Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Analisis Fisikokimia
Dosen Pengampu :
Oleh :
Ilham Ramadhan D1A220082
Sifa Fauziah
Rachel
Willa Tri Yulia
SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE
I. Judul
Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Asam Salisilat Dengan Spektrofotometer
Visibel (VIS)
V. Prosdur Praktikum
A. Alat dan bahan
1. Alat :
Spektrofotometer UV
Kuvet
Pipet mikro 5 dan 10 mL
Labu ukur 10 dan 100 mL
Ball pipet
Batang pengaduk
Kaca arloji
Gelas kimia 100, 250 mL
Gelas ukur 10, 25 mL
Spatula
Pipet tetes
Rak tabung
Botol Semprot
2. Bahan :
Asam salisilat
HCl
FeCl3
B. Prosedur Kerja
Analisis Kualitatif
a. Pembuatan Larutan Standar
1) Timbang dengan seksama 50 mg baku pembanding asam salisilat ke
dalam Iabu takar 100 mL
2) Larutkan dalam 5 mL methanol
3) Encerkan dengan air destilasi sampai tanda batas
4) Kocok Iarutan hingga homogen
5) Pipet 1 mL larutan standar tersebut, masukan ke dalam labu takar 10
mL
6) Tambahkan 1 mL FeCl3 5% dan 1 mL HCl 1%, encerkan dengan air
destilasi sampai tanda batas.
b. Pembuatan Larutan Uji
1) Timbang dengan seksama 50 mg sampel yang sudah disiapkan oleh
assisten praktikum
2) Masukan ke dalam labu takar 100 ml
3) Larutkan dalam 5 mL methanol, kocok larutan hingga homogen
4) Pipet 1 ml larutan tersebut ke dalam labu takar 10 ml
5) Encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas
6) Kemudian pipet kembali 1 ml larutan hasil pengenceran tersebut dan
masukan ke dalam labu takar 10 mL
7) Tambahkan 1 mL FeCl3 5% dan 1 mL HCl 1%, encerkan dengan air
destilasi sampai tanda batas.
c. Pengujian Larutan
Uji Bandingkan spektrum Visible larutan standar dan larutan uji
pada area (400 – 75 nm). Spektrum Visible larutan standar dan larutan uji
harus menunjukkan panjang gelombang () yang memberikan absorbansi
maksimum dengan nilai yang sama.
Analisis Kuantitatif
a. Pembuatan Larutan Standar
1) Timbang dengan seksama 50 mg sampel yang sudah disiapkan oleh
assisten praktikum
2) Masukan ke dalam labu takar 100 ml
3) Larutkan dalam 5 mL methanol, Kocok larutan hingga homogen
(larutan stok baku pembanding 500 ppm)
4) Pipet larutan standar tersebut sebanyak 20 mL
5) Masukan ke dalam labu takar 100 ml, encerkan dengan air destilasi
sampai tanda batas. (larutan baku pembanding 100 ppm).
6) Pipet masing – masing Iarutan 1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 dan 6 mL larutan baku
pembanding 100 ppm, masing -masing ke dalam ke dalam labu takar
50 mL
7) Tambahkan masing – masing 5 mL HCl 1% dan 5 mL FeCl3 5%
8) Encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. (Konsentrasi larutan
baku pembanding yang diperoleh masing – masing 2 ; 4 ; 6 ; 8 ; 10 ;
12 ppm).
b. Pembuatan Larutan Uji
1) Timbang dengan seksama 50 mg sampel yang telah disediakan oleh
assisten praktikum.
2) Masukkan ke dalarn labu takar 100 ml
3) Tambahkan 5 ml metanol kemudian encerkan dengan air destilasi
hingga tanda batas
4) Kocok larutan hingga homogen
5) Kemudian pipet 10 ml larutan, masukan ke dalam labu takar 50 mL
kemudian encerkan hingga tanda batas
6) Pipet kembali larutan uji sebanyak 2,5 mL
7) Masukan ke dalam labu takar 50 mL.
8) Tambahkan 5 mL HCl 1% dan 5 mL FeCl3 5%, encerkan dengan air
destilasi hingga tanda batas
c. Pengujian Larutan Uji
Cara Kurva Kalibrasi
Pada panjang gelombang absorban maksimum hasil pengujian
kualitatif, ukur absorbansl setiap larutan baku pembanding berserta larutan
blanko. Buat kurva kalibrasi berdasarkan data yang diperoleh dari
pembacaan standar dan blanko. Ukur larutan sampel pada panjang
gelombang maksimum, kemudian hitung konsentrasi sampel berdasasrkan
data absorbans yang diperoleh terhadap kurva kalibrasi baku pembanding
(berdasarkan persamaan regresi linear y = a+bx). Perhatikan faktor
pengenceran!
Cara One Point
Ambillah absorban salah satu larutan pernbanding kernudian
gunakan untuk menghitung konsentrasi larutan sarnpel dengan
menggunakan metode "One Point". (Perhatikan faktor pengenceran)
Cu = 𝐴𝑢 𝐴𝑠 x Cs
Cu = konsentrasi larutan uji
Cs =konsentrasi larutan standar
Au = Absorbans larutan uji
As = Absorbans larutan standar
Hasil Pengamatan
Konsetrasi Absorbansi
y= 2 ppm 0,08
4 ppm 0,076
6 ppm 0,092
8 ppm 0,149
10 ppm 0,114
12 ppm 0,181
Sampel 1 0,104
Sampel 2 0,102
Sampel 3 0.101
0,0244x + 0,0011
R² = 0,8276
r = 0,9097
Perhitungan Konsentrasi
2 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,08 = 0,0244x + 0,0011
0,08 - 0,0011 = 0,0244 x
0,0789 = 0,0244x
x = 3,2336 ppm
3,2336 ppm
% rec = X 100 % = 161,68 %
2 ppm
4 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,076 = 0,0244x + 0,0011
0,076 - 0,0011 = 0,0244 x
x = 3,0697 ppm
3,0697 ppm
% rec = X 100 % = 76,74
4 ppm
6 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,092 = 0,0244x + 0,0011
0,092 - 0,0011 = 0,0244 x
x = 3,7254 ppm
3,7254 ppm
% rec = X 100 % = 62,09 %
6 ppm
8 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,149 = 0,0244x + 0,0011
0,149 - 0,0011 = 0,0244 x
x = 6,0615 ppm
6 , 0615 ppm
% rec = X 100 % = 75,77 %
8 ppm
10 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,114 = 0,0244x + 0,0011
0,114 - 0,0011 = 0,0244 x
x = 4,6270 ppm
4,6270 ppm
% rec = X 100 % = 46,27 %
10 ppm
12 ppm
y = ax + b
y = 0,0244x + 0,0011
0,181 = 0,0244x + 0,0011
0,181 - 0,0011 = 0,0244 x
x = 7,3730 ppm
ppm
% rec = X 100 % = 61,44 %
12 ppm
0.12
0.1 Series1
0.08 Linear (Series1)
0.06
0.04
0.02
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi
Rata-rata konsentrasi
= 4,1488 ppm
VII. Pembahasan
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang
400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Elektron pada keadaan
normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar
(ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron
tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi
atau menuju keadaan tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda
dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau
cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer.
Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum
sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang
terdapat pada spektrum sinar tampak.
Pada praktikum kali ini tujuannya adalah untuk memahami prinsip kerja,
mengetahui bagaimana menggunakan dan cara kerja alat Spektrofotometri visible
dan dapat menganalisis bahan baku dengan benar baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Dengan cara membuat larutan standar, membuat larutan uji dan
pengujian larutan uji untuk pengujian kualitatif dan kuanitatif. Dengan konsentrasi
larutan baku pembanding yang masing-masing diencerkan menjadi konsentrasi 2
ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, dan 12 ppm.
Setelah diamati nilai regresi grafik dari alat Spektrofotomoeter visible
dengan grafik menggunakan excel dengan data yang sama mendapatkan hasil yang
berbeda yaitu R2 dari grafik alat 0,89500 sedangkan pada grafik excel 0,8276. Hal
ini dapat dianalisa sebagai perbedaan sumber dan cara perhitungannya.
Dikarenakan data pada alat langsung memproses data dari analisa larutan sehingga
hasilnya lebih spesifik dan menyebabkan angkanya lebih besar dibandingkan
menggunakan excel karena dari excel hanya memasukkan data saja. Pada
praktikum yang dilakukan kali ini kami mendapatkan hasil yang kurang memenuhi
hasil R2 yang seharusnya yaitu 0,99. Dikarenakan kemungkinan ada kesalahan
dalam menimbang bahan baku pembanding, kesalahan dalam pengocokan larutan
yang kurang homogen atau kesalahan dalam pemipetan, dan kesalahan dalam
mengukur skala pada labu ukur.
Pada praktikum ini didapatkan konsentrasi larutan larutan baku pembanding
2 ppm sebesar 3,2336 ppm, 4 ppm sebesar 3,0697 ppm, 6 ppm didapatkan sebesar
3,7254 ppm, 8 ppm didapat hasil 6,0615 ppm, 10 ppm didapat hasil 4,6270 ppm,
dan 12 ppm didapatkan hasil 7,3730 ppm. Dan didapatakan hasil konsentrasi
larutan uji berdasarkan regresi linear sebesar sampel 4,2172 ppm, sampel 4,1351
ppm, dan sampel 4,094 ppm dengan rata-rata konsentrasi sampel yaitu sebesar
4,1488 ppm dan hasil konsentrasi ini didapat melalui persamaan garis regresi y =
0,0244x + 0,0011. Untuk hasil % receovery didapatkan hasil untuk sampel 82,97 %
dengan hasil tidak memenuhi nilai ketentuan karena diperkirakan human error
yaitu kesalahan didapat karena kemungkinan kesalahan dalam pemipetan,
pengukuran, penimbangan bahan, dan kurang benar dalam pengadukan dan tidak
homogen.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1 Persamaan Regresi Linear yaitu y= 0,0244x + 0,0011.
2 Konsentrasi konsentrasi larutan baku pembanding 2 ppm sebesar 3,2336 ppm,
4 ppm sebesar 3,0697 ppm, 6 ppm didapatkan sebesar 3,7254 ppm, 8 ppm
didapat hasil 6,0615 ppm, 10 ppm didapat hasil 4,6270 ppm, dan 12 ppm
didapatkan hasil 7,3730 ppm.
3 Hasil konsentrasi larutan uji berdasarkan regresi linear sebesar sampel 1
4,2172 ppm, sampel 2 4,1351 ppm, dan sampel 3 4,094 ppm rata-rata
konsentrasi sampel yaitu sebesar 4,1488 ppm.
4 Kurva kalibrasi dari alat dengan R2 = 0,89500, kurva hasil dari perhitungan
excel dengan R2 = 0,8276.
X. Lampiran
Gambar
MODUL III
I. Judul
Penentuan kadar tembaga (Ca) dengan metode spektrofotometri serapan atom
(SSA).
V. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
1) Alat spektroskopi serapan atom shimadzu AA 7000
2) Labu ukur
3) Gelas ukur
4) Beker gelas
5) Pipet tetes
6) Mikropipet
7) Alat penyaring
8) Spuit
2. Bahan :
1) Standar Ca 1000mg/L
2) Asam Klorid HCl
B. Prosedur Kerja
Analisis Kuantitatif
a. Pembuatan Larutan Standar
1) Pipet 10 mL larutan standar induk Ca 1000 mg/L, masukan ke dalam
labu ukur 100 mL
2) Kemudian tambahkan 10 mL larutan HCl 10%, encerkan sampai tanda
batas dengan air destilasi (konsentrasi baku pembanding 100 mg/L).
3) Pipet larutan stock baku pembanding 100 mg/L, masing -masing 2,5 –
5 – 7,5 – 10 dan 12,5 mL, masukan ke dalam labu takar 50 mL,
encerkan dengan air destilasi sampai tanda batas (konsentrasi baku
pembanding 5,10,15,20 dan 25 mg/L).
4) Ukur absorbansi larutan-larutan standar Ca, dan larutan blanko HCl
0,1% dengan alat AAS
5) Buat Kurva baku standar Ca (konsentrasi terhadap absorbansi) hitung
persamaan regresi linear kurva baku tersebut!
b. Pembuatan Larutan Uji
1) Pipet 10 mL sampel yang telah disediakan oleh assisten praktikum
2) Masukkan ke dalarn labu takar 100 ml,
3) Tambahkan 0,1 mL HCl 10% kemudian encerkan dengan air destilasi
hingga tanda batas, kocok larutan hingga homogen.
4) Ukur Absorbans larutan uji menggunakan instrument AAS.
5) Hitung konsentrasi sampel berdasarkan persamaan regresi linear larutan
baku pembanding!
y = 0,2368x - 0,0948
R² = 0,9931
r = 0,9965
1) 5 mg/L
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,1597 = 0,2368x - 0,0948
0,1597 - 0,0948 = 0,2368x
x = 0,2741 ppm
0,2741 ppm
% rec = X 100 % = 5,48 %
5 ppm
2) 10 mg/L
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,3808 = 0,2368x - 0,0948
0,3808 - 0,0948 = 0,2368x
x = 1,208 ppm
1,208 ppm
% rec = X 100 % = 12,08 %
10 ppm
3) 15 mg/L
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,5978 = 0,2368x - 0,0948
0,5978 - 0,0948 = 0,2368x
x = 2,1242 ppm
2,1242 ppm
% rec = X 100 % = 7,49 %
15 ppm
4) 20 mg/L
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,811 = 0,2368x - 0,0948
0,811 - 0,0948 = 0,2368x
x = 3,0245 ppm
3,0245 ppm
% rec = X 100 % = 15,12 %
20 ppm
5) 25 mg/L
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,181 = 0,2368x - 0,0948
0,181 - 0,0948 = 0,2368 x
x = 4,3657 ppm
4,3657 ppm
% rec = X 100 % = 17,46 %
25 ppm
0.6 Series1
Linear (Series1)
0.4
0.2
0
5 10 15 20 25
Konsentrasi
Tugas
a. Hitung konsentrasi larutan uji berdasarkan persamaan regresi linear!
y = ax + b
y = 0,2368x - 0,0948
0,5419 = 0,2368x - 0,0948
0,5419 - 0,0948 = 0,2368x
x = 1,8880 ppm
b. Hitung % recovey sampel! ( Jelaskan di pembahasan beserta alasannya)
Jawab
Konsentrasi Lar .Uji hasil pengukuran
% rec = x 100 %
konsentrasi Lar .Uji Teori
Sampel
1,8880 ppm
% rec = X 100 % = 62,93 %
3 ppm
VII. Pembahasan
Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) merupakan salah satu instrument yang dapat
menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisa unsur-unsur logam
dan semi logam dalam jumlah renik (trace), AAS pada umumnya digunakan untuk
analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan
double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS.
Pada praktikum kali ini tujuannya adalah untuk memahami prinsip kerja,
mengetahui bagaimana menggunakan dan cara kerja alat AAS dan menentukan
konsentrasi suatu unsur logam dalam sampel. Digunakan
lampu katoda Ca yang digunakan untuk menganalisis Ca dalam suatu
sampel. Menggunakan lampu katoda Ca karena larutan standar yang digunakan
adalah larutan Ca dan sampel yang digunakan mengandung Ca. Lampu katoda ini
memiliki panjang gelombang 442,65 nm. Analisis ini juga dibantu dengan bantuan
dari udara dan asetilen (Air-Acetylene) untuk membuat nyala apinya. Lalu
membuat larutan standar Ca dari 100 ppm kemudian diencerkan menjadi
konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm.
Setelah diamati, nilai regresi grafik dari alat AAS dengan grafik
menggunakan excel dengan data yang sama mendapatkan hasil yang berbeda, yaitu
R2 dari grafik alat 0,9965 sedangkan pada grafik excel 0,9931 Hal ini dapat
dianalisa sebagai perbedaan sumber dan cara penghitungannya. Dikarenakan data
pada alat langsung memproses data dari analisa larutan sehingga hasilnya lebih
spesifik dan menyebabkan angkanya lebih besar dibandingkan menggunakan excel
karena dari excel hanya memasukkan data saja. Pada praktikum yang didapat kali
ini kami menambahkan data konsentrasi 25 ppm 2 kali karena yang pertama
sebelum data terbaca larutan baku sudah di keluarkan maka di dapat data yang
kurang baik setelah di ulang di dapatkan nilai absorbansi yang lebih baik.
Pada praktikum ini, didapatkan konsentrasi larutan Ca 5 ppm sebesar
0,2741 ppm , Ca 10 ppm sebesar 1,208 ppm, Ca 15 ppm sebesar 2,1242 ppm, Ca
20 ppm sebesar 3,0245 ppm, Ca 25 ppm sebesar 4,3657 ppm dan konsentrasi
sampel sebesar 1,8880 ppm. Konsentrasi ini didapatkan melalui persamaan garis
regresi y = 0,2368x - 0,0948. Hasil % recovery yang didapatkan pada praktikum
kali ini adalah = 62,93 %, dengan hasil tidak memenuhi nilai ketentuan karena
diperkirakan human error yaitu kesalahan didapat karena kemungkinan kesalahan
dalam pemipetan, pengukuran, penimbangan bahan, dan kurang benar dalam
pengadukan dan tidak homogen.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Persamaan Regresi Linear yaitu y = 0,2368x - 0,0948
2. Konsentrasi larutan Ca 5 ppm sebesar 0,2741 ppm , Ca 10 ppm sebesar 1,208
ppm, Ca 15 ppm sebesar 2,1242 ppm, Ca 20 ppm sebesar 3,0245 ppm, Ca 25
ppm sebesar 4,3657 ppm
3. Konsentrasi sampel sebesar 1,8880 ppm
4. Kurva kalibrasi dari alat dengan R2 = 0,9965, kurva hasil dari perhitungan excel
dengan R2 = 0,9931
X. Lampiran
Gambar
PRAKTIKUM III
I. Judul
Penetapan Penetapan Analisis Kadar Paracetamol Dengan Metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/ High Performance Liquid Chromatogragy (HPLC)
Hal yang perlu diperhatikan agar HPLC dapat digunakan untuk penentuan
kuantitatif adalah:
Parameter percobaan antara sampel dan standar adalah sama
Penentuan berdasarkan waktu retensi sampel dan standar yang sama
V. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
1) Instrumen HPLC
2) Labu ukur 50 mL
3) Labu ukur 10 mL
4) Pipet Tetes
5) Botol Vial
6) Mikropipet
7) Neraca Analitik
8) Spatula
9) Syringe Membrane
10) Filter 0,45 µL
2. Bahan :
1) Baku pembanding Paracetamol
2) Aqua bidest
3) Metanol pro HPLC
B. Prosedur Kerja
Sistem Kromatograf
Kolom : C-18
Detektor : UV, 272 nm
Fase Gerak : Aqua Bidest : metanol (60 : 40)
Laju Air : 1 mL/menit
10 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 = 10 . 10
100 V1 = 100
100
V1 = = 1 mL
100
15 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 = 10 . 15
100 V1 = 150
150
V1 = = 1,5 mL
100
20 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 = 10 . 20
100 V1 = 200
200
V1 = = 2 mL
100
25 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 = 10 . 25
100 V1 = 250
250
V1 = = 2,5 mL
100
b. Sampel Paracetamol
y = 19048x + 1047,7
R² = 0,9707
r = 0,9852
y = 19048x + 1047,7
sehingga,
sampel 1
y = ax + b
y = 19048x + 1047,7
6723,3 = 19048x + 1047,7
6723,3 – 1047,7 = 19048x
x = 0,2980 ppm
sampel 2
y = ax + b
y = 19048x + 1047,7
6723,3 = 19048x + 1047,7
6723,3 – 1047,7 = 19048x
x = 0,2489 ppm
Rata-rata konsentrasi
0,2980+0,2489
Rata-rata konsentrasi =
2
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. HPLC berprinsip pada pemisahan senyawa berdasarkan distribusi analit pada
fase diam dan fase gerak dengan menggunakan tekanan. Fase geraknya, yaitu
cairan atau pelarut organik dan fase diamnya, yaitu cairan atau padatan.
2. Penetapan kadar paracetamol dalam sampel dapat dilakukan dengan
membedakan kromatogram kafein standar dengan kromatogram paracetamol
sampel dicari ketinggian yang sama atau menghitung konsentasi kadar sampel
paracetamol yaitu 0,2980 ppm, 0,2489 ppm dengan rata-rata 0,2735 ppm
3. Hubungan konsentrasi dengan luas area yaitu berbanding lurus. Semakin tinggi
konsentrasi paracetamol maka semakin tinggi luas areanya.
Gambar
HASIL KROMATOGRAM
5 ppm
(foto)
10 ppm
(foto)
15 ppm
(foto)
20 ppm
(foto)
25 ppm
(foto)