NAMA ANGGOTA :
1. AUREA BRIQUITA FILTJE NAHAK 22340103035
MANADO
2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 4
1. LATAR BELAKANG……………………………………………….. 4
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………….. 4
3. TUJUAN…………………………………………………………… 5
BAB II ISI
1. PREPARASI…………………………………………………………… 6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 16
1. KESIMPULAN…………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 17
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Preparasi adalah suatu proses yang mana digunakan untuk mengubah contoh
batuan yang telah dipilih pada saat sampling menjadi bahan yang siap untuk
dianalisis. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat. Analisa
kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak suatu zat tertentu yang
terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut yang sering kali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian
besar sampel yang di analisis. Secara garis besar metode yang digunakan dalam
analisis kuantitatif dibagi menjadi 2 macam yaitu analisa konvensional dan analisa
instrumental.
Analisa kuantitatif instrumental merupakan analisa bahan bahan kimia dengan
menggunakan alat-alat instrumental salah satunya adalah spektrofotometri dan
spektrofluorometri.Spektrofotometri adalah metode analisis instrumental yang
didasarkan atas pengukuran intensitas cahaya pada panjang gelombang yang
hamper monokromatis, setelah berinteraksi dengan zat uji. Spektrofluorometri
adalah metode analisis dengan menggunakan instrumen spektrofluorometer.
Dalam pembahasan makalah ini, akan dibahas preparasi dan tahapan analisis
kuantitatif obat multikomponen dalam sediaan obat padat, semi padat, cair dan
steril secara spektrofotometri dan spektrofluorometri.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat multikomponen
dalam sediaan obat padat, semi padat, cair dan steril secara spektrofotometri
dan spektrofluorometri? Contohkan salah satu
5
3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat
multikomponen dalam sediaan obat padat, semi padat, cair dan steril secara
spektrofotometri dan spektrofluorometri
6
BAB II
PREPARASI
1. Obat padat (tablet)
a. Jurnal
Penetapan Kadar Tablet Ranitidin Menggunakan Metode Spektrofotometri
2) Metode Penelitian
1) Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer UV-Vis Merk Shimadzu
1601, Neraca analitik Shimadzu AY 220, alat-alat gelas, mortir dan stamper.
Bahan yang digunakan: ranitidin baku (Kimia Farma), tablet ranitidin merek
(Hexapharma, Interbat, Otto, Kalbe Farma, Dexa Medica), tablet ranitidin
generik (Dexa Medica, Phapros, Soho), metanol p.a (Merck® ),
Aquabidestilata (Otsuka).
2) Prosedur Penelitian
- Pembuatan larutan baku ranitidin konsentrasi 1000 dan 100 ppm.
Sebanyak 50 mg ranitidin baku dimasukkan dalam labu takar 50 ml dan
dilarutkan dengan metanol sampai volumenya tepat 50 ml sehingga akan
diperoleh konsentrasi 1000 µg/mL (1000,0 ppm). Dari larutan baku
konsentrasi 1000,0 ppm diambil 25 ml dan diencerkan dengan metanol
dalam labu takar 50 ml sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi
500,0 ppm.Dari konsentrasi 1000,0 ppm dipipet 5 ml dan diencerkan
dalam labu takar 50 ml sampai volumenya tepat 50 ml sehingga
diperoleh konsentrasi 100,0 ppm yang akan digunakan untuk pembuatan
seri konsentrasi. Penetapan panjang gelombang maksimum Dari larutan
baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6,0
ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku
dengan konsentrasi 6,0 ppm tersebut dikocok hingga homogen dan
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 200-400 nm. Penetapan operating Time Dari larutan
7
baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6,0
ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku
dengan konsentrasi 6,0 ppm tersebut dikocok hingga homogen dan
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif
konstan dengan rentang pembacaan setiap 2 menit sekali. Pembuatan
Kurva Baku Larutan baku dengan seri konsentarsi 6,0; 8,0; 10,0; 12,0;
14,0 dan 16,0 ppm didiamkan selama waktu operating time kemudian
dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari data
hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya
sehingga diperoleh persamaan garis y= bx + a. Ketelitian (Precision)
Dari larutan baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan
konsentrasi 12,0 ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri
konsentrasi. Larutan baku Ranitidin dengan konsentrasi 12,0 ppm
tersebut didiamkan selama waktu operating time kemudian dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketelitian ini
dilakukan dengan enam kali pengulangan. Ketepatan (Accuracy)
Ditimbang setara 50 mg serbuk tablet Ranitidin sampel secara duplo dan
masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml. Pada salah satu
labu takar ditambahkan 10 ml larutan baku Ranitidin dengan konsentrasi
1000,0 ppm. Kedua sampel selanjutnya mengalami perlakuan yang sama.
Metanol ditambahkan hingga volumenya tepat 50 ml. Dari larutan
tersebut kemudian dipipet 1 ml dan diencerkan dengan metanol hingga
volumenya tepat 10 ml dengan menggunakan labu takar 10 ml. Larutan
diambil 1 ml lalu diencerkan dengan metanol sampai volumenya tepat 10
ml. Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum dan operating time. Uji ketepatan metode dilakukan dengan
penambahan larutan baku 1000,0 ppm; 500,0 ppm dan 100,0 ppm. Hasil
absorbansi digunakan untuk menghitung harga perolehan kembali
8
- Validasi Metode
- Penetapan Kadar Sampel Kloramfenikol
- Analisis Data
Dipipet masing-masing 10 ml obat tetes mata kloramfenikol yang
setara dengan 50 mg dari sampel A, B dan C, dimasukkan
kedalam labu ukur 250 ml, diencerkan dengan metanol p.asampai
tanda batas. Dari larutan sampel kemudian dipipet sebanyak 2,5
mldimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml,diencerkan dengan
metanol p.asampai tanda batas, kemudian disaring dengan kertas
whatman sehingga diperoleh larutan konsentrasi 20mg/L. Diinjeksikan
sebanyak 20 μl ke dalam sistem KCKTdengan laju alir 1,0 ml/menitdan
dideteksi pada panjang gelombangmaksimum. Kadar kloramfenikol
dihitung menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibuat
- Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
- Pembuatan Kurva KAlibrasi Kloramfenikol
- Validasi Metode
- Penetapan Kadar Sampel Kloramfenikol
- Analisis Data
Analisis validitas metode diketahui dari beberapa parameter uji,
yaitu: uji linearitas yang didapatkan dari regresi linier sehingga
menunjukkan hubungan luas area dengan rentang seri konsentrasi
5; 10; 15; 20; 25mg/L. Setelah itu dilakukan uji presisi untuk
melihat nilai standar deviasi dan relatif standar deviasi. Lalu
penentuan batas deteksi (limit of detection, LOD) dan batas
kuantitasi (limit of quantitation, LOQ) yang dihitung secara statistik
melalui persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi.
Kemudian dilakukan uji akurasi yang didapatkan dari perbandingan
luas area larutan sampel dengan penambahan larutan induk
200mg/Ldan tanpa penambahan larutan induk 200mg/L yang
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Preparasi dan tahapan analisis kuantitatif obat multikomponen dalam sediaan
obat padat, semi padat, cair dan steril secara spektrofotometri dan
spektrofluorometri adalah :
- Persiapan alat dan bahan
- Masuk dalam metode penelitian
- Pengambilan sampel obat steril , obat tetes mata
- Preparasi Larutan Induk Baku Kloramfenikol
- Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kloramfenikol
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis
- Preparasi fase gerak
- Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
- Pembuatan Kurva Kalibrasi Kloramfenikol
- Validasi Metode
- Penetapan Kadar Sampel Kloramfenikol
- Analisis Data
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2023. Analisis Sediaan Farmasi, https://123dok.com/document/yr128vjq-
analisis-sediaan-farmasi.html diakses pada 18 Maret 2023.
Laili,A. 2020. Validasi Metode Spketrofotometri UV-Vis Pada Penetapan Kadar Dan
Stabilitas Ambroxol HCl Dalam 3 Merk Sediaan Sirup Terhadap Lama Dan Suhu
Penyimpanan.
Rahayu,S.W. Utami, I.P. Fajar, I.S. 2009. Penetapan Kadar Tablet Ranitidin
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis Dengan Pelarut Metanol. 6:03
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rahayu,S.W. Utami, I.P. Fajar, I.S. 2009. Penetapan Kadar Tablet
Ranitidin Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis Dengan Pelarut
Metanol. 6:03
19
20
21