Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ANALISIS FARMASI SEDIAAN SOLIDA DAN KOSMETIKA

ANALISIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF HPLC


Hari/Tanggal : Rabu/ 20 Mei 2020
Sjift/Kelompok : Shift A/ 4
Waktu Praktikum : 07.00 – 10.00
Asisten : 1. Alya Luthfiyani Heryadi
2. Hanun Nabila

DISUSUN OLEH:
Aulia Zulfa 260110180020
Nurhanifah P. 260110180021
Wilda Nichairin 260110180022
Gabriella Joan C. 260110180023
Nur Alifa Agus 260110180024
Karina Olga W. 260110180025

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI DAN KIMIA MEDISINAL


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
TAHAP PREPARASI STANDAR DAN SAMPEL
1. Pembuatan Larutan Standar Kafein
a. Timbang 25 mg kafein
b. Masukkan serbuk kafein ke dalam labu ukur 10ml
c. Larutkan dengan metanol p.a setengah dulu lalu diultrasonik sampai larut
lalu tambahkan lagi metanol p.a sampai tanda batas kocok sampai larut
sempurna

2. Pembuatan larutan standar parasetamol


a. Timbang 25 mg kafein
b. Masukkan serbuk kafein ke dalam labu ukur 25ml
c. Larutkan dengan metanol p.a setengah dulu lalu diultrasonik sampai larut
d. Pipet 1 ml kafein lalu dimasukan ke dalam labu ukur yang berisi
parasetamol
e. Tambahkan metanol p.a sampai tanda batas, kocok sampai larut sempurna

3. Pengenceran Larutan Induk Standar


a. Dibuat sebanyak 2 larutan induk standar
b. Larutan induk pertama untuk pengenceran 1 dan 2 sedangkan larutan induk
kedua untuk pengenceran 3, 4 dan 5
c. Di pipet 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml ke dalam labu ukur 10 ml
d. Tambahkan metanol p.a ke dalam labu ukur
e. Didapatkan larutan standar kafein-parasetamol dengan konsentrasi 1 ppm,
2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan juga 5 ppm
f. Sebelum di analisis saring larutan standar dengan membran nilon 0,2
mikrometer

4. Preparasi Sampel
a. Digunakan sampel yang mengandung 600 mg parasetamol dan 50 mg kafein
b. Sampel tablet ditimbang satu persatu untuk menghitung bobot rata-rata
tablet
c. Gerus tablet hingga homogen
d. Setelah halus sampel ditimbang sehingga mengandung parasetamol 50 mg
dan kafein 5 mg, penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali
e. Larutkan dengan metanol p.a setengah dulu lalu diultrasonik sampai larut
semua dan tambahkan metanol p.a sampai tanda batas lalu kocok sampai
larut sempurna, lakukan hal yang sama pada semua labu ukur

5. Pengenceran Larutan Sampel


a. Pipet masing-masing larutan sampel sebanyak 1 ml lalu masukkan ke dalam
labu ukur 10 ml dan diencerkan menggunakan metanol p.a sampai tanda
batas, dilakukan sebanyak 3 kali
b. Sebelum di analisis saring larutan sampel dengan membran nilon 0,2
mikrometer

TAHAP PEMBUATAN FASE GERAK DAN KESETIMBANGAN FASE


GERAK DAN FASE DIAM
A. Pembuatan Fase Gerak
Pembuatan dilakukan di dalam lemari asam yang terdiri dari aquabidest,
metanol, dan asam asetat glasial dengan perbandingan masing-masing 138, 56,
dan 6.
1. Mengambil 138 ml aquabidest menggunakan gelas ukur kedalam
erlenmeyer
2. Mengambil 56 ml metanol menggunakan gelas ukur kedalam erlenmeyer
3. Mengambil 6 ml asam asetat glasial menggunakan pipet ukur kedalam
erlenmeyer
4. Mengecek pH eluen dengan menggunakan pH meter
5. Menambahkan NaOH sampai didapat pH 3.35 ± 0.02
6. Menyaring eluen dengan membran nilon 0.2 mikrometer

B. Kesetimbangan Fase Diam dan Fase Gerak


1. Membaca Instruksi KE HPLC terlebih dahulu
2. Membuka Software
3. Mengatur menjadi kondisi HPLC , yaitu :
a. Laju alir 1 mL/menit
b. Panjang gelombang 275 nm
c. Waktu analisis 15 menit
4. Memastikan detektor menyala dan terkoneksi dengan komputer
5. Menyimpan kondisi HPLC yang sudah diatur
6. Mendownload ke alat HPLC kemudian pompa eluen bisa dijalankan dan
biarkan terjadi kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak sampai
didapatkan respon yang stabil, lurus dan tidak ada puncak

TAHAP ANALISIS KUALITATIF


Dalam video tidak terdapat penjelasan mengenai analisis kualitatif pada
sampel tablet menggunakan HPLC. Adapun analisis kualitatif sampel tablet dengan
HPLC bisa dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan waktu retensi
standar dengan waktu retensi sampel.
Jika sampel tidak menghasilkan puncak pada waktu retensi (tR) yang
sama dengan standar, yang dijalankan dalam kondisi identik tertentu maka dapat
diasumsikan senyawa ini tidak ada dalam sampel atau kadar dibawah limit deteksi
dari prosedur. Sebaliknya, jika puncak pada waktu retensi sampel sama dengan
standar, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sampel terkandung senyawa
tersebut.
(Susanti dan Dachriyanus, 2017)
Digunakan waktu retensi sebagai dasar uji kualitatif karena tiap senyawa
memiliki waktu retensi yang spesifik pada kondisi tertentu seperti kolom, suhu,
laju, dan sebagainya (Noegrahati, 1994)
Adapun tahap analisis kualitatif dengan membandingkan waktu retensi
dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat larutan standar senyawa yang diduga ada dalam sampel
2. Membuat larutan sampel dengan konsentrasi yang sama dengan
larutan standar
3. Mengatur kondisi HPLC
4. Larutan standar disuntikkan pada kolom dan di running sehingga
mendapatkan data waktu retensi
5. Larutan sampel disuntikkan pada kolom dan di running sehingga
didapat data waktu retensinya
6. Membandingkan waktu retensi sampel dengan standar
(Rohman dan Sumantri, 2018)

TAHAP ANALISIS KUANTITATIF


1. Mengatur kondisi HPLC

2. Mengatur kondisi analisis kuantitatif


- Klik “method”, klik “data analysis parameters”
- Klik “kuantitatif”, lalu mengisi jumlah deret standard dan konsentrasi yang
digunakan pada kolom
- Klik “compound table”, lalu mengisi nama senyawa (parasetamol dan
kafein) dan waktu retensi dari komponen peak serta konsentrasi dari deret
standar
- Klik “performance”, lalu mengisi panjang kolom yang digunakan (25 cm)
- Simpan data

3. Mengatur penyuntikan larutan standar dan larutan sampel


- Klik “batch table”
- Klik “wizard”
- Klik “new”, lalu klik “baseline check”, lalu klik “next”
Baseline atau autozero, kolom dialiri eluen terlebih dahulu agar jenuh
selama ± 15 menit
- Muncul tampilan standar location, lalu memilih “unknown only” untuk
sampel, “standar only” untuk larutan standar, dan “standar & unknown”
untuk larutan standar dan larutan sampel
- Klik “next”
- Muncul tampilan standar sampel, lalu mengisi nama larutan standar dan
jumlah level kurva kalibrasi (5 level)
- Klik “clear all calibration at the beginning”
- Klik “next”
- Muncul tampilan unknown sampel, mengisi nama sampel dan jumlah
pengulangan yang diinginkan pada kolom repetisi (3 kali)
- Klik “next”
- Simpan data
- Syringe yang digunakan dibilas dengan larutan uji terlebih dahulu
sebanyak 3 kali
- Kemudian larutan uji diambil menggunakan syringe (minimal 60). Jika
terdapat gelembung dalam syringe maka harus dikeluarkan
- Mengubah posisi loop ke atas
- Memasukkan ujung syringe sepenuhnya lalu menginjeksikan larutan uji
- Mengubah posisi loop ke bawah
- Menunggu sampai 15 menit hingga peak muncul (peak parasetamol di
depan dan peak kafein di belakang)

4. Report hasil analisis


- Klik “report”
- Klik “report format”
- Klik format yang diinginkan 2 kali
- Klik “format data” lalu memilih data yang diinginkan
- Klik “preview” untuk melihat hasilnya
- Klik “print” untuk mencetak hasil analisis
- Hasil yang didapat yaitu waktu retensi, konsentrasi (ppm), tailing factor,
resolusi, N, H
- Perhitungan

- Membandingkan hasil perhitungan dengan literatur

5. Pencucian kolom dan mematikan alat HPLC


- Kolom dan selang dicuci dengan aquadest steril selama minimal 1 jam
- Kemudian dilanjutkan dengan mencuci menggunakan metanol selama 30-
60 menit untuk menghindari tumbuhnya jamur
- Mematikan Alat HPLC

ALASAN PADA METODE


Alasan digunakan metanol sebagai pelarut dalam pembuatan larutan standar
kafein dan parasetamol serta larutan sampel karena kafein dan parasetamol mudah
larut dalam metanol. Hal ini juga didukung sifat kepolarannya dimana kafein,
parasetamol, dan metanol sama-sama bersifat polar. Proses pelarutan menggunakan
ultrasonik agar larutan homogen dengan baik
Alasan larutan standar, larutan sampel, dan eluen disaring terlebih dahulu
sebelum dianalisis adalah karena larutan yang akan diinjeksikan ke kolom HPLC
harus dipastikan benar-benar jernih tanpa adanya pengotor atau partikulat yang bisa
mengganggu proses analisis.
Alasan penggunaan fase gerak aquabidest:metanol:asam asetat glasial
adalah karena senyawa yang akan dianalisis adalah parasetamol dan kafein, dimana
kedua senyawa ini bersifat polar (log P keduanya sangat kecil), oleh karena itu perlu
dipilih fase gerak yang bersifat polar juga. Adapun aquabidest, metanol, dan asam
asetat glasial bersifat polar. Alasan fase gerak dibuat dalam pH 3,5 adalah karena
syarat dalam penggunaan kolom C-18 harus dalam suasana pH 2,5-7,5, tidak boleh
melebihi pH 7,5 karena jika melebihi pH 7,5 kolom C-18 bisa terhidrolisis.
Pada tahap penyuntikan sampel ke dalam kolom dilakukan baseline atau
autozero terlebih dahulu yaitu kolom dialiri eluen terlebih dahulu selama ± 15 menit
agar jenuh selama. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali repetisi bertujuan agar hasil
yang didapatkan lebih akurat. Pada tahap ini dilakukan pembilasan syringe
sebanyak 3 kali. Tujuannya agar syringe telah terlapisi larutan uji. Kemudian
pengambilan larutan uji dengan syringe tidak boleh terdapat gelembung
didalamnya. Tujuannya agar volume yang diinjeksikan tepat dan tidak terdapat jeda
karena udara pada proses injeksi larutan uji.
Tujuan pencucian kolom dan selang HPLC adalah agar alat-alatnya kembali
bersih, tidak mudah rusak, dan terawat. Pencucian dengan metanol ditujukan untuk
mencegah tumbuhnya jamur. Selain itu kolom juga siap digunakan kembali pada
pengujian berikutnya.
HASIL PERHITUNGAN
● Kurva kalibrasi

Area puncak parasetamol tablet : 45205


y = 35657x + 80,803
45205 = 35657x + 80,803
45205−80,803
x = 35657

x = 1,2655 mg/100 mL

● Faktor Pengenceran
100 100
Fp = x = 40
25 10

● Konsentrasi parasetamol pada sampel


Maka x= 1,2655 x 40 =50,62 mg/100 ml

● Mg Parasetamol pada sampel 250 mL


50,62 𝑚𝑔
Mg Paracetamol = x 250 mL
100 𝑚𝐿

= 126,47 mg

● Bobot Paracetamol Teoritis Serbuk 150,5 mg


- Bobot 20 tablet : 12,1891 g
- Bobot serbuk tablet yang diambil untuk analisis : 150,5 mg
Bobot Parasetamol
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑃𝐶𝑇 20 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝐶𝑇 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 150,5 𝑚𝑔
=
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 20 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
500 𝑥 20 𝑥
=
12189,1 150,5
10000 𝑥
=
12189,1 150,5
10.000 .150,5
𝑥= 12189,1

𝑥=123,47 𝑚𝑔
Jadi bobot PCT dalam serbuk sebanyak 123,47 mg

● Mg Paracetamol tiap tablet


500
Mg Paracetamol tiap tablet = 123,47x 126,47

= 512,149 mg

● Persen Kadar
512,149
% kadar : x 100% = 102,42%
500

KESIMPULAN
Tablet parasetamol dikatakan memenuhi syarat apabila kadar parasetamol di dalam
tablet sebesar 90% - 110% (Depkes RI, 2014). Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa tablet tersebut memenuhi syarat
berdasarkan kandungan paracetamolnya karena memiliki kadar paracetamol
sebesar 102,42%.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.
Noegrohati, S. 1994. Pengantar Kromatografi. UGM Press: Yogyakarta.
Rohman, A., dan Sumantri. 2018. Analisis Makanan. Yogyakarta:Tim UGM Press.
Susanti, M., dan Dachriyanus. 2017. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI.
Padang: LPTIK Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai