Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

PEMBAHASAN
6.1 Hasil Pengamatan

Gambar 6.1 Sediaan


Mouthwash

6.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yaitu untuk membuat sediaan mouthwash dari zat
aktif alfa-mangostin. Obat kumur merupakan suatu larutan air yang digunakan
sebagai pembersih untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut, estetika, dan
kesegaran nafas (Power dan Sakaguchi, 2006). Mouthwash dapat digunakan juga
sebagai agen anti-inflamasi dan analgesik topikal (Farah et al., 2009). Sampel
yang digunakan disini yaitu ektrak kulit buah manggis yang terdapat didalamnya
senyawa mangostin. Alfa mangostin memiliki berbagai macam bioaktivitas dan
merupakan mayor compound dalam ekstrak kulit manggis, alfa mangostin
memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, anti-malaria, antitumor,
anti-alergi, anti-bakteri, dan antifungi (Pothitirat, et al, 2009)
Tujuan pembuatan mouthwash yaitu untuk mengetahui dan memahamami
cara pembuatan sediaan mouthwash dengan zat aktif alfa-mangostin dan untuk
mengetahui zat tambahan yang sesuai dengan zat aktif alfa-mangostin.
Mouthwash diindikasikan digunakan untuk membunuh bakteri atau
mencegah karies dengan zat aktif alfa mangostin, menurut (Qiu, dkk, 2013) alfa
mangostin bekerja dengan menargetkan inner membrane sel bakteri dan

25
meningkatkan sifat hidrofosibitas alfa mangostin sehinnga terjadilah keborokan
komponen intraseluler sehingga berakibat pada matinya sel.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu dibersihkan alat mengggunakan
alkohol 70% menurut Salim (2013), hal ini berguna untuk menghilangkan semua
jenis organisme hidup yang terdapat dalam alat yang akan digunakan yang dapat
merusak hasil akhir mouthwash. Selanjutnya ditimbang dan diukur semua bahan
yang akan digunakan. Kemudian dikalibrasi botol sampai 50 ml.
Dilarutkan masing-masing bahan dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Sedian larutan dimaksudkan bahwa semua komponen solute harus terlarut, maka
kelarutan & solubility (suatu bahan dalam medium memegang peranan penting.
yang dimaksud dengan kelarutan & solubility (adalah ratio sejumlah solute yang
larut dalam pelarut yang sesuai (Jenkins et al, 1957).
Selanjutnya dicampurkan larutan manitol sebagai pemanis sebanyak 0,05 ml
sebagai pemanis dan sorbitol sebanyak 22,5 ml sebagai humektan menjadi larutan
pertama. Dalam sediaan obat kumur humektan berfungsi menjaga kelembutan
obat kumur dan mencegah terjadinya pengerasan. Bahan-bahan yang digunakan
sebagai humektan antara lain adalah sorbitol, propilenglikol, dan gliserol (Cawson
and Spector, 1987).
Dimasukkan larutan pertama ke dalam larutan ekstrak dan diaduk hingga
homogen. Ditambahkan Natrium benzoat sebagai pengawet dan diaduk hingga
homogen, Asam benzoat juga digunakan sebagai pengawet dalam industri
kosmetik dan farmasi. Umumnya, natrium benzoat digunakan sebagai pengawet
pada konsentrasi 0,1% - 0,5 % (Chipley 2005).
Ditambahkan aquadest sampai pada batas kalibrasi dan dikocok hingga
homogen, dan dimasukkan ke dalam kemasan, dan diberi etiket. Wadah yang
digunakan dalam sediaan obat kumur yaitu wadah yang terbuat dari bahan sintesis
(Voight, 1995).
Setelah sediaan mouthwash telah jadi, dilakukan evaluasi sedian meliputi uji
organoleptik, uji pemeriksaan pH, uji stabilitas fisik sediaan, uji viskositas, uji
bobot jenis, uji volume terpindahkan.

26
Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, aroma, warna, dan
rasa serta penampilan. Uji organoleptis dilakukan dengan melihat secara visual
terhadap bentuk fisik, yang meliputi bau, rasa warna serta kejernihan dari sediaan
mouthwash yang dibuat (Rahayu, 1994). Uji organoleptis dari sediaan kami,
menghasilkan warna kecoklatan (sesuai dengan warna zat aktif), bau khas dari
ekstrak kulit manggis dan tidak menimbulkan bau amis, bentuk sediaan kami
dalam bentuk cairan.
Uji Viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer broke-vield,
sebelum pengukuran diset dengan meratakan permukaan pada mata kucing yang
terdapat pada alat. Selanjutnya sampel diambil 25 ml dicelupkan sampai tanda
batas spindle yang telah ditetapkan, spindle yang dipakai nomor 3, Penggunaan
spindel harus disesuaikan dengan kekentalan suatu bahan yang akan diuji
viskositasnnya. Semakin besar nomor spindle maka semakin kecil bentuk
fisiknya. Spindel nomor 1 untuk cairan dengan viskositas rendah/encer dan nomor
spindel yang lebih besar untuk cairanyang lebih tinggi viskositasnya atau Lebih
kental (Moechtar,1990). Viscometer dinyalakan selama ± 10 detik, kemudian
ditetapkan ukuran dan alat dimatikan. Didapatkan viskositas dari sediaan kami, cp
yang paling sering muncul yaitu 10, 8 cP, tingkat viskositas air murni adalah
1002 µ Pa.s atau sekitar ±1 cP, Semakin dekat tingkat viskositas suatu produk
formulasi dengan tingkat viskositas air, maka semakin mudah dan nyaman
produk tersebut digunakan untuk berkumur.
Uji Pemeriksaan pH diukur dengan menggunakan pH meter. Menurut
(Ditjen POM, 1995), Mula-mula dilakukan kalibrasi elektroda dengan
menggunakan dapar standar pH 4 dan 7 pH sediaan obat kumur yang baik adalah
mendekati pH netral yakni antara pH 6 dan 7. pH sediaan yang dihasilkan adalah
pada pH 7.
Uji Bobot dari sampel ditentukan dengan menggunakan piknometer. Pada
suhu ruangan, piknometer yang bersih dan kering ditimbang (A g). Kemudian
diisi dengan air dan ditimbang kembali (A1 g). Air dikeluarkan dari piknometer
dan piknometer dibersihkan. Sampel (Mouthwash) diisikan kedalam piknometer

27
dan ditimbang (A2 g). Bobot jenis (Mouthwash) dapat diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
Bobot jenis (ρ) = 𝐴2−𝐴𝐴1−𝐴 X Bobot jenis air (1 g/mL) (Helfi, dkk, 2018)
Didapatkan hasil dari perhitungan yaitu bobot jenis dari sediaan mouthwash
ekstrak kulit manggis yaitu 5,6081.
Uji Volume terpindahkan, untuk penetapan volume terpindahkan dilakukan
pemilihan tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur berikut
untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu, dengan
syarat ≥ 95 % (Ditjen POM, 1995), pada praktikum didapatkan volume
terpindahkan dari perhitungan yaitu 100 %, jadi volume terpindahkan dari sediaan
mouthwash telah memenuhi syarat yaitu ≥ 95 %.
Uji stabilitas fisik sediaan dilakukan dengan cara Cycling test Sediaan
larutan mouthwash disimpan pada suhu 40C ± 20C selama 24 jam lalu keluarkan
dan tempatkan pada suhu 400C ± 20C selama 24 jam. Perlakuan ini adalah satu
kali siklus. Percobaan diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik dan pH sediaan
dibandingakan sebelum dan sesudah uji tersebut (Guidance, 2003). Pada
praktikum sediaan kami diuji stabilitas fisik sebanyak 4 siklus,dan dihasilkan
bahwa terjadi pemisahan dengan adanya endapan pada dasar wadah sediaan
mouthwash, menandakan sediaan kami tidak stabil secara fisik.
Adapun kemungkinan kesalahan dari praktikum kali ini yaitu kurangnya
ketelitian praktikan dalam melakukan praktikum sediaan mouthwash.

28

Anda mungkin juga menyukai