Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN

AGAMA

BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN


KEBAHAGIAAN

Dosen Pengampu: Sukmawati, S.Ag., M.Pd.i


KELOMPOK III

Khaerunnisa Nasir (220405501027)

ST Nur Indah Sari Arafah (220405501009)

Fitrah Akbar (220405502001


BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN
1. Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan

2. Alasan Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama dapat


Membahagiakan Umat Manusia

3. Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, dan Sosiologis tentang Pemikiran


Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan

4. Argumen tentang Tauhidullah sebagai Satu-satunya Model Beragama yang


Benar

5. Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap Nilai-nilai Tauhid untuk Mencapai


Kebahagiaan
1. Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan
Menurut Al-Alusi bahagia merupakan perasaan senang dan gembira karena
dapat mencapai keinginan atau cita-cita yang dituju dan di impikan.

Menurut Ibnul Qayyim al Jauziyah


berpendapat bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan tenteram karena hati
sehat dan berfungsi dengan baik.

Dalam kitab Mizanul, Amal, Al-Ghazali menyebut bahwa as-sadah (bahagia)


terbagi dua, yaitu:
2. Bahagia hakiki, yaitu kebahagiaan ukhrawi.
Kebahagiaan ukhrawi akan diperoleh dengan modal iman, ilmu, dan amal.
Kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan abadi dan rohani.

2. Bahagia majasi, yaitu kebahagiaan duniawi.


Kebahagiaan duniawi dapat didapat oleh orang yang beriman dan dapat diperoleh
oleh orang yang tidak beriman. Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana
dan tidak abadi.
Karakteristik hati yang sehat yakni:
1. Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.
4. Tidak pernah lupa dari mengingat Allah.
5. Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera ia sadar dan kembali mendekat
dan berdzikir kepada-Nya
6. Jika waktu shalat telah tiba, hentikan segala mengenai duniawi
7. Perhatian terhadap waktu
2. Alasan Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama
dapat Membahagiakan Umat Manusia

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu


sesuatu yang melekat
dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat)
manusia. Kata “fitrah” secara kebahasaan memang asal
maknanya adalah suci. Yang dimaksud suci adalah suci
dari dosa dan suci secara genetis.
Allah berfirman :

Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah
(tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak
mengetahui. (QS Ar-Rum/30:30)
Ayat tersebut mengandung maksud bahwa setiap manusia yang lahir telah
dibekali agama dan yang dimaksud agama adalah agama Islam. Inti agama Islam
adalah tauhidullah. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah
saw, bersabda, “Setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang
menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
Artinya lingkunganlah yang mempengaruhi manusia beralih dari jalan yang
semestinya ke jalan yang tidak di ridha-Nya.Jika manusia hidup tidak sesuai
dengan fitrahnya, maka manusia tidak akan mendapatkan kesenangan,
ketentraman, kenyamanan, dan keamanan, ujungnya tidak ada kebahagiaan .
Sumber Histori, Filosofi, Psikologi, Sosiologi, dan Pedagogi tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagian
Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling hakiki. Secara Filosofi, Nabi Ibrahim as melakukan pencarian Tuhan Secara
Psikologi, Sebagai makhluk rohani, dibutuhkan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan
kebahagiaan rohani. Secara Sosiologi, Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa
hidup sendirian, dan tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa keterlibatan orang lain.Secara
Pedagogi, manusia adalah makhluk budaya. Makhluk yang harus hidup bersama dengan manusia
lain dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat.
4. Argumen tentang Tauhidullah sebagai Satu-satunya
Model Beragama yang Benar
Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos, dan bidah.
Tauhidullah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada manusia. Menurut
hadis qudsi yang menyatakan, “Dan manusia yang
ber- tauhiddullah dengan benarlah yang berpotensii untuk mendekati posisi insan kami.”

Tauhidullah adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum Islam. Hal-hal yang dapat
merusak Tauhidullah
1. Sifat Al-Kibr (sombong)
2. Sifat Azh Zhulm (kezaliman) dan sifat Al-Kizb (kebohongan)
3. Sikap Al-Ifsad (melakukan perusakan)
4. Sikap Al-Ghaflah (lupa)
5. Al-Ijram (Berbuat dosa)
6. Sikap ragu menerima kebenaran
5. Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap Nilai-nilai
Tauhid untuk Mencapai
Kebahagiaan

Allah sebagai Rabb telah menanamkan jiwa Tauhid kepada


seluruh manusia semenjak mereka berada di alam arwah.Nilai-
nilai yang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar
memperoleh kebahagiaan yakni
1. Al - Amanah (Terpercaya)
2. Al- Adalah (adil)
3. Al-Hurriyyah (kebebasan)
syukron

Anda mungkin juga menyukai