Anda di halaman 1dari 2

EVALUASI BODY WASH

Evaluasi sediaan sabun cair disesuaikan dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 06-4085-1996 dengan beberapa tambahan pengujian. Pengujian yang dilakukan
meliputi uji organoleptik sediaan, pengukran pH sediaan, bobot jenis sediaan, uji viskositas,
stabilitas busa, dan uji hedonik.
1. Pengujian Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan melihat secara langsung warna, bau, dan terkstur
dari sabun cair yang terbentuk (Depkes RI, 1995). Menurit SNI, standar sabun cair yang baik
yaitu memiliki bentuk cair, serta warna dan bau yang khas (SNI, 1996).
2. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas dari sediaan. Sediaan salep
yang baik harus homogen tanpa adanya partikel atau serat kasar (Depkes RI, 1995).
3. Pengukuran Viskositas Sediaan
Viskositas formula sabun cair diukur dengan menggunakan viscometer Brookfield
menggunakan spindel CP-52 pada kecepatan dan rate shear yang bervariasi. Pengukuran
dilakukan pada kecepatan 0,10, 0,20, 0,30, 0,40, dan 0,50 rpm dalam 60 detik diantara dua
kecepatan yang berurutan sebagai equilibration dengan rentang shear ratedari 0,2 s -1 hingga
1.0 s-1. Penentuan viskositas dilakukan pada suhu ruangan. Data viskositas diplot pada
rheogram. Hasil pemeriksan viskositas sedian sabun cair diharapkan diperoleh aliran
plastiktiksotropik (Murti dkk., 2012)
4. Uji bobot jenis
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk mengetahui pengaruh bahan-bahan yang
digunakan dalam formulasi sabun cair terhadap bobot jenis sabun yang dihasilkan. Uji bobot
jenis dilakukan dengan memasukan sediaan ke dalam piknometer sampai di atas garis tera
kemudian ditutup. Dimasukan piknometer ke dalam rendaman air es sampai suhu 25ºC.
Permukan air es harus lebih tinggi dari pada permukan dalam piknometer, sehingga semua
sisi piknometer terendam. Biarkan piknometer terendam selama 30 menit kemudian buka
tutup piknometer dan bersihkan bagian luar dengan gulungan kertas saring sampai tanda
garis. Menurut SNI, bobot jenis sabun cair yaitu berkisar antara 1,010-1,100 g/ml (SNI,
1996).
5. Uji stabilitas busa
Untuk mengevaluasi stabilitas busa yang dihasilkan, dilakukan dengan mengambil 5
gram sediaan sabun cair dari formula uji dan kontrol yang dimasukkan ke dalam wadah
tabung ukur kemudian ditambahkan air sebanyak 250 mL, lakukan proses pengadukan
dengan pengaduk mekanik untuk memperoleh kecepatan pengadukan yang seragam,
kemudian ketinggian busa diukur pada menit pertama dan kelima. Stabilitas busa dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H
Stabilitas busa = x 100%
Ho
Dengan Ho adalah pengukuran ketinggian busa awal, dan H adalah pengukuran tinggi busa
setelah 5 menit.
6. Uji pH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sebelum digunakan alat
pH meter dikalibrasi mengunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Satu gram sediaan yang akan
diperiksa diencerkan dengan air suling hingga 10 mL. Elektroda pH meter dicelupkan ke
dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi
tetap kemudian dilakukan pencatatan pada angka yang ditunjuk jarum pH meter (Depkes RI,
1995). Menurut SNI, untuk pH sabun cair yang diperbolehkan antara 8-11 (SNI, 1996).
7. Uji hedonik
Uji hedonik ini dilakukan untuk menilai suatu sampel dengan melibatkan beberapa
panelis atau sukarelawan yang kemudian diminta untuk memberikan pendapatnya atau respon
terhadap kualitas suatu sampel. Penilaian dilakukan terhadap bau, warna, tekstur, busa, kesan
licin atau rasa lengket pada saat pemakaian, iritasi, serta kesan lembut dan halus setelah
pemakaian. Pengujian dilakukan dengan memakai sediaan sabun cair tersebut pada tangan
yang terlebih dahulu dibasahi dengan air, kemudian gunakan sabun cair dan diamkan sampai
sediaan sabun cair mengering (± 10 menit) lalu bersihkan dengan air, apabila tidak terjadi
reaksi kulit yang tidak diinginkan maka sediaan sabun cair tersebut dapat digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Murti, I. K. A. Y., I. P. S. A. Putra, N. N. K. T. Suputri, N. P. D. Wijayanti, and P. S.
Yustiantara. 2017. Optimasi Konsentrasi Olive Oil Tehadap Stabilitas Fisik Sediaan
Sabun Cair. Jurnal Farmasi Udayana. 6(2): 15-17.
SNI. 1996. Standar Mutu Sabun Mandi Cair. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Anda mungkin juga menyukai