AGAMA
Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah
(tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak
mengetahui. (QS Ar-Rum/30:30)
Ayat tersebut mengandung maksud bahwa setiap manusia yang lahir telah
dibekali agama dan yang dimaksud agama adalah agama Islam. Inti agama Islam
adalah tauhidullah. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah
saw, bersabda, “Setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang
menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
Artinya lingkunganlah yang mempengaruhi manusia beralih dari jalan yang
semestinya ke jalan yang tidak di ridha-Nya.Jika manusia hidup tidak sesuai
dengan fitrahnya, maka manusia tidak akan mendapatkan kesenangan,
ketentraman, kenyamanan, dan keamanan, ujungnya tidak ada kebahagiaan .
Sumber Histori, Filosofi, Psikologi, Sosiologi, dan Pedagogi tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagian
Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling hakiki. Secara Filosofi, Nabi Ibrahim as melakukan pencarian Tuhan Secara
Psikologi, Sebagai makhluk rohani, dibutuhkan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan
kebahagiaan rohani. Secara Sosiologi, Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa
hidup sendirian, dan tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa keterlibatan orang lain.Secara
Pedagogi, manusia adalah makhluk budaya. Makhluk yang harus hidup bersama dengan manusia
lain dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat.
4. Argumen tentang Tauhidullah sebagai Satu-satunya
Model Beragama yang Benar
Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos, dan bidah.
Tauhidullah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada manusia. Menurut
hadis qudsi yang menyatakan, “Dan manusia yang
ber- tauhiddullah dengan benarlah yang berpotensii untuk mendekati posisi insan kami.”
Tauhidullah adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum Islam. Hal-hal yang dapat
merusak Tauhidullah
1. Sifat Al-Kibr (sombong)
2. Sifat Azh Zhulm (kezaliman) dan sifat Al-Kizb (kebohongan)
3. Sikap Al-Ifsad (melakukan perusakan)
4. Sikap Al-Ghaflah (lupa)
5. Al-Ijram (Berbuat dosa)
6. Sikap ragu menerima kebenaran
5. Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap Nilai-nilai
Tauhid untuk Mencapai
Kebahagiaan