Anda di halaman 1dari 11

Agama

menjamin
kebahagiaan
KELOMPOK 3 :
M. OSAMA P (10311910000034)
DZULKIFLI RAYYAN (10311910000072)
SALSABILA SHAFWA (10311910000076)
ACHLIA DEWI ANJANI (10311910000042) 
KONSEP DAN KEBUTUHAN MANUSIA
TERHADAP AGAMA
DEFINISI AGAMA
Dalam masyarakat Indonesia selain kata agama, dikenal
pula kata Din berasal dari Bahasa Arab dan kata religi dari
Bahasa Eropa, sedangkan kata agama berasal dari Bahasa
Sanskreta.
A = tidak, gama = kacau berarti agama memiliki arti tidak
kacau. Sidi Gazalba (1991) mendefinisikan agama sebagai
kepercayaan pada hubungan manusia dengan yang kudus,
dihayati sebagai hakekat yang ghaib. Hubungan yang
menyatakan diri dalam bentuk serta system kultus dan
sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.

2
FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan manusia adalah sebagai pedoman, aturan
dan undang-undang Tuhan yang harus ditaati dan mesti dijalankan dalam kehidupan. Dari
paparan diatas dapat dijelaskan bahwa agama terdapat banyak fungsi serta manfaatnya bagi
kehidupan :
✘ Agama mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut untuk
melakukan kesalahan
✘ Agama mendidik manusia supaya memiliki ketentraman jiwa
✘ Agama mendidik manusia untuk membebaskan diri dari perbudakan terhadap materi
yang bersifat duniawi

3
KEBUTUHAN MANUSIA PADA AGAMA
Secara alamiah, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat
dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana.
Menurut Abuddin Nata (2011), ada 3 alasan penting yang melatar belakangi perlunya
manusia membutuhkan agama, yaitu:
✘ Fitrahnya manusia beragama
✘ Manusia memiliki kelemahan dan kekurangan
✘ Karena adanya Tantangan dalam kehidupan manusia

4
Agama sebagai jalan menuju kebahagiaan
Banyak yang beranggapan bahwa bahagia sering
dikaitkan dengan kesuksesan duniawi yang bersifat
materi. Al Ghazali dalam kitab Mizanul Amal :
menyebutkan bahwa as sa’adah (bahagia) terbagi menjadi
dua. Yaitu bahagia hikiki dan majasi. Bahagia hakiki
adalah kebahagiaan ukhrawi yang dapat diperoleh hanya
dengan modal iman, ilmu, dan amal. Bahagia majasi
adalah kebahagiaan duniawi yang dapat diperoleh baik itu
orang yang beriman maupun yang tidak beriman.

5
Menggali sumber historis, filosofis, psikologis,
sosiologis, dan pedagogis tentang pemikiran
agama sebagai jalan menuju kebahagiaan
Secara teologis, beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup sesuai dengan
fitrahnya, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, jika tidak sesuai dengan fitrahnya,
ia tidak akan bahagia.
Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia beragama merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki.
Dalam suatu kajian psikologi disebutkan bahwa puncak kebahagiaan manusia
adalah pada jiwanya, sedikit berbeda dengan kajian ilmu social yang meletakkan
asas social seperti harkat, martabat, dan pangkat sebagai puncak dalam
kebahagiaan.
Dalam kajian filsafat dikenal sebuah aliran Eudaimonisme yaitu aliran yang
berpandangan bahwa kebahagiaan adalah tujuan segala tindak dan tanduk
manusia.

6
MEMBANGUN TAUHIDULLAH SEBAGAI
SATU-SATUNYA MODEL BERAGAMA
YANG BENAR
Telah diketahui bahwa misi utama Rasulullah SAW, seperti halnya rasul-rasul
yang sebelum beliau adalah mengajak manusia kepada Allah. Laa ilaaha illa
Allah, itu landasan teologis agama yang dibawahi oleh manusia pilihan nabi dan
rasul.
Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos dan bid’ah.
Tauhidullah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambarkan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada
manusia. Itulah sebabnya, Allah memberikan amanah kepada manusia untuk
menjadi khalifah dimuka bumi. Tauhidullah dijadikan barometer kebenaran
agama-agama sebelum islam.

7
KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
Jalaluddin Rahmat dalam bukunya Tafsir Kebahagiaan, menjelaskan pandangan
Al-Qur’an, kata yang paling tepat menggambarkan kebahagiaan adalah kata
Aflaha. Aflaha merupakan kata turunan dari kata falaha yang memiliki arti:
kemakmuran, keberhasilan, kenyamanan, atau keadaan hidup yang senantiasa
dalam kebaikan dan keberkahan. Hal ini sesuai dengan hadits yang
meriwayatkan suatu ketika Rasul SAW., ditanya tentang amal yang paling
utama, beliau menjawab,”Engkau masukkan rasa bahagia pada hati seorang
Mukmin, engkau lepaskan kesulitan, engkau hibur hatinya, dan engkau lunasi
utang-utangnya.

8
Seorang ahli tafsir asal Kuwait Abdul Muhsin al-Muthairi, mengungkapkan konsep kebahagiaan
sebagai pedoman hidup umat manusia sedunia yang dilansir dari Al-Qur’an surat Al-Insyirah, yang
dipaparkan sebagai detail dan rinci sebagai berikut:
1. Kebahagiaan itu pemberiaan Allah semata
2. Kebahagiaan itu terletak di hati manusia dan bukan di nalar fikiran
3. Pengampunan dosa
4. Sebutan yang baik
5. Tidaklah Allah menghadirkan kesusahan kecuali dibarengi dengan kemudahan
6. Kemudahan itu diturunkan tepat bersamaan dengan kesulitan
7. Setiap satu kesulitan diiringi dengan dua kemudahan sekaligus
8. Memanfaatkan waktu kosong
9. Ibadah
10. Ikhlas dalam mencari ridha Allah

9
kesimpulan
Tujuan hidup manusia adala sejahtera dan bahagia di dunia dan di
akhirat. Untuk menggapai kebahagiaan termakdus mustahil tanpa
landasan agama.
THANKS!

11

Anda mungkin juga menyukai