Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TES WECHSLER INTELLIGENCE SCALE FOR CHILDREN (WISC) ”

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Asesment

Dosen Pengampu : Faisal Adnan Reza, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

KELAS : E

1. Arlda Rochmadona 2031060196


2. Dina Witriyana Putri 2031060045
3. Mera Pustika 2031060210
4. Salsabila Siheraini Dinta Putri : 2031060419
5. Siti Tsabitah Suryakusuma 2031060247

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan bimbingan dan
pertolongannya sehingga dalam penulisan makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Penulisan makalah tentang ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-
dasar assessment psikologi semester empat tahun ajaran 2021/2022. Selain itu, penulisan
makalah ini ditujukan sebagai penambah wawasan pembaca serta sumbangsih saran kepada
mahasiswa dalam memahami materi tentang Proses dalam Tes Intelegensi.

Di sisi lain, penulis juga berharap pembaca dapat memahami dengan baik topik yang
dibahas sekaligus dapat menerapkan Pemahaman Materi ini dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian tidak lupa ucapan terima kasih atas kontribusi pihak-pihak yang telah terlibat:

1. Bapak Faisal Adnan Reza,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog./FA.FU selaku Dosen pengampu dan


Dosen bidang studi Tes Intelegensi.
2. Orang tua kami yang telah memberi dorongan baik secara moril maupun materil
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
3. Dan semua pihak terkait yang mendukung penyelesaian Makalah ini.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menyadari akan segala kekurangannya. Untuk
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan makalah ini. Akhir kata,
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan rekan yang membutuhkan.

Bandar Lampung , 24 Februari 2022

Penulis,

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II

DAFTAR ISI............................................................................................................................III

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Sejarah dan Tokoh Tes WISC..........................................................................................6

2.2 Macam – Macam Tes WISC............................................................................................7

2.2.1 Sekala Verbal.............................................................................................................7

2.2.2 Performance...............................................................................................................9

2.3 Adminitrasi Tes WISC...................................................................................................10

2.3.1 Alat dan Perlengkapan.............................................................................................10

2.3.3 Prosedur Administrasi Tes WISC............................................................................11

2.4 Skoring Tes WISC..........................................................................................................11

2.5 Interprestasi Serta Norma Hasil Penskoran....................................................................13

2.5.1 Interpretasi WISC....................................................................................................13

2.5.2 Norma Hasil Penyekoran.........................................................................................15

BAB III.....................................................................................................................................16

PENUTUP................................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intellengence quotient, sering disingkat dengan IQ, merupakan hasil tesintelegensi untuk
mengukur kemampuan dan intelegensi seseorang. Intelegensi(kecerdasan) adalah seluruh
kemampuan individu untuk bertindak dan berfikirsecara terarah guna mengolah dan
menguasai lingkungan dengan efektif. Makintinggi tingkat kecerdasan seseorang akan makin
memungkinkan untuk melakukantugas yang banyak menuntut rasio dan akal serta tugas yang
bersifat kompleks.

Keberhasilan seorang murid dalam belajar ditentukan oleh faktor dari dalamdan ciri
kepribadian. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan mempengaruhi.Intelegensi akan berfungsi
dengan optimal bila didukung oleh motivasi yang kuat dan sesuai.

Dengan mengetahui tingkat IQ seseorang, hal ini akan memudahkan bagi dirinya untuk
mengetahui sejauh mana ia mampu untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Selain
itu, ia akan tahu pada hal apa ia berpotensi. Olehkarena itu, penulis merasa perlu untuk
menambah pengalaman dalam mengetahuitingkat IQ seseorang melalui tes WISC ini

Tes WISC telah dipatenkan dan diakui secara internasional. Tes WISC telah terbukti
dapat menentukan bakat anak dengan tepat. Tes WISC merupakan kemajuan
penting dalam mengembangkan alat-alat psikodiagnostik.Lembaga psikologi terapan adalah
lembaga yang bergerak dalam bidang psikologi dengan menggunakan alat-alat
psikodiagnostik. Untuk menentukan bakat anak, lembaga psikologi terapan menggunakan
tes WISC. Lembaga tersebut telah memiliki banyak pengalaman dan kerap
melakukan tes WISC di berbagai sekolah di Indonesia.

Tes WISC dilakukan secara manual menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang


disampaikan oleh tester(pihak/psikolog yang melakukan tes). Testee(anak yang akan diteliti
bakatnya) diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban yang diperoleh
akan dianalisa, kemudian di telusuri sesuai aturan yang ada untuk mengetahui bakat
anak tersebut.Dalam pelaksanaan tes WISC secara manual terdapat beberapa kekurangan
antara lain: tes WISC ini membutuhkan waktu cukup lama yaitu 1,5–2 jam. Hal
tersebut dapat membuat anak merasa bosan. Selain itu, analisa hasil tes membutuhkan waktu
yang lama untuk mengetahui bakat anak yaitu 2-3 minggu. Rumusan Masalah

4
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, antara lain:

1. Bagaimana sejarah pada Tes WISC dan siapa saja tokohnya?


2. Apa saja jenis-jenis Tes WISC?
3. Bagaimana Adminitrasi Tes WISC?
4. Bagaimana Skoring pada Tes WISC?
5. Apasaja norma hasil penyekoran ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang kami ambil peroleh yaitu :

1. Mengetahui sejarah pada Tes WISC dan siapa saja tokohnya?


2. Dapat mengetahui jenis-jenis Tes WISC?
3. Mengetahui Adminitrasi Tes WISC?
4. Dapat mengetahui Skoring pada Tes WISC?
5. mengetahui norma hasil penyekoran ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Tokoh Tes WISC

Tes Weschler pertama kali di buat oleh psikolog Amerika yang terkenalbernama
David Weschler. Dia lahir pada tanggal 12 Januari 1986 di sebuah keluargaYahudi di
Lespezi, Rumania, dan berimigrasi bersama orang tuanya ke AmerikaSerikat sebagai
seorang anak. Weschler mengembangkan skala intelegensi terkenalseperti Weschler Adult
Intelligence Scale ( WAIS ) dan Skala Kecerdasan Weschleruntuk Anak-Anak( WISC ). Dia
meninggal pada tanggal 02 Mei 1981.

Tes Weschler berawal dari adanya keraguan tentang pengukuran inteligensimelalui tes
Binet (1937) sebagai pendahulu dalam tes inteligensi. Menurut Wechsler,tes Binet memiliki
keterbatasan dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran inteligensi untuk orang
dewasa sehingga perlu adanya perluasan dalam pengukuran inteligensi memerlukan item-
item yang dapat diberikan tidak hanya pada kelompok anak tetapi juga pada orang dewasa.

Weschler menekankan bahwa ada faktor lain selain kemampuan intelektualyang terlibat
dalam perilaku cerdas. Wechsler keberatan dengan skor tunggal yangditawarkan oleh skala
Binet 1937. The Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)dikembangkan pertama kali
pada tahun 1939 dan kemudian disebut Wechsler-Bellevue Intelligence Test dan di
sebut pula dengan skala W-B.

Pada tahun 1949, Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan
pada anak-anak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala inidiberi nama
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). Isinya terdiri dari duasub bagian Verbal
(V) dan sub bagian Performance (P).

Pada tahun 1974 suatu revisi terhadap tes WISC dilakukan kembali dengannama WISC-R
(R adalah revised). Di tahun 1955, Wechsler menyusun skala lainuntuk orang dewasa dengan
memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS).
Revisi terhadap WAIS telah dilakukan danditerbitkan pada tahun 1981 dengan nama WAIS-
R.

6
7

Pada tahun 2003, diterbitkan versi terbaru dari tes WISC yaitu WISC-
IV.Pengembangan tes WISC-IV mengantarkan perubahan besar pada konten dan
struktursubtes, termasuk konten item yang diperbarui serta prosedur penilaiannya. VIQ,
PIQ,dan FSIQ tidak lagi digunakan dan resmi diganti dengan indeks spesifik yang
telahdikembangkan pada WISC-III yang akhirnya direvisi. Tes WISC-IV berisi 15
subtesdengan 10 subtes inti dan 5 subtes tambahan.

Revisi yang terakhir adalah tes WISC-V yang diterbitkan pada tahun 2016. Salah satu
perubahan besar dalam edisi terbaru ini adalah pembaruanlandasan teoritis fungsi kognitif
serta penilaian intelektual melalui penggunaan modelfive factor dalam struktur tes. Tes
WISC-V diperuntukkan untuk anak umur 6 hingga 16tahun 11 bulan. Secara spesifik, WISC-
V menilai keterampilan pemecahan masalah danpenalaran umum dalam domain verbal, non-
verbal, visual, working memory, dankecepatan pemrosesan pada anak-anak dan remaja.

2.2 Macam – Macam Tes WISC

2.2.1 Sekala Verbal

Skala verbal adalah skala untuk mengukur kemampuan bekerja dengan simbol
abstrak yang bermanfaat untuk mengetahui latar belakang pendidikan" Skala verbal
terdiri dari beberapa sub-sub tes,yaitu :

1. Information ( Informasi)

Biasanya sub ini merupakan pengetahuanyang bersifat long term memory ingatan
jangka panjang Pengetahuan umum, Pembelajaran yang didapat dari sekolah, Rasa
ingin tahu dan keinginan untuk mendapatkan pengetahuan, Kepedulian kepada dunia.
Pada subtest, information ini sampel akan dilihat pengetahuannya dibandingkan
dengan rata-rata. Pengetahuan ini biasanya didasarkan pada kebiasaan , dan materi-
materi yang sering dipelajari. Aspek kepribadian yang dapat dilihat dari subtes ini
adalah minat atau ketertarikan seseorang pada sesuatu

2. Comprehension (pengertian)

Dalam subtes comprehension aspek intelektual yang diukur adalah: Pengetahuan


praktis, Kematangan sosial, Pengetahuan mengenai standar perilaku, Kemampuan
untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu, Pemikiran abstrak dan generalisasi,
Penghakiman sosial , akal sehat , atau penilaian dalam situasi sosial, Pegang
8

lingkungan sosial , seperti kode moral, aturan sosial , dan peraturan. Pemahaman ,
dan kewaspadaan ke dunia sehari- hari .Pada subtest comprehension ini testee akan
diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pemahaman yang dimiliki testee. Aspek
kepribadian yang dapat dilihatdari subtes ini adalah mengenai stabilitas emosinya.

3. Digit Span ( Rentangan Angka)

Digit Span dianggap tes memori jangka pendek dan perhatian . Subjek
harusmengingat dan mengulang informasi pendengaran dalam urutan yang
tepat Terdapat dua proses yang dilakukan dalam subtes ini, pertama informasi
yangharus diterima secara akurat , yang membutuhkan perhatian dan encoding. Dan
halyang kedua adalah keakuratan dalam mengingat. Aspek kepribadian yang
dapatterukur dari subtes ini adalah tingkat kecemasan seseorang.

4. Arithmatic (hitungan)

Dalam subtes arithmetic aspek intelektual yang diukur adalah : Keterampilan


berhitung, Memori auditori, Penalaran numerik dan kecepatan manipulasi numerik,
Konsentrasi dan perhatian, Penalaran logis , abstraksi , dan analisis masalah numerik
Subtes arithmetic membutuhkan konsentrasi terfokus serta keterampilan
dasarmatematika dan kemampuan untuk menerapkan keterampilan ini. Aspek
kepribadian yang dapat diukur dari subtes iniadalah minat hitungan, motivasi,
keterampilan dan kemampuan berhitung, serta keyakinan dalam memecahkan
masalah.

5. Similarities (kesamaan)

Dalam subtes similarities atau kesamaan aspek intelektual yang diukur adalah,
Penalaran abstrak logis,Pembentukan konsep verbal atau pemikiran konseptual,
Membedakan hal yang penting dari rincian yang tidak penting, Kemampuan asosiatif
dikombinasikan dengan fasilitas Bahasa, kemampuan penalaran abstrak . Aspek
kepribadian yang dapat diukur dari subtes ini adalah bagaimana cara anak menelaah
masalah yang ada. Implisit dalam tes ini adalah kemampuan individu untuk
menggunakan memori jangka panjang dan untuk menerapkan ekspresi dalam
respons mereka.

6. Vocabulary (kosakata)
9

Pada subtes ini ada beberapa aspek intelektual yang diukur, diantaranya
:Perkembangan Bahasa, Pengetahuan kosakat, Penggunaan bahasa dan kemampuan
belajar verbal, Ukuran Rough efisiensi intelektual yang optimal subjek. Dalam subtes
kosakata ini dapat menunjukan akumulasi dari suatu pembelajaran verbal, dan dapat
dilihat pula kemampuan individu dalam mengekspresikan ide-ide, memori jangka
panjang, pembentukan konsep, dan perkembangan bahasa.Subtes ini merupakan
subtes verbal yang paling dapat diandalkan. Aspek kepribadian yang diukur
dalam subtes ini adalah pengalaman anak saat ia beradadirumah dan disekolah

2.2.2 Performance

Skala performance berguna untuk meningkatkan kontak non-verbal dengan


lingkungan , Integrasi stimuli dengan responmotorik, Kemampuan bekerja dalam situasi
konkrit. Skala verba lini terbagi membagi beberapa sub yaitu :

1. Picture Completion (Melengkapi Gambar)

Dalam subtes pictures completion testee akan diminta untuk melengkapi bagian-
bagian gambar yang hilang sehingga gambar dapat menjadi gambar yang utuh\.Aspek
intelektual yang diukur pada subtes ini yaitu :Kemampuan membedakan hal esensial,
Daya konsentrasi visual, Visual alertness, Persepsi, kognisi, jugement, penundaan
impuls, pengalaman kontaklingkungan ,Visual organization Visual memory.

2. Block Design (Rancangan Balok)

Tes performance scale dimana testee diinstruksikan untuk menyusun bagian-


bagian dari objek sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tes ini melibatkan
kemampuan memecahkan masalah nonverbal. Testee harus menerapkan logika dan
penalaran dengan cara yang akan memecahkan masalah hubungan spasial.Aspek
intelektual yang diukur pada subtes ini yaitu : Analisis keseluruhan bagian-bagian
komponen, Spatial visualization, Integrasi fungsi visual motoric,Konsentrasi.

3. Digit-Symbol Coding (Simbol Angka)

Mengukur pertimbangan visual-motor. Dengan cara memasangkan 9 simbol


dengan 9 digit angka sesuai dengan urutan yang tersedia. Didalamnya kemampuan
mempelajari materi yang belum familier dan kemampuan bekerja di bawah tekanan.
10

Mudah dipengaruhi ketidakseimbangan organik (brain damage) atau psikologis


(schizophrenia, depresi, kecemasan, stres).

4. Picture Arrangement

Tes performance scale dimana testee diinstruksikan untuk menyusun


beberapagambar menjadi sebuah urutan cerita gambar yang benar. Sehingga
dibutuhkankemampuan untuk merencanakan, menafsirkan, dan mengantisipasi
peristiwasocial dalam konteks budaya tertentu. Dengan demikian dapat
disimpulkanbahwa budaya dapat mempengaruhi proses dari subtest ini.

5. Object Assembly (Merakit Objek)

Desain yang menyediakan objek-objek yang familiar seperti tangan, untuk


disusun. Menilai kemampuan melihat hubungan dan membuat menjadi satu bagian.
Terdapat kemampuan membedakan konfigurasi, menyangkut antisipasi, perencanaan
dan konseptualisasi. Tetapi jika orang yang mudah terpancang atau kurang fleksibel
akan mengalami kesukaran.

2.3 Adminitrasi Tes WISC

2.3.1 Alat dan Perlengkapan

1. Booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar


2. Booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok.
Isi dari booklet ini diatur sedemikian rupa sehingga soal-soal dapat
disajikan dengan mudah.
3. Kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, masing-masing
soal dalam kantong yang terpisah.
4. Sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, hal ini juga digunakan
untuk soal pertama dalam tes hitungan.
5. Empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek.
6. Kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek. Kartu
ini memiliki dua tujuan, yaitu menyembunyikan potongan-potongan tes dari
subyek hingga selesai diatur untuk penyajian dan menyediakan contoh untuk
pengaturan bagi tester.
7. Stopwatch untuk mencatat waktu
11

2.3.3 Prosedur Administrasi Tes WISC

Sama halnya dengan pelaksanaan tes binet, dalam tes WISC juga tester perlu
melakukan rapport secara intens sebelum melakukan pengetesan karena bagaimanapun
menjaga mood dan motivasi anak lebih sulit dibandingkan dengan remaja atau dewasa.
Pelaksanaan tes juga tidak dibatasi oleh waktu, hanya ada beberapa persoalan saja yang
menggunakan batasan waktu. Tahapan yang harus dilakukan :

1. Menghitung Usia Norma WISC adalah berdasarkan usia testee sehingga tester
harus mengetahui usia testee saat di tes.
2. Melakukan pengetesan. Dalam buku manual WISC terdapat panduan secara detail
apa yang perlu diucapkan oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus
mengikuti prosedur tersebut dengan baik. Selain itu di dalam manual tersebut juga
terdapat petunjuk terkait soal nomor berapa yang harus diberikan kepada testee,
soal mana yang tidak perlu diberikan serta kapan tester harus berhenti
memberikan pertanyaan dalam setiap sub test, karena memang dalam WISC, tidak
semua soal perlu diberikan kepada testee.
3. Melakukan scoring Buku manual WISC juga memberikan informasi kepada tester
nilai yang bisa diberikan dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban).
Setelah semua jawaban diskoring dan ditotal pe rsub tes maka nilai masing-
masing sub test ini menjadi nilai di raw score. Raw score ini perlu dijadikan Scale
Score berdasarkan norma sesuai dengan usia testee.
4. Menghitung IQ, IQ yang diperoleh di tes WISC ini ada tiga yaitu IQ Verbal, IQ
Performance dan IQ Lengkap. IQ Verbal didapatkan dari penyesuaian antara
jumlah angka skala verbal dengan norma verbal sesuai dengan usia testee. IQ
Performance di dapatkan dari penyeusian antara jumlah angka skala performance
dengan norma performance sesuai usia testee. Sedangkan IQ Lengkap didapatkan
dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dan angka skala performance
dengan norma skal lengkap.

2.4 Skoring Tes WISC

Penilaian berdasarkan skor. Pemberian skor pada sub tes WISC-R berdasarkan benarnya
jawaban dan lamanya waktu dalam menjawab. Skor tersebut diterjemahkan dalam angka
standar melalui tabel norma, sehingga diperoleh angka IQ deviasi untuk skala verbal, angka
IQ deviasi untuk skala performansi dan angka IQ deviasi untuk skala keseluruhan.
12

1. Rancangan Balok
- Poin untuk item 1 sampai 3, ketika anak berhasil menjawab pada uji coba pertama
maka akan mendapatkan 2 poin, namun ketika berhasil pada percobaan kedua
maka akan mendapatkan 1 poin
- Poin untuk item 4 sampai 8, dinilai berdasarkan time-limit, sehingga apabila berhasil
menyelesaikan dalam waktu yang sudah ditetapkan maka akan mendapatkan
4 poin.
- Ketika anak berhasil menyelesaikan desain namun melewati batas waktu maka akan
mendapatkan 0 poin
- Saat menghitung raw score, harus menyertakan item yang tidak teradministrasi
dan reversal item. Maksimal skor untuk raw score adalah 50 poin.
2. Persamaan
Skor umum untuk subtes similarities adalah 0, 1 atau 2 poin. Item 1 dan 2 dapat
menghasilkan 0 atau 1 poin, namun untuk item 3 sampai item ke 23 dapat
memperoleh 0,1, atau 2 poin. Maksimal poin raw score adalah 44.
3. Rentang Angka
Anak akan mendapatkan poin 1 jika benar, dan mendapatkan 0 poin apabilasalah atau
tidak ada tanggapan. Raw score untuk subtes digit span setara dengan jumlah skor
item digitforward dan backward
4. Konsep Gambar
Anak akan mendapatkan 1 poin ketika menjawab benar dan 0 poin ketikamenjawab
salah atau tidak ada tanggapan. Ketika anak menunjukan jawaban lebih dari satu
gambar, jawaban yangdiberikan adalah “pilih saja yang menurutmu terbaik”.
Maksimal raw score adalah 28 poin.
5. Koding
Anak akan mendapatkan skor 1 poin apabila menjawab benar dalam 120detik- Tidak
boleh memasukan skor sample ke dalam skor akhir. Untuk coding A anak akan
mendapatkan poin bonus apabila menyelesaikansebelum waktu berakhir. Namun,
pada coding B anak tidak akanmendapatkan poin bonus apabila menyelesaikan
sebelum waktu berakhir. Maksimal raw score pada coding A adalah 65 dan coding B
adalah 119 poin

6. Pembendarahaan Kata
13

Apabila anak merespons secara ganda maka akan mendapatkan skor untuk respon
terbaik. Maksimal raw score adalah 68

7. Pengurutan Huruf-Angka

Anak akan mendapatkan poin 1 jika anak dapat mengingat angka dan hurufdengan
benar, dan akan mendapatkan poin 0 jika salah. Maksimal raw score adalah 30

8. Penalaran Matriks

Anak akan mendapatkan 1 poin ketika menjawab benar dan 0 poin ketikamenjawab
salah atau tidak ada tanggapan. Lingkari “DK” pada Formulir Rekam jika anak
tidak menanggapi ataumenyatakan bahwa dia tidak tahu jawabannya. Maksimal raw
score adalah 35 Perbendaharaan Kata (VCI, Inti)

9. Informasi

Anak akan mendapatkan 1 poin ketika menjawab benar dan 0 poin Ketika menjawab
salah atau tidak ada tanggapan- Apabila anak merespons secara ganda maka akan
mendapatkan skor untukrespon terbaik.- Maksimal raw score adalah 33

10. Penyelesaian Gambar

Jika anak menjawab pertanyaan dengan jawaban yang mirip atau sinonimmaka diberi
1 poin. Jika anak benar menunjuk gambar yang hilang, tetapi anak
mengucapkanjawaban yang salah maka mendapatkan 0 poin. Anak akan mendapatkan
skor 1 poin apabila menjawab dalam 20 detik. Anak mendapatkan 0 poin apabila
gagal menjawab dalam 20 detik ataujawaban anak salah. Maksimal raw score adalah
42

2.5 Interprestasi Serta Norma Hasil Penskoran

2.5.1 Interpretasi WISC

1. Laporan WISC-IV Standard Scores (FSIQ dan Indekses) dan Subtes Scaled
Scores tabel FSIQ dan 4 indeks. Untuk FSIQ dan Indeks, laporkan confidence
interval (CI), percentile rank, dan descriptive category. Sedangkan untuk subtes
laporkan percentile rank yang berkaitan dengan skor berskala yang diperoleh oleh
anak.
14

2. Untuk melihat apakah FSIQ dapat diinterpretasi maka hitunglah perbedaan skor
antara skor tertinggi dan skor terendah, apabila perbedaannya kurang dari 23 poin
maka interpretasi tersebut valid.
3. Untuk melihat apakah 4 indeks dapat diinterpretasi maka,
- Hitung skor tertinggi dan skor terendah VCI, apabila perbedaannya kurang
dari 5 maka indeks tersebut dapat diakatakan padu.
- Hitung skor tertinggi dan skor terendah PRI, apabila perbedaannya kurang dari
5 maka indeks tersebut dapat diakatakan padu.
- Hitung skor tertinggi dan skor terendah WMI, apabila perbedaannya kurang
dari 5 maka indeks tersebut dapat diakatakan padu.
- Hitung skor tertinggi dan skor terendah PSI, apabila perbedaannya kurang dari
5 maka indeks tersebut dapat diakatakan padu.
4. Menentukan kekuatan Normatif dan kelemahan Normatif di Profil Indeks. Untuk
melihat kekuatan normatif dan kelemahan, dilihat dari skor anak. Apabila
lebihdari 115 maka dikategorikan normatif (kuat) sedangkan apabila kurang dari
85 maka normatif (lemah), apabila berada diantara 85 hingga 115 maka
dikategorikan (within normal limits).
5. Melihat kekuatan dan kelemahan dari index profile.
1. Pertama, hitung rata-rata dari indeks anak.
2. Kedua, isi tabel dengan rincian berikut :
a. Catat nama setiap indeks yang dapat ditafsirkan di Kolom (1).
b. Catat setiap skor standar Indeks yang dapat diinterpretasikan pada kolom
(2).
c. Catat rata-rata pembulatan dari semua Indeks (dari Langkah 5a) di kolom
(3).
d. Catat nilai selisih (yaitu, nilai standar dikurangi rata-rata) di kolom (4).
e. Catat nilai kritis yang diperlukan agar skor selisih dianggap signifikan.
f. Jika perbedaan skor sama atau melebihi nilai kritis, catat "ps" untuk
positive (+) skor selisih atau "PW" untuk skor selisih negatif (-).
6. Melaporkan setiap Indeks dalam paragraf terpisah. Mulailah dengan kelebihan
anak, diikuti oleh kelemahan, selanjutnya mulai menjelaskan indeks yang bukan
merupakan kekuatan atau kelemahan anak, terakhir, jelaskan Indeks atau Indeks
yang tidak dapat ditafsirkan.
15

2.5.2 Norma Hasil Penyekoran

Adapun norma yang menjadi catatan dari Tes WISC adalah sebagai berikut:

1. Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental
(seperti di tes BINET). Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang
telah standarisasi sehingga kita bisa langsung mengkonfersi raw score menjadi
standart score yang tercantum dalam buku pedoman WISC.

2. Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi
klien anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes
secara fleksibel misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang seling
sehingga klien tidak bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya.

3. Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan
Skor Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga
sebagai seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari
kombinasi skor yang diperoleh oleh klien.

4. Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan
kualitatif selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi,
kepercayaan diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami
dinamika psikologis dri klien yang sedang kita uji.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

David Wechsler, seorang psikolog telah mengembangkan beberapa skala inteligensiyang


terkenal, seperti Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) dan Skala KecerdasanWechsler
untuk Anak-anak (WISC). Tes Wechsler bermula dari keraguannya tentangpengukuran
intlegensi melalui tes Binet (1937) sebagai pendahulu dalam tesinteligensi

Tujuan utama dari alat tes WISC adalah menguji inteligensi atau kecerdasan
denganmemaksakan beberapa urutan empiris pada interpretasi mengenai profil seseorang,dan
membuat kesimpulan yang masuk akal dari data dengan kesadaran penuh untukmenghindari
kesalahan pengukuran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gregory, R. J. (2013). Tes Psikologi: Sejarah, prinsip, dan aplikasi. Jakarta: Erlangga

Habibah, N. (2021). Modul Praktikum Tes Intelegensi. Umsida Press, 1-45.

Munazilin, A. (2013). Implementasi Sistem Pakar Untuk Mengetahui Bakat Anak Melalui
Tes Wisc (Wechsler Intelligence Scale For Children) Menggunakan Metode Forward
Chaining. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 7(1), 16-28.

Nanik, N. (2007). Penelusuran karakteristik hasil tes inteligensi WISC pada anak dengan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Jurnal Psikologi, 34(1), 18-39.

Nur’aeni, S. (2012). TES PSIKOLOGI: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Universitas
Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press.

Anda mungkin juga menyukai