Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN

DOSEN PEMBIMBING : Drs. Moh. Saifulloh, M. FIL. I

Kelompok 5:
Andra Febrian (2038231007)
Yoga Agus Kurniawan (2038231008)
Febryan Muchsin Multazam (2038231026)
Vingky Bayu Setiawan (2038221103)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahagia merupakan keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari
segala yang menyusahkan). Sedangkan kebahagiaan yaitu kesenangan dan ketentraman
hidup (lahir dan batin), keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir dan batin.
Manusia dimanapun ia berada dan kapanpun ia hidup, senantiasa mencari
kebahagiaan. Tidak ada satupun manusia yang dalam hidupnya mencari kesengsaraan
dan juga keterperukan, karena hal tersebut adalah hal yang sangat menyakitkan atau
membuat kedukaan manusia. Masalah kebahagiaan sendiri merupakan topik yang tidak
akan pernah habis diperbincangkan orang. Adapun masalah yang diperbincangkan
adalah apakah kebahagiaan itu bersifat materi yang artinya kebahagiaan tertinggi itu
bisa diraih di dunia, atau kebahagiaan itu terkait dengan jiwa yang artinya kebahagiaan
tertinggi itu hanya bisa diraih di akhirat. Kemudian ada juga yang menggabungkan
keduanya, baik di dunia maupun di akhirat kebahagiaan tertinggi bisa diraih.
Bagi al-Farabi, kebahagiaan adalah jika jiwa manusia menjadi sempurna di
dalam wujud di mana ia tidak membutuhkan dalam eksistensinya kepada suatu materi.

1.2 Tujuan
1) Untuk memahami pentingnya manusia harus beragama dalam menjalani
kehidupan
2) Untuk mengetahui bagaimana agama bisa menjamin kebahagiaan
3) Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam

1.3 Manfaat
1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca mengenai
pentingnya manusia beragama dalam kehidupan.
2) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca bahwa
beragama bisa menjamin kebahagiaan.
3) Dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT

1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi kasus,
dan metode survei.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama


Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke
generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang didalamnya mencakup unsur emosional
dan kenyataan bahwa kebahagiaaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan
yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut. Dari definisi tersebut manusia memiliki
latar belakang kenapa manusia itu perlu agama.
Dalam bukunya berjudul Perpektif Manusia dan Agama, Murthada Muthahhari
mengatakan bahwa di saat berbicara tentang para nabi Imam Ali as menyebutkan
bahwa mereka diutus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian yang telah diikat
oleh fitrah mereka, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Mengacu
pada informasi yang diberikan Al Quran, Musa Asy’ari sampai pada suatu kesimpulan,
bahwa manusia insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa
yang tidak diketahuinya. Manusia insan secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan yang
sempurna bentuknya dibandingkan dengan ciptaan Tuhan lainnya sudah dilengkapi
dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar
dari ciptaan-Nya
Quraish Shihab mengatakan, walaupun Alquran menegaskan bahwa nafs
berpotensi positif dan negative, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya
potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya, hanya saja daya tarik
keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan. Sifat-sifat yang cenderung kepada
keburukan yang ada pada manusia itu antara lain berlaku zhalim, dalam keadaan susah
payah, suka melampaui batas, sombong, ingkar dan sebagainya.
Faktor lain yang menyebakan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan
hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa
dan upaya-upaya yang di lakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin
memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga,
dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk .

2.2 Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan


Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi orang yang meraih
kekayaan, kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang yang
berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit di antara mereka
yang sukses duniawi, ternyata hidup mereka menderita bahkan hingga bunuh diri. Rasa
bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni menciptakan hati yang sehat (Qalbun
salim); sedangkan suasana hati hanya bisa di ciptakan melalui iman dan mengikuti
petunjuk Al-Qur’an. Agamalah yang menjadi pangkalnya.
Karakteristik Agama sebagai jalan menuju kebahagiaan, Menurut Al- Alusi
bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai keinginan, cita-cita
yang dituju dan di impikan. Pendapat lain yang menyatakan bahwa bahagia atau
kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke dalam kesenangan dan
kesuksesan

sumber: bola.viva.co.id dan Sriwijaya Post, 12 Juli 2013

Mengamati foto di atas, pemain sepakbola merasa bahagia jika menciptakan


gol ke gawang lawan, Namun ekspresi kebahagiaan bisa berbeda, saling berangkulan,
mengepalkan tangan, berteriak histeris, atau melakukan sujud syukur di tengah
lapangan hijau.
Penulis dan teman-teman semuanya pasti pernah mendengar ada teman yang
mengatakan “saya bahagia sekali karena memperoleh nilai yang bagus dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Islam”. ada juga yang mengatakan “saya bahagia karena
mendapatkan beasiswa”; “saya bahagia bisa berkenalan dengan Anda”; “saya bahagia
bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa”; atau juga “saya bahagia
karena bisa menyelesaikan kuliah S1 atau D4 dengan IPK yang sangat baik. Kembali.
Kalau kita bertanya kepada teman kita apa tujuan hidup kita, teman kita akan menjawab
bahwa tujuan hidup adalah sa’adah didunia dan sa’adah di akhirat. Bahagia di dunia
dan bahagia di akhirat.
Berbeda dengan konsep diatas ibnul Qayyim al-jauziyah berpendapat bahwa
bahagia itu adalah perasaan senang dan tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan
baik. Kebahagiaan dapat diraih kalau dekat dengan pemilik kebahagiaan itu sendiri
yaitu Allah SWT.
Dalam kitab Mizanul Amal, Al-Ghazali menyebut bahwa as-sa’adah (bahagia)
terbagi menjadi dua yang pertama Dalam kitab Mizanul Amall, Al-Ghazali menyebut
bahwa as- saadah (bahagia) terbagi dua, pertama bahagia hakiki; dan kedua, bahagia
majasi. Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, sedangkan kebahagiaan majasi
adalah kebahagiaan duniawi.Kebahagiaan ukhrawi akan diperoleh dengan modal iman,
ilmu, dan amal. Adapun kebahagiaan duniawi bisa didapat oleh orang yang beriman
dan bisa didapat oleh orang yang tidak beriman. Ibnu
„Athaillah mengatakan, “Allah memberikan harta kepada orang yangdicintai Allah
dan kepada orang yang tidak dicintai Allah, tetapi Allahtidak akan memberikan iman
kecuali kepada orang yang dicintai-Nya.”Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan
yang fana dan tidak abadi. Adapun kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan abadi
danrohani. Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya dan adayang melekat
pada manfaatnya. Di antara kebahagiaan duniawiadalah memiliki harta, keluarga,
kedudukan terhormat, dan keluarga
yang mulia.
Menurut Al-Ghazali kebahagiaan harta bukan melekat pada dirinya, namun
pada manfaatnya. Orang yang ingin menggapai kesempurnaan hidup, tetapi tidak
memiliki harta bagaikan orang yang mau pergi berperang tanpa membawa senjata, atau
seperti orang maumenangkap ikan tanpa pancing atau jaring. Itulah sebabnya, Nabi
Muhammad saw. bersabda, ”Harta yang terbaik adalah harta yangada pada seorang
laki-laki yang baik pula (saleh).” (HR Ibnu Hibban). “Sebaik-baik pertolongan adalah
pertolongan yang dapat membantu kita semakin bertakwa kepada Allah.” (HR Ad-
Daruqutni).
Di antara kebahagiaan duniawi adalah memiliki keluarga, anak- anak yang
saleh, dan istri yang salihah pula. Istri yang salihah bagaikan kebun yang dapat
mengikat pemiliknya, yaitu suami untuk tidak terjerumus pada hal-hal yang
diharamkan Allah azza wajallaNabi Muhammad menyatakan, “Sebaik-baik penolong
untuk keutuhan beragama adalah istri yang salihah.” Menyangkut keutamaan anak,
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Jika anak Adam meninggal dunia, maka putuslah
segala amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Thabrani).
Kemuliaan keluarga atau kemuliaan leluhur, boleh jadi, menjadi tidak baik bagi kita
sebab „harga‟ seseorang itu tergantung pada dirinya sendiri. Manusia adalah anak
kebaikannya. Nilai setiap orang adalah tergantung kepada banyak / sedikit kebaikannya
kepada orang lain. Jika leluhur mulia, tetapi orang yang bersangkutan tidak baik, maka
ia tetap dalam kondisi hina.

2.3 Konsep kebahagiaan Dalam Perspektif Ilmuwan dan Islam


Erich Fromm mengemukakan bahwa kebahagiaan merupakan suatu bagian
integral serta hasil kehidupan yang berhubungan dengan orientasi produktif,
kebahagiaan itu menyertai segala aktivitas produktif. Produktif yang dipakai disini
ialah bukan keahlian menghasilkan sesuatu yang baru ataupun asli, tetapi dari segi
kualitasnya. Produktivitas merupakan suatu orientasi kepribadian yang mampu diraih
tiap manusia, asalkan mereka tidak cacat secara emosional. Orang yang produktif
menghidupkan apa saja yang mereka sentuh. Mereka melahirkan keahlian dan
bakatnya sendiri dan menghidupkan orang lain juga benda-benda. Salah satu psikolog
yang mengkritik situasi era ini yaitu Erich Fromm. Ia mengajukan gagasan tentang
konsep being yang dibahas dalam buku To Have or To Be (1976). Dimana being
merupakan proses, aktivitas, dan gerak. Modus being merujuk pada pengalaman dan
pengalaman manusia pada dasarnya tidak dapat dideskripsikan. Syarat being adalah
mandiri, bebas dan kritis. Pemikiran Erich Fromm ini bermuara pada terwujudnya
suatu masyarakat baru yang disebut dengan masyarakat being. Dari masyarakat being
inilah akan muncul manusia manusia baru yang mendasarkan hidupnya pada being.
Manusia baru ini tidak menggantungkan hidupnya pada benda, akan tetapi pada dirinya
sendiri. Setiap tindakan yang dilakukan berangkat dari dalam dirinya sendiri.
Masyarakat being mengarahkan manusia agar dapat menggapai kebahagiaan yang
sejati.
Sedangkan dalam perspektif Islam kebahagiaan mentaati Allah dan Rasul-Nya
serta menjadikan keduanya sebagai hakim dalam memutuskan perselisihan adalah
sebab seseorang mendapatkan kebagahagiaan di dunia dan di akhirat. Jika seseorang
merenungkan berbagai kejadian di alam ini dan mencermati berbagai kerusakan yang
timbul, pastilah ia tahu bahwa sebab kerusakan di muka bumi ini terjadi karena
menyelisihi seruan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluar dari ketaatan
padanya. Sebaliknya, segala kebaikan yang muncul di muka bumi ini ada karena sebab
ketaatan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi, dari penjelasan di atas telah diketahui bahwa berbagai kerusakan di muka
bumi dan di akhirat nanti, itu semua disebabkan oleh kejahilan (kebodohan) terhadap
ajaran Rasul dan enggan mengamalkan ajarannya padahal telah ia ilmui.
Dari sini diketahui bahwa tidak akan ada keselamatan dan kebahagiaan selain
dengan berusaha keras mengilmui ajaran Rasul dan mengamalkannya. Kemudian
untuk menyempurnakan kebahagiaan tersebut ditambah dengan dua amalan yaitu: [1]
mendakwahkan ilmu tadi pada orang lain dan [2] bersabar dan bersungguh-sungguh
dalam mendakwahkannya.
Ringkasnya untuk menjadi insan (manusia) sempurna adalah dengan
melakukan empat hal berikut:
1. Mengilmui ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Mengamalkan ilmu tersebut.
3. Mendakwahi dan menyebarkan ilmu.
4. Bersabar dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya.
BAB 3
STUDI KASUS

Pada bab ini menguraikan tentang hasil studi kasus mengenai “Agama
Menjamin Kebahagiaan”. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 – 9 September pada
subjek acak pada mahasiswa.
Pada penelitian studi kasus ini, peneliti memperoleh data dari 49
subjek/responden mahasiswa, mahasiswi dan masyarakat umum muslim.

3.1 Hasil Respon Subjek terhadap Sampel Penelitian


Pada penelitian ini, digunakan metode angket atau kuisioner dengan daftar
pertanyaannya dibuat secara riset pengamatan dan bentuk pertanyaan pilihan skala
1,2,3,4 yaitu pada platform Google Form. Berikut ini data dari hasil kuisioner dari
pertanyaan yang telah dibuat pada kuisioner atau angket tersebut.

3.1.1 Hasil grafik studi kasus 1


3.1.2 Hasil grafik studi kasus 2
3.2 Pembahasan Studi Kasus dan Solusi.

3.2.1 Pembahasan Studi Kasus 1 dan Solusinya.


Pentingnya agama sangat subjektif dan bervariasi dari individu ke individu.
Bagi banyak orang, agama adalah aspek sentral dalam kehidupan mereka dan
memengaruhi pandangan mereka tentang moralitas, etika, makna hidup, dan cara
mereka berinteraksi dengan dunia sekitar. Agama juga dapat memberikan dukungan
sosial dan bimbingan moral
Namun, pentingnya agama juga bisa menjadi kontroversial atau bahkan tidak
relevan bagi sebagian orang. Ada individu yang mungkin tidak mengidentifikasi diri
dengan agama tertentu atau bahkan tidak memiliki keyakinan agama sama sekali.
Dapat dilihat dari data di atas ada 89,1% yang mengaggap agama itu penting dan sekitar
10,9% menyatakan penting dari sini kita dapat melihat banyak masyarakat yang sudah
sadar akan pentingnya agama,selain itu 71,7% responden selalu mengerjakan ibadah
dan 63% responden menjawab jika perasaanya setelah beribadah menjadi tenang.
Dapat dilihat bahwasnya agama sangat berpengaruh di perasaan seorang
manusia dengan sering beribadah menjalani ibadah dan mendekatkan diri kepada tuhan
dapat membuat perasaan lebih baik lagi, Agama sering mengajarkan nilai-nilai moral
dan etika yang kuat. Mengikuti ajaran agama dapat memberikan rasa kepuasan dan
kedamaian karena individu merasa bahwa mereka menjalani kehidupan yang benar dan
bermoral, jadi dapat di simpulkan dengan kita dekat dengan agama maka kita
mendaapatkan kebahagiaan mendekatakan diri dengan agama bisa dengan
menjalankan perinta Allah SWT seperti shalat, membaca al-quran, dan membaca
shalawat dengan itu kita mendapatkan ketenangan.

3.2.2 Pembahasan Studi Kasus 2 dan Solusinya


Agama sangat berpengaruh secara tidak langsung kepada perasaan bahagia
manusia dapat diliha terdapat 76,1% responden yang menjawab agama menjamin
kebahagiaan dapat disimpukan bahwa orang orang yakin agama itu menjamin
kebahagiaan tentunya kebahagiaan ini dapat dikontekskan menjadi banyak hal,dapat
dilihat juga 76,1% responden menjawab bahwa agama membantu mereka dalam
mengatasi kegelisahan mereka dan 76% menjawab mereka setelah ibadah merasakan
tenang dan sisa responden mengatakan merasa bahagia hal ini membuktikan bahwa
agama sangat berpengaruh bagi perasaan manusia dengan dekat dengan agama kita
dapat menjamin kebahagiaan bukan hanya di dunia tapi juga kebahagiaan di ahkirat
agama juga menenangkan hati seseorang yang menjadi gelisah.
Lalu bagaimana kah untuk mendapatkan itu semua tentunya dengan meningkat
kan ibadah kita sebagai seorang manusia dengan melakukan ibadah kita dapat
merasakan ketenangan dan mendapatkan ridho Allah SWT dan kebahagiaan dapa
berkonteks luas dan berbeda beda menurut orang orang tapi dapat disimpulkan bahwa
agama itu menjamin kebahagiaan sesuai kebahagiaan masing masing orang,dengan
bersedekah kia juga dapat membuat dirikita bahagia dengan membantu orang lain yang
sudah kesusahan.
BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan
kata lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan yang
diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan
termaksud mustahil tanpa landasan agama. Agama dimaksud adalah agama
tauḫīdullāh. Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan
tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang
mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat
iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan
keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Biodata singkat anggota kelompok

Nama lengkap : Andra Febrian


Nama panggilan : Ndra
TTL : Gresik, 03 februari 2004
NRP : 2038231007
Fakultas : Vokasi
Departemen : Teknik Mesin Industri
Kota asal : Gresik
Hobi : Main valorant
Motto hidup : Jangan tinggalin Shalat
Nama lengkap : yoga agus kurniawan
Nama panggilan : yoga
TTL : blora, 17 Agustus 2005
NRP :2038231008
Fakultas : Vokasi
Departemen : departemen teknik mesin industri
Kota asal : cepu
Hobi : leyeh leyeh
Moto hidup : hidup jangan menyusahkan orang lain tapi memotivasi
Nama lengkap : Febryan Muchsin Multazam
Nama panggilan : Bryan
TTL : Lamongan, 5 Februari 2004
NRP : 2038231026
Fakultas : Fakultas Vokasi
Departemen : Teknik Mesin Industri
Kota Asal : Surabaya
Hobi : belajar
Motto hidup : jare ibuk gapopo dolen tapi maem sek
Nama lengkap : Vingky Bayu Setiawan
Nama panggilan : Vingky
TTL : Lamongan, 13 Juli 2000
NRP : 2038221103
Fakultas : Fakultas Vokasi
Departemen : Teknik Mesin Industri
Kota asal : Lamongan
Hobi : Futsal
Motto hidup : Enjoy your life and Be yourself

Anda mungkin juga menyukai