Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MATA KULIAH PAI

“ Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan”

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Dosen Mata Kuliah : Mochammad Yunus, M.Pdi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya. Atas berkat rahmat dan hidayat Nya serata berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
PAI yang membahas tentang nilai nilai Agama dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan agama, dan
serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan agama. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfat untuk pembaca.

Surabaya, 11 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................................5
2.1 Mengetahui Konsep dan Karaktristik Agama sebagai jalan menuju Bahagia............................................5
2.2 Agama Islam dapat membuat umatnya merasa Bahagia..........................................................................6
2.3 Bukti nyata agama dapat menjamin kebahagiaan....................................................................................6
BAB III KAJIAN TEORI..........................................................................................................................................7
3.1 Konsep dan Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan....................................7
3.2 Alasan mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama dapat membahagiakan umat?.........8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan
sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai
kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika
tidak mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak ahagia. Semua orang ingin ahagia. Namun
hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Hidup ahagia
merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi ahagi keberhasilan sebuah kehidupan. Tidak
sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Menggantungkan cita-
cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut, yaitu bagaimana meraih
kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita-cita tertinggi setiap orang baik yang mukmin atau
yang kafir kepada Allah.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk, mereka
telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak pernah diraih dan
membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat
dan jabatan, mereka juga telah siap mengorbankan apa saja demi memperoleh apa yang
diinginkannya. Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak pernah didapatkannya. Apabila
kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, mereka telah berusaha untuk meraihnya
dengan apapun juga dan mereka tidak mendapati apa yang disebut kebahagiaan.

1.2 Rumusan Masalah


1) 1) Bagaimana konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju titik kebahagiaan?
2) 2) Bagaimana agama Islam dapat membuat umatnya merasa hidup bahagia?
3) Bukti nyata dari agama dapat menjamin kebahagiaan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mengetahui Konsep dan Karaktristik Agama sebagai jalan menuju Bahagia
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukansikap tobat melakukan introspeksi dan koreksi diri untuk selalu berpegang
pada nilai-nilai dankebenaran, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman,
islam, dan kehidupan. Berikutpendapat dari beberapa ahli mengenai makna
kebahagiaan:

Kebahagiaan dalam islam adalah


kebahagiaan autentik artinya
lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukan sikap tobat melakukan introspeksi dan koreksi diri untuk selalu berpegang
pada nilai-nilai dan kebenaran, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman,
islam, dan kehidupan. Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai makna
kebahagiaan:

a. Al - Alusi
Konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju kebahagiaan menurut pendapat
beberapa ahli. Menurut Al – Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena
bisa mencapai keinginan atau cita – cita yang dituju dan diimpikan.
b. Ibnul Qayyim Al - Jauziyah
Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa kebahagiaan itu merupakan perasaan
senang dan tenteram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan
berfungsi dengan baik bisa berhubungan dengan Sang pemilik kebahagiaan.
Kebahagiaan, kesuksesan, kekayaan, kemuliaan, ilmu, dan hikmah adalah hanya milik
Allah. Kebahagiaan dapat diraih jika dekat dengan pemilik kebahagiaan yaitu Allah Swt.
Allah SWT berfirman, “seandainya bukan karena perlindungan Allah kepada
Sebagian manusia atas sebagian yang lain, maka rusaklah bumi ini” (QS
Al-Baqarah/2:251). Yang dapat kita lakukan sebagai umat manusia untuk menggapai
kebahagiaan itu mengharuskan adanya kondisi hati yang sehat (qalbun sailim),
maka yang perlu kita lakukan adalah mengetahui karakteristik hati yang sehat dan
cara mengobati hati yang sakit agar hati dapat kembali sehat.

2.2 Agama Islam dapat membuat umatnya merasa Bahagia


Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nasha’ihul ‘Ibad menyebutkan lima
kuncimeraih kebahagiaan dunia dan akhirat.1. Perbanyak Membaca Kalimat
ThoyyibahBerzikir dengan mengucap kalimat thoyyibah yakni Laailaha illallah
MuhammadurRasulullah tiap waktu dan segala keadaan. Kalimat tersebut sangat disukai
Allah.Sebagaimana sabda Nabi SAW.: Artinya: “Perbanyaklah berzikir kepada ِ ‫ِأال‬EEEَ‫ذ اْ ُورِثْك‬EEEِ‫و ّزَع ِال َرْ ك‬EEEَ‫ع ّلَج‬EEEEَ‫ك ىَل‬EEEEُ‫َإٓف ٍالَح ّل‬EEEِ‫يَل ُ هّن‬EEE‫ ع َْس‬EEEَ‫أ ٌلَم‬EEEَ‫أ َل َو ِال ىَإِل ّبَح‬EEEَ‫ل ىَجْ ن‬EEEEِ‫ك ْنِم ٍ ْدبَع‬EEEE‫ف ٍةَّئيَس ّل‬EEEِٓ‫دال ي‬EEEEّ‫ذ ْنِم ِةَر َِْخال َو اَيْن‬EEEِ‫رْ ك‬

Allah SWT yang maha luhur lagi agung dalamberbagai keadaan. Karena tidak ada amal
yang lebih dicintai Allah dan lebih menyelamatkanseorang hamba dari keburukan dunia
dan akhirat selain zikir kepada Allah SWT (HR. IbnuSharshari). Dengan banyak berzikir
hati akan merasa tenang.2. Mengucapkan Innalillahi wa Innaailaihi Raajiuun Tiap
Ditimpa Musibah Tatkala mendapat cobaan, ia mengucapkan: Inna Lillahi Wa Inna
ِ ‫ا اَذِإ َو‬EE‫إ َالَق ٍةّيِلَبِب َيِلُتْب‬EEِ‫َإو ِل ّن‬E ِ‫اَر ِ هْيَإِل ّن‬EE‫ل َو َنْ ُوعِج‬EE‫و َلْ َو َح‬EEَ‫“ ْمي ِظَعْال ّيِلَعْال ِالِب ّإِل َةّوُ ق َل‬

Ilaihi Raaj’iun Wa LaHawla Wa la Quwwata Illa Billahiil ‘Aliyyil ‘Adziim.” Zikir ini
untuk menyadarkan manusia bahwa segala apa yang terjadi tidak pernah lepasdari qodho
atau ketetapan Allah SWT. Karena itu, dengan memasrahkan semuanya kepadaAllah di
kala tertimpa musibah akan membuat hati merasa tenang dan dijauhkan dari rasaputus
asa

2.3 Bukti nyata agama dapat menjamin kebahagiaan


Kehidupan Muhammad Ali, sang legenda tinju dunia menjadi bahasan yang menarik.
Salah satu kisah kehidupan Muhammad Ali yang sangat menarik adalah kisah
perjalanannya menjadi seorang mualaf. Petinju profesional asal Amerika Serikat ini tidak
hanya dikenang sebagai orang yang hebat dalam dunia olahraga saja. Petinju kelahiran
17 Januari 1942 itu juga dipandang sebagai tokoh Muslim dunia yang memberi pengaruh
besar. Saat berada di puncak karier, pria yang wafat di usia 74 tahun itu memutuskan
memeluk agama Islam. Ia mengganti namanya dari Cassius Clay menjadi Muhammad
Ali usai melafazkan dua kalimat syahadat. Untuk akhirnya bisa mengambil keputusan
memeluk agama Islam, Muhammad Ali harus menempuh perjalanan yang cukup
panjang. Hal itu diawali dengan ketertarikannya bergabung ke komunitas Black Muslims
di Amerika Serikat.
Sejak September 1963, Ali memang sudah santer dikabarkan telah bergabung ke
komunitas yang memperjuangkan hak-hak Islam di Amerika Serikat. Hal ini kerap
diberitakan di media-media Amerika Serikat. Ali dikabarkan sering menghadiri rapat-
rapat kelompok Muslim itu dan turut berpidato di sana. Pada 7 Februari 1964, ayah dari
Muhammad Ali pun membenarkan bahwa putranya telah bergabung dengan Black
Muslims. Ayahnya menyampaikan kabar tersebut hanya selang 18 hari dari pertarungan
Muhammad Ali melawan juara dunia kelas berat, yakni Sonny Liston. Setelah
pertarungan itu, Ali pun menyampaikan secara gamblang soal dirinya yang sudah
memeluk agama Islam.

BAB III KAJIAN TEORI

3.1 Konsep dan Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan.

Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembirakarena


bisa mencapai keinginan atau cita-cita yang dituju dan diimpikan.Pendapat lain
menyatakan bahwa bahagia atau kebahagiaan adalah tetap dalamkebaikan, atau
masuk ke dalam kesenangan dan kesuksesan.

Berbeda dengan konsep di atas, Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat


bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan tenteram karena hati
sehatdan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan berfungsi dengan baik bisa
berhubungan dengan Tuhan pemilik kebahagiaan. Pemilik
kebahagiaan,kesuksesan, kekayaan, kemuliaan, ilmu, dan hikmah adalah Allah.
Kebahagiaan dapat diraih kalau dekat dengan pemilik kebahagiaan itu sendiri
yaitu Allah Swt.
Bahagia menurut Al - Ghazali dlm kitab mizanul amal bahwa as-sa’ādah
(bahagia) terbagi dua, pertama bahagia hakiki; dan kedua, bahagia majasi.
Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, sedangkan kebahagiaan
majasiadalah kebahagiaan duniawi.

Karakteristik hati yang sehat menurut Ibnu Qayyim adalah sebagai berikut.
1. Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat.Adapun
makanan yang paling bermanfaat untuk hati adalah iman. Obat
terbaik adalah al-qur’an.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah
4. Tidak pernah lupa dari mengingat Allah (berzikir kepada Allah), tidak
berhenti berkhidmat kepada Allah, dan tidak merasa senang dengan selain
Allah Swt.
5. Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera ia sadar dan kembali
mendekat dan berzikir kepada-Nya
6. Jika sudah masuk dalam salat, maka hilanglah semua kebingungan dan
kesibukan duniawinya
7. Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada
amal semata.
Karakteristik hati yang sakit antara lain :
1. Banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik.
2. Terlalu banyak tidur.
3. At-Tamannī(berangan-angan).
4. Asy-Syab‟u(terlalu kenyang).
5. Menggantungkan diri kepada selain Allah.
6. Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna.
7. Berlebihan dalam berbicara

3.2 Alasan mengapa manusia harus beragama dan bagaimana agama dapat
membahagiakan umat?

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang
melekat dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.
Seperti firman Allah dalam Surat Ar-Rum : 30 yang berbunyi ۚ ‫ك لِلدِّي ِن َحنِيفًا‬ َ َ‫م َوجْ ه‬Eْ ِ‫فََأق‬
ٰ ٰ ْ ِ‫ف‬
ِ َّ‫ق ٱهَّلل ِ ۚ َذلِكَ ٱلدِّينُ ْٱلقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر ٱلن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫يل لِ َخ ْل‬ َ َّ‫ر ٱلن‬Eَ َ‫ط َرتَ ٱهَّلل ِ ٱلَّتِى فَط‬
َ ‫اس َعلَ ْيهَا ۚ اَل تَ ْب ِد‬
artinya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Hadist nabi “Setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah, orang


tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”
Telah meriwayatkan hadis kepadaku Yunus, dari Hasan, dari Aswad bin
Sari at-Tamimi, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah dan aku telah
berperang bersama Rasulullah, pada hari itu para sahabat berperang hingga
mereka membunuh anak-anak. Kejadian ini sampai kepada Rasulullah, maka
Rasulullah bersabda, ‟Bagaimana keadaan kaum yang melewati batas dalam
berperang hingga mereka membunuh anak-anak?‟ Seorang laki-laki berkata,
„Ya Rasulallah, mereka itu adalah anak-anak musyrikin juga.‟ Segera
Rasulullah menjawab, ‟Janganlah kalian membunuh keturunan! Janganlah
kalian membunuh keturunan!‟ Lalu beliau berkata, „Bahwa setiap manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi,
Nasrani atau Majusi”.

Anda mungkin juga menyukai