Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

Nama : Septe Sayunisari


Nim : 183001020047
Dosen Pengampu : Dr. apt. Lutfi Chabib, S.Farm,M.Sc
Mata kuliah : Teknologi kosmetik
FORMULASI DAN EVALUASI KOSMETIK DEKORATIF PERONA PIPI DARI
EKSTRAK ANGKAK (Monascus purpureus) SEBAGAI PEWARNA DENGAN
MENGGUNAKAN LESITIN SEBAGAI PELEMBAB KULIT

ABSTRAK
Salah satu trend baru abad ini dalam bidang kosmetologi adalah pembuatan kosmetik
yang berisi partikel berukuran nano, yang kerap disebut sebagai nano-technology particles.
Kosmetik dengan ukuran nano disebut sebagai nano cosmetics. Pembuatan kosmetik dengan
partikel nano bertujuan awal menjadikan kosmetik lebih baik dari yang ada sekarang.
Kosmetik dalam ukuran nano menyebabkan penampilan lebih baik, lembut, sangat halus,
transparan dan translusent. Partikel kosmetik dapat masuk ke lapisan lebih dalam dari lapisan
epidermis sehingga efektifitas meningkat. Perona pipi merupakan salah satu contoh kosmetik
dekoratif fungsinya adalah untuk memberikan aksen tirus dan lebih segar pada wajah.
Pewarna alami yang digunakan pada penelitian ini adalah angkak yang merupakan hasil
fermentasi dari kapang (Monascus purpureus). Selain digunakan sebagai kosmetik, angkak
juga bisa digunakan sebagai pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pembuatan perona pipi dari ekstrak angkak (Monascus purpureus) dalam bentuk ompact
powder dengan menggunakan lesitin sebagai pelembab. Ekstraksi dilakukan dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Lesitin sebagai pelembab dalam formula perona
pipi yang divariasikan dengan konsentrasi F0 0%, F1 1%, FII 2%, FIII 3% dan diperoleh
formula terbaik yaitu pada formula II dengan konsentrasi lesitin 2% dengan hasil uji stabilitas
sediaan, uji organoleptik, uji homogenitas warna, uji pH, uji iritasi, uji keretakan, uji
kekerasan, uji kesukaan, dan uji kelembaban. Hasil kelembaban sediaan perona pipi selama 2
minggu menunjukkan bahwa formula II adalah formula terbaik dengan hasil 42,3%. Hasil
pengamatan sediaan perona pipi compact powder yang didapat memenuhi persyaratan yang
berlaku dengan menggunakan lesitin dalam formula perona pipi sebagai pelembab.
Kata kunci: Teknologi nano, Angkak, perona pipi, lesitin, compact powder

PENDAHULUAN dibayangkan bandingkan dengan sel darah


Nano adalah ukuran satu partikel merah partikel nano hampir 1:70-100 lebih
yang sangat kecil. Satu nanometer (nm) kecil, dan dibandingkan dengan diameter
adalah 1 per 1 juta milimeter (mm) atau 1 rambut adalah 1:5000. Satu mikron (µm)
per 1 biliun meter (10 -9 meter). Untuk
adalah 1: 1.000.000 meter (m) atau 1: 1000 merahan atau warna yang digunakan
milimeter (mm). sesuai maksud dan tujuan. Jika digunakan
Partikel dengan ukuran nano secara benar, maka hal tersebut dapat
bervariasi antara 1 – 999 nm, namun para menonjolkan kelebihan dan mengurangi
peneliti fokus pada ukuran yang sering ada kekurangan bentuk dan kulit wajah
dalam kosmetik yaitu 1 - 100 nm, (Tranggono & Fatimah, 2007).
meskipun ada pendapat bahwa nilai batas Pewarna alami yang digunakan
yang harus diamati adalah ukuran < 300 pada penelitian ini adalah Monascus
nm. purpureus yang merupakan kapang utama
International Standards pada angkak. Angkak adalah beras yang
Organization (ISO) mengungkapkan difermentasi oleh kapang sehingga
bahwa skala nano (nano scale) harus dalam penampakannya berwarna merah. Angkak
pengertian fisik (physical scale) dan sudah sejak lama digunakan sebagai bahan
kimiawi (chemical scale). Objek nano bumbu, pewarna, dan obat karena
(nano object), harus memenuhi kriteria 3 mengandung bahan bioaktif berkhasiat.
dimensi eksternal dalam skala tersebut, Kapang menghasilkan pigmen yang tidak
yaitu panjang, lebar dan tinggi, sedangkan toksik dan tidak mengganggu sistem
istilah partikel nano (nano particles) kekebalan tubuh (Yuliana et al., 2017).
dipakai bila memenuhi skala nano dalam 3 Perona pipi bertujuan untuk
dimensi partikelnya sekaligus. memerahkan pipi, sehingga penggunanya
Kosmetik berasal dari kata Yunani tampak lebih cantik dan segar. Kadang-
“kosmein” artinya berhias. Kosmetik kadang dipakai langsung, tetapi lebih
secara luas digunakan untuk kecantikan sering sebagai foundation. Perona pipi ini
maupun untuk kesehatan (Polii et al., dipasarkan dalam bentuk Loose atau
2013). compact powder, fat-based make-up,
Salah satu contoh kosmetika emulsi cair atau krim, jernih, dan gel
dekoratif adalah perona pipi, fungsinya (Tranggono & Fatimah, 2007).
adalah untuk memberikan aksen tirus dan Bentuk sediaan produk perona pipi
lebih segar pada wajah. Gradasi warna pada penelitian ini dibuat dalam bentuk
perona pipi tersedia dalam berbagai pilihan sediaan padat atau compact powder.
warna yaitu merah, merah muda, jingga, Pemilihan sediaan dalam bentuk compact
juga kecoklatan. powder bertujuan agar pemakaian perona
Warna perona pipi yang digunakan pipi lebih mudah, hasil akhir yang lembut,
harus disesuaikan, warna kemerah- bebas dari partikel kasar, dan mudah
diaplikasikan. Compact powder adalah Maserasi berlangsung selama 24 jam
sediaan kosmetik dekoratif dan perawatan sambil sesekali dilakukan pengadukan.
kulit yang ditujukan untuk Maserat dikeluarkan dari maserator,
menyembunyikan kekurangan pada kulit kemudian residu direndam lagi beberapa
dan noda (Justitia, 2014). kali sampai maserat tidak lagi
Lesitin merupakan agent emulsifier berwarna.Setelah itu, maserat yang
yang berasal dari kuning telur, dimana bisa dihasilkan diuapkan dengan menggunakan
memperendah tegangan antara lemak dan rotary evavorator sampai terbentuk ekstrak
air, tetapi mampu menjaga kestabilan kental (Harborne et al., 2006).
emulsi dalam sediaan (Hartomo &  Pembuatan Larutan Induk Ekstrak
Widiatmoko, 1993). Larutan induk ekstrak angkak dibuat
METODE PENELITIAN pada konsentrasi 1.000 µg/mL dengan
Alat menggunakan etanol dan air sebagai
Alat-alat yang digunakan dalam pelarut (Woo, 2011).
penelitian ini meliputi timbangan analitik,  Pemeriksaan Kestabilan Zat Warna
mesh 60 dan 100, alat-alat gelas, alat Hasil ekstraksi zat warna diperiksa
maserasi, mortir dan stemper. kestabilannya dengan cara :
Bahan Kestabilan Warna Tanpa Pengaruh
Bahan yang digunakan pada Masing-masing sebanyak 5 mL larutan
penelitian ini adalah talkum (Brataco), induk diencerkan dengan etanol dan
ekstrak angkak, lesitin (Merck), seng aquadest dalam labu ukur 50 mL (1000
stearat (Brataco), sodium lauril sarkosinat µg/mL). Kemudian diukur absorbansinya
(Brataco), titanium dioksida (Brataco), menggunakan spektrofotometri UV-Vis
lanolin (Brataco), setil alkohol (Brataco), pada panjang gelombang maksimum
gliserin (Brataco), DMDM hydantoin (Woo, 2011).
(Brataco), paraffin liquid (Brataco), oleum  Kestabilan Warna dengan Pengaruh
rosae (Brataco). Suhu
 Pembuatan Ekstrak Pemeriksaan kestabilan zat warna
Ekstraksi angkak (Monascus terhadap perubahan suhu dilakukan dengan
purpureus) dilakukan dengan cara dingin memanaskan masing-masingsebanyak 5
menggunakan metode maserasi. Ekstraksi mL sampel dilarutkan dalam aquadest dan
dilakukan dengan cara merendam serbuk juga etanol dalam labu ukur 50 mL hingga
dalam maserator kemudian tambahkan suhu 40OC-100 OC. Kemudian
etanol 96% sampai simplisia terendam. absorbansinya diukur menggunakan
spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang yang telah ditentukan
sebelumnya (Woo, dkk., 2011).
 Kestabilan Warna dengan pH
Pemeriksaan kestabilan zat warna Alas bedak (Foundation) dalam tata
terhadap perubahan pH dilakukan dengan rias wajah menjadi dasar sebelum dibubuhi
cara membuat ekstrak zat warna pada pH bedak.  Foundation dapat menahan bedak,
4-10. Pada pengujian optimasi dilakukan hingga bedak mudah menempel pada kulit
dengan penambahan larutan buffer. wajah, alas bedak juga dapat memperhalus
Masing-masing sebanyak 5 mL sampel permukaan kulit dengan menutupi noda,
ditambahkan buffer fosfat ini campuran luka bekas jerawat, noda kebiruan
Na2HPO4 (monosodium) dengan (couperese) di seputar pipi. Alas bedak
NaH2PO4 (disodium) untuk mendapatkan dapat berfungsi untuk menyamarkan warna
pH yang diinginkan. Kemudian diukur kulit yang pucat dan bayangan gelap di
absorbansinya menggunakan seputar mata.
spektrofotometri UV-Vis pada panjang b.   Bedak (powder)
gelombang yang telah ditentukan
sebelumya (Woo, 2011).
 Kestabilan Warna dengan Pengaruh
Kondisi Penyimpanan
Masing-masing sebanyak 5 mL larutan Bedak adalah campuran homogen
induk dalam aquadest maupun etanol dari beberapa macam bahan yang tidak
disimpan pada temperatur kamar 28 °C larut dalam air. Bahan-bahan bedak
dan pada temperatur 4 °C (kulkas) selama dicampur rata dan disaring beberapa kali,
24 jam. Kemudian diencerkan dengan hasilnya akan berupa serbuk yang sangat
aquadest maupun etanol dalam labu ukur halus dan ditambah pewarna serta parfum
50 mL. Absorbansi diukur dengan sebelum dikemas.
menggunakan spektrofotometri UV-Vis
Syarat bedak yang baik adalah
pada panjang gelombang yang telah
bedak yang mampu menutupi cacat-cacat
ditentukan sebelumnya (Woo, 2011).
kulit secara sempurna, melekat dengan
JENIS-JENIS KOSMETIK DEKORATIF
baik pada kulit, melicinkan kulit, memiliki
a.   Alas bedak (Foundation)
daya serap yang tinggi dan mampu
memantulkan sinar ultraviolet. Sesuai
dengan syarat-syarat tersebut, biasanya paling sederhana, berisi pigmen dan lakes
bedak mengandung : yang digunakan setelah menggunakan
1)   Zinhoxyda, zat yang memberi daya bedak dengan cara dibaurkan pada tulang
penutup. pipi yang menonjol dengan menggunakan
2)   Zink stearat, zat yang memiliki daya kuas perona pipi.
lekat.
d.   Eye shadow
3)   Talcum vanetum, zat yang memberi
daya pelicin.
4)  Calcium Carbonat dan magnesium
carbonat, zat yang mempunyai daya hisap.
5)   Titanium dioxyda, zat yang memiliki
daya penutup yang kuat.
Penggunaan eye shadow dapat
6)   Zat warna dan wangi-wangian.
menampilkan nuansa keindahan pada
Bedak mempunyai daya yang
mata, sehingga tampak lebih bersinar.
menyatu dengan alas bedak dan memberi
Tujuan penggunaan eye shadow adalah
kesan kulit menjadi lembut. Ada dua
untuk mengaksentuasikan mata dan
macam jenis bedak yaitu bedak yang
membuat putih biji mata sehingga mata
berbentuk serbuk (face powder, loose
tampak cemerlang. Eye shadow digunakan
powder) dan bedak padat (compact
di dekat mata dan di kelopak mata bagian
powder/cream puff).
atas. 
c.   Perona Pipi (blus - on atau rouge)
e.   Eye liner (Sipat mata)

Perona pipi (rouge) digunakan Penggunaan eye liner dapat

dengan tujuan untuk mengoreksi wajah, mempertegas bentuk mata dan membuat

sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih mata tampak lebih besar. Jenis eye

segar dan berdimensi. Perona pipi tersedia liner ada yang berbentuk cair, cream atau

dalam bentuk loose, compact powder, fat- dalam bentuk pensil, kosmetik ini

based make-up, emulsi cair atau krim, digunakan pada sekeliling mata dan dibuat

cairan jernih dan gel. Losse atau perona lebih besar agar mata menjadi kelihatan

pipi serbuk adalah bentuk perona pipi yang lebih hidup. Warnanya ada yang
mengkilap dan ada pula yang doff.
f.    Pensil alis (Eye brow pencil)

Pewarna bibir berfungsi untuk memberi


warna pada bibir, sehingga bibir tampak
Bentuk dan ketebalan alis dapat lebih segar. Koreksi bentuk bibir dapat
diperoleh dengan pencabutan sebagian dilakukan dengan menggunakan lipliner,
atau seluruh alis mata dan menggantinya liplife, lipstick/
dengan lukisan alis mata menggunakan lipcolor, dan lipgloss.
pensil alis (eye brow pencil). Pensil alis
berfungsi untuk membentuk alis agar h. Pelembab bibir/lip balam

tampak serasi dengan wajah. Kosmetik


jenis ini selain berbentuk pensil juga
berbentuk cake/padat yang biasa
digunakan dengan sikat alis. Warna pinsil
Sebelum memakai lipstik, sebaiknya bibir
alis ada 3 macam, yaitu cokelat, hitam dan
diolesi dengan lipbalm yang berfungsi
abu-abu.
untuk melembabkan dan membantu

g.   Cat bulu mata (mascara) mencegah bibir pecah-pecah serta


terkelupas. Lipbalm diperlukan agar lipstik
tampak lebih menyatu.

I.   Lipgloss
Maskara berguna untuk
menebalkan, melentikkan dan membuat
bulu mata kelihatan lebih panjang.
Efek glossy atau kesan mengkilat pada
Jenis mascara terdiri atas :
bibir, dapat diperoleh dengan
1)   Maskara cair
menggunakan lipgloss atau lip
2)   Maskara water proof
sheener sehingga bibir terlihat halus,
3)   Maskara dengan conditioner
lembut dan mengkilat. Lipgloss dipakai
4)   Maskara bulu
setelah menggunakan lipstik.
5)   Maskara padat atau cake
h.   Pewarna Bibir atau Lipstick  Evaluasi Sediaan
1) Pengamatan Organoleptik
Dilakukan dengan mengamati Uji Kesukaan juga disebut uji
perubahan-perubahan yang meliputi hedonik, dilakukan untuk mengetahui
bentuk, warna, dan bau pada sediaan tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan
perona pipi (Septiani et al., 2012). yang dibuat (Butler, 2000). Rentangan
2. Uji Homogenitas Warna skor penilaian adalah 4 sampai 1 sebagai
Syarat homogenitas warna yang berikut :
baik adalah zat warna harus terbagi rata a. Sangat suka : 4
didalam pembawa serbuk (Sagarin & b. Suka : 3
Strianse, 1972). c. Kurang suka : 2
3. Uji pH d. Tidak suka : 1
Syarat pH sediaan perona pipi yang 8. Uji Kelembaban
baik sesuai dengan pH kulit secara umum Pengujian kelembaban ini dilakukan
adalah 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, 1997). kepada sukarelawan, uji kelembaban ini
4. Uji Iritasi dilakukan untuk mengetahui kelembaban
Uji iritasi dilakukan dengan cara pada kulit. Pada pengujian ini didapat
mengoleskan sediaan uji pada kulit normal sukarelawan 12 orang dengan masing-
panel manusia untuk mengetahui apakah masing jumlah 3 orang untuk masing-
sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi masing formula F0, FI, FII, dan FIII.
pada kulit atau tidak (Tranggono & Penelitian perona pipi dilakukan selama 2
Fatimah, 2007). minggu dengan waktu pengamatan hari ke
5. Uji Keretakan 2, 4, 6, 8, 10, dan 12.
Sediaan dijatuhkan pada Efektivitas perona pipi dapat
permukaan kayu beberapa kali pada diamati dan dilihat dengan menggunakan
ketinggian 25 cm. Diamati bentuknya, kamera foto dan alat skin moisturizer
sediaan yang tidak pecah dinyatakan analysis yaitu dengan cara
memenuhi syarat (Butler, 2000). membandingkan foto kulit sebelum dan
6. Uji Kekerasan sesudah pemakaian setelah 2 minggu
Sediaan yang diuji kekerasannya (Trookman et al. ,2009).
dengan cara menggunakan alat uji
kekerasan (Hardness tester). Ditandai DAFTAR PUSTAKA
dengan sediaan yang dibuat tidak mudah 1. Hewitt JP. Nanotechnology in
retak dan pecah (Butler, 2000). Sunscreen Cosmetics. In Personal
7. Uji Kesukaan Skin Care, May 2012.
2. Nano Particles in Mineral Make-
Up: http://www.Beautyby
thebatch.com/articles/nanoparticles
mineralmakeup.asp
3. Nano Particles In Cosmetics,
Personal Care Products May Have
4. polii, B., Palandeng, H., & Porong,
V. 2013. Analisis Kandungan
Merkuri pada Kosmetik Pemutih
Wajah yang dijual Pedagang Kaki
Lima. Universitas Sam Ratulangi.
Sagarin, B., & Strianse, G. J. 1972.
Cosmetic: Science and
Technology.
5. Yuliana, A., Singgih, M., Julianti,
E., & Blanc, P. J. 2017. Derivates
of
Azaphilone Monascus Pigments.
Biocatalysis and Agricultural
Biotechnology, 9(1), 183–194.

Anda mungkin juga menyukai