Anda di halaman 1dari 16

lOMoARcPSD|25391419

lOMoARcPSD|25391419

MAKALAH

AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN


DUNIA DAN AKHIRAT DALAM
KONTEKS KEHIDUPAN MODERN

Disusun oleh

1. Syarif M Romdon
2. Bancar Anggono

UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA


KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 2023
lOMoARcPSD|25391419

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat – Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Agama Menjamin
Kebahagiaan ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Titi
Maemunah pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu makalah ini juga menambah
wawasan tentang kebahagiaan dalam agama bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titi Maemunah selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pertanian dan Teknik yang telah memberikan tugas ini
sehinggan dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Kebumen, 25 Mei 2023

Syarif M Romdon & Bancar Anggono


lOMoARcPSD|25391419

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengetahui Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju


Kebahagiaan

2.2 Alasan Manusia Harus Beragama

2.3 Agama Islam dapat Membuat Umatnya Merasa Bahagia

2.4 Tauhid dapat menjadi patokan dalam agama islam

2.5 Esensi dan Urgensi komitmen terhadap nilai – nilai

tauhid BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
lOMoARcPSD|25391419

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama merupakan sarana yang menjamin kebahagaiaan, kelapangan dada dalam


individu dan menumbuhkamn ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manysia
dari segala bentuk perilaku yang negatif. Islam menjamin kebebahagiaan bagi setiap pengikut di
dunia maupun di akhirat kelak.

Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol keberhasilan.
Namun hanya sedikit orang yang mengerti apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan yang autentik artinya lahir dan tumbuh dari nilai-
nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seorang hamba yang menunjukkan sikap muasabah
diri (menilai/ mengoreksi diri) yang berpegang pada kebenaran, mensyukuri nikmat Allah yang
berupa Iman, Islam, dan kehidupan.

Menurut Ibnul Qayyim berpendapat bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan
tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan berfungsi dengan baik
bisa berhubungan dengan Tuhan sang pemilik kebahagiaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju titik kebahagiaan?

2. Mengapa manusia harus memiliki agama?

3. Bagaimana agama Islam dapat membuat umatnya merasa hidup bahagia?

4. Mengapa tauhid dapat menjadi patokan dalam agama Islam?

5. Bagaimana esensi dan urgensi komitmen terhadap nilai nilai tauhid?


lOMoARcPSD|25391419

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengetahui Konsep dan Karakteristik Agama sebagai jalan menuju


kebahagiaan

Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukan
sikap tobat melakukan introspeksi dan koreksi diri untuk selalu berpegang pada nilai-nilai dan
kebenaran, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, islam, dan kehidupan. Berikut
pendapat dari beberapa ahli mengenai makna kebahagiaan:

a. Al - Alusi

Konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju kebahagiaan menurut pendapat
beberapa ahli. Menurut Al – Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai keinginan atau cita – cita yang dituju dan diimpikan.

b. Ibnul Qayyim Al - Jauziyah

Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa kebahagiaan itu merupakan perasaan senang
dan tenteram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan berfungsi dengan
baik bisa berhubungan dengan Sang pemilik kebahagiaan. Kebahagiaan, kesuksesan, kekayaan,
kemuliaan, ilmu, dan hikmah adalah hanya milik Allah. Kebahagiaan dapat diraih jika dekat
dengan pemilik kebahagiaan yaitu Allah Swt.

Allah SWT berfirman, “seandainya bukan karena perlindungan Allah kepada sebagian
manusia atas sebagian yang lain, maka rusaklah bumi ini” (QS Al-Baqarah/2:251). Yang dapat
kita lakukan sebagai umat manusia untuk menggapai kebahagiaan itu mengharuskan adanya
kondisi hati yang sehat (qalbun sailim), maka yang perlu kita lakukan adalah mengetahui
karakteristik hati yang sehat dan cara mengobati hati yang sakit agar hati dapat kembali sehat.
Karakteristik hati yang sehat adalah sebagai berikut:
lOMoARcPSD|25391419

1) Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat. Adapun makanan
yang paling bermanfaat untuk hati adalah iman, sedangkan obat yang paling
bermanfaat untuk hati adalah Al-Quran
2) Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat. Untuk sukses pada masa depan, kita
harus berjuang pada waktu sekarang. Orang yang mau berjuang pada waktu sekarang
adalah pemilik masa depan, sedangkan yang tidak mau berjuang pada waktu
sekarang menjadi pemilik masa lalu.
3) Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah. Tidak ada kehidupan,
kebahagiaan, dan kenikmatan kecuali dengan ridha-Nya dan dekat dengan-Nya.
Berzikir kepada Allah adalah makanan pokoknya, rindu kepada Allah adalah
kehidupan dan kenikmatannya.
4) Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal semata.

Dalam kitab Mīzānul Amal, Al-Ghazali menyebut bahwa assa‟ādah (bahagia) dibagi
menjadi dua bagian yaitu kebahagiaan hakiki atau kebahagiaan ukhrawi dan kebahagiaan majasi
atau kebahagiaan duniawi sebagai berikut :

• Kebahagiaan hakiki.

Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, kebahagaiaan ukhrawi akan diperoleh


dengan modal iman, ilmu dan amal. $ebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan rohanidan abadi.

• Kebahagiaan majasi.

Kebahagiaan majasi adalah kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan dniawi bisa didapat oleh
orang yang beriman dan bisa didapat oleh orang yang tidak beriman. Ibnu Athaillah mengatakan
“Allah memberikan harta kepada orang yang dicintai Allah dan kepada orang yang tidak dicintai
Allah, tetapi Allah tidak akan memberikan iman kecuali kepada orang yang dicintainya.”
Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana tidak abadi. Kebahagiaan duniawi ada yang
melekat pada dirinya dan ada yang melekat pada manfaatnya. "Diantara kebahagiaan duniawi
adalah memiliki harta,kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.

2.2 Alasan Manusia Harus Beragama

Agama merupakan pegangan, peraturan dan jalan hidup manusia. Pertama, manusia
memerlukan agama karena dalam diri manusia sudah ada potensi untuk beragama. Potensi
lOMoARcPSD|25391419

manusia untuk beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan, pengembangan dengan cara
mengenalkan agama kepada setiap manusia.

Kedua, ada kelemahan dan kekurangan dalam diri manusia. Quraish Shihab menyatakan
bahwa dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah Swt. dalam keadaan sempurna
yang mempunyai fungsi untuk menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan
keburukan. Karena itu, sisi dalam manusia ini dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar.

Ketiga, ada tantangan dalam diri manusia. Faktor lain yang bisa menyebabkan manusia
memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya menghadapi berbagai
tantangan baik yang datang dari dalam maupun tantangan yang datang dari luar.

Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan (Q.S. 12:5;
17:53). Sementara itu, tantangan dari luar bisa berupa rekayasa dan upaya- upaya yang
dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Untuk itu upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajarkan mereka
agar taat menjalankan agama.

Mengapa Harus Agama Islam?

Dalam buku Al-Milal wa An- Nihal, Asy-Syahrastani menyatakan bahwa agama adalah
ketaatan dan kepatuhan yang bisa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan amal
perbuatan di akhirat kelak. Sedangkan menurut Ath-Thanwi dalam buku Kasyaf Isthilahat
Al- Funun disebutkan bahwa agama adalah intisari Tuhan yang mengarahkan orang- orang
berakal dengan kemauan mereka sendiri untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat.

Sementara itu, Maulana Muhammad Ali mendefinisikan Islam dengan merujuk pada
firman Allah Swt. dalam surat al- Baqarah ayat 208 yang berarti:

‫د ّو‬Pُ‫َع‬ َٰ ّ ٰ ُ ّ ًّ َ ْ ُ ّ Pَٓ
‫ي ط ِن ۚ ّمِبي ٌن‬P‫ل َتِب ُعوا ُخ ط َو ِت ٱل ْش‬Pَ‫م كآف ة َو‬P‫د ُخلوا ِٓفى ٱل ّس ِل‬P‫ذي َن َءا َمنُوا ْٱ‬Pِ‫َيأّي َها ٱل‬
‫هۥ لَ ُك ْم‬Pُّ‫ِإن‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
lOMoARcPSD|25391419

2.3 Agama Islam dapat Membuat Umatnya Merasa Bahagia

Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nasha’ihul ‘Ibad menyebutkan lima kunci
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

1. Perbanyak Membaca Kalimat Thoyyibah

Berzikir dengan mengucap kalimat thoyyibah yakni Laailaha illallah Muhammadur


Rasulullah tiap waktu dan segala keadaan. Kalimat tersebut sangat disukai Allah.

Sebagaimana sabda Nabi SAW.:

‫ة ِم‬Pِ‫ل ِخ َر‬Pَْ ‫نَيا َو ا‬Pْ‫د‬Pّ‫َسّيَئ ٍة ِٓفي ال‬


‫د‬Pٍ‫ب‬Pْ‫ن َجى ِل َع‬Pَْ‫ل َو َل أ‬
ِ ‫ه َع َم ٌل أَ َح ّب ِإلَى ا‬Pُّ‫إن‬P‫َعَلى َحا ٍل َِٓف‬ ‫أَ ْ ِكث ُر ْوا ِذ ْك َر َع ّز‬
ْ
‫ْن ِذ ك ِر‬
‫ِم ْن ك ّل‬ ‫ي َس‬Pْ‫َل‬ ‫ُك ّ ل‬ ‫ا ِل َو َج ّل‬
‫ا ِل‬

Artinya: “Perbanyaklah berzikir kepada Allah SWT yang maha luhur lagi agung dalam
berbagai keadaan. Karena tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dan lebih menyelamatkan
seorang hamba dari keburukan dunia dan akhirat selain zikir kepada Allah SWT (HR. Ibnu
Sharshari). Dengan banyak berzikir hati akan merasa tenang.

.Musibah Ditimpa Tiap Raajiuun Innaailaihi wa Innalillahi Mengucapkan 2

ْ ِ ‫ل اْل َعلِ ّي اْل َع‬


‫م‬P‫ ِي‬P‫ظ‬ ِ ‫ل ِبا‬Pّ‫ة ِإ‬Pَ‫ل ُق ّو‬Pَ‫ي ِه َرا ِج ُع ْو َن َو َل َح ْو َل َو‬P‫بُتِل َي َِبِلّي ٍة َقا َل ِإ ّن لِ َوِإ ّن ِإ َْل‬P‫ذا ْا‬Pَ‫َو ِإ‬

“Tatkala mendapat cobaan, ia mengucapkan: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raaj’iun Wa La


Hawla Wa la Quwwata Illa Billahiil ‘Aliyyil ‘Adziim.”

Zikir ini untuk menyadarkan manusia bahwa segala apa yang terjadi tidak pernah lepas
dari qodho atau ketetapan Allah SWT. Karena itu, dengan memasrahkan semuanya kepada
Allah di kala tertimpa musibah akan membuat hati merasa tenang dan dijauhkan dari rasa
putus asa.
lOMoARcPSD|25391419

3. Mengucapkan Hamdalah ketika Dapat Kenikmatan

Semua karunia dari Allah wajib disyukuri. Salah satu bentuk rasa syukur itu dengan
mengucapkan Alhamdulillah i raabil 'alamiin. Ini merupakan bentuk syukur (lisan)

ّ‫ُش ْك ًرا ِلن‬


‫ي َن‬Pْ‫د ِلِ َر ّب الْ َعالَ ِم‬Pُ‫ذا أُ ْع ِط َي ِن ْع َم ًة قَا َل أَلْ َح ْم‬Pَ‫َو ِإ‬
‫ْ ع َم ِ ة‬
“Tatkala ia dianugerahi kenikmatan, ia mengucap: Alhamdu Lillahi Rabbil ‘Alamiin,
sebagai tanda syukurnya.”

Manusia yang pandai bersyukur akan terhindar dari sifat sombong dan Allah akan
menambah karunia-Nya kepada mereka yang pandai mensyukuri nikmat Allah. Rasulullah
Saw bersabda : "Ucapan yang paling disenangi oleh Allah SWT ada empat, yaitu
Subhanallah, alhamdulillah, Laaailaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak masalah baginu
untuk memulai lafaz yang mana untuk mengucapkannya. (HR Muslim dan Nasa'i dari
Samurah bin Jundub).

4. Mengucap Basmalah Tiap Memulai Pekerjaan Baik

Segala perbuatan baik yang akan dilakukan hendaknya tiap Muslim membaca
bismillahirrahmanirrahim.

ِ ‫م ا‬P‫ي ٍئ َقا َل ِب ْ ِس‬Pْ‫دأَ ِٓف ْي َش‬Pَ‫بت‬Pْ‫ذا ا‬Pَ‫َو ِإ‬


‫م‬P‫ ِي‬Pْ‫ل ال ّر ْح َم ِن ال ّر ِح‬

“Saat memulai sesuatu, ia awali dengan ucapan Basmalah.”

Nabi Saw bersabda:

ِ ‫م ا‬P‫ي ِه ِبِب ْ ِس‬Pْ‫دأُ ِٓف‬Pَ‫ب‬Pْ‫ُك ّل أَ ْم ٍر ِذ ْي َبا ٍل َل ُي‬


‫بَتر‬Pَْ‫م َ ٓف ُه َو أ‬P‫ ِي‬Pْ‫ل ال ّر ْح َم ِن ال ّر ِح‬
Artinya: “Setiap perbuatan baik yang di dalamnya tidak dimulai dengan menyebut nama
Allah, maka perbuatan tersebut terputus (dari Rahmat Allah).
lOMoARcPSD|25391419

5. Ketika Berbuat Dosa Segera Istighfar

Sudah menjadi sifat manusia tempatnya salah dan lupa. Namun, orang yang beruntung
yaitu yang selalu menyadari kesalahannya dengan membaca istighfar.

‫ي ِه‬Pْ‫م َوأَُت ْو ُب ِإَل‬P‫ ِي‬Pْ‫ل الْ َع ِظ‬


َ ‫نًبا َقا َل أَ ْسَت ْغِف ُر ا‬Pْ‫ن ُه َذ‬Pْ‫ ٓف َر َط ِم‬Pَْ‫ذا أ‬Pَ‫َو ِإ‬

“Tatkala ia terjerumus melakukan dosa, ia mengucap: Astaghfirullah al-‘Adziim Wa Atuubu


Ilaih”

Rasulullah Saw bersabda:

"Maukah aku tunjukan kepada kalian mengenai penyakit (kesalahan) dan obat untuk
kalian? Bahwasanya penyakit kalian adalah berbuat dosa, sedangkan obatnya adalah
beristighfar. (HR. Dailami dari Anas Ibnu Malik).

2.4 Ttauhid dapat menjadi patokan dalam agama islam

Ilmu Tauhid disebut sebagai ilmu ushul(dasar agama) atau ilmu aqidah, yang artinya ilmu ini
menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat Islam dalam melakukan kewajiban sebagai umat
beragama. Ilmu Tauhid juga membantu umat Islam dalam menerapkan aidah-aqidah keagamaan.
Tujuan dari memahami ilmu tauhid ini adalah upaya mengenal Allah dan RasulNya melalui
dalil- dalil yang pasti.

Tauhid juga dapat didefinisikan keyakinan atau mengesakan bahwa Tuhan penguasa Alam
semesta hanyalah satu, tidak beranak, tidak beristri, tidak bersaudara. Satu, dan hanya Allah
SWT. Para ulama menjabarkan makna dari Tauhid menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Tauhid Rububiyah yang artinya kita harus percaya bahwa penciptaan, pengurusan, dan
pemerintahan alam semesta dan segala isinya hanyalah Allah dan tidak ada yang lain.
2) Tauhid Ulubiyah yang maknanya Tauhid Ibadah, tidak ada makhluk allah yang berhak
diibadahai dan tidak ada makhluk selain Allah yang berhak untuk disembah
lOMoARcPSD|25391419

3) Tauhid Asma’wa Sifat yang artinya mempercayai Allah atas nama-nama yang telah
ditetapkan olehNya sendiri.

Tauhid menjadi patokan karena dapat menjadikan kita lebih paham atas ajaran Allah dan
lebih menambah keimanan karena dalam mengamalkan cabang tauhid kita akan mengetahui
bahwasannya Allah selalu mengawasi kita disegala perbuatan.

2.5 Esensi dan Urgensi komitmen tentang nilai – nilai tauhid

Mengapa jiwa tauhid penting? Sebab jiwa tauhid adalah modal dasar hidup yang dapat
mengantar manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan. Sungguh, jiwa tauhid penting, Allah
telah menanamkan jiwa tauhid ini kepada seluruh manusia semenjak mereka berada di alam
arwah. Supaya jiwa tauhid berkembang, maka Allah mengutus para rasul dengan tugas utamanya
yaitu menyirami jiwa tauhid agar tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan buah yang
lebat yaitu amal saleh. Allah berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami jadikan (untuk isineraka jahannam) kebanyakan jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah),
mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang - orang yang lalai.”(QS Al--A‟raf/7: 179).

Nilai-nilai hidup yang dibangun di atas jiwa tauhid merupakan nilai positif, nilai kebenaran,
dan nilai Ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Nilai mutlak dan
universal yang terdapat di dalamnya dapat menjadikan misi agama ini sebagai raḫmatan lil
‟ālamīn, agama yang membawa kedamaian,keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan umat
manusia lahir danbatin.

1. Al-Amānah

Al-Amānah artinya terpercaya. Mengapa seseorangterpercaya dan dipercaya? Karena ia jujur.


Kejujuran menyebabkanseseorang dipercaya. Karena dipercaya, maka ia menjadi
manusiaterpercaya (al-Amīn).

2. Al-„Adālah
lOMoARcPSD|25391419

Al-„Adālah secara etimologis artinya „keadilan‟. Keadilan dalam persepektif etika Islam
adalah adanya keseimbangan antarahak dan kewajiban. Sesuatu yang menjadi hak kita, maka
menjadikewajiban bagi orang lain. Sebaliknya, sesuatu yang menjadi hakorang lain, maka
menjadi kewajiban kita.Keadilan dalam perspektif hukum adalah

“Wadh‟u sya`in fīmaḫallihi” artinya „meletakan sesuatu pada tempatnya‟. Allah berfirman,
“Hai orang - orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakan
kebenaran karena Allah menjadi saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada
suatu kaum mendorong kamu berlaku tidak adil; berlaku adillah sebab berlaku adil itu lebih
dekat kepada ketakwaan; dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya AllahMaha Mengetahui
apa kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah/5: 8).Dalam ayat lain Allah azza wajalla berfirman,
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk memberikan amanah kepada orang yang berhak
menerimanya. Dan jika kamumenghukumi suatu kasus di antara sesama manusia, maka
putuskanlah perkara itu dengan adil.” (QS An-Nisa/4: 58).

3. Al-Hurriyyah

Kebebasan manusia dalam berkehendak dan mewujudkan kehendak dengan perbuatan adalah
hak asasi manusia. Manusia mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengembangkan
pemikirannya lewat ilmu, filsafat, atau pembaharuan pemahaman terhadap agama. Kebebasan
berpikir merupakan sarana untuk melahirkan gagasan - gagasan besar untuk memajukan
peradaban manusia.
lOMoARcPSD|25391419

10

BAB III

KESIMPULAN

Mengetahui konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju kebahagiaan dapat dilihat
adanya perasaan senang dan gembira pada individu yang merasa telah tercapai impiannya yang
berorientasi ke masa depan dan akhirat. Dalam kitab Mizanul Amal , Al-Ghazali menyebut
bahwa assa’adah (bahagia) dibagi menjadi dua bagian yaitu kebahagiaan hakiki atau
kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan majasi atau kebahagiaan duniawi. Mengapa manusia
harus memiliki agama ? alasannya,

1. Terdapat potensi untuk beragama kepada setiap umat manusia


2. Terdapat kelemahan dalam diri manusia
3. Adanya tantangan dalam diri manusia (Q.S. 12:5, 17:53)

Mengapa islam, karena agama yang menjadi intisari Tuhan yang mengarahkan manusia
berakal untuk memperoleh kesejahteraan dunia akhirat, seperti yang dijelaskan pada Q.S Al-
Baqarah ayat 208. Didalam islam terdapat ilmu tauhid yang disebut sebagai ilmu ushul atau
dasar agama yang merupakan keyakinan mengesakan Tuhan penguasa alam semesta hanyalah
satu, tidak beranak, tidak beristri, tidak bersaudara. Oleh karena itu, ilmu tauhid menjadi patokan
di agama islam.
lOMoARcPSD|25391419

11

DAFTAR PUSTAKA

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/9877/mod_resource/content/4/Bagaimana%20g
ama%20Menjamin%20Kebahagiaan%3F.pdf

https://www.academia.edu/37970129/AGAMA_Bagaimana_Agama_Menjamin_Kebahagiaan_D
unia_dan_Kesalamatan_Akhirat_Oleh_VITA_F1C118008

https://bincangsyariah.com/kalam/tiga-alasan-kenapa-manusia-harus-beragama/

https://regional.inews.id/berita/5-kunci-meraih-kebahagiaan-dunia-dan-akhirat

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-arti-tauhid-dan-tujuan-mempelajarinya-bantu-
tingkatkan-iman-islam-kln.html?page=3

https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/pengertian-tauhid-dan-pembagiannya

https://www.republika.co.id/berita/oanqvk313/esensi-islam-adalah-ilmu

http://www.mampirlah.com/teknik-informatika/makalah-bagaimana-agama-menjamin-
kebahagiaan.html
lOMoARcPSD|25391419

12

Anda mungkin juga menyukai