Anda di halaman 1dari 2

ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA

I. TUJUAN
1. Memahami teknik ekstraksi senyawa bahan alam menggunakan alat sokhlet
2. Memahami teknik pemisahan menggunakan kromatografi lapis tipis

II. DASAR TEORI


1. Biji Buah Pala (Myristica fragrans Semen)
Tanaman pala merupakan tanaman daerah tropis yang termasuk dalam famili Myristicaceae.
Biji pala merupakan hasil utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi dari tanaman pala. Minyak atsiri
pala dapat diperoleh dari penyulingan biji pala, rendemen minyak biji pala berkisar antara 2–15 %
(rata-rata 12 %) (Mudlofar, 2012). Dalam biji pala, terutama biji yang tua, di samping minyak atsiri,
terdapat komponen yang bersifat tidak menguap yang disebut fixed oil atau disebut mentega pala.
Fixed oil adalah bahan-bahan yang dapat larut dalam pelarut organik, tetapi tidak dapat didestilasi.
Biji pala mengandung fixed oil sebesar 20–40% yang tersusun dari asam miristat, trimiristin dan
gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat. Sementara itu, isolasi trimiristin dari sisa penyulingan
biji pala, hasilnya menunjukkan rendemen trimiristin sebesar 21,60 % dengan kemurnian 89,86%
(Ma’mun, 2013)

2. Trimiristin
Trimiristin merupakantrigliserida yang tersusun atas asam lemak miristat dengan panjang
rantai karbon C14. Komposisi trimiristin terdiri dari asam miristat dan gliserol (Gambar 1). Menurut
Food and Agriculture Organization (FAO) minyak pala mengandung lebih dari 84% trimiristin
Lebih lanjut FAO menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan kimia dunia menyediakan
trimiristin sebagai reagen pada laboratorium untuk penelitian dan pengembangan. Sebagian besar
trimiristin dipergunakan untuk produksi asam miristat dan miristil alkohol dengan memecah
trigliserida trimiristin (Gambar 2). asam miristat dan produk turunannya memainkan peranan penting
pada produk kosmetik. Isopropil miristat dan miristil laktat adalah bahan aktif yang ditemukan dalam
kosmetik
Trimiristin dari lemak pala memiliki keunggulan dibandingkan dengan trimiristin yang
berasal dari minyak kelapa, minyak inti sawit, dan minyak babassu, yaitu tidak memerlukan proses
fraksinasi dalam pemisahannya dan kemurniannya lebih tinggi karena tidak tercampur dengan asam
lemak lainnya, seperti asam laurat dan asam palmitat

3. Sokhlet
Ekstraksi menggunakan Soxhlet dengan pelarut cair merupakan salah satu metode
yang paling baik digunakan dalam memisahkan senyawa bioaktif dari alam.
Cara ini memiliki beberapa kelebihan dibanding yang lain antara lain sampel kontak
dengan pelarut yang murni secara berulang, kemampuan mengekstraksi sampel lebih tanpa
tergantung jumlah pelarut yang banyak. Karena bagaimanapun, dengan alasan toksisitas,
prosedur obat dan pengobatan harus menekan penggunaan pelarut dalam proses farmasetis.
Alat soxhlet adalah suatu sistem penyarian berulang dengan pelarut yang sama yang
menggunakan proses sirkulasi perubahan uap – cair dari pelarut dengan pemanasan. Polaritas
cairan pelarut yang digunakan bergantung dari sifat kimia senyawa aktif yang akan
diekstraksi dan kemampuan menembus membran sel. Penggunaan pelarut juga dapat
mempengaruhi kinetika kristalisasi dan morfologi kristal dari produk

Anda mungkin juga menyukai