Anda di halaman 1dari 15

BAGAIMANA

AGAMA MENJAMIN
KEBAHAGIAAN
Konsep dan Karakteristik Agama
sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan
• Dalam Islam, kebahagiaan pada dasarnya merujuk pada salah
satu kata dalam bahasa Arab yang disebut sa’adah. Sa’adah
adalah kata bentukan dari suku kata sa’ada, yang berarti
bahagia.
• Definisi bahagia, dalam tradisi ilmu tasawuf, seperti yang
disampaikan Imam al-Ghazali, dalam karyanya yang
monumental Ihya Ulumuddin, merupakan sebuah kondisi
spiritual, saat manusia berada dalam satu puncak ketakwaan.
Bahagia merupakan kenikmatan dari Allah SWT.
Dalam kitab Mizanul 'Amal, menurut al-Ghazali bahagia
terbagi 2 yaitu:
• Kebahagiaan hakiki yaitu kebahagiaan yang akan di
peroleh dengan modal iman, ilmu, dan amal (QS. Ibrahim
[14]; 24-25)
• Kebahagiaan majasi yaitu kebahagiaan duniawi yang fana
atau tidak abadi
Karakteristik Agama sebagai Jalan
Menuju Tuhan dan Kebahagiaan

• Datang dari sisi Allah swt. (QS. Ali Imran [3]; 19)
• Menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir
kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan (QS. Al-Hijr
[15]: 28, QS. An-Nisa’ [4]: 1, QS. Fathir [35]: 11, QS.
Al-Hajj [22]: 5, QS. Thaahaa[20]; 55, QS. Adz-
Dzaariyaat [51]; 56
• Tidak bertentangan dengan fitrah dan akal manusia
(QS. Ar-Ruum[30]; 30, QS. Ibrahim[14];52 )
• Mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan
solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan dan
sangat memperhatikan hak-hak manusia (QS. An-Nur [24]; 27
• Fleksibel yaitu cocok untuk semua tempat, zaman, bangsa dan
berbagai macam situasi (QS. Al-Baqarah [2]; 183-184)
• Agama yang jauh dari kontradiksi (QS. An-Nisaa’ [4]; 82)
• Memelihara kesehatan. Banyak sekali dalil dari Al-Qur-an dan
As-Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan (QS. Al-A’raaf [7];
31)
Alasan Manusia Harus Beragama

Hidup beragama itu fitrah dan karena itu manusia


merasakan nikmat, nyaman, aman, dan tenang.
Sedangkan apabila hidup tanpa agama, manusia akan
mengalami ketidaktenangan, ketidaknyamanan, dan
ketidaktentraman yang pada ujungnya ia hidup dalam
ketidakbahagiaan.
• Dengan beragama manusia mengetahui dengan pasti untuk apa ia hidup.
• Dengan beragama manusia punya panutan dalam menjalani hidup (QS.
Al-Ahzab [33]: 21).
• Dengan beragama manusia mempunyai tempat berkeluh kesah di saat
mempunyai masalah QS. Al-ma’aarij [70]: 20).
• Dengan beragama manusia tidak hidup seenaknya karena dalam agama
terdapat aturan yg harus dipatuhi (QS. Al-Baqarah [2]: 1-2)
Sumber Historis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju
Kebahagiaan

Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia,


beragama itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling hakiki. Dengan akalnya, manusia mencari Tuhan
dan bisa sampai pada Tuhan. Namun, penemuannya itu
perlu konfirmasi Tuhan melalui wahyu.
Sumber Filosofis tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan

Kebahagiaan bagi seorang muslim didapatkan ketika di dunia dan


di akhirat. Menjalankan agama (dīn) tidak lain adalah upaya menjalankan
kewajiban (dayn) dan menundukkan diri (taslīm) dihadapan Tuhan
melalui penyembahan (‘ibādah) karena setiap manusia senantiasa dalam
keadaan berutang. Orang-orang seperti ini tidak tidak memiliki
kekhawatiran dan tidak pula bersedih hati lantaran pertanyaan-
pertanyaan akan nasib masa depan mereka, sebab ketundukan tersebut
membuat diri mereka dalam kondisi berserah kepada Allah (tawakkal).
Keadaan demikian melahirkan perasaan senantiasa merasa bergantung
kepada-Nya .
Sumber Psikologis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju
Kebahagiaan

Sejalan dengan al-Qur’an, manusia menurut psikologi


adalah makhluk rohani, makhluk jasmani, dan makhluk
sosial. Sebagai makhluk rohani, manusia membutuhkan
ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kebahagiaan
rohani. Menurut teorimistisisme Islam, bahwa Tuhan
Mahasuci, Mahaindah, dan maha segalanya. Tuhan yang
Maha suci itu tidak dapat didekati kecuali oleh jiwa yang
suci.
Sumber Sosiologis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju
Kebahagiaan
Diantara karakter manusia, menurut Al-Quran, manusia
adalah makhluk sosial. Secara horizontal, manusia butuh
berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya baik
flora maupun fauna. Secara vertikal manusia lebih butuh
berinteraksi dengan Zat yang menjadi sebab ada dirinya.
Manusia yang sebenarnya adalah wujud idhāfī yang
sangat membutuhkan Zat yang berwujud secara hakiki,
itulah Allah.
Sumber Pedagogik tentang Pemikiran Agama
sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan

• Pedagogi berarti segala usaha pendidikan yang dilakukan oleh pendidik untuk
membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang.
• Pendidikan sangat erat kaitannya dengan Agama. Bahkan Agama merupakan
landasan terpenting bagi pendidikan. Ilmu pendidikan berlandaskan agama
mengandung makna bahwa agama itu menjadi sumber inspirasi untuk
menyusun ilmu untuk menyusun ilmu atau konsep-konsep pendidikan dan
melaksanakan pendidikan. Teori pendidikan Islam berangkat dari al-Qur’an
dan As-Sunnah, sehingga ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah Rasul itu dijadikan
landasan dalam keseluruhan sistem pendidikan.
Argumen tentang Tauhidullah sebagai
Satu-satunya Model Beragama yang
Benar
Lā ilāha illallāh, itulah landasan teologis agama yang dibawa oleh Rasulullah
dan oleh semua para nabi dan rasul. Makna kalimat tersebut adalah “Tidak
ada Tuhan kecuali Allah;” “Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah;”
“Tidak ada yang dicintai kecuali Allah;” “Tidak ada yang berhak dimintai
tolong/bantuan kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus dituju kecuali Allah;”
“Tidak ada yang harus ditakuti kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus
diminta ridanya kecuali Allah.”
Tauḫīdullāh membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos, dan bidah.
Tauḫīdullāh menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya
daripada manusia.
Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap
Nilai-nilai Tauhid untuk Mencapai
Kebahagiaan

Nilai-nilai hidup yang dibangun di atas jiwa tauhid merupakan nilai


positif, nilai kebenaran dan nilai Ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran
mutlak dan universal. Nilai mutlak dan universal yang terdapat di dalamnya
dapat menjadikan misi agama ini sebagai
rahmatan lil ’alamin, agama yang membawa kedamaian, keselamatan, kesejaht
eraan, dan kebahagiaan umat manusia lahir dan batin. Komitmen terhadap
nilai-nilai universal Al-Qura’n menjadi syarat mutlak untuk memperoleh
kebahagiaan. Roh kebahagiaan adalah jiwa tauhid yang di atas jiwa tauhid
itu nilai-nilai universal dibangun. Komitmen terhadap nilai-nilai itu
merupakan metode dan strategi untuk mendapat kebahagiaan.
Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan agar
menjadi roh kehidupan

• Al-Amanah
Al-amanah artinya terpercaya. Mengapa seseorang terpercaya dan dipercayai karena ia jujur. Kejujuran
menyebabkan sesorang dipercaya (al-amin)

• Al-Adalah
Al-Adalah secara etimologis artinya keadilan. Keadilan dalam perspektif etika Islam adalah adanya
keseimbangan antara hak dan kewaiban. Sesuatu yang menjadi hak kita ,maka menjadi kewajiban bagi
orang lain. Sebaliknya sesuatu yang menjadi hak orang lain maka menjadi kewajiban kita.

• Al-Huriyah
Kebebasan manusia dalam berkehendak dan mewujudkan kehendak dengan perbuatan
adalah hak asasi manusia. Manusia mempunyai kebebasan untuk berfikir dan
mengembangkan pemikirannya lewat ilmu, filsafat, atau pembaruan pemahaman terhadap agama.

Anda mungkin juga menyukai