LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN V
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2022
PERCOBAAN V
ANALISIS OBAT TRADISIONAL SECARA KIMIA
A. Tujuan Praktikum
Pada mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisis mutu produk jadi obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara kimia yang meliputi uji
kualitatif kandungan kimia secara KLT dengan membuat profil kromatografinya serta
penetapan kadar golongan senyawa aktif dengan metode yang tepat.
B. Dasar Teori
Standarisasi obat tradisional perlu dilakukan dari hulu sampai hilir yang dapat
dilakukan melalui penerapan teknologi yang tervalidasi pada proses menyeluruh yang
meliputi : penyediaan bibit unggul (pre-farm), budidaya tanaman obat (on-farm),
pemanenan dan pasca panen (off-farm), ekstraksi, formulasi, uji preklinik dan uji klinik
(Mahmud, 2004).
Standarisasi diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang
akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Standarisasi juga berarti
proses menjamin bahwa produk akhir (obat,ekstrak, atau produk ekstrak) mempunyai
nilai parameter tertentu yang konstan (ajeg) dan ditetapkan (dirancang dalam formula)
terlebih dahulu.
Analisis obat tradisional secara kimia sangat berkaitan dengan penetapan parameter
standarisasi spesifik yang meliputi :
1. Identitas
2. Pemerian (Organoleptik)
3. Mikroskopis (fragmen pengenal)
4. Senyawa identitas
5. Pola kromatografi
6. Kandungan kimia (kadar senyawa2 kimia tertentu (%))
Semua parameter tersebut harus memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan, hasil
standarisasi secara kimia yang baik menjamin kualitas produk yang akan di pasarkan
kepada masyarakat. Dengan demikian produk tersebut menjadi aman karena telah lolos
uji standarisasi secara kimia.
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. UV-Vis spektrofotometer 1. Senyawa standar pembanding
2. Kuvet 2. Produk jadi
3. Timbangan 3. Etanol
4. Seperangkat alat KLT 4. Air
5. Chamber 5. Reagen amoniak
6. Pipa kapiler
7. Corong pisah
8. Corong gelas
9. Pipet tetes
10. Labu takar
11. Pipet volume
D. Cara Kerja
Analisis obat tradisional secara kimia pada percobaan ini dilakukan terhadap produk
akhir. Sebelum melakukan percobaan mahasiswa diharuskan mencari dari pustaka atau sumber
informasi lain yang valid tentang kandungan zat aktif dan golongan kandungan zat aktif yang
terdapat dalam simplisia serta zat identitasnya. Mahasiswa diharuskan mencari cara pemisahan
kandungan aktif dengan KLT meliputi fase diam dan fase gerak yang digunakan, serta cara
identifikasi bercak kromatogram (pereaksi semprot yang digunakan untuk identifikasinya serta
reaksinya) (lihat Farmakope Herbal Indonesia). Hasil ini sudah harus ada pada saat pretes
percobaan 5.
Tabel VI rincian kegiatan percobaan 5
Kegiatan Pra percobaan 5 Percobaan 5
Pembuatan larutan uji sampel Ekstraksi
Dilakukan sesuai prosedur penyiapan larutan uji,
beberapa hari sebelum percobaan 5
Profil kromatografi (KLT) - KLT
Dilakukan sesuai prosedur pembuatan profil
kromatografi dan penotolan KLT
Analisis Kualitatif (KLT) dan kuantitatif (UV-Vis - Analisis
spektrofotometri) Kualitatif
Dilakukan sesuai prosedur analisis kualitatif dan dan
kuantitaif (UV-Vis spektrofotometri) Kuantitatif
Prosedur
1. Penyiapan larutan uji:
1) Pembuatan larutan standar pembanding, timbang seksama ±10 mg pembanding,
2) Masukkan ke dalam labu terukur 25 mL, larutkan dan tambahkan etanol P sampai
tanda.
3) Buat seri pengenceran larutan pembanding dengan kadar berturut-turut, standar asam
galat: 100, 70, 50, 30, 15 dan 5 ≈ 𝜇g/mL (tersedia di laboratorium).
4) Pembuatan larutan uji produk jadi yang ditimbang harus disetarakan dengan 5% b/v
terhadap sari simplisia dalam pelarut yang cocok.
5) Sediaan padat (20 tablet/pil ditimbang satu persatu, digerus, dicampur homogen),
kapsul (20 kapsul ditimbang dibuka satu persatu dan ditimbang, dicampur homogen).
6) Serbuk dimasukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 25 mL etanol P, aduk selama 30
menit dengan pengaduk magnetik. Saring ke dalam labu terukur 25 mL, tambahkan
etanol P sampai tanda.
3. Penotolan
1) Totolkan larutan uji, larutan pembanding pada jarak 1 sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng
dan biarkan mengering.
2) Letakkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang sudah jenuh dengan fase gerak,
totolan jangan sampai terendam.
3) Tutup bejana dan biarkan fase gerak merambat sampai batas jarak rambat.
4) Keluarkan lempeng dan keringkan di udara.