Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji Organoleptis

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Memeriksa kesesuaian bentuk, bau, rasa dan warna sediaan dengan
spesifikasi yang telah ditentukan
B. Alat dan Bahan : a. Alat : Gelas kimia
b. Bahan : Sediaan larutan uji (sampel)
C. Prosedur Kerja : 1. Disiapkan sedikit larutan pada gelas kimia

2. Kemudian dilakukan uji organoleptis bentuk, bau, rasa dan warna


D. Persyaratan : Bentuk, bau, rasa dan warna sesuai dengan spesifikasi (Yuliana, 2018)

E. Hasil Pengamatan :
Uji organoleptik Bentuk Warna Bau Rasa
Tablet

F. Pembahasan :
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji pH

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Melihat tingkat keasaman sediaan


B. Alat dan Bahan : a. Alat : pH meter, elektroda indicator, jembatan garam
b. Bahan : Sediaan larutan uji (sampel) 100 ml , larutan dapar
C. Prosedur Kerja : Pembuatan Larutan Dapar untuk Pembakuan pH meter :
1. Kalium tettraoksalat 0,05 nt Dilarutkan 12,61 g KH3 (C2O4)2.2H2O
dalam air hingga 1000 ml
2. Kalium biflatat 0,05 m. Dilarutkan 10,12 g KHC6H4O4 yang telah
dikeringkan pada suhu 110° selama 1 jam, dalam air hingga 1000 ml
3. Ekuimolat fosfat 0,05 m. Dilarutkan 3,53 g Na2HPO4 dan 3,39 g
KH2PO4, masing-masing telah dikeringkan pada suhu 120° selama 2
jam dalam air hingga 1000 ml
4. Natrium tetraborat 001 m.. Dilarutkan 3,80 g Na2B4O7.10H2O dalam
air hingga 1000 ml. Lindungi dari penyerapan karbon dioksida

Penetapan pH Larutan :
1. Dipilih 2 larutan dapar untuk pembakuan pH meter yang mempunyai
perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit
2. Diisi sel dengan salah satu larutan dapar untuk pembakuan pada suhu
yang larutan ujinya akan diukur. Pasang kendali pada suhu larutan dan
atur kontrol kalibrasi untuk membuat pH identik dengan yang
tercantum pada tabel.
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

3. Dibilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan dapar untuk
pembakuan yang ke dua, kemudian isi sel dengan larutan tersebut pada suhu
yang sama dengan larutan uji.
4. Ulangi pembakuan hingga kedua larutan dapar untuk pembakuan
memberikan harga pH tidak lebih 0,02 unit pH dari harga yang tertera dalam
table
5. Dibilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan uji, isi sel dengan
sedikit larutan uji dan baca harga pH.

Penetapan skala pH dengan rumus :

pH = pHs + (E-Es)
k
pHs = larutan dapar untuk pembakuan yang tepat
E dan Es = berturut-turut adalah potensial terukur dengan sel galvanic berisi
larutan uji
k = perubahan dalam potensial per perubahan unit dalam pH, secara
teoritis sebesar (0,05916+0,000198 (t-25)) volt pada suhu t

Pembakuan memberikan harga pH tidak lebih dari 0,02 unit pH dari harga
tertera. pH dari larutan dapar ke dua ± 0,7 unit Ph dari harga yang tertera
pada tabel. (Depkes, 1995)
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

D. Persyaratan : Untuk sediaan oral diusahakan pH mendekati netral (pH 7). Nilai pH yang
baik untuk sirup adalah 4-7 (Ermawati, 2021)

E. Hasil Pengamatan :
Replikasi pHs E Es k
1
2
3
Rata-rata

F. Perhitungan :
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji Kejernihan

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Untuk memastikan larutan yang diuji terbebas dari pengotor
B. Alat dan Bahan : a. Alat : Tabung reaksi kaca alas datas diameter 15 mm - 25 mm,
b. Bahan : Sediaan larutan uji (sampel), suspensi padanan, baku
C. Prosedur Kerja : opaselen
Pengujian kejernihan larutan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah baku opaselen lalu suspense padanan yang sesuai dengan cara
yang tertera dibawah
3. Kemudian dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing
larutan zat uji dan suspensi padanan hingga volume larutan dalam
tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm
4. Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan suspensi
padanan, dengan latar belakang hitam. Pengamatan dilakukan dibawah
cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung

Pembuatan Baku Opaselen :


1. Larutkan 1 g hidrazina sulfat P dalam air secukupnya hingga 100 ml
2. Biarkan selama 4-6 jam. Pada 25 ml larutan ini ditambahkan 2,5 g
heksamina P dalam 25 ml air, campur dan biarkan selama 24 jam
3. Untuk membuat baku opaselen, encerkan 15 ml suspense dengan air
hingga 1000 ml
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

Pembuatan Suspensi Padanan :


Buatlah suspense padanan I sampai dengan suspense padanan IV dengan
cara seperti yang tertera pada table. Masing-masing suspense harus
tercampur baik dan dikocok sebelum digunakan.

Supensi Padanan
1 II III IV
Baku opaselen (ml) 5,0 10,0 30,0 50,0
Air (ml) 95,0 90,0 70,0 50,0
D. Persyaratan :
Suatu cairan dikatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau
pelarut yang digunakan bila diamati dibawah kondisi seperti tersebut
diatas atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi padanan I
E. Pembahasan : (Depkes, 1995)
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji Bobot Jenis

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Menghitung nilai viskositas dari sediaan, karena bobot jenis merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi viskositas (Wirasti dkk, 2020)
B. Alat dan Bahan : a. Alat : Piknometer dan termometer
b. Bahan : Sediaan larutan uji (sampel)
C. Prosedur Kerja : 1. Didihkan air secukupnya pada suhu 25°

2. Dibersihkan piknometer lalu dikalibrasi dengan menetapkan bobot


piknometer dan bobot air yang baru didihkan
3. Diatur suhu larutan uji lebih kurang 20°, masukkan kedalam
piknometer
4. Diatur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25°, buang
kelebihan zat uji dan timbang
5. Dikurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang
telah diisi
6. Bobot jenis diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air
dalam piknometer (Depkes, 1995)

Keterangan :
A : bobot piknometer kosong
A1 : bobot piknometer berisi air (g)
A2 : bobot piknometer berisi sediaan (g)
BJ : bobot jenis (g/mL) (Wirasti dkk, 2020)
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

D. Persyaratan : Bobot jenis sediaan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
syarat bobot jenis sirup yang baik yaitu lebih dari 1,3 g/mL (Ermawati,
2021)
E. Hasil Pengamatan :

Replikas Bobot piknometer Bobot piknometer Bobot piknometer Bj air pada suhu Hasil (bj
i kosong (g) berisi air (g) berisi sediaan (g) ruang (g/ml) larutan
uji)
1
2
F. 3

Perhitungan :
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji Viskositas

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Melihat tingkat alir suatu zat, semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambatt
B. Alat dan Bahan : a. Alat : Viskometer tipe Ostwald atau Tipe Ubbelohde
b. Bahan : Sediaan larutan uji (sampel)
C. Prosedur Kerja : Penetapan dengan Viskometer Ostwald

1. Diisi tabung dengan sejumlah tertentu minyak atur suhu pada 20


derajat ± 0,1 derajat
2. Diatur meniskus cairan dalam tabung kapiler hingga garis graduasi
teratas dengan bantuan tekanan atau pengisapan
3. Dibuka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairab dapat
mengalir bebas ke dalam wadah melawan tekanan atmosfer
4. Dicatat waktu, dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari
batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler
Perhitungan :
k = v/dt v = kekentalan cairan yang diketahui dalam sentipoise
d = bobot jenis cairan uji pada 20º/20º
t = waktu mengalir cairan dalam detik

(Depkes RI, 1995)


LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

Adapun cara lainnya dengan viscometer Ostwald :


1. Gelas beker diisi dengan cairan dan diletakkan sedemikian rupa
sehingga ujung pipa
2. viskosimeter bagian bawah tercelup ke dalam cairan kira – kira 5
cm.
3. Tabung viskosimeter dicuci dengan cara menghisap cairan sampai
di atas tanda pada
4. pipa kapiler bagian atas, penghisapan dihentikan dan cairan
dibiarkan mengalir turun.
5. Untuk memulai pengambilan data, cairan dihisap sampai di atas
tanda pada pipa kapiler
6. bagian atas dan cairan tersebut dibiarkan mengalir turun. Tepat
pada saat cairan
7. melewati tanda tersebut, stopwatch dijalankan dan ketika cairan
melewati tanda pada
8. pipa kapiler bagian bawah, stopwatch dimatikan dan hasil
pembacaan stopwatch dicatat.
9. Pengukuran diulangi sebanyak 5 kali kemudian dihitung rata –
ratanya.
10. Viskositas sediaan uji dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut

D. Persyaratan :

Persyaratan viskositas sediaan yaitu 10 – 30 cps (Ermawati, 2021)


LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

E. Hasil Pengamatan :
Replikasi V D t (detik) k
1
2
3
Rata-rata

F. Perhitungan :
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN FARMASI

EVALUASI LARUTAN
Uji Volume Terpindahkan

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :

A. Tujuan Pengujian : Dilakukan sebagai jaminan bahwa sediaan yang dikemas dalam wadah,
jika dipindahkan dari wadah aslinya, akan memberikan volume sediaan
seperti yang tertera pada etiket (Depkes RI, 1995)
a. Alat : Gelas ukur dan botol
B. Alat dan Bahan : b. Bahan : Sediaan Larutan uji (sampel)
1 Dituang 10 larutan zat uji dari setiap wadah secara perlahan-lahan ke
C. Prosedur Kerja :
dalam gelas ukur kering terpsah dengan kapasitas gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur
2 Didiamkan larutan uji ini tidak lebih dari 30 menit sampai terbebas
dari gelembung udara lalu hitung volume rata-rata larutan
3 Dilakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan
D. Persyaratan : volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%,
dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari volume yang
dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100%
tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadah pun volumenya
kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih
dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90%
dari volume yang tertera pada etiket. Volume rata-rata larutan, suspensi,
atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari
volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah
volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera
pada etiket. (Depkes, 1995).

Anda mungkin juga menyukai