Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS SEDIAAN FARMASI

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

AUREA BRIQUITA FILTJE NAHAK

22340103035

MANADO

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

2
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………….. 1

Kata Pengantar………………………………………………………… 2

Daftar Isi………………………………………………………………. 3

BAB I Pendahuluan……………………………………………………. 4

1. Latar belakang………………………………………………… 4
2. Rumusan Masalah…………………………………………….. 5
3. Tujuan…………………………………………………………. 5
BAB II Pembahasan……………………………………………………. 6
a. Preparasi dan tahanap analisis kuantitatif obat
Monokomponen dalam sediaan padat…………………………. 6
b. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat
Monokomponen dalam sediaan semi padat……………………. 7
c. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat
Monokomponen dalam sediaan cair…………………………… 7
d. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat
Monokomponen dalam sediaan steril………………………….. 8
BAB III Penutup………………………………………………………… 11
1. Kesimpulan…………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 12

LAMPIRAN…………………………………………………………….. 13

3
BAB I

1. LATAR BELAKANG
KCKT merupakan metode yang mampu memisahkan sekaligus menetapkan
kadar lebih dari satu zat aktif di dalam sediaan farmasi dengan hasil yang optimal.
Keunggulan KCKT adalah memberikan pemisahan cepat, efisien dan resolusi
tinggi. Pesatnya penemuan obat baru, komposisi obat yang semakin kompleks
(lebih dari dua komponen zat aktif), pengaruh matriks pada sediaan/sampel
memerlukan validasi metode untuk menunjang penelitian di bidang kefarmasian.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah pengembangan terkini dari
kromatografi cair kolom klasik, dimana pada KCKT ini terdapat pengembangan
teknologi pada kolom, detektor yang lebih sensitiv dan peka serta kemjuan
teknologi pada pompa bertekanan tinggi yang menyebabkan KCKT menjadi suatu
metode dengan sistem pemisahan zat yang cepat dan efisien
Kromatografi adalah teknik pemisahan suatu campuran zat menggunakan fase
gerak dan fase diam, dimana pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan daya
adsorpsi, kelaruutan, partisi, ukuran moleul, ukuran ion dan tekanan uap pada
komponen yang dibawa oleh fase gerak melaui fase diam.
Pemisahan pada kromatografi partisi berdasarkan perbedaan partisi analit
dalam fase gerak dan fase diam cair yang tidak bercampur yang terikat pada
penyangga kolom. Dua jenis teknik kromatografi partisi :
1. Kromatograsi fase balik. Teknik ini menggunakan fase gerak yang bersifat
polar dan fase diam besifat non polar atau kurang polar. Pada teknik ini sampel
yang memilki tingkat kepolaran lebih tinggi akan terelusi lebih awal.
2. Kromatografi fase normal. Teknik ini menggunakan fase gerak yang bersifat
kurang polar atau non polar dan fase diam bersifat lebih polar. Pada teknik ini
sampel yang memilki tingkat kepolaran lebih rendah akan terelusi lebih awal.

4
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan KCKT?
b. Apa keuntungan KCKT?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian KCKT
b. Untuk mengetahui keuntungan KCKT

5
BAB II
1. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat monokomponen dalam sediaan
padat
- Alat
Seperangkat HPLC Shimadzu : kolom + oven liquid Shimadzu CTO–20AC,
komputer dan CPU, pump Liquid Chromatograph LC_10AT, Injektor Auto
sampler SIL-20A HT, Detektor UV/ VISdetector Shimadzu SPD-20A, Integrator
Communication bus module CBM-20A, timbangan analitik Metler Toledo
AX26, pH meter, sonikasi Branson 5510, Sentrifuge Jouan B4-UV, magnetic
stirer, labu 100 ml 5 buah,labu 10 ml 10 buah, pipet volume 50 ml 2 buah,
pipet volume 10 ml 3 buah, pipet volume 1 ml 5 buah, gelas ukur 250 ml 1
buah, gelasukur 1000 ml 1 buah, botol bening 1000 ml 1 buah, teko 1000 ml,
kertas saring Whatmann 0,45 μm, seperangkat alat saring, kertas perkamen,
spatula, dan vial.
- Bahan
Baku parasetamol, aquades, asam fospat, dan metanol HPLC.
- Metode
Penyiapan fase gerak
Fase gerak terdiri dari 330 ml metanol dengan 660 ml air demineral. Cek pH
menggunakan pH meter, bila melebihi pH 3,00 adjust dengan asam fospat 20
% , lalu kemudian saring menggunakan filter 0.45 μm.
- Penyiapan sampel
1. Larutan stok 1.000 mcg/ml
Timbang 100 mg baku parasetamol masukkan ke dalam labu 100 ml
encerkan dengan pelarut hingga konsentrasinya 1000 μg/ml.
2. Larutan stok 500 μg/ml
Pipet 50 ml dari larutan stok 1000 μg/ml ke dalam labu 100 ml encerkan
dengan pelarut hingga konsentrasinya 500 μg/ml.
3. Larutan stok 100 μg/ml

6
Pipet 10 ml dari larutan stok 1000 μg/ml ke dalam labu 100 ml encerkan
dengan pelarut hingga konsentrasinya 100 μg/ml.
4. Larutan stok 80 μg/ml
Pipet 8 ml dari larutan stok 1000 μg/ml ke dalam labu 100 ml encerkan
dengan pelarut hingga konsentrasinya 80 μg/ml.
5. Pembuatan larutan uji
Timbang sebanyak 50 mg parasetamol yang diambildari rata-rata
penimbangan 20 tablet, gerus hingga homogeny lalu masukkan kedalam
labu 100 ml. Encerkan dengan methanol. Sonikasi selama 30 detik lalu
kemudian pipet sebanyak 0.65 ml kedalam labu 10. Kemudian ambil 1 ml
dari internal standar larutan stok dan masukkan kedalamnya, dan
tambahkan fasegerak hingga batas.
2. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat monokomponen dalam sediaan semi
padat
- Bahan
Bahan. Standar Hidrokortison Asetat, bahan krim pemutih wajah, aquabides
pro HPLC (merck), Asetonitril pro HPLC (Fisher Scientific), Metanol pro
analisis (merck), asam asetat glasial pro analisis (merck). Metode analisis
adalah metode eksperimen dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. Dengan menggunakan metode teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen hidrokinon asetat (berupa molekul) yang berada pada sediaan krim.
3. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat monokomponen dalam sediaan cair
- Bahan
Pseudoefedrina HCl (Mongolia Ertok Qianqi Fupin Ephedrine Factory),
triprolidina HCl (Effepl Pharmaceutica), lempeng kaca 20 x 10 cm2 HPTLC
silika gel Kieselguhr 60 F 254 (Merck), metanol p.a. (Mallinckrodt), natrium
hidroksida p.a., asam klorida, dan kloroform (Merck), sampel sirup merek

7
dagang yang mengandung pseudoefedrina HCl 30 mg dan triprolidina HCl
1,25 mg per 5 mL sirup.
- Alat
TLC-Scanner 3 yang dilengkapi program winCATS (Camag), bejana KLT
25x25x10 cm3 (Camag), mikrokapiler 1,0 μL (Camag), spektrofotometer UV-
1601 (Shimadzu), sentrifugator, pH meter, alat pengaduk ultrasonik,
timbangan analitik, dan alat-alat gelas.
- Cara kerja
Pemilihan Panjang gelombang optimum detektor
Larutan pseudoefedrina HCl 600 ppm dan triprolidina HCl 25 ppm dalam HCl
0,1N masing-masing dibuat kurva serapannya menggunakan spektrofotometer
uv-vis pada 200-400 nm dan dicatat λ maksimum yang diperoleh.
Pemilihan fase gerak untuk pemisahan zat uji
Larutan baku pseudoefedrina HCl dengan konsentrasi 6000 ppm dan
triprolidina HCl dengan konsentrasi 2500 ppm dalam methanol masing-masing
ditotolkan 1,0 μL pada lempeng HPTLC yang telah diaktifkan. Lempeng
kemudian dielusi 8 cm dan bercak-bercak zat uji pada lempeng dianalisis
menggunakan TLC scanner. Elusi menggunakan fase gerak campuran metanol,
ammonia dan kloroform (80:1,5:20), (60:1,5;40), (45:2:35), (40:2:30) dan
(37:2:32); dalam bejana KLT 25x25x10 cm3 yang dijenuhkan dengan uap fase
gerak selama 2 jam. Pengaktifan lempeng dilakukan dengan cara pemanasan
dalam oven 110oC selama 30 menit.

4. Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat monokomponen dalam sediaan


steril
- Alat
Alat-alat gelas seperti labu ukur, erlenmeyer, pipet ukur, beaker glass, neraca
analitik, Spektrofotometer UV – Vis (Shimadzu 1700), seperangkat alat

8
kroma-tografi cair kinerja tinggi (Waters 486 Tunable Ab-sorbance Detector,
Waters 600 controller, waters 626 pump).
- Bahan
Kloramfenikol baku, metanol gradeHPLC, metanol p.a, aquabidest, produk
obat tetes telinga kloramfe-nikol, kertas whatman berpori ukuran 0,40 μm.
- Sampel
Sampel tetes telinga kloramfenikol yang digunakan dipilih berdasarkan harga
dan volume dari sampel. Pengambilan sampel tetes telinga kloramfenikol ber-
dasarkan kadar dari semua sampel tetes telinga yang dijual di apotek yang ada
di kota Palembang dipero-leh 3 macam obat tetes telinga yang memiliki kan-
dungan kloramfenikol dengan kadar 1% dalam 10 ml.
- Prosedur Penelitian
Preparasi sampel
Kloramfenikol baku dilarutkan dengan metanol, di-buat konsentrasi 200 μg/ml,
kemudia dibuat konsen-trasi 20 μg/ml, diukur dengan spektrofotometer UV
pada panjang gelombang 200-300 nm lalu diperoleh panjang gelombang
maksimum dari kurva serapan yang dihasilkan.
Penyiapan fase gerak
Fase gerak yang digunakan adalah metanol : aqua-bidest (Sari dan Utami,
2009). Sebanyak 250 ml me-tanol gradeHPLC disaring dengan menggunakan
kertas whatman berpori yang berukuran 0,40 μm dimasukkan ke dalam wadah
fase gerak, sebanyak 250 ml aquabidest disaring menggunakan kertas whatman
berpori yang berukuran 0,40 μm dimasuk-kan ke dalam wadah fase gerak lain.
Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Masing-masing unit kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) diatur. Kolom
yang digunakan adalah kolom C-18, detektor UV yang diatur pada panjang
gelom-bang maksimum yang telah didapat, dan pompa disiapkan dengan
metode aliran tetap pada laju alir 1,0 ml/menit. Setelah alat KCKT dihidupkan,
maka pompa dijalankan dan fase gerak yang diatur den-gan perbandingan

9
metanol : aquabidest (70 : 30) dibiarkan mengalir selama 30 menit sampai
dipero-leh garis alas yang datar pada monitor yang menan-dakan sistem
tersebut telah stabil.
Kurva kalibrasi
Dari larutan induk baku dibuat variasi konsentrasi 5; 10; 15; 20; 25 μg/ml.
Masing - masing konsentrasi diinjeksikan sebanyak 20 μl dengan laju alir 1
ml/menit, dengan fase gerak metanol : aquabidest (70 : 30) ke dalam sistem
KCKT pada panjang ge-lombang maksimum sehingga diperoleh catatan luas
area yang ditunjukkan pada kromatogram, kemu-dian dibuat kurva kalibrasi
yang merupakan hubun-gan antara luas area yang dihasilkan dengan konsen-
trasi yang ada.

10
BAB III
1. Kesimpulan
- KCKT merupakan metode yang mampu memisahkan sekaligus menetapkan
kadar lebih dari satu zat aktif di dalam sediaan farmasi dengan hasil yang
optimal. Keunggulan KCKT adalah memberikan pemisahan cepat, efisien dan
resolusi tinggi. Pesatnya penemuan obat baru, komposisi obat yang semakin
kompleks (lebih dari dua komponen zat aktif), pengaruh matriks pada
sediaan/sampel memerlukan validasi metode untuk menunjang penelitian di
bidang kefarmasian.
- Memberikan pemisahan cepat, efisien dan resolusi tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah,M., Wahyuni,.P. 2018. Analisis Kloramfenikol dalam Sampel Sediaan Tetes


Telinga di Kota Palembang dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. 20.
(1).

Hayun,H., Leswara,N., Masrijal, C. Penetapan Kadar Tripolidina HIdroklorida dan


Pseudoefedrina Hidroklorida dalam Sediaan Sirup Obat Influenza Secara
Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. IV. (2)

Herdini, Nurmalasari, Dwi., Hadi, V., 2020. Analisis Hidrokortison Asetat Dalam
Sediaan Krim Pemutih Wajah Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. 7. (1)

Yusransyah, Maghfiroh,R,C., Rochmat, A., 2014. Uji Kesesuaian Sistem


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik Pada Bahan Baku Parasetamol.
01 . (2).

12
LAMPIRAN
1. Sediaan padat

13
2. Sediaan semi padat

3. Sediaan cair

14
4. Sediaan steril

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai