Anda di halaman 1dari 2

REVIEW KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN DENGAN

PANDANGAN PSIKOLOGI

Nama : Mera Pustika

Npm : 2031060210

Kelas : E

Mohamad Surya menjelaskan bahwa kebahagiaan itu pada hakikatnya merupakan suatu wujud
penghayatan yang dialami manusia dalam menghadapi berbagai hal dalam perjalanan hidupnya
,M. Iqbal Dirham dalam bukunya juga mengatakan bahwa bahagia dimulai dari ketenangan hati
dalam menerima suatu peristiwa dan menunjukkan sikap yang tenang dalam menyikapi atau
memberikan respons terhadap peristiwa tersebut Manusia yang menempuh jalan rabbani dalam
menggapai kebahagiaan, akan mendapatkan kehidupan yang indah baik di dunia maupun di akhirat
,Sebagian manusia berpendapat bahwa kebahagiaan dapat diukur dari seberapa banyak kekayaan
materil yang dimiliki, sebagian lain beranggapan bahwa kebahagiaan akan muncul jika memiliki
suatu kelebihan yang tidak dimiliki manusia lain, sebagian lain juga berpendapat bahwa
kebahagiaan terletak pada tahta, kewibawaan, pangkat dan ketenaran yang dimiliki....

Ada pendapat yang mengatakan bahwa hal yang membawa kebahagiaan yaitu perasaan ridha dan
rela atas pemberian yang telah ditentukan Allah, sebagian lain berpendapat bahwa kebahagiaan
akan muncul jika mempunyai keterikatan dengan keyakinan atau ideologi tertentu, bahkan ada
yang berpendapat bahwa kebahagiaan akan muncul jika memiliki suami yang shalih dan hidup
harmonis dalam rumah tangga, Sudah lumrah, setiap manusia mempunyai definisi masing-masing
mengenai kebahagiaan, karena memang manusia terlahir dengan latar belakang berbeda-beda,
lingkungan berbeda, tujuan hidup berbeda dan kultur yang berbeda pula, Akan tetapi kebahagiaan
sering disalahartikan, konsep kebahagiaan lebih didefinisikan menurut versi individual, sehingga
lahirlah makna kebahagiaan yang bersifat subjektif, Konsep kebahagian dalam perspektif al-
qur'an dengan pandangan psikologi Menurut Carr, kebahagiaan adalah keadaan psikologis positif
yang ditandai dengan tinggi derajat kepuasaan hidup, afek positif, dan rendahnya derajat afek
negatif, Bahagia pula sudah seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, karena menurut fitrahnya,
manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan.

Hal ini telah dinyatakan oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut: "Dan sungguh Kami telah
memuliakan anak cucu adam dan Kami angkat mereka di daratan dan lautan, dan Kami telah
memberikan rezeki yang baik kepada mereka, dan Kami telah lebihkan mereka dari makhluk-
makhluk lain yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna"....Kesempurnaan
manusia adalah takdir bawaan manusia, yang memerlukan hubungan yang harmonis antara
kesadaran diri dan rahmat Ilahi. Salah satu jawaban yang mungkin akan diberikan seseorang
adalah: "Karena saya merasa puas dengan apa yang terjadi dengan hidup saya", Dan dari
penjelasan di atas mengindetifikasikan bahwa kebahagiaan hidup seseorang dapat dinilai secara
objektif (objective happiness) dan subjektif (subjective happiness) , Secara objektif, kebahagiaan
seseorang dapat diukur dengan menggunakan standar yang merujuk pada aturan agama atau
pembuktian tertentu sedangkan secara subjektif, kita dapat mengukur kebahagiaan seseorang
dengan bertanya kepadanya dengan singkat apakah ia bahagia atau tidak ,Adapun bentuk-bentuk
rahmat dan ridha Allah yang akan didapatkan oleh orang-orang yang bahagia adalah dijauhkan
azab oleh Allah pada hari pembalasan nanti dan dimasukkan ke dalam surga-Nya ,Dan
karakteristik orang yang bahagia dapat diperhatikan melalui perilaku yang ditampilkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu ta'at dan patuh kepada Allah dan Rasul, sehingga melaksanakan apa
yang diperintah dan meninggalkan apa yang dilarang, membersihkan diri dari akhlak tercela,
senantiasa menebar kebaikan dan mengajak orang untuk berbuat baik dan dermawan....

Anda mungkin juga menyukai