek dan penilaian terhadap situasi
kebersamaan dengan orang lain. sosial. Perkembangan sosial-emosi
Jika dicermati aspek-aspek anak usia prasekolah ditandai dengan
yang tingkat kematangannya sudah perkembangan anak dalam mengerti
optimal adalah aspek-aspek yang perasaan dan belajar mengembangkan
terkait dengan kemampuan kognitif, hubungan interpersonal yang efektif.
yaitu pengamatan dan kemampuan Kesulitan dalam adaptasi dan sosialisasi.
membedakan, pengertian tentang besar,
jumlah dan perbandingan, pengamatan
kritis, konsentrasi, dan memahami KESIMPULAN DAN SARAN
cerita. Pada aspek motorik juga cukup Kesimpulan
baik, namun demikian kemampuan ini Dari hasil penelitian kesiapan
masih perlu peningkatakatan melihat sekolah anak prasekolah yang mengikuti
masih ada beberapa siswa yang belum seleksi penerimaan di SDIT Ukhuwah
mencapai kesiapan secara optimal. Hal Banjarmasin dapat disimpulkan bahwa
38 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40
Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Yulia Hairina
sebagian besar anak sudah siap, dari 75 munculnya permasalahan pada kelas
orang subyek, 72% dinyatakan memiliki yang makin tinggi nantinya.
kesiapan yaitu sejumlah 54 anak, 21% 3. Sekolah kiranya dapat memfasilitasi
cukup siap yaitu sejumlah 16, sedangkan orangtua dalam kegiatan parenthing
yang belum siap ada 7% yaitu sejumlah untuk lebih mengenali kebutuhan
5 anak. tumbuh kembang putra-putrinya
Aspek yang paling menonjol
tingkat kematangannya adalah aspek 4. Bagi peneliti selanjutnya untuk
pengamatan bentuk dan kemampuan melakukan penyempurnaan alat ukur
membedakan yaitu sebanyak 86% kesiapan anak bersekolah sesuai
sejumlah 65 orang anak. Aspek yang dengan konteks budaya indonesia.
paling kurang pada tugas menggambar
orang yaitu 32 % sejumlah 24 orang DAFTAR PUSTAKA
anak. Secara kualitatif, aspek kesiapan Damayanti, A.K & Rachmawati, R. 2016.
masuk Sekolah dasar yang terkait dengan Kesiapan Anak Masuk Sekolah
aspek kognitif yaitu pengamatan dan Dasar ditinjau dari Dukungan
kemampuan membedakan, pengertian Orangtua dan Motivasi Belajar.
tentang besar, jumlah dan perbandingan,
Jurnal PSIKOVIDYA. Volume 1-
pengamatan kritis, konsentrasi, motorik
2016.
halus dan memahami cerita adalah aspek-
Destiwati, R., dan Junardi, H. 2011.
aspek yang sudah mencapai tingkat
kematangan yang dikategorikan cukup The Process of Communication in
optimal. Sedangkan aspek yang terkait Theaching and Learning Process
dengan kemampuan aspek pengamatan Between Teacher and Student.
tajam, aspek penilaian terhadap situasi Prosiding onferensi Nasional ICT-M.
dan gambar orang tingkat kesiapannya Haditono, S.R. 1986. Pengasuhan Anak
yang belum optimal. Menuju Kesiapan Masuk SD.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.
Saran Hurlock, Elizabeth. 1997. Psikologi
Berdasarkan hasil penelitian maka Perkembangan Suatu Pendekatan
kepada orangtua dan guru dapat
Sepanjang Rentang Kehidupan
disarankan untuk:
(terjemahan). Edisi kelima.
1. Memberikan stimulasi yang seimbang Jakarta: Erlangga.
pada berbagai aspek perkembangan Kustimah, (2008). Gambaran Kesiapan
anak agar kesiapan dapat optimal, Anak Masuk Sekolah Dasar
tidak hanya memberikan perhatian Dtinjau dari Hasil T est NS
dan stimulasi yang sifatnya kognitif (NijmeegseSchoolbekwaamheids
semata, tetapi aspek lain pun Test). Bandung: Universitas
harus diperhatikan mengingat Padjadjaran. Laporan Penelitian
perkembangan anak secara optimal
peneliti Muda (LITMUD).
hanya dapat dicapai apabila seluruh
Lewitt, E.M & Baker, L.S 1995. School
aspek perkembangan terstimulasi
Readiness. The Future of Children.
dengan baik termasuk aspek sosial
dan emosi. Vol.5, No.2, Critical Issues for
Children and Youths (Summer
2. Dengan melihat bahwa proses Autumn). 128-139. Published by:
menstimulasi anak adalah proses yang Princeton University.
berkelanjutan, maka perlu kiranya Mariyati, L.I, Affandi, G.R Tepatkah
guru terus mengoptimalkan proses Nijmeegse Schoolbekwaamheids
kesiapan sekolah anak, terutama Tes (NST) Untuk Mengukur
pada awal-awal usia mereka masuk
Kesiapan Sekolah Siswa Sekolah
SD. Hal ini dapat meminimalisir
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40 39
Yulia Hairina Profil Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah
40 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 1, Januari-Juni 2017,27-40