Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan yang dimaksud dengan HPLC/KCKT? (min 3 literatur)


Jawaban:
a High performance liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair
kinerja tinggi merupakan teknik pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi
komponen dalam campuran (Santoso Umar dkk, 2020: 249).
b High performance liquid chromatography (HPLC) merupakan metode deteksi
kuantitatif dan kualitatif yang sensitivitasnya sangat tinggi untuk berbagai
senyawa kimia dalam sampel (Firmansyah A dkk, 2021: 75).
c Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan jenis kromatografi yang penggunaannya
paling luas. Hampir semua laboratorium analisis kimia memiliki instrumen
KCKT. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan dan pemurnian
senyawa obat serta untuk analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan
farmasetika. Lebih lanjut, KCKT juga dapat digunakan untuk identifikasi
kualitatif senyawa obat dengan mendasarkan pada parameter waktu retensi
senyawa obat standar dan senyawa obat dalam sampel (Rohman Abdul,
2020: 107).
2. Jelaskan cara penentuan kadar Metronidazole dengan metode KCKT?
Jawaban:
Uji Penetapan Kadar
Penetapan kadar dilakukan dengan metode KCKT yang dilengkapi dengan
detektor UV  254 nm dan kolom RP-18 panjang 250 mm, laju aliran diatur lebih
kurang 1,5 mL/menit. Tahapan kerja yang dilakukan sebagai berikut:
a Pembuatan Fase
Gerak Fase gerak dibuat dengan mencampurkan air dan metanol
dengan perbandingan 80 dan 20, kemudian disaring dan diawaudarakan.
Fase gerak digunakan sebagai fase gerak pada sistem KCKT, sebagai
pelarut pada pembuatan larutan standar metronidazol dan larutan uji.
b Pembuatan Larutan Standar Metronidazol
Ditimbang saksama 20 mg metronidazol BPFI, kemudian dilarutkan
dengan fase gerak dalam labu tentukur 20 mL sampai tanda pada labu. Dari
larutan tersebut dipipet masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL,
dimasukkan dalam labu tentukur 10 mL dan diencerkan dengan fase gerak
sampai tanda pada labu, sehingga didapatkan lima macam larutan standar
dengan konsentrasi masing-masing 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm
dan 500 ppm selanjutnya kelima larutan standar tersebut disaring dengan
penyaring kromatografi porositas 0,45 μm ke dalam tabung reaksi.
c Pembuatan Larutan Uji
Ditimbang serbuk tablet setara dengan 15 mg metronidazol (serbuk
tablet yang digunakan adalah sama dengan yang digunakan untuk uji
identifikasi), masukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, ditambahkan metanol
P, dikocok secara mekanik sampai serbuk larut, diencerkan dengan metanol
P sampai tanda (kadar 300 ppm), lalu disaring dengan penyaring
kromatografi porositas 0,45 μm ke dalam tabung reaksi.
d Pengukuran Larutan Standar Metronidazol
Disuntikkan larutan standar metronidazol seri yang telah dibuat
sebanyak 20 μL ke dalam sistem kromatografi, dari data hasil pengukuran
lalu dibuat persamaan kurva kalibrasi. Rumus persamaan kurva kalibrasi
sama seperti pada kurva kalibrasi uji disolusi, dengan mengganti nilai y dari
serapan menjadi luas area puncak. 5
e Pengukuran Larutan Uji
Disuntikkan larutan uji yang telah dibuat sebanyak 20 μL kedalam
sistem kromatografi, kemudian dari data hasil pengukuran dihitung kadar zat
uji dengan menggunakan persamaan kurva kalibrasi.
Uji penetapan kadar dinyatakan memenuhi syarat jika tablet
mengandung metronidazol, C5H9N3O3, tidak kurang dari 90,0 % dan tidak
lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
(Tanzil Lisawati dkk, 2016: 414-415)
3. Jelaskan parameter-parameter fungsi kesesuaian system HPLC beseta
rumus dan persyaratan?
Jawaban:
parameter-parameter fungsi kesesuaian system HPLC
a Waktu retensi atau waktu tambat (retention time; TR)
Selang waktu yang diperlukan oleh analit mulai saat injeksi sampai keluar
dari kolom dan sinyalnya secara maksimal ditangkap oleh detektor disebut
sebagai waktu retensi (retention time) atau waktu tambat. Waktu retensi
analit yang tertahan pada fase diam dinyatakan dengan tR, sedangkan
waktu retensi analit yang tidak tertahan pada fase diam atau sering disebut
sebagai waktu retensi pelarut pengelusi dinyatakan sebagai to atau tM.
Perhitungan waktu retensi kromatogram; to adalah waktu retensi pelarut
pengelusi, tR1 & tR2 adalah waktu retensi analit 1 dan analit 2
Waktu retensi analit dikurangi dengan waktu retensi pelarut pengelusi
atau pelarut pengelusi campur disebut sebagai waktu retensi terkoreksi yang
dinyatakan sebagai tR’.
tR'  tR tM
Waktu retensi yang dinyatakan dalam satuan (menit) memberikan arti
yang sangat penting dalam analisa kualitatif dengan KCKT.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 7)

b Faktor kapasitas/retensi
Faktor kapasitas merupakan ciri khas suatu analit pada kondisi tertentu,
yaitu pada komposisi fase gerak, suhu dan jenis kolom (panjang kolom,
diameter kolom dan ketebalan lapisan film) tertentu. Meskipun suatu puncak
kromatogram dapat diidentifikasi melalui waktu retensinya namun akan lebih
baik bila diidentifikasi dengan menggunakan faktor kapasitas karena harga
waktu retensi dapat berubah-ubah sesuai dengan panjang kolom dan
kecepatan alir fase geraknya.
Faktor kapasitas dapat memberikan gambaran dimana puncak-puncak
analit terelusi secara relatif terhadap puncak fase geraknya. Faktor kapasitas
k’ dinyatakan sebagai berikut:
k’= (tR−¿)
¿
Dimana: tR-to : waktu retensi terkoreksi
to : waktu retensi fase gerak
Harga faktor kapasitas k’ yang baik adalah berkisar antara 2 dan 10. Bila
harga k’ kecil berarti analit ditahan sedikit oleh kolom dan terelusi dekat
dengan puncak fase gerak. Ini menghasilkan pemisahan yang kurang bagus.
Harga k’ yang besar (misalnya 20 – 30 menit) menunjukkan pemisahan yang
baik tetapi menyebabkan waktu analisis terlalu lama.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 8)
c Selektivitas
Kemampuan fase diam untuk memisahkan 2 komponen ( komponen 1 dan
komponen 2), dimana komponen 2 sangat tertahan dibandingkan komponen
1 ditentukan oleh partisi atau rasio relatifnya, sehingga tergantung pada
factor kapasitasnya pada fase diam tertentu. Selektivitas (α) merupakan nilai
retensi relative tiap komponen oleh fase diam.
k2
α=
k1
sehingga
t 2−t 0
α=
t 1−t 0
Selektivitas untuk pasangan puncak yang bersebelahan merupakan fungsi
jenis fase diam yang digunakan, fase gerak dan suhu kolom, dan harus
dioptimasi terutama untuk komponen yang paling sukar terpisah selama
elusi. Supaya pemisahan terjadi, maka nilai α harus lebih besar dari 1.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 9)
d Resolusi
Tujuan kromatogarfi ialah memisahkan komponen cuplikan dalam waktu
yang masuk akal, menjadi pita atau puncak ketika cuplikan itu bergerak
melalui kolom.
Daya pisah R antara dua puncak dapat diukur secara kuantitatif sebagai
berikut :
(tR 2−tR 1)
R=
0,5(W 2+W 1)
Dimana tR : waktu retensi komponen
W : lebar alas puncak
Pemisahan dua puncak dengan R ≥ 1,5 merupakan harga resolusi ideal,
dimana dua puncak terpisah secara sempurna. Bila pada suatu analisis
diperoleh R <1,5 maka untuk meningkatkan harga R oleh fase diam dapat
dilakukan dengan menggunakan kolom yang lebih panjang sehingga
menambah jumlah pelat teoritis.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 19)
e Faktor Simetris
Faktor simetri atau tailing faktor yaitu terjadinya pengekoran pada
kromatoggram sehingga bentuk kromatogram menjadi tidak simetris,
rumusnya:
bc
TF =
ac
Untuk kromatogram yang memberikan harga TF = 1 berarti kromatogram
tersebut benar-benar simetris. Harga TF > 1 berarti kromatogram tersebut
mengekor (tailing), makin besar harga TF makin tidak efisien kolom yang
dipakai. Bila harga TF < 1 berarti kromatogram mengandung (fronting). Jadi
harga TF dapat digunakan sebagai pedoman untuk melihat efisiensi kolom
kromatografi.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 20)
4. Sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing komponen HPLC?
Jawaban:
Komponen komponen utama pada KCKT adalah sebagai berikut: (1) wadah fase
gerak, (2) pompa untuk mengalirkan fase gerak, (3) alat untuk memasukkan
sampel, (4) kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7)
tabung penghubung, dan (8) suatu komputer atau integrator untuk mengolah
data sinyal sehingga diperoleh suatu kromatogram. Diagram blok sistem KCKT
ditunjukkan oleh Gambar (Rohman Abdul, 2020: 108)
1) Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak merupakan wadah untuk menampung fase gerak yang
digunakan selama proses pemisahan dengan KCKT. Wadah ini harus bersih
dan lembam (inert) atau tidak bereaksi dengan komponen fase gerak.
Sebagai wadah fase gerak, dapat digunakan wadah pelarut kosong ataupun
labu laboratorium. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara
1 sampai 2 liter.
(Rohman Andul, 2020: 109)
2) Pompa
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah
untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat,
reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam
KCKT, yaitu pompa dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran fase
gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan
sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan
konstan.
(Rohman Andul, 2020: 114)
3) Kolom
Kolom pada KCKT merupakan bagian yang sangat penting, sebab
pemisahan komponen – komponen sampel akan terjadi di dalam kolom.
Kolom KCKT dibuat dalam bentuk lurus yang dimaksudkan untuk efisiensi
kolom, sehingga didapkan harga H minimal.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 62)
4) Detektor
Suatu detektor dibutuhkan pada KCKT untuk mendeteksi adanya komponen
analit (analisis kualitatif) yang berhasil dielusi dari dalam kolom dan
menentukan kadarnya (analisis kuantitatif).
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 66)
5) Injektor/Alat untuk memasukkan sampel
Injeksi sampel untuk dianalisis dengan metoda KCKT merupakan tahap yang
penting, karena meskipun kolom telah memadai hasil kromatogram yang
ditampilkan tidak akan memadai kalau injeksi sampel tidak dilakukan dengan
tepat. Kedaan ini akan menjadi suatu keharusan jika yang dituju adalah
analisis kuantitatif dengan KCKT.
(Susanti & Dachriyanus, 2014: 60)
6) Komputer, integrator, atau Recorder
Alat pengumpul data seperti komputer, integrator, atau recorder, dihubungkan
dengan detektor. Alat ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan
oleh detektor, lalu memplotkannya sebagai suatu kromatogram yang
selanjutnya dapat dievaluasi oleh seorang analis (pengguna).
(Rohman Andul, 2020: 125)
5. Hitung RSD dari data di bawah ini sertakan dengan cara penyelesaiannya:

Replikasi Luas Area


1 1521598
2 1503887
3 1500787
4 1508877
5 1512580
RSD 0, 537819%
Jawaban:
1503887+1521598+1508877+1500787+1512580
Rata-rata (~
x) =
5
7547729
=
5
= 1509545,8
SD
RSD = ~ x 100 %
x
Ket:
SD= Standar Deviasi
~
x= Rata-Rata Luas Area
Perhitungan:
Replikasi 1 = (1521598-1509545,8)2
= (12052,2)2
= 145255524,84
Replikasi 2 = (1503887-1509545,8)2
= (-5658,8)2
= 32022017,44
Replikasi 3 = (1508877-1509545,8)2
= (-668,8)2
= 447293,44
Replikasi 4 = (1500787-1509545,8)2
= (-8758,8)2
= 76716577,44
Replikasi 5 = (1512580-1509545,8)2
= (3034,2)2
= 9206369,64
263647782,8
SD =
√ 4
= √ 65911945,7
= 8118,6172283
SD
RSD = ~ x 100 %
x
8118,6172283
= x 100 %
1509545,8
= 0, 537819%
Jadi nilai RSD dari kelima replikasi diatas yaitu sebesar 0, 537819%
Daftar Pustaka

Firmansyah, Adang., dkk. 2021. KRATOM: Kajian Botani, Fitokimia, Farmakologi,


Isolasi, dan Analisis. Yogyakarta: Deepublish

Rohman, Abdul. 2020. Analisis Farmasi dengan Kromatografi Cair. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Santoso U., Setyaningsih, W., Ningrum, A., Ardhi, A., & Sudarmanto. Analisis Pangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Susanti, Meri., & Dachriyanus. 2014. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang:
Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK)
Universitas Andalas

Tanzil, L., Astuti, S. I., & Rachmawati, S. R. 2016. Pengujian Mutu Tablet Metronidazol
500 Mg Generik Berlogo dan Bermerek Dagang yang Beredar di Wilayah Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Jurnal Kesehatan, 7(3), 412-419.
Lampiran

Nomor 1
Nomor 2
Nomor 3
Nomor 4

Anda mungkin juga menyukai