b Faktor kapasitas/retensi
Faktor kapasitas merupakan ciri khas suatu analit pada kondisi tertentu,
yaitu pada komposisi fase gerak, suhu dan jenis kolom (panjang kolom,
diameter kolom dan ketebalan lapisan film) tertentu. Meskipun suatu puncak
kromatogram dapat diidentifikasi melalui waktu retensinya namun akan lebih
baik bila diidentifikasi dengan menggunakan faktor kapasitas karena harga
waktu retensi dapat berubah-ubah sesuai dengan panjang kolom dan
kecepatan alir fase geraknya.
Faktor kapasitas dapat memberikan gambaran dimana puncak-puncak
analit terelusi secara relatif terhadap puncak fase geraknya. Faktor kapasitas
k’ dinyatakan sebagai berikut:
k’= (tR−¿)
¿
Dimana: tR-to : waktu retensi terkoreksi
to : waktu retensi fase gerak
Harga faktor kapasitas k’ yang baik adalah berkisar antara 2 dan 10. Bila
harga k’ kecil berarti analit ditahan sedikit oleh kolom dan terelusi dekat
dengan puncak fase gerak. Ini menghasilkan pemisahan yang kurang bagus.
Harga k’ yang besar (misalnya 20 – 30 menit) menunjukkan pemisahan yang
baik tetapi menyebabkan waktu analisis terlalu lama.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 8)
c Selektivitas
Kemampuan fase diam untuk memisahkan 2 komponen ( komponen 1 dan
komponen 2), dimana komponen 2 sangat tertahan dibandingkan komponen
1 ditentukan oleh partisi atau rasio relatifnya, sehingga tergantung pada
factor kapasitasnya pada fase diam tertentu. Selektivitas (α) merupakan nilai
retensi relative tiap komponen oleh fase diam.
k2
α=
k1
sehingga
t 2−t 0
α=
t 1−t 0
Selektivitas untuk pasangan puncak yang bersebelahan merupakan fungsi
jenis fase diam yang digunakan, fase gerak dan suhu kolom, dan harus
dioptimasi terutama untuk komponen yang paling sukar terpisah selama
elusi. Supaya pemisahan terjadi, maka nilai α harus lebih besar dari 1.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 9)
d Resolusi
Tujuan kromatogarfi ialah memisahkan komponen cuplikan dalam waktu
yang masuk akal, menjadi pita atau puncak ketika cuplikan itu bergerak
melalui kolom.
Daya pisah R antara dua puncak dapat diukur secara kuantitatif sebagai
berikut :
(tR 2−tR 1)
R=
0,5(W 2+W 1)
Dimana tR : waktu retensi komponen
W : lebar alas puncak
Pemisahan dua puncak dengan R ≥ 1,5 merupakan harga resolusi ideal,
dimana dua puncak terpisah secara sempurna. Bila pada suatu analisis
diperoleh R <1,5 maka untuk meningkatkan harga R oleh fase diam dapat
dilakukan dengan menggunakan kolom yang lebih panjang sehingga
menambah jumlah pelat teoritis.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 19)
e Faktor Simetris
Faktor simetri atau tailing faktor yaitu terjadinya pengekoran pada
kromatoggram sehingga bentuk kromatogram menjadi tidak simetris,
rumusnya:
bc
TF =
ac
Untuk kromatogram yang memberikan harga TF = 1 berarti kromatogram
tersebut benar-benar simetris. Harga TF > 1 berarti kromatogram tersebut
mengekor (tailing), makin besar harga TF makin tidak efisien kolom yang
dipakai. Bila harga TF < 1 berarti kromatogram mengandung (fronting). Jadi
harga TF dapat digunakan sebagai pedoman untuk melihat efisiensi kolom
kromatografi.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 20)
4. Sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing komponen HPLC?
Jawaban:
Komponen komponen utama pada KCKT adalah sebagai berikut: (1) wadah fase
gerak, (2) pompa untuk mengalirkan fase gerak, (3) alat untuk memasukkan
sampel, (4) kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7)
tabung penghubung, dan (8) suatu komputer atau integrator untuk mengolah
data sinyal sehingga diperoleh suatu kromatogram. Diagram blok sistem KCKT
ditunjukkan oleh Gambar (Rohman Abdul, 2020: 108)
1) Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak merupakan wadah untuk menampung fase gerak yang
digunakan selama proses pemisahan dengan KCKT. Wadah ini harus bersih
dan lembam (inert) atau tidak bereaksi dengan komponen fase gerak.
Sebagai wadah fase gerak, dapat digunakan wadah pelarut kosong ataupun
labu laboratorium. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara
1 sampai 2 liter.
(Rohman Andul, 2020: 109)
2) Pompa
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah
untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat,
reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam
KCKT, yaitu pompa dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran fase
gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan
sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan
konstan.
(Rohman Andul, 2020: 114)
3) Kolom
Kolom pada KCKT merupakan bagian yang sangat penting, sebab
pemisahan komponen – komponen sampel akan terjadi di dalam kolom.
Kolom KCKT dibuat dalam bentuk lurus yang dimaksudkan untuk efisiensi
kolom, sehingga didapkan harga H minimal.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 62)
4) Detektor
Suatu detektor dibutuhkan pada KCKT untuk mendeteksi adanya komponen
analit (analisis kualitatif) yang berhasil dielusi dari dalam kolom dan
menentukan kadarnya (analisis kuantitatif).
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 66)
5) Injektor/Alat untuk memasukkan sampel
Injeksi sampel untuk dianalisis dengan metoda KCKT merupakan tahap yang
penting, karena meskipun kolom telah memadai hasil kromatogram yang
ditampilkan tidak akan memadai kalau injeksi sampel tidak dilakukan dengan
tepat. Kedaan ini akan menjadi suatu keharusan jika yang dituju adalah
analisis kuantitatif dengan KCKT.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 60)
6) Komputer, integrator, atau Recorder
Alat pengumpul data seperti komputer, integrator, atau recorder, dihubungkan
dengan detektor. Alat ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan
oleh detektor, lalu memplotkannya sebagai suatu kromatogram yang
selanjutnya dapat dievaluasi oleh seorang analis (pengguna).
(Rohman Andul, 2020: 125)
5. Hitung RSD dari data di bawah ini sertakan dengan cara penyelesaiannya:
Rohman, Abdul. 2020. Analisis Farmasi dengan Kromatografi Cair. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Santoso U., Setyaningsih, W., Ningrum, A., Ardhi, A., & Sudarmanto. Analisis Pangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Susanti, Meri., & Dachriyanus. 2014. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang:
Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK)
Universitas Andalas
Tanzil, L., Astuti, S. I., & Rachmawati, S. R. 2016. Pengujian Mutu Tablet Metronidazol
500 Mg Generik Berlogo dan Bermerek Dagang yang Beredar di Wilayah Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Jurnal Kesehatan, 7(3), 412-419.
Lampiran
Nomor 1
Nomor 2
Nomor 3
Nomor 4